A. Hasil Penelitian
berpikir kritis dan skor hasil belajar matematika. Kedua data tersebut diperoleh
dengan memberikan post-test pada akhir penelitian. Hasil dari post-test tersebut
terlampir pada lampiran 07. Berikut disajikan tabel rekapitulasi data hasil
penelitian.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kemampuan Berpikir Kritis
dan Hasil Belajar Matematika
skor47 dengan jumlah peserta didik sebanyak 50 orang, rata-rata sebesar 85,62;
60
61
median 85,50; varians 135,18; standar deviasi 11,63; skor minimum 60; serta
Thinking (DD/CT) terlampir pada lampiran 08. Berikut disajikan tabel distribusi
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen
Frekuensi Relatif
No. Kelas Interval xi f
(%)
1 60 - 67 63.5 3 6
2 68 - 74 71 4 8
3 75 - 81 78 12 24
4 82 - 88 85 10 20
5 89 - 95 92 10 20
6 96 - 102 99 8 16
7 103 - 107 105 3 6
Jumlah 50 100
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 50 peserta didik terdapat peserta didik
20% memperoleh skor di sekitar rata-rata, 42% peserta didik memperoleh skor di
atas rata-rata, dan 38% peserta didik memperoleh skor di bawah rata-rata. Rincian
lebih jelas data disampaikan pada tabel 4.2 dapat disajikan pada gambar berikut.
62
14
12
10
Frekuensi
8
4
2
0
63,5 71 78 85 92 99 105
Skor Tengah
Gambar 4.1
Histogram dan Poligon Skor Kemampuan Berpikir Kritis
Kelompok Eksperimen
berada pada kelas interval 60 – 67 dengan titik tengah 63,5 , sebanyak 4 orang
peserta didik berada pada kelas interval 68 – 74 dengan titik tengah 71, sebanyak
12 orang peserta didik berada pada kelas interval 75– 81 dengan titik tengah 78,
sebanyak 10 orang peserta didik berada pada kelas interval 82– 88 dengan titik
tengah 85, sebanyak 10 orang peserta didik berada pada kelas interval 89– 95
dengan titik tengah 92, sebanyak 8 orang peserta didik berada pada kelas interval
96– 102 dengan titik tengah 99, sebanyak 3 orang peserta didik berada pada kelas
interval 103– 107 dengan titik tengah 105.Dengan demikian pola gambar di atas
50 orang, rata-rata sebesar 77,68; median 79; varians 178,51; standar deviasi
Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi data hasil penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Kontrol
Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 50 peserta didik terdapat 22% peserta
didik memperoleh skor di sekitar rata-rata, 46% peserta didik memperoleh skor di
atas rata-rata, dan 32% peserta didik memperoleh skor di bawah rata-rata. Rincian
lebih jelas data disampaikan pada tabel 4.3 dapat disajikan pada gambar berikut.
64
16
14
12
Frekuensi
10
8
6
4
2
0
44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 102,5
Skor Tengah
Gambar 4.2
Histogram dan Poligon Skor Kemampuan Berpikir Kritis
Kelompok Kontrol
berada pada kelas interval 40–49 dengan titik tengah 44,5 , sebanyak 2orang
peserta didik berada pada kelas interval 50 – 59 dengan titik tengah 54,5,
sebanyak 13orang peserta didik berada pada kelas interval 60– 69 dengan titik
tengah 64,5, sebanyak 11orang peserta didik berada pada kelas interval 70– 79
dengan titik tengah 74,5 , sebanyak 15orang peserta didik berada pada kelas
interval 80– 89 dengan titik tengah 84,5 , sebanyak 5orang peserta didik berada
pada kelas interval 90– 99 dengan titik tengah 94,5 , sebanyak 3 orang peserta
didik berada pada kelas interval 100– 105 dengan titik tengah 102,5.Dengan
skor 72 dengan jumlah peserta didik sebanyak 50 orang, rata-rata sebesar 68,28;
median 68; varians212,90; standar deviasi14,59; skor minimum 28; serta skor
maksimum 100.
(DD/CT) terlampir pada lampiran 08. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen
Frekuensi Relatif
No. Kelas Interval xi f
(%)
1 28 - 38 33 3 6
2 39 - 49 44 0 0
3 50 - 60 55 11 22
4 61 - 71 66 17 34
5 72 - 82 77 12 24
6 83 - 93 88 5 10
7 94 - 100 97 2 4
Jumlah 50 100
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 50 peserta didik terdapat 43% peserta
didik memperoleh skor di sekitar rata-rata, 38% peserta didik memperoleh skor
di atas rata-rata, dan 28% peserta didik memperoleh skor di bawah rata-rata.
Rincian lebih jelas data disampaikan pada tabel 4.4 dapat disajikan pada gambar
berikut.
66
18
16
14
12
Frekuensi
10
8
6
4
2
0
33 44 55 66 77 88 97
Skor Tengah
Gambar 4.3
Histogram dan Poligon Skor Hasil Belajar Matematika
Kelompok Eksperimen
berada pada kelas interval 28–38 dengan titik tengah 33, sebanyak 0 orang peserta
didik berada pada kelas interval 39 – 49 dengan titik tengah 44, sebanyak 11
orang peserta didik berada pada kelas interval 50– 60 dengan titik tengah 55,
sebanyak 17orang peserta didik berada pada kelas interval 61– 71 dengan titik
tengah 66, sebanyak 12orang peserta didik berada pada kelas interval 72– 82
dengan titik tengah 77, sebanyak 5 orang peserta didik berada pada kelas interval
83– 93 dengan titik tengah 88, sebanyak 2orang peserta didik berada pada kelas
interval 94– 100 dengan titik tengah 97.Dengan demikian pola gambar di atas
50 orang, rata-rata sebesar 58,98; median 58; varians 228,75; standar deviasi
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol
Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 50 peserta didik terdapat 30% peserta
didik memperoleh skor di sekitar rata-rata, 44% peserta didik memperoleh skor
di atas rata-rata, dan 26% peserta didik memperoleh skor di bawah rata-rata.
Rincian lebih jelas data disampaikan pada tabel 4.5 dapat disajikan pada gambar
berikut.
68
16
14
12
Frekuensi
10
8
6
4
2
0
25 36 47 58 69 80 89
Skor Tengah
Gambar 4.4
Histogram dan Poligon Skor Hasil Belajar Matematika
Kelompok Kontrol
berada pada kelas interval 20–30 dengan titik tengah 25, sebanyak 2 orang
peserta didik berada pada kelas interval 31 – 41 dengan titik tengah 36, sebanyak
7 orang peserta didik berada pada kelas interval 42– 52 dengan titik tengah 47,
sebanyak 15 orang peserta didik berada pada kelas interval 53– 63 dengan titik
tengah 58, sebanyak 14 orang peserta didik berada pada kelas interval 64– 74
dengan titik tengah 69, sebanyak 7 orang peserta didik berada pada kelas interval
75– 85 dengan titik tengah 80, sebanyak 1 orang peserta didik berada pada kelas
interval 86– 92 dengan titik tengah 89.Dengan demikian pola gambar di atas
B. Analisis Data
dan homogenitas sebagai prasyarat dari perhitungan dengan menggunakan uji t (t-
a. Uji Normalitas
normal atau tidak, karena jika data tidak normal maka hipotesis tidak dapat
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas
Kelompok Jumlah
No. Dhitung Dtabel Kesimpulan
Sampel Sampel
1 X1 50 0,1923 0,0656 Normal
2 X2 50 0,1923 0,0867 Normal
3 Y1 50 0,1923 0,1450 Normal
4 Y2 50 0,1923 0,1622 Normal
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
70
terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar
adalah 7,815 makaX2hitung<X2tabel yaitu 3,940 < 7,815, sehingga H0 diterima (gagal
tolak) dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan keempat kelompok data tidak memiliki
matriks varian/kovarian dapat dilihat dari hasil uji Box’s M yang dibantu program
Gambar 4.5
Hasil Uji Box.s M
Dari hasil pengujian diperoleh nilai sig = 0,663 > 0,05. Menurut pengujian
dilanjutkan.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (t-test) untuk menguji
hipotesis I dan II, serta uji analisis MANOVA untuk menguji hipotesis III.
a. Uji Hipotesis I
peserta didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan Denpasar Tahun Pelajaran
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Uji t Hipotesis I
Varian
Kelompok Rata-rata Varian thitung ttabel
Gabungan
Eksperimen 85,62 135,18
12,52 2,241 1,984
Kontrol 77,68 178,51
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
menggunakan uji t, menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 2,241, sedangkan ttabel
Ternyata thitung> ttabel, ini berarti H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima, dengan
kemampuan berpikir kritis pada peserta didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan
b. Uji Hipotesis II
peserta didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan Denpasar Tahun Pelajaran
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Uji t Hipotesis II
Varian
Kelompok Rata-rata Varian thitung ttabel
Gabungan
Eksperimen 68,28 212,90
14,86 2,213 1,984
Kontrol 58,98 228,75
(Sumber : Data Primer Diolah, 2017)
menggunakan uji t, menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 2,213, sedangkan ttabel
Ternyata thitung> ttabel, ini berarti H0 ditolak dan sebaliknya H1 diterima, dengan
belajar matematika pada peserta didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan
Pada uji hipotesis ketiga akan digunakan uji MANOVA dengan langkah-
langkah berikut.
1 ) Menentukan Hipotesis
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika pada peserta didik
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika pada peserta didik
berikut.
Statistics 23 for windows selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12. Pada
perhitungan uji MANOVA secara manual diperoleh hasil yaitu Fhitung sebesar
n
v1 2( g 1) 2(2 1) 2 serta v 2 2 ni g 1 299 2 1 192
i 1
SPSS Statistics 23 for windows secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Multivariate Testsa
75
yaitu Fhitung > Ftabel , ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sejalan dengan hasil
signifikansi 0,000 < 0,05 yang juga berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan
terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika pada peserta
didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan Denpasar Tahun Pelajaran 2016/2017.
1. Pembahasan Hipotesis I
1,984, sehingga thitung> ttabel. Hasil analisis data juga menunjukan bahwa rata-rata
pembelajaran konvensional kepada kelas kontrol yaitu kelas VIII B. Dimana kelas
eksperimen dan kelas kontrol ditentukan dengan cara dirandom. Kegiatan belajar
salam ceria dan semangat agar mengajak peserta didik semangat memulai
“apakah persegi dan persegi panjang itu sama, berikan alasan dari jawaban
kalian?”. Pertanyaan dari peneliti direspon dengan bervariasi jawaban oleh peserta
didik. Respon yang disampaikan oleh peserta didik dapat merangsang ketelitian
dan keingintahuan terhadap materi yang akan dibahas, sedangkan bagi peneliti
respon yang disampaikan dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui sejauh
77
mana pemahaman awal sebagai prasyarat peserta didik terhadap materi yang akan
diajarkan.
Fase kedua yaitu bersikap jujur, disini peneliti menyajikan terkait materi
yang dibahas secara ringkas. Peserta didik menyimak penyajian yang disampaikan
hal-hal yang belum dipahami dari masalah yang disajikan, misalkan peneliti
memberi pertanyaan “Menurut kalian, dapatkah kita mengitung berapa liter air
yang dapat ditampung pada kolam renang?. Peserta didik menanggapi pertanyaan
dan bekerja sama antar sesama kelompok. Peneliti mengintruksikan bahwa peserta
didik secara individu akan diundi untuk mejelaskan jawaban dari satu pertanyaan
kelompok mencari jawaban atas pertanyaan pada buku panduan dan diberikan
belum dipahami. Disini, mengalami kendala yaitu peserta didik yang ingin
bertanya pada peneliti maka peserta didik yang lain menunggu sebelum peserta
gulungan-gulungan kecil berisi satu nama untuk seluruh peserta didik pada kelas
eksperimen. Nama peserta didik yang keluar pada saat diundi diajak menjelaskan
terhadap materi yang disajikan kepada penyaji dan kelompoknya seperti “Apakah
maupun kelompok lain. Pemberian tepuk tangan kepada peserta didik yang
memberikan latihan soal. Pada akhir pelajaran peneliti memberikan umpan balik
kepada peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara
latihan.
peserta didik yang kurang merespon proses pembelajaran. Karena pada fase
menciptakan suasana yang aktif baik antar sesama peserta didik maupun guru
peserta didik yang dianggap kurang merespon untuk menjawab dengan dibantu
oleh peserta didik yang dianggap mampu di depan kelas. Setiap peserta didik yang
tambah.
teman dan guru dalam mempresentasi pemecahan masalah peserta didik masing-
masing kelompok melalui tugas yang diberikan. Faktor pengajaran guru yang
dengan dialog mendalam dan berpikir kritis mampu memasuki ranah intelektual
80
melahirkan imajinatif atas ide-ide pemecahan masalah pada setiap tugas, sehingga
kelas, hal ini tentunya akan membuat peserta didik lebih aktif berkomunikasi
dengan teman sebayanya terutama dalam hal mencari tahu solusi dari suatu
didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan Denpasar, peneliti memberikan post test
angket yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah diberikan post test,
Hasil analisis data penelitian ini sejalan dengan dilakukan oleh Murwidarsih
Belajar Peserta didik Pada Pembelajaran IPS Kelas VII C SMPN 2 Pleret
2. Pembahasan Hipotesis II
1,984, sehingga thitung> ttabel. Hasil analisis data juga menunjukan bahwa rata-rata
kali pertemuan dengan enam tahap atau fase pembelajaran.Secara umum kendala
yang dihadapi adalah pengelolaan kelas dan pengelolaan waktu. Karena pada fase
meminta agar peserta didik yang tidak tertib bernyanyi, berpantun dan sebagainya
mereka secara individu maupun kelompok. Pemberian tugas yang dikerjakan oleh
masing-masing peserta didik namun dalam satu kelompok yang bertujuan untuk
melakukan latihan serta interaksi antar sesama kelompok untuk saling membantu
dalam pemecahan masalah, sehingga pengalaman yang dimiliki lebih baik. Guru
sehingga peserta didik selalu terbimbing dan terawasi dalam pengerjaan tugas
mendalam antara peserta didik dan guru dimana mampu mewujudkan sikap
empatisitas yang lebih tinggi. Salah satu pengaruh keberhasilan suatu hasil belajar
ialah faktor internal yaitu psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat dan
bakat. Hal tersebut tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar matematika
peserta didik.
yaitu menyampaikan pokok materi yang diberikan dan kompetensi yang akan
didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan Denpasar, peneliti memberikan post test
eksperimen dan kelompok kontrol. Post test yang diberikan adalah post test yang
sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah diberikan post test, data dianalisis
Hasil analisis data penelitian ini sejalan dengan dilakukan oleh Konstantia
Hasil Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6
menunjukan bahwa nilai Fhitung sebesar 92,83, sedangkan harga Ftabelpada taraf
n
v2 2 ni g 1 299 2 1 192 diperoleh Ftabelsebesar 3,04. Karena
i 1
berpikir kritis dan hasil belajar matematika pada peserta didik kelas VIII SMP
ini disyaratkan peserta didik untuk memiliki latar belakang yang cukup tentang
(DD/CT) secara simultan terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar
matematika peserta didik kelas VIII SMP Kristen 1 Harapan Denpasar, data yang
memberi respon baik yaitu keaktifan pada saat menanggapi pertanyaan yang
kesederajatan dan keberadaban serta empatisitas yang lebih tinggi. Selain itu
dari respon yang didasari atas prinsip guru sebagai fasilitator terhadap proses dan
kinerja peserta didik dalam memecahkan masalah. Sehingga peserta didik dapat
membedakan mana yang disebut berpikir baik dan tidak baik, mana yang benar
dan tidak benar. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar