Tekstur Batuan Sedimen
Tekstur Batuan Sedimen
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan paper dengan judul tekstur batuan sedimen
adalah agar dapat mengetahui serta menguraikan pengertian, karakteristik,
klasifikasi, pemisahan ukuran butir, analisis dari tekstur sedimen beserta batuan
sedimen dan bentuk butir.
PEMBAHASAN
Ukuran butir sedimen merupakan hal yang sangat penting dan mendasar
karena ukuran butir sedimen menceritakan banyak hal mengenai tingkat erosi
provenance, mekanisme transportasi, energi pengendapan dan hal-hal lain yang
tentunya sangat penting dalam interpretasi. Dan perlu diketahui bahwa sedimen
yang ada di permukaan bumi adalah sedimen-sedimen dengan ukuran yang
bermacam-macam dan sangatlah lebar rentang dari ukuran tersebut walaupun
sebenarnya batuan sedimen di permukaan bumi didominasi oleh sedimen
berukuran pasir (Boggs, 1995). Untuk itu diperlukan suatu standar logaritmic
ataupun geometri untuk ukuran butir sedimen tersebut., Udden (1898) kemudian
membuat skala ukuran butir sedimen yang kemudian dimodifikasi oleh
Wentworth pada tahun 1922 yang kemudian dikenal sebagai skala ukuran butir
Udden-Wentworth (1922) dengan rentang skala <1/256 mm hingga >1/256 mm
dan terbagi menjadi 4 kelompok besar yaitu : clay, silt, sand dan gravel.
Skala Wentworth (oleh Uden Wentworth tahun 1922) digunakan dalam
pengklasifikasian batuan sedimen khususnya batuan sedimen klastik berdasarkan
ukuran butir-butir penyusun batuan. Pada skala ini ada empat pembagian dasar
yang dikenalkan yaitu:
- Lempung (< 4 μm)
- Lanau (4 μm – 63 μm)
- Pasir (63 μm – 2 mm)
- Kerikil /aggregate (> 2 mm)
Skewness (Sk)
Skewness menyatakan derajat ketidaksimetrian suatu kurva. Bila Sk
berharga positif maka sediment yang bersangkutan mempunyai jumlah butir
halus lebih banyak dari jumlah butir yang kasar dan sebaliknya jika berharga
negative maka sediment tersebut mempunyai jumlah butir kasar lebih banyak dari
jumlah butir yangh halus.
Dan bila dinyatakan secara grafis maka :
Skq = (Q1+Q3-2(Md)) (dalam phi)
2
Harga Sk menurut Folk dan Ward (1957) :
>+0.3 strongly fine skewed
+0.3 - +0.1 fine skewed
+0.1 - -0.1 near symmetrical
-0.1 - -0.3 coarse skewed
<-0 .3="" o:p="">
strongly coarse skewed
Kurtosis (K)
Kurtosis menunjukan harga perbandingan antara pemilahan bagian tengah
terhadap bagian tepi dari suatu kurva. Untuk menentukan harga K digunakan
rumus yang diajukan oleh Folk (1968), yaitu :
K = __ Φ95 - Φ5___
2, 44(Φ75-Φ25
b) Cara matematis
Cara matematis dalam analisis ukuran butir akan memberikan gambaran yang
lebih baik daripada cara grafis, karena dalam cara matematis semua harga ukuran
butir dalam klas interval diikutsertakan dalam perhitungan. Kelemahan cara
matematis ini adalah ruwetnya perhitungan dalam pengolahan data. Untuk
memahami cara matematis ini adalah dengan memahami distribusi normal dari
suatu kurva distribusi frekuensi yaitu kurva hasil pengeplotan ukuran butir (dalam
skala phi) dengan frekuensi yang disajikan dalam beberapa klas interval.
Perhitungan tersebut adalah perhitungan statistic. Ukuran butir diplot pada absis
dan frekuensinya pada ordinat. Kurva normal akan berbentuk simeetri.
Dalam statistic distribusi normal ini disebut moment. Istilah moment dalam
mekanika yaitu jarak dikalikan massanya. Jadi mome suatu benda terhadap suatu
titik adalah besar massa tersebut dikalikan jarak terhadap titik tersebut. Dalam
statistikmassa digantikan dengan frekuensi suatu klas interval ukuran butir dan
jarak yang dipakai adalah jarak terhadap titik tertentu (arbitrary point) yaitu suatu
titik awal dari suatu kurva atau dapat juga titik rata-rata ukuran butir tersebut.
Tiap klas interval dicari momenya, kemudian setelah momen masing-masing
klas sudah dicari dijumlahkan dan dibagi total jumlah sample ( jika frekuensi
dalam % maka jumlahnya 100, hal ini memberikan harga momen per unit 1%
frekuensi ).
P2 = ∑f . m2
100
Momen pertama ini identik dengan harga rata-rata ukuran butir (mean).
Frekuensi (f) dalam prosen dan m adalah mid point tiap interval kelas dalam unit
phi setelah diketahui harga x maka dapat dijadikan titik tumpu dimana jarak
disebelah titik kanannya positif dan sebelah kirinya negatif. Distribusi dikatakan
normal jika selisih jumlah kedua kelompok tersebut nol.
Harga momen yang lebih besar dicari dengan titik tumpu menggunakan X atau
jarak m, jadi jaraknya (m-x).
P2 = ∑f .(m2 - X)2
100
Momen pertama = nilai mean, frekuensi (f) dalam persen dan m adalah nilai
mid poin tiap kelas interval dalam unit phi.
Momen kedua ini merupakan kuadrat dari standart deviasi (). Standart
deviasi ini menunjukkan besar kecilnya selisih dari harga x dan ini merupakan
konsep sortasi, sehingga sortasi adalah :
P2 = ∑f .(m2 - X)3
100
Karena harga (m-x) positif disebelah kanan x dan negatif disebelah kirinya
harga momen ketiga yang normal adalah nol. Harga skewness dihitung dengan
membagi momen ketiga dengan pangkat tiga dari standar deviasi ().
P2 = ∑f .(m2 - X)4
100
Skewness ini mencerminkan deviasi dari keestriman dari suatu kurva dan peka
terhadap yang kasar atau halus dalam suatu populasi ukuran butir sedimen.
Sehingga dapat digunakan untuk interpretasi pengendapan dari sedimen tersebut.
Momen keempat digunakan untuk menghitung tinggi rendahnya puncak suatu
kurva distribusi (peakkedness) atau kurtosis. Kurtosis dicari dengan membagi
momen keempat dengan pangkat empat dari standar deviasi.
c) Kemas (Fabric)
Kemas merupakan sifat hubungan anata butir sebagai fungsi orientasi butir
dan packing. Secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran
salam sedimentasi serta keadaan porosias dan permebealitas batuan. Pada
batuan dengan kemas tertutup ini menandakan bahwa proses
pembentukan batuan , sedimen datang secara langsung sehingga butiran tidak
memiliki ruang kosong. Selain itu kemas dapat juga diakibatkan oleh struktur
yang mempengaruhi batuan tersebut.
Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :
- Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam
matrik).
- Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain
1. Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan atau ciri fisik yang
menyangkut butir sedimen seperti besar butir dan kebundaran butir sedimen.
2. Batuan sedimen berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi 2 diantaranya :
Tekstur klastik (terdiri dari fragmen atau grain; massa dasar (matrik) dan
semen).
Tekstur sedimen non-klastik (terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa
disebut monomineralik).
3. Batuan sedimen mempunyai karakteristik yaitu adanya bidang perlapisan, sifat
klastik, sifat jejak, dan sifat hablur.
4. Pengklasifikasian ukuran butir dapat dilihat dari skala Wentworth (oleh Uden
Wentworth tahun 1922). Pada skala ini ada empat pembagian dasar yang
dikenalkan yaitu:
Lempung (< 4 μm)
Lanau (4 μm – 63 μm)
Pasir (63 μm – 2 mm)
Kerikil /aggregate (> 2 mm)
5. Dalam pemisahan dan analisis ukuran butir mempunyai grafis (data hasil
pengayakan dan penimbangan) dan matematis (ukuran butir dalam klas
interval diikutsertakan dalam perhitungan).
DAFTAR PUSTAKA
Awaluddin, M.Y., 2011. Ukuran Butir Sedimen. Program Studi Ilmu Kelautan.
UNPAD
Nichols Gary., 2009. Sedimentology and Stratigraphy- second ed. USA. (Online),
(http://www.igc.usp.br/pessoais/renatoalmeida/Bibliografias/Sedi
mentology%20and%20Stratigraphy%20Nichols2009.pdf, diakses
16 September 2016)
Geologi Dinamik. ITB. (Online), (https://www.scribd.com/doc/51498766/03-
Batuan-Sedimen. Pdf, diakses pada 16 September 2016)