Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MENINGOENSEFALITIS


DI RUANGAN KENANGA RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG

OLEH

PAULINA BAU
19113111043

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keamanan adalah keadaan bebas dari segala fisik psikologis yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Sedangkan kenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan
dasar manusia meliputi kebutuhan akan ketentraman, kepuasaan, kelegaan dan
tersedia (Kozier, 2010).
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi nyeri beragam
dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Nyeri dapat diartikan sebagaiu suatu
sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga
individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-
hari, psikis, dll. Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam golongan yaitu
penyebab fisik (misalnya, trauma mekanik, trauma termis, trauma kimiawi, trauma
elektrik, neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah, dll) dan penyebab psikisi
(misalnya, adanya trauma psikis) (Asmadi, 2008).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu kebutuhan rasa aman dan nyaman ?
2. Apa saja faktor-faktor kebutuhan rasa aman dan nyaman ?
3. Apa saja Manifestasi klinik kebutuhan rasa aman dan nyaman ?
4. Bagaimana pemeriksaan fisik kebutuhan rasa aman dan nyaman ?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Penatalaksanaan kebutuhan rasa aman dan nyaman ?
6. Apa saja Pengkajian kebutuhan rasa aman dan nyaman ?
7. Apa Diagnosa kebutuhan rasa aman dan nyaman ?
8. Bagaimana Intervensi kebutuhan rasa aman dan nyaman ?

1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kebutuhan rasa aman dan nyaman

2. Tujian Khusus
1. Untuk mengetahui kebutuhan rasa aman dan nyaman
2. Untuk mengetahui faktor-faktor kebutuhan rasa aman dan nyaman
3. Untuk mengetahui Manifestasi klinik kebutuhan rasa aman dan nyaman
4. Untuk mengetahui pemriksaan fisik kebutuhan rasa aman dan nyaman
5. Untuk mengetahui Penatalaksanaan kebutuhan rasa aman dan nyaman
6. Untuk mengetahui Pengkajian kebutuhan rasa aman dan nyaman
7. Untuk mengetahui Diagnosa kebutuhan rasa aman dan nyaman
8. Untuk mengetahui Intervensi kebutuhan rasa aman dan nyaman
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


1. Pengertian Kebutuhan Aman Dan Nyaman
Kebutuhan rasa aman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, terlindungi dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri.
Perubahan rasa aman akan menimbulkan rasa yang tidak enak atau tidak nyaman
dalam berespon terhadap stimulusyang berbahaya ( Andri, 2016 ).
Gangguan rasa nyaman adalah suatu pertanyaan pada individu yang memiliki
karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, dan kebudayaan, yang mempengaruhi cara
mereka menginterprestasikan dan merasa nyeri ( Potter& Perry, 2006 ).
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatau rangsangan. Aman
adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologi. Pemenuhan kebutuhan
keamaanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat
atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi,
2008).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan di manan individu mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya
(Carpenito,2006)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan


1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan
2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
3. Gangguan Persepsi Sensori
Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahayaseperti gangguan
penciuman dan penglihatan
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi,
dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.
3. Manifestasi klinis
1. Vokalasi
 Mengaduh
 Menangis
 Sesak napas
 Mendengkur
2. Ekspresi wajah
 Meringis
 Mengeletuk gigi
 Mengernyit dahi
 Menutup mata, mulut dengan rapat.
 Menggigit bibir
3. Gerakan tubuh
 Gelisah
 Imobilisasi
 Ketegangan otot
 Peningkatan gerakan jari dan tangan
 Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
 Gerakan melindungi bagian tubuh
4. Interaksi social
 Menghindari percakapan
 Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
 Menghindar kontak social
 Penurunan rentang social

4. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi: ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah.
2. Palpasi: ditemukan kulit teraba dingin dan nadi lambat.
3. Auskultasi: tekanan darah menurun.
5. Penatalaksanaan
1. Relaksasi
Relaksasi adalah kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri.
2. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa distraksi, yaitu distraksi visual (menonton
televise, membaca), distraksi pendengaran (mendengarkan musik), distraksi
pernapasan (bernapas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).

3. Terapi dengan pemberian analgesik


Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seprti obat
aspirin, morfin, kodein, dll.
4. Imobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi
ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN
NYAMAN
1. Pengkajian
 Usia: usia merupakan variabel yang penting mempengaruhi nyeeri, khususnya
pada anak-anak dan lansia. Pada lansia yang mengalami nyeri, perlu dilakukan
pengkajian, diagnosis dan penanganan secara agresif. Cara lansia berespon
terhadap nyeri dapat berbeda dengan cara berespon dengan orang yang berusia
lebih muda.
 Jenis kelamin: secara umum wanita tidak berbeda secara bernakna dalam
berespon terhadap nyeri.
 Keadaan umum : biasanya pasien dengan gangguan rasa aman dan nyaman
dalam hal ini berkaitan dengan nyeri, memiliki keadaan umum seperti gelisah,
meringgis kesakitan, fokus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri,
keringat berlebihan, lemah.
 Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan dan kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua factor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
klien.
b. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh misalnya ada luka bekas operasi yang
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien.

c. Riwayat penyakit keluarga


Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan berisiko terkena
penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
 Pemeriksaan fisik
 Verbal
 Berteriak
 Menangis
 Ekspresi wajah
 Meringis
 Mengeletuk gigi
 Mengernyit dahi
 Menutup mata, mulut dengan rapat.
 Menggigit bibir
 Gerakan tubuh
 Gelisah
 Imobilisasi
 Peningkatan gerakan jari dan tangan
 Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
 Gerakan melindungi bagian tubuh
 TTV
 Tekanan darah: biasanya menurun
 Nadi: biasanya denyut nadi pada pasien yang nyeri lambat
 Pernapasan: biasanya lambat
 Suhu: biasanya normal
 Pemeriksaan Penunjang
 USG: digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagian perut.
 Rontgen: untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan Rasa Nyaman b.d Gejala Terkait Penyakit
2. Nyeri Akut b.d Agen Cedera fisik

3. Perencanaan Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN (NOC)


INTERVENSI/
KEPERAWATAN
KRITERIA RENCANATINDAKAN
& DATA GOAL OBJECTIVE
HASIL/EVALUASI (NIC)
PENDUKUNG
Hambatan rasa Hambatan NIC : Manajemen nyeri
Pasien tidak
rasa 1. Lakukan pengkajian
nyaman berhubungan akan Dalam waktu 3 x 24
nyaman nyeri konprehensif yang
mengalami jam perawatan, Pasien
dengan gejala terkait yang
gejala terkait akan menunjukkan: meliputi lokasi, durasi,
dialami
penyakit (Nyeri) penyakit frekwensi, intensitas dan
pasien NOC Label 1:
(nyeri) selama faktor pencetus nyeri
akan Nyeri: efek yang
dalam 2. Ajarkan menggunakan
berkurang mengganggu
perawatan
selama teknik non farmakologi
dalam untuk memfasilitasi
perawatan 1. Ketidaknyaman
an (5) penurunan nyeri sesuai
2. Kurang dengan kebutuhan (
kesabaran (5) teknik relaksasi dan
3. Gangguan distraksi/ mengalihkan
pergerakan fisik perhatian )
. 3. Berikan informasi
(5)
4. Interupsi pada mengenai nyeri, seperti
saat tidur (5) penyebab nyeri, berapa
5. Kehilangan lama nyeri akan di
nafsu makan rasakan dan antisipasi
(5) dari ketidaknyamanan
akibat prosedur.
Keterangan: 4. Kolaborasi dalam
1. Berat pemberian analgesik
2. Cukup berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi .(2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Andri.(2016). Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta : Mitra Wacana Media
Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Potter &Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai