Tinjauan pustaka

Pengaruh Imunitas Anak Terhadap Penyakit Herpes Zoster

Dian anggraini
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida wacana
Alamat Koresponden : dian.102019135@civitas.ukrida.ac.id

Asbtrak
Penyakit Herpes Zoster banyak terjadi di usia dewasa dan usia tua dan kerap di alami oleh anak-anak. Virus
Varisela-Zoster yang menyebabkan penyakit herpes zoster. Perubahan musim , jenis kelamin dan ras sama sekali
tidak berpengaruh pada penyakit herpes zoster . Gatal yang di timbulkan dari gejala herpes zoster mengakibatkan
anak-anak menggaruk yang akhirnya menjadi luka sehingga struktur dan fungsi anatoms normal rusak. Penyakit
herpes zoster tidak menutup kemungkinan terjadi pada anak-anak. Penyebab terjadinya herpes zoster biasanya
disaat usia dusah menua dan mengalami difungsi pada imunitas seluler. Pasien dalam keadaan supresi imun akan
memiliki risiko sekitar 20-100 kali lebih berkemungkinan terkena herpes dibandingkan pasien yang
imunokompeten. Dengan itu, penulisan ini untuk melihat bagaimana anak-anak dapat terkena herpes. Sedangkan
, yang biasanya terkena adalah orang dewasa.
Kata kunci
Anak, Herpes
Abstract
Herpes Zoster disease often occurs in adulthood and old age and is often experienced by children. Varicella-
Zoster virus that causes shingles. Changes in season, sex and race have absolutely no effect on shingles. Itching
caused by symptoms of shingles causes children to scratch which eventually becomes injured so that the
structure and function of normal anatoms is damaged. Shingles does not rule out the possibility of occurring in
children. The cause of shingles is usually at the age of difficulty aging and dysfunction in cellular immunity.
Patients in a state of immune suppression will have a risk of about 20-100 times more likely to get herpes than
immunocompetent patients. With that, this writing is to see how children can get herpes. Meanwhile, adults who
are usually affected.
Keywords

Child, Herpes
PENDAHULUAN
Virus Varisela-Zoster yang
menyebabkan penyakit herpes zoster 1. Penyakit
Herpes Zoster banyak terjadi di usia dewasa dan
usia tua dan kerap di alami oleh anak-anak.
Penelitian menunjukan bahwa herpes terjadi
pada umur 39- 59 tahun pada usia dewasa dan
usia di atas 59 tahun untuk usia tua 2. Penyakit
ini kemungkinannya sangat kecil terjadi pada
anak anak 3.
Timbul rasa nyeri pada kulit kepala,dahi
dan salah satu sisi wajah adalah gejala awal
penyakit Herpes zoster. Penyakit ini sulit di
diagnosis karna gejala awalnya tidak terjadi
ruam pada kulit. Setelah beberapa hari
merasakan nyeri barulah muncul ruam pada
kulit. Awalnya muncul kemerahan di kulit dan
muncul benjolah kecil berisi cairan yang mudah
pecah. Lesi pada kulit akan menyebabkan
jaringan parut yang dapat sembuh dengan waktu
yang cukup lama sampai berminggu-minggu 4.
Perubahan musim , jenis kelamin dan ras sama
sekali tidak berpengaruh pada penyakit herpes
zoster . Tetapi, penyakit ini akan terus
meningkat seiring bertambahnya usia 5. Ada
beberapa literature yang mengatakan beberapa
penyebab menurunnya imunitas yang
mengakibatkan reaktivasi virus zoster adalah
beban kerja berlebih, adanya masalah dalam
keluarga , timbul depresi dan terjadi gangguan
kecemasan 6.
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini
adalah untuk melihat bagaimana kalangan umur
yang bisa mengidap penyakit herpes zoster . lalu
, mengapa sekarang banyak anak-anak juga
terkena herpes zoster.
PEMBAHASAN
Penyakit herpes zoster adalah penyakit
yang timbul karna adanya virus varisela-zoster.
Virus ini menyerang kulit. Infeksi dari penyakit
ini dapat terjadi karna sebelumnya telah terjadi
infeksi pertama atau infeksi primer. Varisela-
zoster menyebabkan infeksi pertama yaitu
ppenyakit varisela atau sering kita sebut cacar
air. Infeksi laten yang dibentuk oleh virus ini di
ganglia dorsal inilah yang menyebabkab
penyakit herpes zoster ini timbul 7.
Gejala awal dari penyakit herpes zoster
adalah timbul rasa nyeri pada kilit kepala, dahi
dan salah sisi pada wajah. Jika dalam persentase,
90% penderita herpes pasti akan merasakan
nyeri . Pasien yang merasakan nyeri bisa ada 2
kemungkinan macam nyeri yaitu nyeri akut dan
kronis. Rasa nyeri ini dapat berdampak turunnya
kualitas hidup1. Herpes zoster adalah penyakit
yang sulit di diagnosis karna gejala awal dari
penyakit ini tidak terjadi ruam, setelah beberapa
hari merasakan nyeri barulah muncul ruam di
area kulit. Jaringan parut dapat timbul akibat lesi
pada kulit. Penyakit ini dapat sembuh pada
waktu cukup lama , berhari-hari atau berminggu-
minggu 4. Herpes zoster tidak dapat di pengaruhi
oleh apapun seperti jenis kelamin, ras, dan
perubahan musim. Tetapi ,penyakit ini akan
terus meningkat seiring bertambah usia5. Ada
beberapa literature yang mengatakan beberapa
penyebab menurunnya imunitas yang
mengakibatkan reaktivasi virus zoster adalah
beban kerja berlebih, adanya masalah dalam
keluarga , timbul depresi dan terjadi gangguan
kecemasan 6.
Gatal yang di timbulkan dari gejala
herpes zoster mengakibatkan anak-anak
menggaruk yang akhirnya menjadi luka.
Struktur dan fungsi anatoms normal rusak akibat
serangan dari luar atau dalam kulit biasa di sebut
luka. Luka dapat beresiko terkena infeksi,luka
akut maupun kronik. Sebaiknya dalam proses
penyembuhan luka, luka harus tetap kering. Jika
luka tidak di rawat, akan mengakibatkan luka
sukar untuk sembuh. Akibat dari lamanya proses
penyembuhan, luka tersebut dapat infeksi. Bila
terjadi infeksi nantinya akan banyak terjadi
komplikasi pada penyakit tersebut8. Maka dari
itu,jika terdapat gejala-gejala herpes zoster harus
di rujuk ke rumah sakit atau dokter spesialis
yang mengerti tentang penyakit ini agar
langsung di tangani dengan prosedur yang benar
agar tidak terjadi komplikasi seperti yang tadi
sudah di jelaskan.
 Penelitian menunjukan bahwa herpes
terjadi pada umur 39- 59 tahun pada usia dewasa
dan usia di atas 59 tahun untuk usia tua .
Penyakit ini kemungkinannya sangat kecil
terjadi pada anak anak 8. Insiden HZ 1,5 – 3
orang dari 1000 penduduk pada semua kalangan
umur dan 7-11 orang dari 1000 pendudukan
dalam 1 tahunnya terdapat usia lebih dari 160
tahun, dan itu terdapat di Negara Eropa dan
Amerka Utara9. Peningkatan penyakit herpes
zoster ini di sebutkan di beberapa penelitian,
karna pasien tidak mendapatkan vaksin yang
umurnya berkisar 85 tahun mendapat risiko
mengidap HZ sebanyak 50% dan 3%
memerlukan perawatan di rumah sakit.
Penyebab terjadinya herpes zoster biasanya
disaat usia dusah menua dan mengalami difungsi
pada imunitas seluler. Pasien dalam keadaan
supresi imun akan memiliki risiko sekitar 20-
100 kali lebih berkemungkinan terkena herpes
dibandingkan pasien yang imunokompeten11.
Virus Varisela-Zoster yang menyebabkan
penyakit herpes zoster12. Infeksi pertama akan
menjadi varisela(cacar air) dan reaktivasi
menjadi herpes zoster. Awalnya , virus ini
menginfeksi sel T CD4 dan CD8 . untuk
mengakhiri viremia di butuhkan imunitas seluler
yang spesifik. Adanandai adanya imunitas
terharap virus ini .
Virus sangat mudah untuk menular,
maka dari itu virus ini tidak memandang usia.
Mengapa banyak anak dari mulai balita sudah
bisa terkena herpes? Karna , biasanya balita
sampai anak-anak suka di pegang- pegang oleh
orang dewasa. Mungkin saja orang dewasa
tersebut membawa virus varicella zoster ini dan
kemudian menularkan herpes zoster. Dari virus
herpes dapat berkembang menjadi berbagai
macam herpes.
HSV-1 ,Gingivostomatis herpetic akut,
penyakit ini yang biasanya terjadi pada kalangan
anak umur 1-3 tahun. Terdiri dari lesi selaput
lender mulut , demam dll. Kemudian ,Herpes
neonatal adalah infeksi dari HSV-2 ini terjadi
pada bayi yang baru lahir. Virus ini terkena pada
bayi yang baru lahir lewat kontak lesi herpeyik
saat kelahiran . Untuk mengindarinya, bisa saja
di lakukan persalinan melalu operasi bedah
Caesar kepada wanita hamil yang terdapat lesi-
lesi herpes.
SIMPULAN
Penyakit herpes zoster tidak menutup
kemungkinan terjadi pada anak-anak. Persentase
terjadinya penyakit ini pada anak memang kecil
tetapi kita juga harus tetap memperhatikan
gejala yang timbul pada anak. Penelitian
menunjukan bahwa herpes terjadi pada umur 39-
59 tahun pada usia dewasa dan usia di atas 59
tahun untuk usia tua . Penyakit ini
kemungkinannya sangat kecil terjadi pada anak
anak. Anak- anak terkena herpes karna biasanya
ia di dekati atau di cium oleh orang dewasa yang
terkena herpes zoster. Penyakit herpes zoster ini
karna pasien tidak mendapatkan vaksin yang
umurnya berkisar 85 tahun mendapat risiko
mengidap HZ sebanyak 50% dan 3%
memerlukan perawatan di rumah sakit. Pasien
dalam keadaan supresi imun akan memiliki
risiko sekitar 20-100 kali lebih berkemungkinan
terkena herpes dibandingkan pasien yang
imunokompeten.maka dari itu, tinnginya
imunitas dapat meringankan penyakit
ini.imunitas ini di pengarui oleh vaksin yang di
berikan pada kita sejak kecil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Himayani R,Haryant IAP. Herpes Zoster
Oftalmika dengan Blefarokonjungtivitis
Okuli Sinistra. Fakultas
kedokteran,Universitas Lampung.
2017.4(1). Hal 49-52
2. Pandaleke TA, Pandaleke HEJ, Susanti
RI, Dotulong JDP. Herpes Zoster pada
Anak – Laporan Kasus. Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
2018. 10(1). Hal 66-67
3. Sinaga D. Pengobatan Herpes Zoster
Ophtalimica Dextra Dalam Jangka
Pendek Serta Pencegahan Postherpetic
Neuralgia. Fakultas kedokteran UKI.
2014. 2(3). Hal 24.
4. Ayuningati LK ,Indramaya MD . Studi
Retrospektif: Karakteristik Pasien
Herpes Zoster . Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. 2015 . 27(3). Hal
215 .
5. Ningrat DAA, Darmada IGK .
Gambaran Karakteristik Herpes Zoster
di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
Periode Januari 2011-Desember 2013.
Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. 2017 .6 (9) . Hal. 24
6. R HR, Kapantow GM, Pandaleke HEJ.
Profil Herpes Zoster di Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSUP Prof. DR. R. D.
Kandou Manado Periode Januari –
Desember 2012. Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi. 2012. Hal 2
7. Sinaga, M, Tarigan, R. Penggunaan
Bahan Pada Perawatan Luka. Jurnal
Keperawatan Klini. 2012. 2(1).
8. Sinaga D. Pengobatan Herpes Zoster
Ophtalimica Dextra Dalam Jangka
Pendek Serta Pencegahan Postherpetic
Neuralgia. Fakultas kedokteran UKI.
2014. 2(3). Hal 24.
9. Oxman MN, Schmader KE. Varicella
and herpes zoster. In: Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick's dermatology in general
medicine. 8th ed. New York: McGraw
Hill Companies. 2012. p. 2383-400.
10. Solomon CG. Herpeszoster. N Engl J
Med 2013; 369: 255-63.
11. Ayuningati LK, Indramaya DM . Studi
Retrospektif: Karakteristik Pasien
Herpes Zoster .2015.27(3).Hal 211
12. Himayani R,Haryant IAP. Herpes Zoster
Oftalmika dengan Blefarokonjungtivitis
Okuli Sinistra. Fakultas
kedokteran,Universitas Lampung.
2017.4(1). Hal 49-52