Pilihan alat bantu penglihatan, seperti kacamata, lensa kontak, atau
pun lasik, membuat orang-orang yang memiliki kelainan refraksi bisa memilih dengan leluasa. Untuk lasik sendiri hanya untuk kalangan tertentu saja, karena biaya yang dirogoh cukup mahal. Kebanyakan orang juga malas membawa dan memakai kacamata karena lebih dianggap ribet dan telihat culun. Untuk itu lebih banyak orang yang memakai lensa kontak sebagai pilihan alternatif. Lensa kontak adalah alat bantu yang diletakkan di permukaan kornea, mudah digunakan, serta nyaman untuk beraktivitas dan berolahraga. Fungsi utamanya adalah untuk mengatasi gangguan refraksi dengan keunggulan memberikan lapang pandang lebih luas dan lebih baik secara estetis. Saat ini penggunaannya telah berkembang menjadi atribut mode dan estetika. Indikasi penggunaan lensa kontak lainnya adalah terapeutik (ulkus kornea, erosi kornea, albino, aniridia, post operasi kornea), preventif simblefaron, diagnostik dan occupational (olahragawan, pilot, aktor). Oleh karena itu, saat ini yang menggunakan lensa kontak bukan hanya orang dengan gangguan penglihatan saja, melainkan orang-orang yang ingin memperbaiki dan mempercantik penampilan. Lensa kontak yang sering digunakan adalah lensa kontak lunak (softlens) yang berbahan hidrogel atau silikon hidrogel. Semakin bervariasinya keunggulan lensa kontak untuk menunjang kebutuhan penggunanya dengan menyesuaikan warna, kandungan air, dan ukuran diameter. Saat ini, pengguna lensa kontak di dunia mencapai 140 juta orang lebih. Dan penggunaannya akan terus meningkat, karena lensa kontak dapat meningkatkan kualitas hidup penggunanya. Pemakaian lensa kontak sebenarnya sangat aman dan tidak memerlukan keahlian khusus. Namun dapat menyebabkan masalah dan komplikasi yang serius pada mata bila tidak menggunakan dengan cara yang benar. Komplikasi yang terjadi sangat berhubungan dengan perilaku higiene dalam menggunakan dan merawat lensa kontak serta lama penggunaan lensa kontak itu sendiri. Masalah yang terjadi bervariasi dengan keluhan ketidaknyamanan, neovaskularisasi kornea, keratitis, ulkus kornea, dry eye, ptosis, alergi hingga kekeruhan kornea. Penggunaan lensa kontak dikontraindikasikan pada seseorang dengan gangguan mental, blefaritis kronik dan stres rekuren, konjungtivitis kronis, dryeye syndrome, distrofi dan degenarasi kornea, episkleritis, skleritis dan iridocyclitis. Apabila mulai timbul masalah dan ketidaknyamanan pada mata seperti dry eye, timbul rasa nyeri atau bahkan berair yang tidak wajar , sebaiknya ditangani dengan cepat dan tepat oleh ophthamologist. Sehingga tidak terjadi komplikasi bahkan kebutaan. Konsultasi terhadap seseorang yang memiliki keahlian di bidang tertentu dalam menyelesaikan suatu permasalahan merupakan pilihan tepat guna untuk mendapatkan jawaban, saran, solusi, keputusan serta kesimpulan terbaik. Ophthalmologist selalu menangani pasien penderita penyakit mata antara lain gangguan akibat menggunakan lensa kontak. Untuk itu pentingnya pengetahuan mengenai hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pengguna lensa kontak. Hal yang harus dilakukan adalah: (1) selalu mencuci tangan sebelum menggunakan lensa kontak; (2) bersihkan lensa kontak dengan hati-hati secara rutin, gosok lensa kontak dengan menggunakan jari-jari tangan dan bilas dengan air bersih sebelum merendam lensa kontak dalam larutan multi-fungsi; (3) simpan lensa kontak yang digunakan dalam kotak penyimpanan; (4) ganti kotak lensa kontak tersebut setiap 3 bulan; (5) bersihkan kotak setelah menggunakannya dan jaga selalu kering agar tidak lembap; (6) gunakan produk-produk yang telah disarankan oleh dokter mata anda untuk membersihkan dan mendesinfeksi lensa kontak anda; (7) selalu ikuti rekomendasi lensa kontak yang telah direncanakan oleh dokter mata anda (6) lepaskan lensa kontak anda sebelum berenang, mandi, sauna, dan tidur; (7) lakukan pemeriksaan mata dan lensa kontak anda secara rutin kepada dokter mata. Sedangkan hal yang tidak boleh dilakukan pengguna lensa kontak adalah: (1) menggunakan sabun krim, karena lapisan sabun krim yang menempel pada tangan akan berpindah ke lensa kontak; (2) menggunakan larutan saline homemade; (3) meletakkan lensa kontak ke mulut atau membasahinya dengan air liur, karena di dalam mulut kita terdapat banyak bakteri yang dapat menginfeksi mata; (4) menggunakan air keran untuk mencuci dan menyimpan lensa kontak; (5) berbagi lensa kontak dengan orang lain, karena dapat menyalurkan bakteri lebih mudah; (6) menggunakan kembali larutan saline yang sudah lama; (7) menggunakan produk yang bukan rekomendasi dari Ophthalmologist; (8) menggunakan lensa kontak sepanjang waktu. Pemakaian lensa kontak dapat menyebabkan mata kering dikarenakan iritasi mekanik jangka panjang terhadap struktur kelopak mata, antara lain kelenjar meibomian. Kelenjar meibomian menghasilkan lapisan lemak yang berfungsi menghambat penguapan lapisan air mata sehingga kelembaban permukaan mata terjaga. Gangguan fungsi kelenjar meibomian menyebabkan lapisan air mata cepat menguap. Semua orang boleh mempercantik diri, akan tetapi jangan sampai melukai diri sendiri. Karena kesahatanlah yang paling utama. Untuk itu diperlukannya disiplin diri dan konsisten untuk melakukan hal yang harus dilakukan, serta tidak lalai melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. Daftar Pustaka
Amalia, H. 2018. Lensa kontak: keamanan dan pencegahan komplikasi. Jurnal
Biomedika Dan Kesehatan. 1(3):170–171. Farida, Y. 2015. Corneal ulcers treatment. Medical Journal of Lampung University. 4(1):119–127. Mukhtar, N. dan S. Samsudin. 2015. Sistem pakar diagnosa dampak penggunaan softlens menggunakan metode backward chaining. Jurnal Buana Informatika. 6(1):21–30. Rahmawati, I. 2019. Pengaruh Penggunaan Lensa Kontak, Kelembapan, dan Pengetahuan Terhadap Dry Eyes Syndrome. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 4 (1):58-62. Syaqdiyah, W. H., R. Prihatningtias, dan A. N. Saubig. 2018. Hubungan lama pemakaian lensa kontak dengan mata kering. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 7(2):462–471.