Anda di halaman 1dari 11

ANALISA EFEKTIFITAS DENGAN METODE OVERALL

EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FMEA PADA MESIN


FURNACE DI PT. BARATA INDONESIA (Persero)
Mega Yuni Alfathih1, Said Salim Dahda2, M. Zainuddin Fathoni3
1)
Mahasiswi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik
2,3)
Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Gresik
Jl. Sumatra 101 Gresik Kota Baru (GKB), Randuagung, 61121Telp.(031) 3951414 , Faks. (0561)
740186
E-mail : megaalfathih@gmail.com

ABSTRAK

PT. Barata Indonesia (Persero) adalah salah satu perusahaan yang memproduksi komponen dan
peralatan berat yang berbahan besi dan baja khususnya. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah terjadinya
permasalahan kinerja mesin furnace yang terdapat pada foundry 1 di PT. Barata Indonesia (Persero), sehingga
mesin tersebut tidak dapat bekerja dengan efektif. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, maka akan
dilakukan pengukuran dengan metode OEE. Terdapat tiga faktor dalam OEE :Availability (A), Performance
Efficiency (P), dan Rate of Quality Product (Q). Jika nilai OEE belum cukup handal untuk pencarian
penyebab dan pencarian perbaikkan yang akan terkoneksi dengan Six Big Losses, kemudian dilakukan analisis
menggunakan diagram fishbone dan memberikan perbaikkan dengan menggunakan metode FMEA. Rata-rata
nilai OEE ada bulan Januari-Desember 2017 pada mesin furnace 73.45 %. Nilai OEE pada mesin furnace
tersebut belum memenuhi standar OEE kelas dunia yakni sebesar 85 %. Hasil six big losses dan analisis
diagram fishbone menunjukkan bahwa faktor terbesar yang menyebabkan rendahnya pencapaian nilai OEE
pada mesin furnace adalah Reduce Speed Loss, Equipment Failure (Breakdown Loss),Setup and Adjustmen
Loss dan Process Defect Loss. Hasil RPN menunjukkan penyebab kegagalan terbesar pada faktor Reduce
Speed Loss adalah Tap Changer terlalu panas dan terdapat kabel yang menggangu sehingga tidak dapat
berputar dengan RPN sebesar 256.

Kata Kunci : OEE, Six Big Losses, Diagram Fishbone, FMEA

PENDAHULUAN
Peningkatan produktivitas sangatlah berdasarkan aspek kerugiannya, yaitu
penting bagi perusahaan untuk memperoleh Downtime, Speed Losses, dan Defects. Yang
keberhasilan pada proses usahanya. Salah satu dimaksudkan dengan Downtime adalah waktu
contoh peningkatan produktivitas adalah yang terbuang, dimana proses produksi tidak
dengan mengevaluasi kineja fasilitas produksi berjalan seperti biasanya diakibatkan oleh
terganggu atau terhenti sama sekali dapat kerusakan mesin. Downtime mengakibatkan
dikategorikan menjadi tiga, yaitu dikarenakan hilangnya waktu yang berharga untuk
oleh factor manusia, mesin, dan lingkungan. memproduksi barang dan digantukan dengan
Ketiga hal tersebut dapat berpengaruh antara memperbaiki kerusakan yang ada (Nakajima,
satu dengan yang lainnya. 1988). Downtime terdiri dari dua macam
Dalam dunia perawatan mesin, dikenal kerugian. Yaitu Breakdown dan Setup and
istilah Six Big Losses adalah enam keruguan adjustment. Speed Losses adalah suatu keadaan
yang harus dihindari oleh setiap perusahaan dimana kecepatan proses produksi terganggu,
yang dapat mengurangi tingkat efektifitas suatu sehingga produksi tidak mencapai tingkat yang
mesin, Six Big Losses tersebut biasanya diharapkan (Nakajima, 1988). Speed Losses
dikategorikan menjadi 3 kategor utama terdiri dari dua macam kerugian, yaitu Idling
and minor stoppages dan reduced speed.

1
Defects adalah suatu keadaan dimana produk c. Six Big Losses
yang dihasilakn tidak sesuai dengan spesifikasi Menurut Nakajima (1988), kegiatan
yang diminta (Nakajima, 1988). Bila suatu dan tindakan-tindakan yang dilakukan
produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan dalam TPM tidak hanya berfokus pada
spesifikasi, maka produk tersebut tidak dapat pencegahan terjadinya kerusakan pada
memuaskan keinginan konsumen. Hal ini tentu mesin/peralatan dan meminimalkan
merugikan bagi konsumen, juga bagi downtime mesin/peralatan. Rendahnya
perusahaan karena perusahaan harus produktivitas mesin/peralatan yang
mengeluarkan biaya untuk memperbaiki produk menimbulkan kerugian bagi perusahaan
cacat tersebut, sehingga produk tersebut sesuai sering diakibatkan oleh penggunaan
dengan spesifikasi yang diminya. Defects in mesin/peralatan yang tidak efektif dan
process and rework dan reduced yield. efisien terdapat enam faktor yang disebut
PT. Barata Indonesia (Persero) enam kerugian besar (six big losses).
memproduksi komponen dan peralatan berat Adapun enam kerugian tersebut, yaitu
yang berbahan besi dan baja khususnya. Alat equipment failure losses (kerugian karena
yang diproduksi oleh PT. Barata Indonesia kerusakan peralatan), setup and adjusment
(Persero) yang sesuai dengan permintaan para losses (kerugian karena pemasangan dan
konsumen, menjadikan salah satu faktor utama penyetelan), idle and minor stoppages
bagi PT. Barata Indonesia (Persero) untuk losses (kerugian karena beroperasi tanpa
meningkatkan produktivitas dengan cara beban maupun karena berhenti sesaat),
memanfaatkan peralatan produksi seefektfif reduce speed losses (kerugian karena
mungkin. penurunan kecepatan operasi), defect in
process losses (kerugian karena produk
LANDASAN TEORI cacat) dan reduce yield losses (kerugian
a. Teori Efektivitas dan Efisiensi pada awal waktu produksi).
Menurut Moenir (2006), efisiensi d. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
adalah perbandingan atau rasio dari Berdasarkan Omdahl (1988) dalam
keluaran (output) dengan masukan (input). Stamatis (1995), Failure Mode And Effect
Efisiensi mengacu pada bagaimana Analysis (FMEA) adalah teknik rekayasa
baiknya sumber daya digunakan untuk yang digunakan untuk mendefinisikan,
menghasilkan output. Efektivitas adalah mengidentifikasi masalah, kesalahan, dan
derajat pencapaian tujuan dari sistem yang sebagainya dari sistem, desain, proses, dan
diukur dengan perbandingan atau rasio atau jasa sebelum suatu produk atau jasa
dari keluaran (output aktual) yang dicapai diterima oleh konsumen.
dengan keluaran (output) standar yang Proses FMEA terdapat 3 variabel
diharapkan. utama antara lain severity, occuranve, dan
b. Overall Equipment Effectiveness detection. Severity merupakan rating atau
Menurut Nakajima (1988), OEE tingkat yang mengacu pada seriusnya
merupakan ukuran menyeluruh yang dampak dari suatu potensial failure mode.
mengidentifikasikan tingkat produktivitas Occurance merupakan rating yang
mesin/peralatan dari kinerja secara teori. mengacu pada beberapa frekuensi
Pengukuran ini sangat penting untuk terjadinya cacat pada produk isolator. Nilai
mengetahui area mana yang perlu frekuensi kegagalan menunjukan adanya
ditingkatkan produktivitasnya ataupun keseringan suatu masalah yang terjadia
efisiensi Penerapan Metode Overall akibat potential cause.
Equipment Effectiveness (OEE) dan Detection adalah sebuah kontrol
Failure Mode And Effect Analysis proses yang akan mendeteksi secara
(FMEA) dalam Mengukur Kinerja Mesin spesifik akar penyebab dari kegagalan.
Produksi Winding NT-880N untuk Detection adalah sebuah pengukuran untuk
Meminimasi Six Big Losses Reka Integra mengendalikan kegagalan yag dapat
– 275 mesin/peralatan dan juga dapat terjadi. Kriteria severity rating, occurance
menunjukan area bottleneck yang terdapat rating dan detection rating yang digunakan
pada lintasan produksi. berdasarkan kriteria Stamatis (1995).

2
METODOLOGI PENELITIAN Mengidentifikasi penyebab kegagalan yang
a. Lokasi dan Waktu Penelitian tertinggi pada six big losses dilakukan suatu
Penelitian dilakukan di PT. Barata Indonesia analisis dengan menggunakan metode FMEA.
(Persero) yang berlokasi di Jl. Veteran No. 241,
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
Gending, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa DATA
Timur. Pengumpulan data dilakukan pada bulan
April 2018, segala data bersumber dari data Perhitungan OEE Mesin Furnace
tertulis maupun tidak tertulis bagian divisi Perhitungan Availability
Maintenance. 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
Availability = 𝑥 100 % …….(1)
Metodologi penelitian merupakan langkah- 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
langkah yang akan dilakukan dalam penelitian
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Langkah-langkah pemecahan masalah dalam Loading time adalah waktu yag tersedia
pengembangan algoritma ini adalah sebagai (availability) per hari atau per bulan dikurangi
berikut: dengan waktu downtime mesin yang
1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan direncanakan. Operating time merupakan hasil
dilakukan dengan turun langsung ke bagian pengurangan loading time dengan waktu
produksi dan mengamati proses produksi downtime mesin (non-operating time). Maka
dari tahap bahan baku sampai dengan bahan rumusnya sebagai berikut :
jadi.
2. Rumusan Masalah
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 − 𝑃𝑙𝑎𝑛𝑛𝑒𝑑 𝑑𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒
Setelah melakukan survei pendahuluan yang
berhubungan dengan penelitian yang 𝐷𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒 + 𝑆𝑒𝑡 𝑢𝑝 𝑎𝑛𝑑 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
dilakukan, dapat diidentifikasi mesin mana 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 − 𝑆𝑒𝑡 𝑢𝑝 𝑎𝑛𝑑 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
yang memerlukan evaluasi dan perbaikan.
3. Data Penelitian
Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini
adalah data spesifikasi mesin, data kerja Nilai availability Mesin Furnace untuk bulan
mesin, dan data hasil produksi. Januari 2017 adalah sebagai berikut :
4.Perhitungan Overall Equipment Effectiveness
(OEE)
Data yang telah dikumpulkan, kemudian 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 744 𝑗𝑎𝑚 − 93 𝑗𝑎𝑚 = 651 𝑗𝑎𝑚
diolah agar dapat digunakan dalam 𝐷𝑜𝑤𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = 40 𝑗𝑎𝑚 + 23.35 𝑗𝑎𝑚 = 63.35 𝑗𝑎𝑚
penelitian. Pengolahan data menggunakan
OEE ini diawali dengan penentuan nilai 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 651 𝑗𝑎𝑚 − 63.35 𝑗𝑎𝑚
availability ratio, performance efficiency, = 587.75 𝑗𝑎𝑚
dan rate of quality product. 587.75
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100% = 90.28 %
5. Identifikasi Six Big Losses 651
Perhitungan six big losses dilakukan untuk
mengidentifikasi kerugian seperti kerusakan
alat, kerugian persiapan, kerugian kerusakan
produk dan kerusakan lainnya yang dapat
merugikan perusahaan.

6. Analisis Losses Terbesar Menggunakan


Diagram Tulang ikan (Fishbone Diagram).
Setelah mendapatkan nilai six big losses,
kemudian selanjutnya menganalisis hasil
nilai six big losses yang paling signifikan
menggunakan diagram Tulang Ikan
(fishbone Diagram).
7. Identifikasi losses terbesar menggunakan
failure mode and effect analysis (FMEA)

3
Tabel 1Nilai Availability Mesin Furnace bulan Tabel 2 Nilai performance Efficiency
Januari s/d Desember 2017 Mesin Furnace bulan Januari s/d
Ha
Pla
nne brea Ava
Desember 2017.
Set up Dow Load
ri d kdo Oper ilabl
& ntim ing
Ker Do wn ating e
Bulan adjust e Time
ja wnti time Time Tim Ideal
ment (jam (jam
(ja me (jam (jam) e Processed Waktu
m)
(jam)
(ja )
) )
(%) Cycle
BULAN Amount Operasi PE (%)
m) Time
(ton) (jam)
Januar 744
23.25 93 40.00
63.2 651.0 587.7 90.2 (jam/ton)
i .00 5 0 5 8
Febru 672 55.7 585.0 529.2 90.4
21.75 87 34.00 Januari 1235 0.4 587.75 84.04
ari .00 5 0 5 7
744 55.2 651.0 595.7 91.5 Februari 1120 0.4 529.25 84.65
Maret 23.25 93 32.00
.00 5 0 5 1 Maret 1120 0.4 595.75 75.20
: : : : : : : : : : : : : :
: : : : : : : : : : : : : :
: : : : :
: : : : : : : : :
: : : : :
: : : : : : : : :
Dese 744 90.2 651.0 560.7 86.1
Desember 1235 0.4 560.75 88.10
23.25 93 67.00 TOTAL 14645.00 6820.50 1021.67
mber .00 5 0 5 4

TOT
876
109 567.0 841. 7662. 6820. 106
RATA-RATA 85.95 %
0.0 275
AL 8 0 50 00 50 8.37
0
89.0
RATA- RATA
3
Perhitungan Rate of Quality Product

Perhitungan Performance Efficiency


Untuk menghitung nilai Rate of Quality
Product menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 =
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑥 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑥 100% ..............(2) 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡−𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝐴𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
𝑥 100%………….(3)
Ideal Cycle time pada mesin furnace adalah 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡

waktu proses yang diharapkan dapat dicapai


dalam keadaan optimal atau tidak mengalami Nilai rate of quality product mesin furnace
hambatan selama proses produksi. untuk bulan Januari 2017 adalah sebagai
berikut :
Ideal Cycle time pada mesin furnace = 8
jam/22.72 ton = 0.352 jam/ton (dibulatkan 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡
menjadi 0.4 jam/ton) 1235 − 52.95
= 𝑥 100%
1235
(keterangan : dalam 1 shift (8 jam)
menghasilkan 22.72 ton) = 95.71 %

Nilai performance Efficiency mesin furnace


untuk bulan Januari 2017 adalah sebagai
berikut :

𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦
1235 𝑡𝑜𝑛 𝑥 0.4
= 𝑥 100%
587.75 𝑗𝑎𝑚
= 84.04%

4
Tabel 3 Nilai Rate of Quality Product Mesin
Furnace bulan Januari s/d Desember 2017 Perbandingan Nilai OEE dengan Standar
Proces
Nilai OEE Kelas Dunia
Jumlah
s AFKIR
BULAN Cacat QR
Amoun (ton)
(ton) Perbandingan nilai OEE yang terukur dengan
t (ton)
standar nilai OEE kelas dunia dilakukan untuk
Januari 1235 15.60 15.60 98.74
mengetahui jika nilai OEE yang terukur kurang
Februari 1357 10.60 10.60 99.05 dari standar nilai OEE kelas dunia dapat
Maret 1120 16.60 16.60 98.52 disimpulkan bahwa harus dilakukan tindakan
: : : : : perbaikan, sedangkan jika nilai OEE yang
: : : : :
: : : : :
terukur lebih dari atau sama dengan standar
: : : : : nilai OEE kelas dunia dapat disimpulkan bahwa
Desember 1235 12.50 12.50 98.99 sudah memenuhi standar.
14632. 1,186.
TOTAL 161.42 161.42
00 79
98.90
Tabel 5 Perbandingan Nilai OEE Mesin
RATA-RATA furnace bulan Januari s/d Desember 2017
%
dengan Nilai OEE kelas Dunia
Perhitungan OEE
AR PR QR OEE
BULAN Keterangan
(%) (%) (%) (%)
Setelah nilai dari availability, performance
efficiency dan rate of quality product pada Januari 90.28 84.04 98.74 74.92 Improve
mesin furnace diperoleh, maka dapat dilakukan
Februari 90.47 84.65 99.05 75.86 Improve
perhitungan nilai OEE agar diketahui besarnya
efektifitas mesin furnace dengan menggunakan Maret 91.51 75.20 98.52 67.80 Improve
rumus sebagai berikut : :
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: : : : : :
: : : : : :
OEE
= 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 (%)𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 (%) Desember 86.14 88.10 98.99 75.12 Improve
RATA- 89.03 85.95 98.90 75.66
𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡 (%) …………….…(4) RATA % % % %
Improve
OEE
Perhitungan nilai OEE bulan Januari 2017 Kelas 90.00 95.00 99.00 85.00
Dunia
mesin furnace yaitu:
OEE = (90.28 % 𝑥 84.04 % 𝑥 98.74 %)
Perhitungan Six Big Losses Mesin Furnace
= 74.92 %
Dari perbandingan nilai OEE mesin furnace
dengan standar nilai OEE kelas dunia,
Tabel 4 Nilai Overall Equipment Effectiveness
perusahaan perlu melakukan tindakan
Mesin Furnace bulan Januari s/d Desember
perbaikan (Improve) untuk mengetahui
2017
penyebab rendahnya nilai OEE pada mesin
OEE
tersebut, maka dari itu perlu dilakukan
BULAN AR (%) PE (%) QR (%) perhitungan six big losses yang terjadi pada
(%)
mesin furnace yaitu equipment failure
Januari 90.28 84.04 98.74 74.92 (breakdown loss), setup and adjustment loss,
Februari 90.47 84.65 75.86
idling and minor stoppage, reduce speed loss,
99.05
process defect loss dan reduce yield loss.
Maret 91.51 75.20 98.52 67.80
Berikut perhitungan enam losses yang terjadi
: : : : :
: : : : : pada mesin furnace.
: : : : :
: : : : :

Desember 86.14 88.10 98.99 75.12 Equipment Failure (Breakdown Loss)


TOTAL 1068.37 1021.33 1186.79 907.96
RATA- Kerusakan mesin atau peralatan secara tiba-tiba
89.03 % 85.95 % 98.90 %
RATA 75.66 %
yang mengakibatkan mesin produksi tidak

5
dapat beroperasi, untuk menghitung equipment Tabel 7 Setup and Adjusment Loss Mesin
failure (breakdown loss) menggunakan rumus: Furnace Bulan Januari s/d Desember 2017
Total
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐹𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒 = Waktu Loading Setup and
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑥 100%…………………..(5) Bulan Setup and Time Adjusment
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Adjusment (Jam) Loss (%)
Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat
(Jam)
dihitung equipment failre (breakdown loss)
mesin furnace bulan Januari2017yaitu: Januari 23 651.00 3.57
Februari 22 585.00 3.72
40 𝑗𝑎𝑚 Maret 23 651.00 3.57
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑝𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐹𝑎𝑖𝑙𝑢𝑟𝑒 = 𝑥 100 % = 6.14 %
651 : : : :
: : : :
Tabel 6 Equipment Failure (Breakdown Loss) : : : :
: : : :
Mesin Furnace Bulan Januari s/d Desember
2017 Desember 23 651.00 3.57
Equipment Total
Loading 275 7662.00 43.00 %
Breakdown Failure
Bulan Time RATA-RATA 3.58 %
Time (jam) (Breakdown
(Jam)
Loss ) (%)
Januari 40.00 651.00 6.14 Idling and Minor Stoppage
Februari 34.00 585.00 5.81
Maret Kerugian yang diakibatkan oleh mesin yang
32.00 651.00 4.92
: : : :
mengalami pemberhentian sesaat, untuk
:
:
:
:
:
:
:
:
menghitung Idling and Minor Stoppage
: : : : digunakan rumus :
Desember 67.00 651.00 10.29
Total 567.00 7662.00 88.63 % 𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑑 𝑀𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑆𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 =
𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒
RATA-RATA 7.29 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
…………………………….(7)

Setup and Adjustment Loss


Untuk mendapatkan nilai Non Productive =
Kerugian dikarenakan karena adanya waktu time Breakdown + Planned downtime + Waktu
yang tercuri akibat setup akibat waktu setup setup and adjustment.
yang lama, untuk menghitung setup and Dengan menggunakan rumus di atas maka
adjustment loss menggunakan rumus: dapat dihitung setup and adjustment loss mesin
furnace bulan Januari 2017 sebagai berikut :
𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 𝑎𝑛𝑑 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑢𝑝 𝑎𝑛𝑑 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 Non Productive = 40 + 93 + 23.25 =156.26
𝑥 100%.......................(6)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
156.25
𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑑 𝑀𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑆𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 =
Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat 651
= 0.24 %
dihitung setup and adjustment loss mesin
furnace bulan Januari s/d Desember 2017
sebagai berikut :
323
𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 𝑎𝑛𝑑 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100%
651
= 3,57 %

6
Tabel 8 Idlling and Minor Stoppage Mesin Proses Defect Loss
Furnace Bulan Januari s/d Desember 2017
Kerugian dikarenakan produk hasil produksi
Total Non mengalami kekurangan (cacat) setelah keluar
Loading Setup and
Productive
Bulan Time Adjusment dari proses produksi, untuk menghitung process
Time
(Jam) Loss (%)
(jam) defects loss menggunakan rumus :

Januari 156.25 651.00 0.24 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =


Februari 142.75 585.00 0.24 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡
Maret 148.25 651.00 0.23
𝑥 100%........(9)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
: : : :
: : : :
: : : :
: : : : Reduce Yield Loss
Desember 183.25 651.00 0.28
Total 1939.50 7662.00 3.04 % Kerugian akibat perbedaan kualitas produk dari
RATA-RATA 0.25 % mesin pertama kali dinyalakan dengan mesin
yang stabil, untuk menghitung reduce yield loss
Reduce Speed Loss dapat menggunakan rumus :

𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝐿𝑜𝑠𝑠 =


Merupakan kerugian yang disebabkan mesin
mengalami penurunan kecepatan, untuk 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑
𝑥 100%............................(10)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
menghitung reduce speed loss menggunakan
rumus :

𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 𝐿𝑜𝑠𝑠 =


Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒−(𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑟𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡)
𝑥 100%......(8)
dihitung reduce yield loss mesin furnace Bulan
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒
Januari 2017 :

0.4 𝑥 12.60
Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat 𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100%
dihitung reduce speed loss mesin furnace bulan 651
= 0.68 %
Januari 2017:
Tabel 10 Reduce Yield Loss Mesin Furnace
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 𝐿𝑜𝑠𝑠
587.75 − (0.4 𝑥 1235) Bulan Januari s/d Desember 2017
= 𝑥 100% = 14 %
651 Ideal Process
Hilang saat Loading
Cycle Defect
Tabel 9 Reduce Speed Loss Mesin Furnace Bulan Pemanasan Time
Bulan Januari s/d Desember 2017 Time Loss
(ton) (Jam)
Proces Ideal (ton/jam) (%)
Loadi Reduced
Operatin sed Cycle Januari 0.4
ng Speed 15.60 651.00 0.84
Bulan g Time Amou Time Februari 0.4
Time Loss 10.60 585.00 0.72
(jam) nt (jam/k Maret 0.4
(jam) (%) 16.60 651.00 1.02
(ton) g) : : : : :
Januari : : : : :
587.75 1235 0.4 651.00 14.00
Desember 0.4
Februari 529.25 1120 0.4 585.00 13.00 12.50 651.00 0.77
Total 4.8
Maret 161.42 7662.00 9.98
595.75 1120 0.4 651.00 22.00
: : : : : :
: : : : : :
: : : : : :
Dari perhitungan enam losses dari six big losses
: : : : : : yang terjadi pada mesin furnace yaitu
Desembe
560.75 1235 0.4 651.00 10.00
equipment failure (breakdown loss), setup and
r adjustment loss, reduce speed loss, process
Total 6820.50
14645.
4.8
7662.0
146.00 defect loss dan reduce yield loss, selanjutnya
00 0
akan dilakukan perhitungan persentase time
RATA-RATA 12.17
loss-nya yang dapat dilihat pada Tabel 12.

7
Tabel 11 Rata-rata Losess Mesin Furnace
Bulan Januari- Desember 2017 Matrial Manusia
Equipm
Losess Proc
ent Setup Idling Reduc Redu
ess Pemasangan
Failure and and e ce baut clamping
defec oleh operator
(breakd Adjustm Minor speed yield kurang kencang
t
own et loss Stoppag loss loss( Breakdo
loss( wn Loss
loss) (%) e (%) (%) %)
Bulan %)
(%)
Motor bekerja
Januari 6.14 3.57 0.24 14.00 00.00 0.84 overload

Februari 5.81 3.72 0.24 13.00 00.00 0.72


Maret 4.92 3.57 0.23 22.00 00.00 1.02 Mesin
Metode

Gambar 1 Diagram Sebab Akibat Breakdown


Desembe Loss
10.29 3.57 0.28 10.00 00.00 0.77
r
Manusia
88.63 146.00 Matrial
Total 43.00% 3.04% 00.00 9.98
% %
Rata- Perencanaan kerja
12.17 0.83
7.29 % 3.58% 0.25% 00.00 yang kurang tepat
Rata % %
Setup
and
Adjustm
et loss
Fishbone Diagram (Diagram Sebab Akibat) Penentuan
perumusan /
perencanaan
Diagram sebab akibat ini digunakan untuk bahan
mencari semua untuk penyebab yang di duga
menimbulkan akibat sehingga timbul suatu Mesin
Metode
masalah. Dengan demikian diagram ini dapat
juga digunakan untuk menentukan faktor-faktor
Gambar 2 Diagram sebab Akibat Setup and
yang menyebabkan karakteristik kualitas
Adjustmet loss
menyimpang dari spesifikasi yang sudah
ditetapkan.
Dari ke enam losses terdapat empat losses yang Matrial Manusia

terbesar dimana untuk faktor availability yaitu


Equipment Failure (breakdown loss) dan Setup
and Adjustment loss, faktor performance yaitu Reduc
e
reduce speed loss dan di faktor quality yaitu Speed
Reduced Yield loss. Terjadi
loss

pengeroposan Tap changer


pada slang terlalu panas dan
terdapat kabel
yang
menggangu.

Mesin
Metode

Gambar 3 Diagram Sebab Akibat Reduce


Speed Loss

8
Matrial Manusia

Reduced
Yield
Loss
Laser gerinda Pemilihan bahan
sensor redup logam banyak
mengandung karat

Mesin
Metode

Gambar 4 Diagram Sebab Akibat Reduce


Yield Loss

FMEA (FailureMode Effect Analysis)


Menurut Khoirudin (2018) FMEA merupakan
suatu prosedur terstruktur yang digunakan
untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak
mungkin mode kegagalan. Resiko
dikategorikan sebagai resiko kritis apabila
memiliki nilai RPN diatas memiliki nilai tinggi. Kesimpulan
Tabel 12 Kuisioner FMEA
1. Nilai Overall Equipment
Effectiveness (OEE) rata-rata mesin
Furnace selama Bulan Januari s/d
Desember 2017 berada dipada 75.66
%, dengan faktor Availability yang
hanya sebesar 89.03 %, Performance
Efficiency yang hanya sebesar 85.95 %,
Quality Rate sebesar 98.90 %. Dari
rata-rata nilai OEE pada mesin
furnacebelum mencapai nilai standr
OEE kelas dunia yaitu 85 %. Mak dari
itu, perlu tindakan perbaikan (improve)
untuk meningkatkan nilai OEE yang
terukur.
2. Ada 6 kerugian utama yang ada dalam
Analisa dan Usulan Perbaikkan penelitian ini, yaitu Breakdown Losses,
Usulan perbaikan yang dilakukan untuk mengurani Setup and Adjustment Losses, Idling
penyebab kegagalan yang terjadi pada Mesin
and Minor Stoppage Losses, Reduce
Furnace yaitu Tapp changer tidak dapat berputar
dengan nilai RPN 356, Baut Clamping sepatu
Speed Losses, Process Defect, Reduced
electrode putus dengan nilai RPN 324, Tidak adanya Yield Loss. Dari keenam kerugian ini
bahan baku yang dipanaskn nilai RPN 304 dan menyebabkan kurang optimalnya suatu
banyaknya retakan setelah proses produksi dengan Mesin Produksi, dari ke enam dibagi
nila i RPN sebesar 169. menjadi 3, yaitu Aviability yang
memiliki dua sektor yaitu Break down
Loss dan Set up & adjustment loss,
sedangkan Performansi memiliki dua
sektor yaitu Idling and Minor Stoppage
Losses dan Reduce Speed Losses,
terakhir Quality yaitu Process Defect,
Reduced Yield Loss. Untuk
performance faktor yang paling besar

9
menciptakan loss adalah di sektor didapatkan usulan perbaikan yaitu :
Reduce Speed loss nya dengan sebesar Melakukan pengecekan terhadap bahan
12,17 %, sedangkan untuk baku yang mau di proses dan
availabilitydi sektor breakdown loss melakukan manajeman penyimpanan
sebesar 7,29 % dan pada quality berada bahan baku yang tepay.
di sektor Reduced Yield Loss dimana h. Laser gerinda sensor redup pada hasil
nilainya sebesar 0.83 %. coran dari Mesin furnace didapatkan
usulan perbaikan yaitu : pengecekkan
3. Rekomendasi perbaikan yang preventif terhadapt gerind.
diusulkan untuk meningkatkan nilai OEE yaitu i. Pada material terjadi oksidasi dengan
: udara dari mesin furnace maka
a. Dari penyebab kegagalan Tap changer didapatkan usulan perbaikan yaitu :
terlalu panas dan terdapat kabel yang melakukan pengecekan terhadap bahan
menggangu sehingga tidak dapat baku dan hasil coran dan pengecekan
berputar pada mesin furnace suhu coran.
didapatkan usulan perbaikan yaitu : Referensi
Melakukan perbaikan Kabel secara Akbar, Muhammad Wahyu Kurniawan. 2016.
preventif. “Usulan Peningkatan Performa
b. Dari penyebab kegagalan terjadinya Mesin Pompa Hydrazine Berdasarkan Analisa
pengeroposan pada slang, maka Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE)
dilakukan pergantian pada mesin Pada PLTU 4 PT. PJB UP Gresik”. Gresik:
Furnace didapatkan usulan perbaikan Skripsi Universitas Muhammadiyah Gresik.
yaitu : Melakukan perbaikan dan Ansori, Nachnul dan M. Imron Mustajib. 2013.
pengecekkan secara preventif dan Sistem Perawatan Terpadu. Edisi Pertama.
menentukan umur atau masa pakai Yogyakarta: Graha Ilmu.
slang dan clamp. Anugrah, Lisye Firtria.” Usulan perbaikan
c. Tidak adanya bahan baku yang akan kualitas produk menggunakan metode
dipanaskan,karena terdapat fault tree analysis (fta) dan failure mode and
keterlambatan pengiriman bahan baku. effect analysis (fmea) di pabrik roti baritone”.
Maka dilakukan usulan perbaikan yaitu Jurnal Teknik Industri. Bandung. Institut
: perlunya dilakukan tindakan Teknologi Nasinal (Itenas) Bandung. Dari
penjadwalan bahan baku. https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaintegr
d. Tidak adanya operator yang menjaga a/article/view/914. (Diakses tanggal 1 Juni
mesin dikarenakan kurangnya 2018).
Perencanaan kerja yang kurang tepat, Khoirudin. 2017. “Analisa Nilai Overall
atau terdapat trouble pada mesin. Maka Equipment Effectiveness (OEE) pada Nail
dilakukan usulan perbaikan yaitu : Machine Type C.Gresik. Gresik: Skrispi
dilakukan tindakan penjadwalan Universitas Muhammadiyah Gresik.
operator sehingga mesin dapat di setup Murnawan, Mustofa. 2014. “Perencanaan
tepat waktu. Produktivitas kerja dari hasil Evaluasi
e. Clamping yang tidak bisa menahan Produktivitas dengan metode Fishbone
karena Pemasangan baut clamping oleh Diagram di perusahaan Percetakan kemasan
operator kurang kencang Overload PT. X” . Jurnal Heuristic Vol. 11 No. 1.
pada mesin furnace didapatkan usulan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
perbaikan yaitu : melakukan Surabaya.
pengecekan secara preventif. Nursanti, Yoko Susanto. 2014 “Analisis
f. Motor tilting bekerja terlalu overload perhitungan Overall Equipment Effectiveness
sehingga perlu diberikan perbaikan (OEE) pada mesin packing untuk
pada mesin furnace didapatkan usulan meningkatkan nilai availabitily. Surakarta.
perbaikan yaitu : melakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
pengecekan preventif dan shutdown 1. Rozaq, Puryani, , Eko Nursubyanto.
tahunanagar mesin tidak terllu bekerja 2015 ”Penerapan Overall Equipment
secara overload. Effectiveness (Oee) dalam Implementasi Total
g. Bahan logam banyak mengandung Productive Maintenance (TPM) Studi Kasus di
karat pada hasil mesin furnace PT. Adi Satria Abadi Kalasan”. Jurnal Teknik

10
Industri. Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Yogyakarta. Yogyakarta. Darri
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi/article/
view/2169. (Diakses tanggal 1 Juni 2018).
Suliantoro, Novie Susanto, Heru Prastawa,
Iyain Sihimbong, Anita M. 2017. “Penerapan
Metode Overall Equipment Effectiveness
(OEE) dan Fault Tree Analysis (FTA) untuk
mengukur efektifitas mesin reng”, Jurnal
Teknik Industri, Vol.12, No. 2, Hal 105-118.
Universitas Diponogoro. Semarang.
Triwardani, Arif Rahman, Ceria Ferela Mada
Tantrika. 2013. “Analisis Overall Equipment
Effectiveness (OEE) dalam meminimalisi six
big losses pada mesin produksi dual filters
DD07”. Jurnal Teknik Industri. Universitas
Brawijaya. Malang. Dari
http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jr
msi/article/view/44, (diakses tanggal 1 Juni
2018).

11

Anda mungkin juga menyukai