Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem otomasi pada bangunan digunakan untuk mengendalikan suatu utilitas dalam
bangunan kemudian diintegerasikan dengan sistem atau utilitas lain dengan menggunakan
jaringan komunikasi agar setiap utilitas bisa saling terhubung dengan utilitas lain. Sistem otomasi
tersebut dikenal dengan nama Sistem Otomasi Bangunan (Building Automation System). Sistem
otomasi bangunan / BAS berfungsi untuk menjalankan dan mengendalikan semua fungsi utilitas
(slave) yang terdapat pada bangunan secara otomatis dan terintegrasi melalui ruang pusat kendali
(master) dengan tujuan penghematan energi, pengoptimalan fungsi dan pemeliharaan ulititas
bangunan. Utilitas dalam bangunan atau gedung diantaranya terdapat sistem penerangan, catu
daya, keamanan, HVAC (Heating Ventilating and Air Conditioning), pengolahan limbah dan
distribusi air, serta masih banyak yang lainnya

Perkembangan teknologi memudahkan umat manusia dalam hidup. Kecenderungan


perkembangan teknologi menuju arah otomatisasi menjadi semakin tidak terhindarkan. Dengan
adanya dukungan teknologi yang semakin memudahkan umat manusia, wacana untuk
mempercepat produksi juga merambah ke dunia rancang bangun, tak terkecuali di ranah
arsitektur. inovasi dan kemajuan daya pikir manusia telah diperluas dengan adanya perangkat
canggih yang tersedia secara umum. Berbagai metode dilakukan untuk menghasilkan bangunan
dengan waktu tersingkat yang merupakan upaya untuk menurunkan harga produksi.

1.2 Rumusan Masalah


- Apa itu sistem otomatisasi dan akses ?
- Bagaimana cara kerja sistem otomatisasi dan akses ?
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu sistem otomatisasi dan akses serta kegunaannya
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja sistem otomatisasi dan akses

1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
2.1.1. Sistem Otomatisasi

Pengertian sistem adalah suatu kesatuan, baik obyek nyata atau abstrak yang terdiri dari
berbagai komponen atau unsur yang saling berkaitan, saling tergantung, saling mendukung, dan
secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif
dan efisien. Menurut KBBI, Otomatisasi adalah penggantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi
pengawasan manusia (dalam industri dan sebagainya).

Pengertian system otomatisasi adalah kesatuan beberapa elemen yang saling terkoneksi
untuk melakukan suatu kegiatan menggantikan kegiatan manusia. Pada umumnya proses
otomatisasi yang digunakan lebih kepada sistem komponen listrik, mekanik, hidrolik, hingga
penumatik, yang dirasa cukup mendapatkan hasil yang signifikan bila dibandingkan dengan
tenaga manusia.Dan berikut adalah beberapa aplikasi otomatisasi yang biasa ditemukan dan
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain seperti:Sistem Otomatisasi Yang ada Pada
Industri seperti pabrik

 Sistem pengolahan sampah yang lebih terpadu


 Penggunaan otomatisasi pada Jalan raya, yaitu penggunaan electronic toll (E-toll) yang ada
di Indonesia
 Penggunaan otomatisasi pada sarana transportasi, yaitu elektronik tiket (E-ticket) pada
transportasi umum di Indonesia
 Sistem pembayaran otomatis yang diberlakukan pada restoran ataupun toko-toko lainnya
dengan menggunakan layar sentuh
 Sistem otomatisasi on/off pada rumah seperti lampu, pintu, pagar, dan lain-lain
 Sistem otomatisasi dan Sensor seperti sensor panas, sensor x-ray, dan lain-lain yang
biasanya digunakan di berbagai tempat seperti bandara, hotel, dan lain-lain.

2.1.2. Tujuan Otomatisasi :

 Penggabungan dan penerapan teknologi.


 Memperbaharui proses pelaksanaan pekerjaan.

2
 Meningkatkan produktifitas dan efektifitas pekerjaan.
 Mengurangi pengeluaran biaya jasa pekerja

2.1.3. Teknologi yang termasuk dalam otomatisasi:

 Alat masin otomat untuk memproses


 Mesin perakitan otomatis
 Robot industri
 Material otomatis yang menangani dan sistem gudang/penyimpanan
 Sistem pemeriksaan otomatis untuk pengendalian mutu
 Pengawasan proses komputer kontrol balik
 Sistem komputer untuk perencanaan, pengumpulan data, dan pengambilan keputusan
untuk mendukung memproduksi

Akses dalam materi ini berkaitan dengan pencapaian dalam bangunan, dimana bangunan
memfasilitasi dan menunjang berlangsungnya kegiatan manusia. Contohnya penggunaan lift dan
konveyor pada bangunan terutama pada bangunan yang berlantai banyak.

2.2 Building automation system

Istilah Sistem Otomasi dan Kontrol Bangunan/ Building Automation Control


System (BACS) mengacu pada sistem terpusat yang memantau, mengontrol, dan mencatat
fungsi-fungsi sistem layanan bangunan. Fasilitas bangunan yang dipantau dan dikendalikan oleh
BACS yang andal cenderung menjaga lingkungan bangunan lebih efisien sehingga mengurangi
dampak lingkungan dan biaya energi bangunan.

Fungsi inti dari sistem BACS adalah sebagai berikut:

1. Pertahankan kontrol lingkungan gedung.


2. Mengoperasikan sistem sesuai dengan hunian dan permintaan energi.
3. Pantau dan koreksi kinerja sistem.
4. Peringatan suara sesuai kebutuhan.

3
2.3 Komponen

Komponen dasar dari BACS adalah:

 Sensor: Mengukur nilai-nilai seperti suhu, kelembaban, tingkat pencahayaan, hunian kamar,
dan sebagainya.
 Pengendali: Menghasut respons sistem dari data yang dikumpulkan, menggunakan algoritma
yang menerapkan logika dan mengirim perintah.
 Perangkat keluaran: Menjalankan perintah dari pengontrol.
 Protokol komunikasi: ‘Bahasa’ yang digunakan oleh komponen BACS.
 Dasbor: Antarmuka pengguna untuk pelaporan data dan interaksi dengan sistem BACS.

Building automation system adalah penggabungan system mekanik, listrik, peralatan dnegan
mikroprosesor yang berkomunikasi satu sama lainke komputer. Komputer dan pengendali dalam
building automation system ini dapat dihubungkan ke internet atau berfungsi sebagai sistem yang
berdiri sendiri hanya untuk jaringan peer to peer controller saja. Selain itu, pengendali BAS
sendiri tidak memerlukan komputer untuk memproses fungsi kontrol karena pengendali
memiliki prosesor internal mereka sendiri Di berbagai sektor industri dan komersial pemakaian
energi listrik merupakan persoalan yang tidak mudah diselesaikan. Karena menyangkut berbagai
faktor tentang tenaga kerja, peralatan, perawatan mesin, atau system pengoperasian, peralatan
yang biasanya memperbesar tagihan listrik.

 Air - Conditioning
 Motor Induksi 3 Phasa
 Air - Chiller HVAC
 Water Cooler
 Cooling Water Pump
 Lighting
 Escalator
 Water Heater

AHU, biasanya membutuhkan sistem operasi yang otomatis untuk mempermudah


pekerjaan. Berbagai persoalan muncul karena minimnya pengendalian dan monitoring sistem,
serta kurangnya informasi atau kurangnya pemahaman teknis, terutama persoalan kontrol
otomatis dari berbagai sistem pengendalian seperti pengendalian temperatur, tekanan, flow,

4
menjadi persoalan utama pemborosan energi listrik. Sebuah set-up di sebuah gedung yang di
automatisasi akan memiliki banyak pengendali otomasi bangunan yang melayani berbagai jenis
peralatan pemanas dan pemanas ruangan (bulding automation system tidak terbatas hanya pada
aplikasi HVAC). Setiap bangunan berbeda dan penting bagi insinyur bulding automation system
untuk memilih sistem kontrol dan pengendalian HVAC yang tepat untuk mengendalikan
berbagai jenis sistem HVAC di bangunan otomatis tertentu. Agar sistem otomasi bangunan
menjadi efektif, penting agar sistem bulding automation system terinstal dan disetel dengan
benar.

Keuntungan Building Automation System Adalah:

 Building automation system memungkinkan pemilik untuk mengatur jadwal operasi untuk
peralatan dan sistem pencahayaan sehingga penghematan energi dapat direalisasikan saat
bangunan atau ruang di bangunan tidak dihuni.

 Building automation system memungkinkan peralatan bekerja optimal dimulai dengan


pembelajaran adaptif. Permulaan yang optimal memungkinkan peralatan bekerja secara
teratur dan berurutan secara otomatis sesuai jadwal sebelum bangunan direhabilitasi
sehingga titik ruang dapat terwujud sebelum ditempati. Pembelajaran adaptif
memungkinkan sistem untuk membandingkan suhu ruang, kondisi udara luar, dan
kemampuan peralatan sehingga peralatan dapat dihidupkan pada waktu yang tepat untuk
memastikan titik setel ruang dicapai sebelum ditempati.

 Building automation system harus memiliki kemampuan trim dan respons. Berdasarkan
permintaan zona, titik setel untuk berbagai sumber pemanasan dan pendinginan akan
berubah sesuai permintaan dari zona. Dalam sistem VAV, semua kotak VAV dilayani dari
unit penanganan udara sentral. Jika semua zona berada pada titik setel maka titik setel suhu
udara yang disetel dari penangan udara secara otomatis berubah untuk mencegah
pendinginan mekanis terjadi bila tidak diperlukan. Ketika zona tumbuh lebih hangat, titik
suhu udara pasokan ditetapkan secara otomatis diturunkan agar pendinginan mekanis bisa
memenuhi permintaan. Sistem yang konvensional memiliki satu titik suhu udara suplai
tunggal yang mencapai 55° Fahrenheit yang mengharuskan kompresor untuk berputar
bahkan bila tidak diperlukan.

5
 Building automation system harus memiliki kemampuan untuk memantau penggunaan
energi termasuk kemampuan untuk meter listrik, gas, air, uap, air panas, air dingin, bahan
bakar.

 Building automation system bekerja dengan pengaturan sistem mekanis yang sesuai
dengan menawarkan penghematan berdasarkan perhitungan entalpi dan / atau kontrol set
point CO2.

 Building automation system harus memiliki algoritma kontrol seperti jadwal reset untuk
pemanasan, kontrol tekanan statis, dan sistem lain dimana penghematan energi dapat
direalisasikan melalui program prediktif ini.

 Building automation system harus memiliki system penurunan beban ketika permintaan
listrik berada pada puncaknya.

 Building automation system menawarkan kemampuan untuk mengirim alarm melalui


email, pager, atau telepon untuk mengingatkan manajer bangunan dan / atau teknisi untuk
menginformasikan masalah dan kegagalan sistem.

 Building automation system harus memiliki kemampuan komunikasi untuk diintegrasikan


dengan sistem kontrol otomatisasi bangunan lainnya dan TCP / IP. BACnet yang
kompatibel atau protokol komunikasi open source lainnya adalah nilai plus.

Building automation system dapat dihubungkan ke komputer pusat melalui internet.


Dengan bulding automation system dapat memantau dan mengendalikan semua bangunan dari
computer koneksi internet. Seiring berjalannya waktu kontrol bangunan modern membantu
mengurangi penggunaan energi dan meningkatkan nilai bangunan dengan membuat sistem listrik
dan mekanik menjadi cerdas.

2.4 Cara Kerja Building Automation System

Building automation system mengendalikan peralatan pemanas, ventilasi dan penyejuk


udara. Hal ini pada gilirannya mengendalikan penjadwalan peralatan dan mempertahankan suhu
bangunan, kelembaban, tekanan dan penggunaan energi. Karena bangunan menjadi lebih dan
lebih cerdas.

Direct Digital Control (DDC) Building Automation System

Istilah "sistem kontrol digital langsung" sering digunakan untuk menggambarkan


keseluruhan BAS bangunan. Namun, ini tidak selalu terjadi. Kontrol digital langsung sebenarnya
6
mengacu pada protokol komunikasi yang dikembangkan pada tahun 80an yang mempercepat
transmisi sinyal antara komponen BAS. DDC adalah loop kontrol dimana pengendali berbasis
mikroprosesor menggunakan input sensor dan parameter setpoint untuk peralatan program yang
sesuai. Dalam sistem DDC, urutan kontrol yang diprogram menentukan output ke peralatan.

Sistem DDC menawarkan keuntungan sebagai berikut:

 Kontrol terkomputerisasi
 Modulasi penuh
 Memulai / menghentikan dan mengatur strategi pengendalian
 Tingkat akurasi yang lebih tinggi
 Waktu respon lebih cepat
 Fleksibilitas yang lebih besar untuk ekspansi di masa depan

Sistem DDC awal menggunakan bahasa pemrograman, pengembangan protokol


komunikasi seperti BACnet (dikembangkan oleh ASHRAE) dan LonWorks (dikembangkan oleh
Echelon) yang membantu standarisasi industri. Ini adalah langkah maju yang besar, karena salah
satu karakteristik terpenting dari sistem DDC adalah pengiriman informasi. Sistem ini terukur,
dan sama berharganya dengan pemrograman di belakangnya. Setelah data dikumpulkan dari
sensor atau perangkat, terserah pada pemrograman BAS untuk menafsirkan data ini dan
meresponsnya dengan tepat untuk mengendalikan, memantau dan mengoptimalkan peralatan
mekanis bangunan.

Cara Pengendalian DDC Bekerja

Lingkaran kontrol DDC dasar memerlukan tiga komponen:

 Input
 Sistem prosesor
 Output

Input berasal dari sensor atau perangkat dan bisa berupa analog atau digital. Contoh input
meliputi pembacaan suhu, aliran udara, aliran fluida, tekanan, arus, CO2, watt, dll.

Prosesornya datang dalam bentuk pengontrol DDC. Ini menggunakan algoritma kontrol
terprogram untuk memproses informasi dari perangkat input, dan kemudian merespons (jika
perlu) dengan sinyal output.

7
Outputnya, yang juga bisa analog atau digital, adalah perangkat aktual yang dikendalikan oleh
informasi dari input. Perangkat output meliputi aktuator katup dan peredam, relay, drive
frekuensi variabel (VFD), stasiun aliran udara, dll.

Input / output analog yang disebutkan di atas adalah sinyal modulasi yang dikirim ke atau dari
pengontrol, sedangkan input / output digital (atau biner) adalah 'on' atau 'off', '1' atau '0'.

Pada akhirnya, BAS yang baik adalah multi-layered, complicated, dan bagian yang sangat
penting dalam mengelola gedung berperforma tinggi. Memiliki peralatan dan teknologi paling
maju dan hemat energi yang terpasang tidak dapat menjamin penghematan energi atau kualitas
lingkungan dalam ruangan. Hanya integrasi BAS lanjutan yang bisa membawa banyak sistem
bangunan.

8
Instalasi Building Automation System

Instalasi building automation system dibagi dalam beberapa sector area atau zona dimana
unit unit chiller, AHU, Water Heater, Cooling Tower atau yang lainnya terpasang untuk
memudahkan penarikan kabel. Instalasi kabel dari tiap unit harus dilakukan dengan alamat dan
kode sesuai dengan zona atau unit bersangkutan agar memudahkan pelaksanaan wiring baik ke
modul kontrol ataupun ke sensor lapangan.

Beberapa perangkat modul kontrol telah ditambahkan pada panel box ruang-ruang unit terdekat.

Penarikan kabel baik kabel sensor dan kabel data merupakan bagian pekerjaan building
automation system selain wiring modul kontroller , dan setting konfigurasi modul, serta
pemrograman komputer. Semua bagian instalasi kabel, wiring, setting perangkat dan aktivitas
pemrograman dilakukan sehingga tujuan kontrol dan monitoring status unit bisa dilakukan.

System instalasi BAS panel control merupakan beberapa kombinasi peralatan power suplay,
MCB, relay unit, magnetic contactor, alat ukur / meter, variable speed drive, yang membentuk
sistem pengontrolan otomatis dan manual untuk tiap-tiap unit mesin yang terdapat didalamnya.

Instalasi building automation system atau system instalasi BAS melalui penambahan modul
transmitter, thermocouple, converter RS232/422/485 dan perangkat lain seperti meter analog,
digital meter, variable speed drive, sensor humidity, dan building automation system software
lainnya merupakan unit system yang terintegrasi membentuk sistem monitoring dan kontrol yang
dibutuhkan dalam menunjang operasional dan management gedung.

9
BAB III

PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi membuat pekerjaan manusia semakin dipermudah dimulai


dari transportasi dalam bangunan misalnya lift, elevator, konveyor, selain dalam tranportasi
juga dalam hal – hal lain misalnya mematikan/menghidupkan AC berbasis android,
membuka/menutup pintu dengan android control dan masih banyak lagi. Sebagaimana adanya
system otomatisasi adalah untuk mengganti pekerjaan manusia. Contoh penerapan system
otomatisasi bangunan

3.1 Aplikasi Akses Pintu Kamar Apartemen Menggunakan QR Code Berbasis Android
1. Perancangan mock-up

Desain Layout untuk aplikasi ini terdapat tujuh layout, yaitu untuk laman user atau
penghuni apartemen ada laman login, laman menu atau dashboard, laman Edit Profile, laman
Open Door, laman About App dan laman History. Berikut adalah gambaran layout aplikasi:

Gambar 1 Mock Up Aplikasi


Keterangan gambar:
a) Laman Splash Screen
b) Laman Login
c) Laman Dashboard
d) Laman Edit Profile
e) Laman Open Door
f) Laman About App
g) Laman History

10
2. Perancangan aplikasi

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi akses pintu berbasis QR Code untuk keamanan dan
kenyaman apartemen. Aplikasi tersebut adalah My Door. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur
Scan QR Code. Tujuannya sebagai media penghubung untuk membuka dan menutup pintu
yang diaplikasikan pada smartphone Android, sehingga lebih aman dan penghuni kamar dapat
mengetahui kondisi pintu sedang terbuka atau tertutup. Konsep dari aplikasi My Door dapat
digambarkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Gambaran Umum Aplikasi My Door.

Pada Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa Aplikasi yang telah dibuat terintegrasi dengan sebuah
hardware yaitu door lock device yang diberi token atau id berupa QR Code.Sedangkan untuk
softwarenya berupa aplikasi My Door yang dirancang pada Android Studio. Pada aplikasi ini
terdapat perintah untuk buka tutup pintu yaitu pada fitur Scan QR Code. Pada Android Studio
juga diintegrasikan dengan Google Firebase. Dimana semua data penghuni akan disimpan
pada Firebase Real Time Database, sedangkan hasil status buka tutup pintu akan tersimpan
pada fitur Cloud Storage pada Firebase.
3. Pemodelan sistem
• Use Case Diagram
Pada Gambar 3 terlihat interaksi yang dapat dilakukan pengguna (customer) pada

Gambar 3 Use Case Aplikasi My Door.

11
aplikasi. User dapat melakukan aktifitas bergantung dengan Firebase Authentication dan
Firebase Database

Adapun kebutuhan dari aplikasi dan alat ini ini adalah sebagai berikut:
1. User akan diberikan email dan password setelah user atau penghuni memberikan alamat
email ke Admin. User akan diberikan beberapa email dan password sesuai jumlah
penghuni apartemen. User dapat login menggunakan E- mail dan password yang telah
diberikan Admin.
2. Setelah login, user masuk ke Dashboard dimana terdapat beberapa fitur seperti Edit
profile, Open Door, Information, History dan menu logout serta kondisi pintu apartemen
tersebut.

3. Edit profile berfungsi untuk mengubah password yang telah diberikan Admin.
4. Pada menu Open Door berfungsi untuk membuka pintu dengan memindai QR Code yang
berada pada setiap pintu apartemen. Aplikasi akan memindai QR Code yang ada pada
setiap pintu, kemudian akan mengirimkan database untuk membuka pintu dengan cara
menggerakkan servo yang dipasang pada pintu.
5. Untuk mengetahui informasi tentang aplikasi dapat menggunakan fitur About App yang
terdapat pada Dashboard.
6. Pada menu History user dapat mengetahui waktu buka tutup pintu, id atau email dan
device yang digunakan.
7. Fitur logout berfungsi kembali ke laman login.

3.2 Rancang Bangun Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis Arduino Dan Android

Kemajuan teknologi yang sangat pesat memungkinkan adanya berbagai usaha untuk
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi manusia. Salah satu usaha untuk memberikan
kemudahan dan kenyamanan tersebut adalah melalui pengembangan sistem otomasi pada
rumah. Salah satu sistem otomasi yang dapat diterapkan di rumah adalah sistem yang dapat
membuka pintu gerbang secara otomatis. Melalui pengembangan sistem ini diharapkan
penghuni rumah dapat membuka pintu gerbang dari jarak tertentu tanpa harus berinteraksi
langsung dengan gerbang tersebut. Berdasarkan perkembangan teknologi khusususnya
bidang elektronika telekomunikasi dan industri, terdapat suatu sistem mikrokontroler terbaru
yaitu Arduino Uno yang dapat dimanfaatkan untuk dikomunikasikan dengan smartphone
Android melalui modul Bluetooth HC-05, sehingga bisa digunakan untuk aplikasi membuka

12
pintu gerbang tanpa menggunakan cara yang konvensional, namun cukup diakses melalui
smartphone Android saja.

Arduino Uno adalah sebuah rangkaian yang dikembangkan dari mikrokontroller


berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 kaki digital input / output, dimana 6 kaki
digital diantaranya dapat digunakan sebagai sinyal PWM (Pulse Width Modulation). Sinyal
PWM berfungsi untuk mengatur kecepatan perputaran motor.

Kelebihan Arduino diantaranya adalah tidak perlu perangkat chip programmer karena
didalamnya sudah ada bootloader yang akan menangani upload program dari komputer,
Arduino sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna laptop yang tidak
memiliki port serial/RS323 bisa menggunakannya. Android adalah platform open source yang
komprehensif dan dirancang untuk mobile devices. Dikatakan komprehensif karena Android
menyediakan semua tools dan frameworks yang lengkap untuk pengembangan aplikasi pada
suatu mobile device. Sistem Android menggunakan database untuk menyimpan informasi
penting yang diperlukan agar tetap tersimpan meskipun device dimatikan. Android adalah
platform open source yang komprehensif dan dirancang untuk mobile devices. Dikatakan
komprehensif karena Android menyediakan semua tools dan frameworks yang lengkap untuk
pengembangan aplikasi pada suatu mobile device. Sistem Android menggunakan database
untuk menyimpan informasi penting yang diperlukan agar tetap tersimpan meskipun device
dimatikan. Untuk melakukan penyimpanan data pada database, sistem Android menggunakan
SQLite yang merupakan suatu open source database yang cukup stabil dan banyak digunakan
pada banyak device berukuran kecil. Eclipse adalah sebuah IDE (Integrated Development
Environment) untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platform
(platform independent). Secara umum blok diagram perancangan dapat dilihat pada Gambar
1, penjelasan dari tiap blok gambar tersebut adalah sebagai berikut :

13
Gambar 4. Blok Diagram Sistem.

1) Sensor Getar Piezoelektrik


Bagian ini berfungsi sebagai pendeteksi ketika pintu dibuka secara paksa.
2) Mikrokontroler Arduino Uno
Bagian ini berfungsi sebagai pusat pengolah data atau dapat dikatakan sebagai CPU
(Central Proccesing Unit), tugasnya mengolah semua data yang masuk dan data yang
keluar.
3) Bluetooth
Bagian ini berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan smartphone Android dengan
mikrokokontroler Arduino Uno.
4) Smartphone Android
Bagian ini berfungsi sebagai alat untuk mengirimkan perintah pada mikrokontroler Arduino
Uno dengan memanfaatkan bluetooth yang ada pada smartphone.

14
3.3 Spesifikasi Perancangan

Dalam perencanaan sistem akan dibahas tentang kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi,
agar alat pintu gerbang otomatis dapat bekerja sesuai dengan apa yang
direncanakan,diantaranya :
 Arduino Uno dapat dinyalakan menggunakan Power Bank yang memiliki kapasitas
5600 mAh.
 Jarak tempuh antar koneksi sistem pengontrol gerbang maksimal 11 meter
 Smartphone Android yang digunakan memiliki kapasitas RAM minimal 512 MB.
 Alat ini memiliki fitur untuk menghubungkan smartphone Android dengan Bluetooth

Perancangan Perangkat Keras

Sistem yang dirancang memiliki dua bagian, yaitu perangkat android dan board
arduino. Perangkat android yang digunakan adalah Samsung Galaxy Ace 2 dengan sistem
operasi android versi 4.1.2 (jelly bean). Board Arduino menggunakan Arduino Uno R3 dan
memiliki tegangan kerja utama 5 volt. Komponen-komponen ini dapat digabungkan pada
board Arduino dengan inisialisasi pin sebagai berikut :
 Pin 2 dan 3 pada Arduino R3 dihubungkan dengan rangkaian Bluetooth HC-05 .
 Pin 4 dan 5 pada Arduino R3 dihubungkan dengan rangkaian untuk menggerakan
motor pintu gerbang.
 Pin 6 dan 7 pada Arduino R3 dihubungkan dengan rangkaian switch yang terdapat pada
mekanik untuk membuka dan menutup pintu gerbang.
 Pin 8 pada Arduino R3 dihubungkan dengan rangkaian sensor piezoelektrik.
 Input tegangan 3,3 volt dan 5 volt dihubungkan dengan Bluetooth HC-05.
 Tegangan input (Vin) dan Ground pada arduino R3 dihubungkan dengan power
supply berupa Power Bank dengan kapasitas 5600 mAh.

Perancangan Perangkat Lunak

Pada android, menggunakan android SDK (Software Development Kit) dan Eclipse IDE
(Integrated Development Environment) dengan plugin ADT (Android Development Tool) serta
bahasa pemrograman Java. Pada Arduino, menggunakan Arduino IDE (Integrated
Development Environment) dengan bahasa pemrograman C. [6] Pemrorograman pada android
berfungsi sebagai penerima dan pengolah data sensor lalu mengirim data sensor ke unit
kontrol. Pemrograman pada Arduino berfungsi sebagai penerima data dari perangkat android.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sistem otomatisasi dan akses sangat berperan penting dalam berjalannya
pengoperasian bangunan. Baik dari segi bangunan komersial, bangunan bertingkat,
sampai ke rumah tinggal. pencahayaam berfungsi sebagai menyamankan /
menstabilkan kondisi thermal di dalam maupun di luar bangunan agar penggunanya
dapat merasa nyaman melakukan aktivitas di dalam bangunan tersebut system otomatis
dan akses

16
DAFTAR PUSTAKA

https://cache.industry.siemens.com/dl/files/427/42122427/att_57098/v1/BA_CP-243-
1_76.pdf

Gunagama, M. Galieh, and Nur Fitri Lathifa. "Automatictecture: Otomatisasi Penuh Dalam Arsitektur
Masa Depan." NALARs 16.1 (2017): 43-60.

Silvia, Ai Fitria, Erik Haritman, and Yuda Mulyadi. "Rancang Bangun Akses Kontrol Pintu Gerbang
Berbasis Arduino Dan Android." Electrans 13.1 (2014): 1-10.

17

Anda mungkin juga menyukai