Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
cedera oleh salah satu sebab. Penyebab yang paling sering adalah kecelakaan
lalu lintas, kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga. Trauma adalah hal
sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan psikologis yang besar,
biasanya karena kejadian yang sangat disayangkan atau pengalaman yang
berkaitan dengan kekerasan. Namun, dalam konteks ini, yang dimaksud
dengan “trauma” adalah trauma sebagai penyakit atau trauma pada fisik
seseorang. Di Indonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas lebih kurang 12
ribu per tahun.
Menurut National Consultant for Injury dari WHO Indonesia (dikutip
dari data kepolisian RI) terdapat kecelakaan selama tahun 2007 memakan
korban sekitar 16.000 jiwa dan di tahun 2010 meningkat menjadi 31.234 jiwa
di Indonesia.
Trauma yang tidak diperkirakan, atau bunuh diri maupun akibat
pembunuhan merupakan penyebab kematian yang terbanyak antara umur 1
sampai 44 tahun dan merupakan urutan ketiga dari angka kematian di Amerika
bahkan urutan nomor satu di Asia. Menurut penelitian pada tahun 1995
diperkirakan 150.000 kematian sebagai akibat dari trauma dengan 2,6 juta
penderita harus dirawat di rumah sakit dari 37 juta orang yang datang berobat
ke Bagian Gawat Darurat yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit di
Amerika, tapi di Asia merupakan penyebab kematian pada trauma karena
jatuh dari pohon. Pada umur kurang dari 5 tahun yang datang ke bagian gawat
darurat akibat kecelakaan jatuh dari ketinggian 95% tidak memerlukan
perawatan di rumah sakit, lain halnya pada anak diatas 5 tahun umumnya
akibat kecelakaan bermain, umur dewasa akibat jatuh dari pekerjaan, tapi
umur tua (di atas 65 tahun) kecelakaan akibat trauma dan didominasi oleh
1
kecelakaan naik sepeda motor sebagai penyebab kematian serta merupakan
urutan kedua kecelakaan nonfatal. Faktor utama adalah kecepatan kendaraan,
pengendara peminum alkohol atau karena intoksikasi obat.
Dalam istilah kesehatan, “trauma” adalah cedera yang parah dan sering
membahayakan jiwa yang terjadi ketika seluruh atau suatu bagian tubuh
terkena pukulan benda tumpul atau tiba-tiba terbentur. Jenis cedera yang
seperti ini berbahaya karena tubuh dapat mengalami shock sistemik, dan organ
vital dapat berhenti bekerja secara cepat. Oleh karena itu, penolongan secara
medis tidak hanya dibutuhkan, namun juga harus cepat diberikan agar dapat
meningkatkan kemungkinan pasien selamat dari trauma.
Trauma memiliki banyak jenis, yang dibedakan berdasarkan bagian
tubuh yang mengalami trauma dan seberapa parah trauma yang dialami.
Beberapa jenis cedera yang paling sering diderita adalah cedera pada otak,
tulang belakang, perut, dan dada. Jenis cedera ini juga dapat dikategorikan
sebagai cedera tertutup atau tembus. Cedera dianggap tertutup ketika trauma
terjadi di dalam tubuh. Contohnya, cedera otak traumatis dapat terjadi karena
trauma akibat benda tumpul pada kepala. Sementara itu, cedera dianggap
menembus dalam kasus seperti luka akibat tusukan pisau atau gunting. Patah
tulang dan luka bakar juga merupakan cedera traumatis, sama halnya dengan
memar, terutama ketika terjadi pada organ vital seperti jantung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka permasalahan tersebut
ialah bagaimana konsep dasar dari trauma. Rumusan masalah makalah dalam
bentuk pertanyaan penelitian dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar dari trauma pada anggota tubuh dari kepala hingga
kaki?
2. Bagaimana konsep dasar dari trauma pada luka bakar dan korosi?
3. Bagaimana konsep dasar dari trauma pada frosbite?

2
1.3 Tujuan Umum dan Khusus
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk dapat mempelajari
konsep dasar dari trauma.
1.3.2 Tujuan Khusus
Pada tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep dasar dari trauma anggota tubuh dari
kepala hingga kaki.
2. Untuk mengetahui konsep dasar dari trauma luka bakar dan korosi.
3. Untuk mengetahui konsep dasar dari trauma frosbite.

3
BAB II

ISI

A. Trauma
Pengertian
Trauma adalah hal sering dikaitkan dengan tekanan emosional dan
psikologis yang besar, biasanya karena kejadian yang sangat disayangkan
atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan. Namun, dalam
konteks ini, yang dimaksud dengan “trauma” adalah trauma sebagai
penyakit atau trauma pada fisik seseorang.
Dalam istilah kesehatan “trauma” adalah cedera yang parah dan
sering membahayakan jiwa yang terjadi ketika seluruh atau suatu bagian
tubuh terkena pukulan benda tumpul atau tiba-tiba terbentur.
Jenis cedera yang seperti ini berbahaya karena tubuh dapat
mengalami shock sistemik, dan organ vital dapat berhenti bekerja secara
cepat. Oleh karena itu, penolongan secara medis tidak hanya dibutuhkan,
namun juga harus cepat diberikan agar dapat meningkatkan kemungkinan
pasien selamat dari trauma.
Trauma memiliki banyak jenis, yang dibedakan berdasarkan
bagian tubuh yang mengalami trauma dan seberapa parah trauma yang
dialami.
Beberapa jenis cedera yang paling sering diderita adalah cedera
pada otak, tulang belakang, perut, dan dada. Jenis cedera ini juga dapat
dikategorikan sebagai cedera tertutup atau tembus.
Patah tulang dan luka bakar juga merupakan cedera traumatis,
sama halnya dengan memar, terutama ketika terjadi pada organ vital
seperti jantung.
Cedera dianggap tertutup ketika trauma terjadi di dalam tubuh.
Contohnya, cedera otak traumatis dapat terjadi karena trauma akibat

4
benda tumpul pada kepala. Sementara itu, cedera dianggap menembus
dalam kasus seperti luka akibat tusukan pisau atau gunting.
Penyebab Trauma
Cedera traumatis dapat disebabkan oleh banyak hal. Beberapa penyebab
yang paling umum adalah:
• Terjatuh
• Kecelakaan
• Trauma akibat benda tumpul pada kepala atau bagian tubuh lainnya
• Luka bakar
• Luka tusuk

Apabila mengalami cedera yang parah, organ tubuh biasanya akan


berhenti bekerja. Hal ini merupakan mekanisme alami tubuh untuk
melindungi organ tersebut.
Tubuh berusaha untuk menyimpan sebanyak mungkin energi
untuk proses penyembuhan. Namun, adanya faktor lain
seperti pendarahan dapat mempersulit proses pemulihan, sehingga harus
segera diberikan pertolongan medis.

Gejala Utama Trauma


1. Patah tulang
2. Memar
3. Luka terbuka
4. Muntah atau mual
5. Pusing
6. Edema
7. Detak jantung yang bertambah cepat
8. Tekanan darah yang rendah
9. Demam
10. Disorientasi atau kebingungan
5
11. Hilangnya kesadaran
12. Merasa kedinginan seiring menurunnya suhu tubuh
13. Metabolisme yang meningkat, dll.

Salah satu bahaya terbesar dari trauma adalah trauma tidak selalu
menyebabkan gejala yang terlihat. Bisa saja seseorang terlihat baik-baik
saja dari luar namun sebenarnya ia telah mengalami pendarahan atau
kerusakan organ di dalam tubuh.
Walaupun cedera traumatis terjadi secara mendadak, gejalanya
bisa saja baru terlihat setelah beberapa saat. Namun saat gejala sudah
terlihat, kerusakan pada tubuh sudah parah, sehingga proses pengobatan
menjadi lebih sulit dan rumit serta kurang efektif.

B. Trauma Kepala
Pengertian
Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa
(trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan
kelainan struktural dan atau gangguan fungsional jaringan otak
(Sastrodiningrat, 2009).
Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar,
yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik (Langlois,
Rutland-Brown, Thomas, 2006).
Jenis Trauma Kepala
Cedera yang tampak pada kepala bagian luar terdiri dari dua, yaitu
secara garis besar adalah trauma kepala tertutup dan terbuka. Trauma

6
kepala tertutup merupakan fragmen-fragmen tengkorak yang masih intak
atau utuh pada kepala setelah luka.
The Brain and Spinal Cord Organization 2009, mengatakan trauma
kepala tertutup adalah apabila suatu pukulan yang kuat pada kepala secara
tiba-tiba sehingga menyebabkan jaringan otak menekan tengkorak.
Trauma kepala terbuka adalah yaitu luka tampak luka telah menembus
sampai kepada dura mater. (Anderson, Heitger, and Macleod, 2006).
Bergantung seberapa keras dan efeknya terhadap kepala atau otak,
trauma pada kepala dapat dikelompokan menjadi beberapa
tingkatan; concussion (benturan ringan), contusion( trauma pada kepala
yang juga ditandai dengan luka atau perdarahan pada
kepala), dan compression(trauma kepala yang dapat muncul bersamaan
dengan gejala trauma concussion dan contusion).

Luka memar (kontusion)


Luka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana n
pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan
sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berwarna merah
kebiruan. Luka memar pada otak terjadi apabila otak menekan tengkorak.
Biasanya terjadi pada ujung otak seperti pada frontal, temporal dan
oksipital. Kontusio yang besar dapat terlihat di CT-Scan atau MRI
(Magnetic Resonance Imaging) seperti luka besar. Pada kontusio dapat
terlihat suatu daerah yang mengalami pembengkakan yang di sebut
edema. Jika pembengkakan cukup besar dapat mengubah tingkat
kesadaran (Corrigan, 2004).
Umumnya,individu yang mengalami cidera luas mengalami fungsi
motorik abnormal,gerakan mata abnormal,dan peningkatan TIK yang
merupakan prognosis buruk.

Cedera kepala ringan (Konkusion)


7
Setelah cidera kepala ringan,akan terjadi kehilangan fungsi neurologis
sementara dan tanpa kerusakan struktur. Komosio (commotio) umumnya
meliputi suatu periode tidak sadar yangberakir sselama beberapa detik
sampai beberapa menit. Kedaaan komosio ditunjukan dengan gejala
pusing atau berkunang-kunang. Dan terjadi kehilangan kesadaran penuh
sesaat. Jika jaringan otak dilobus frontal terkena klien akan berperilaku
sedikit aneh,sementara jika lobus temporal yang terkena maka akan
menimbulkan amnesia dan disoreintasi.

C. Trauma Leher
Pengertian

Trauma leher adalah suatu benturan yang mengenai bagian leher (


tenggorokan ) sebagai akibat terkena benda tumpul ataupun benda tajam. Untuk
tujuan klinis, leher terbagi menjadi 3 zona:

• Zona 1

• Zona 2

• Zona 3

Zona 1

Struktur dengan resiko terbesar adalah pembuluh darah besar (arteri


subclavia, arcus aorta, arteri carotis comunis, vena brachio-cephalica, vena
jugularis), trakea, esofagus, vertebra cervical, medula spinalis, dan cabang-
cabang nervus cervical

8
Zona 2

Struktur dengan resiko terbesar adalah arteri carotis, arteri vertebralis,


vena jugularis, faring, laring, trakea, esofagus, vertebra cervical dan medula
spinalis

9
Zona 3

Struktur dengan resiko terbesar adalah kelenjar saliva dan kelenjar


parotis, esofagus, trakea, arteri carotis, vena jugular, dan nervus (termasuk nervus
cranialis IX-XII)

10
1. Etiologi Trauma Leher
Trauma leher terjadi sebagai akibat adanya kecelakaan lalu lintas
dimana bagian dari kendaraan mengenai leher dan juga karena adanya
tusukan benda tajam yang secara langsung mengenai leher ataupun bisa di
sebabkan oleh benda tumpul.

D. Trauma Dada
Pengertian
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan
oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada,
11
pleura paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam
maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernafasan.
Faktor Utama Trauma Dada
1. Trauma Tembus
(luka tusuk, luka tembak, kecelakaan) Trauma tembus, biasanya
disebabkan tekanan mekanikal yang dikenakan secara direk yang berlaku
tiba-tiba pada suatu area fokal. Pisau atau projectile, misalnya, akan
menyebabkan kerusakan jaringan dengan “stretching dan crushing” dan
cedera biasanya menyebabkan batas luka yang sama dengan bahan yang
tembus pada jaringan. Berat ringannya cidera internal yang berlaku
tergantung pada organ yang telah terkena dan seberapa vital organ
tersebut.

Derajat cidera tergantung pada mekanisme dari penetrasi dan


temasuk, diantara faktor lain, adalah efisiensi dari energy yang
dipindahkan dari obyek ke jaringan tubuh yang terpenetrasi. Faktor –faktor
lain yang berpengaruh adalah karakteristik dari senjata, seperti kecepatan,
size dari permukaan impak, serta densitas dari jaringan tubuh yang
terpenetrasi. Pisau biasanya menyebabkan cidera yang lebih kecil karena
ia termasuk proyektil dengan kecepatan rendah. Luka tusuk yang
disebabkan oleh pisau sebatas dengan daerah yang terjadi penetrasi. Luka
disebabkan tusukan pisau biasanya dapat ditoleransi, walaupun tusukan
tersebut pada daerah jantung, biasanya dapat diselamatkan dengan
penanganan medis yang maksimal.

Peluru termasuk proyektil dengan kecepatan tinggi, dengan


biasanya bisa mencapai kecepatan lebih dari 1800-2000 kali per detik.
Proyektil dengan kecepatan yang tinggi dapat menyebabkan dapat
menyebabkan berat cidera yang sama denganseperti penetrasi pisau,
namun tidak seperti pisau, cidera yang disebabkan oleh penetrasi peluru
dapat merusakkan struktur yang berdekatan dengan laluan peluru. Ini
12
karena disebabkan oleh terbentuknya kavitas jaringan dan dengan
menghasilkan gelombang syok jaringan yang bisa bertambah luas. Tempat
keluar peluru mempunya diameter 20-30 kali dari diameter peluru.

2. Trauma Tumpul
(pukulan, kecelakaan lalu lintas) Trauma tumpul lebih sering
didapatkan berbanding trauma tembus,kira-kira lebih dari 90% trauma
thoraks. Dua mekanisme yang terjadi pada trauma tumpul: (1) transfer
energi secara direk pada dinding dada dan organ thoraks dan (2) deselerasi
deferensial, yang dialami oleh organ thoraks ketika terjadinya impak.
Benturan yang secara direk yang mengenai dinding torak dapat
menyebabkan luka robek dan kerusakan dari jaringan lunak dan tulang
seperti tulang iga. Cedera thoraks dengan tekanan yang kuat dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intratorakal sehingga menyebabkan
ruptur dari organ – organ yang berisi cairan atau gas. Contoh penyebab
trauma tumpul adalah
a. Kecelakaan kendaraan bermotor
b. Jatuh
c. Pukulan pada dada

3. Sifat jaringan tubuh


Jenis jaringan tubuh bukan merupakan mekanisme dari perlukaan,
akan tetapi sangat menentukan pada akibat yang diterima tubuh akibat
trauma. Seperti adanya fraktur iga pada bayi menunjukkan trauma yang
relatif berat dibanding bila ditemukan fraktur pada orang dewasa. Atau
tusukan pisau sedalam 5 cm akan membawa akibat berbeda pada orang
gemuk atau orang kurus, berbeda pada wanita yang memiliki payudara
dibanding pria, dsb.

4. Lokasi
13
Lokasi tubuh tempat trauma sangat menentukan jenis organ yang
menderita kerusakan, terutama pada trauma tembus. Seperti luka tembus
pada daerah pre-kordial.

5. Arah Trauma
Arah gaya trauma atau lintasan trauma dalam tubuh juga sangat mentukan
dalam memperkirakan kerusakan organ atau jaringan yang terjadi. Perlu
diingat adanya efek “ricochet” atau pantulan dari penyebab trauma pada
tubuh manusia. Seperti misalnya : trauma yang terjadi akibat pantulan
peluru dapat memiliki arah (lintasan peluru) yang berbeda dari sumber
peluru sehingga kerusakan atau organ apa yang terkena sulit diperkirakan.

Jenis-Jenis Trauma DADA

TRAUMA TEMBUS TRAUMA TUMPUL

1. Pneumothoraks Terbuka 1.Tension Pneumothoraks


2. Hemothoraks 2.Trauma Tracheobronkhial
3. Trauma Tracheobronkial 3. Flail Chest
4. Contusi Paru 4. Ruptur Diafragma
5. Ruptur Diafragma 5. Trauma Mediastinal
6. Trauma Mediastinal 6. Fraktur Kosta

E. Trauma Perut
Pengertian
Trauma perut atau abdomen adalah trauma yang melibatkan
daerah antara diafragma pada bagian atas dan pelvis pada bagian bawah.
Trauma abdomen dibagi menjadi dua tipe yaitu trauma tumpul abdomen
dan trauma tembus abdomen. (Guillion, 2011)
Jenis Trauma Perut

14
1. Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non-penetrasi Kontusio
dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinan
terjadi eksimosis atau penimbunan darah
dalam jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
2. Laserasi, Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus
rongga abdomen harus di eksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.

Trauma abdomen pada isi abdomen,


menurut Suddarth & Brunner (2002) terdiri dari:
1. Perforasi organ viseral intra peritoneum, Cedera pada isi abdomen
mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera pada dinding abdomen.
2. Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen Luka tusuk pada abdomen
dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.
3. Cedera thorak abdomen.

F. Trauma Pinggang dan Panggul


Pengertian
Trauma pinggang dan panggul adalah kondisi yang terjadi ketika
pinggang dan panggul mengalami penarikan. Ada banyak otot dan
ligamen yang menyokong tulang di bagian punggung. Otot dan ligamen
yang meregang secara berlebihan mengakibatkan otot melemah dan
tulang belakang menjadi tidak stabil.
Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala cedera pinggang adalah:
1. Rasa sakit tiba-tiba di bagian pinggang yang mungkin bisa menjalar ke
bokong dan kaki.
2. Pinggang terasa berat ketika melakukan kegiatan seperti membungkuk
atau melakukan peregangan.
3. Nyeri dan kekakuan pada pinggang.

15
Penyebab
Berbagai penyebab cedera pinggang adalah:
1. Jarang olahraga
2. Mengalami cedera atau jatuh
3. Bermain olahraga tanpa peregangan atau pemanasan sebelumnya dapat
menyebabkan ketegangan otot
4. Postur tubuh yang buruk
5. Mengangkat beban yang terlalu berat
6. Batuk parah
Faktor Risiko
1. Kurang olahraga. Membuat Anda lemah dan rentan terhadap cedera.
2. Kelelahan. Kondisi ini menyebabkan otot tidak mendukung sendi dengan
baik. Ketika lelah, Anda juga tidak menahan gaya yang bekerja pada
sendi.
3. Pemanasan yang tidak benar. Pemanasan sebelum latihan yang
dilakukan secara tidak benar dapat mengakibatkan otot menegang,
membatasi jangkauan gerak sendi, dan pada akhirnya menyebabkan
rentan cedera.
4. Kondisi lingkungan. Lantai licin atau tidak rata membuat Anda rentan
terhadap cedera.
5. Peralatan olahraga yang tidak sesuai. Sepatu atau alat olahraga lainnya
yang tidak sesuai atau tidak pas dapat meningkatkan risiko cedera.

G. Trauma Bahu dan Lengan atas


Pengertian
Trauma bahu dan lengan atas adalah trauma yang melibatkan daerah dari
bagian bahu, humerus , hingga ke bagian atas siku.
Penyebab

16
1. Trauma langsung
Seseorang yang mengalami trauma langsung maka tulang
humerusnya akan mengakami retak bahkan patah yang menyebabkan
kerusakan pada jaringan lunak. Hal ini dapat terjadi karena benturan
keras, pemukulan, penekukan.
2. Trauma tidak langsung
Seseorang yang terjatuh karena tersandung ,terpelanting, terpental
atau terjatuh dari tempat yang jauh atau tempat yang memiliki ketinggian
tertentu maka akan menyebabkan memar atau terkilir tetapi tidak terjadi
kerusakan pada jaringan lunak , Sehingga tulang tidak mengalami retak
atau patah.
Tanda dan Gejala
Beberapa gejala yang akan terjadi bisa berupa:
1. Perubahan bentuk bahu. Bahu yang biasanya tampak bulat, terlihat lebih
kotak.
2. Adanya tonjolan di dekat bahu.
3. Lengan tidak berada pada posisi yang seharusnya.
4. Bengkak dan memar di sekitar lengan atas dan bahu.

H. Trauma Siku dan Lengan bawah


Pengertian
Trauma siku dan lengan bawah adalah trauma yang melibatkan daerah
dari bagian siku, radius dan ulna, hingga ke telapak tangan.
Penyebab
Penyebab utama atas masalah siku yakni trauma akut. Trauma
akut mengacu pada rasa sakit yang tiba-tiba atau cedera. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh kecelakaan kendaraan atau tertabraknya siku ketika
berolahraga. Seseorang juga dapat terserang trauma akut jika terbentur
benda tumpul.

17
Jenis cedera ini sering menyebabkan patah tulang, yang biasanya
memerlukan intervensi medis segera. Infeksi juga dapat menyebabkan
masalah siku. Ketika bakteri bergerak melalui aliran darah, penderitanya
mungkin merasa tidak nyaman pada daerah sendi.

Gejala Utama
1. Nyeri atau rasa sakit pada daerah yang terserang
2. Nyeri yang terkadang menyebar ke bahu
3. Sulit menggerakan tangan
4. Sendi kaku
5. Nyeri pada sendi
6. Siku terasa hangat ketika disentuh

I. Trauma Tungkai atas dan Tungkai Bawah


Pengertian
Trauma tungkai atas adalah trauma yang melibatkan daerah dari
bagian bawah pinggul, hingga ke bagian atas lutut.
Trauma tungkai bawah adalah trauma yang melibatkan daerah dari
lutut, tibia dan fibula, hingga ke bagian atas dari pergelangan kaki.
Penyebab
Cedera trauma tungkai atas dan bawah ini dapat disebabkan oleh banyak
hal. Beberapa penyebab yang paling umum adalah:
1. Luka bakar
2. Luka tusuk
3. Terjatuh
4. Kecelakaan
5. Trauma akibat benda tumpul pada kepala atau bagian tubuh lainnya
Gejala
1. Mengalami peradangan sehingga menyebabkan nyeri
2. Menyebabkan kesulitan berjalan
18
3. Dapat menimbulkan rasa terbakar, menyengat, dan gatal.
4. Kelainan bentuk kaki dan tungkai.
5. Tungkai yang bermasalah menjadi lebih pendek.
6. Memar.
7. Mati rasa.

J. Trauma Pergelangan Kaki dan kaki


Pengertian
Trauma pergelangan kaki dan kaki adalah trauma yang melibatkan daerah
dari bagian pergelangan kaki ke bawah (telapak kaki).
Penyebab trauma
Penyebab trauma bisa disebabkan terkilir, keseleo, atau terjatuh
saat berolahraga atau beraktivitas. Penyebab selain trauma seperti
bentuk telapak kaki yang terlalu datar atau cara berjalan yang salah juga
dapat menyebabkan tekanan berulang. Tulang talus dan calcaneus pada
kaki yang terlalu tertekan secara bersamaan dapat terjadi kerusakan dan
peradangan yang sendi di daerah sinus.
Gejala
Gejala utamanya adalah rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan/atau
ketidakseimbangan saat berdiri. Cedera pergelangan kaki ditandai dengan
rasa nyeri yang timbul di sisi luar pergelangan kaki, baik sedang
menggerakkan atau hanya ketika sedang mengangkat kaki. Akibatnya
seseorang dapat merasa tidak stabil ketika menumpukan berat badan pada
bagian kaki belakang.

K. Trauma Luka Bakar dan Korosi


Pengertian
Luka bakar adalah luka, cidera atau trauma yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam disebabkan oleh kontak langsung
atau tak langsung dengan suhu tinggi atau sumber panas seperti: panas
19
kering (api), panas lembap (uap atau cairan panas), kimiawi (bahan-bahan
korosif), barang-barang elektrik (aliran listrik atau lampu), friksi atau
energi elektromagnetik dan radian.
Penyebab
1. Luka bakar termal
Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya. Penyebab
paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan karena terpajan dengan
suhu panas seperti terbakar api secara langsung atau terkena
permukaan logam yang panas.
2. Luka bakar kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit
dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan
banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat
kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan
zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah
tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri,
pertanian dan militer.
3. Luka bakar elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari
energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka
dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang
elektrik itu sampai mengenai tubuh. Luka bakar listrik ini biasanya
lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan tubuh.
4. Luka bakar radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion
pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada
dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang
terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
Tingkat luka bakar
1. Luka bakar derajat 1
20
Luka bakar derajat I yaitu dengan kerusakan terbatas pada bagian
superfisial epidermis, tidak melepuh, kemerahan, kulit kering, dan nyeri
karena ujung saraf sensorik teriritasi. Luka bakar ini dapat sembuh dalam
waktu 5-10 hari.
2. Luka bakar derajat 2
Luka bakar ini terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, terjadi reaksi
inflamasi akut yang disertai proses eksudat, melepuh, dasar luka
berwarna merah dan pucat, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf
teriritasi. Luka bakar derajat II dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Luka bakar derajat 2 dangkal (Superficial)
Luka bakar ini mengenai bagian superfisial dari dermis, apendises kulit
seperti folikel rambut dan kelenjar keringat. Luka bakar jenis ini dapat
sembuh dalam waktu 10-14 hari.
b. Luka bakar derajat 2 dalam (deep)
Luka bakar ini mengalami kerusakan hampir seluruh bagian dermis,
apendises kulit, kelenjar keringat, kelenjar sebasea. Luka bakar jenis ini
dapat sembuh dalam waktu lebih dari 1 bulan.
3. Luka bakar derajat 3
Kerusakan jaringan pada luka bakar derajat III meliputi seluruh ketebalan
lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam menuju ke subkutan
ataupun tulang, apendises kulit seperti kelenjar keringat, folikel rambut,
kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, warna kulit abu-abu atau
coklat, kering, dan letaknya lebih rendah dari kulit disekitarnya karena
terjadi koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak terasa
nyeri karena telah merusak syaraf nyeri keseluruhan, proses
penyembuhan pada luka bakar derajat III akan berlangsung lama karena
tidak ada proses epitelisasi spontan.
Gejala
1. Luka bakar derajat 1
• Kulit menjadi merah dan bengkak.
• Terasa nyeri.
• Kulit menjadi kering setelah luka bakar sembuh.
21
2. Luka bakar derajat 2
• Kulit bengkak dan berwarna merah, atau berwarna putih dengan bercak
merah.
• Terdapat luka lepuh.
• Seiring waktu, luka lepuh pecah dan terbentuk jaringan tebal dan lunak,
seperti keropeng, di sekitar luka.
• Terdapat jaringan parut pada luka bakar yang dalam.
3. Luka bakar derajat 3
• Kulit yang terbakar berwarna hitam, coklat, atau putih.
• Kulit menjadi timbul atau terasa kasar dan keras.
• Tidak ada luka lepuh.
• Luka bakar ini merusak saraf sehingga bisa membuat kulit menjadi mati
rasa.

L. Trauma Frostbite
Pengertian
Trauma Frosbite adalah penyakit atau kelainan yang umumnya karena
suhu dingin cukup sering ditemukan (misalnya pada pendaki gunung).
Penyebab Utama
Biasanya penyebab dari trauma Frostbite ini adalah karena suhu
dingin yang sangat jarang terjadi di indonesia,dan hanya akan ditemukan
pada penderita dengan sakit gula atau penyakit lepra yang sudah ada
gangguan perasaan (sensorik).
Gejala
Pada permulaan kulit akan memucat, tapi kemudian, seperti luka
bakar akan terjadi gelembung-gelembung, lebih lanjut akan terjadi kulit
yang keras dan seperti karton/perkamen. sehingga dapat disimpulkan
bahwa frostbite dapat dibagi menjadi 3 derajat yaitu:
1. Derajat 1 (kulit memucat)
2. Derajat 2 (Timbul Gelembung)
22
3. Derajat 3 (Frostbite dalam keadaan lanjut dimana kulit jadi mengeras
seperti karton/perkamen).
Jika warna kulit sudah berubah menjadi hitam berarti menunjukan
keterlambatan, dimana bagian tubuh tersebut telah mati.
Penanganan
1. Proteksi diri dan lingkungan .
2. Pastikan Airways (jalan napas), Breathing (pernapasan), Circulation
(sirkulasi darah ke otak dan seluruh tubuh) dalam kondisi yang stabil.
3. Jangan mengosok bagian yang terkena frost bite karena akan
memperparah cedera yang ada.
4. Penghangatan Kembali (Selalu mengunakan penghangat yang lembab
jangan gunakan Hair-dryer atau sejenisnya, dan jangan lakukan
penghangatan pada kasus frost bite yang dalam kondisi lanjut atau
cederanya sudah dalam.
5. Segera rujuk penderita ke RS, dan penderita dilarang berjalan pada bagian
yang terkena frost bite.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

23
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25734/Chapter%20II.pdf?sequence=3&i
sAllowed=y

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/jenis-trauma-kepala/<<<

https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=101026498&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%22archiv
e_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%2
2%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D<<<

https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=248903156&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%22archiv
e_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%2
2%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D<<<

https://hellosehat.com/penyakit/cedera-pinggang-punggung-bawah/

https://www.alodokter.com/dislokasi-bahu

https://www.docdoc.com/id/info/condition/gangguan-sendi-siku/

24
http://www.kesehatanterapan.com/2018/10/15/trauma-lutut-tungkai-bawah-pergelangan-kaki-
dan-kaki/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/cedera-pergelangan-kaki-sinus-tarsi/

https://www.alodokter.com/luka-bakar/gejala

https://www.kajianpustaka.com/2019/04/penyebab-tingkatan-dan-perawatan-luka-bakar.html

https://www.scribd.com/document/349727439/Trauma-Dingin-frostbite-pdf

http://gloriabetsy.blogspot.com/2012/12/trauma-kepala.html

25

Anda mungkin juga menyukai