Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data


tentang individu, keluarga dan kelompok (Carpenito & Moyet, 2007)

Dalam melakukan pengkajian pada klien data di dapatkan dari klien , beserta
keluarga , catatan medis serta tenaga kesehatan lainnya.

1) Riwayat kesehatan sekarang

Ny. S berusia 72 tahun masuk ke PSTW Budi Mulia I pada tanggal 05


Maret 2019 oleh sepupunya dengan alasan tidak ada yang merawat di rumah,
Keluhan utama saat ini yaitu pasien mengeluh lemah pada kakinya sehingga
sulit berjalan, aktivitas pasien hanya bisa di atas tempat tidur. Aktivitas sehari-
hari dibantu oleh perawat. Pasien mengatakan mudah kelelahan.Beraktivitas
menggunakan kursi roda. Pasien mengeluh pusing dan nyeri pada kepala,
leher hingga pundak, timbul nyeri secara tiba-tiba,hilang timbul dan lamanya
tidak menentu, skala nyeri 5, pasien tampak meringis kesakitan.

2) .Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan orangtuanya tidak ada yang sakit diabetes melitus dan
hipertensi. Pasien tidak tahu bahwa ia ada riwayat diabetes melitus ataupun
hipertensi karena tidak pernah kontrol kesehatan, pasien tahu ia mengalami
Hipertensi pada saat di panti.Pasien mengatakan pernah jatuh di kamar mandi
beberapa bulan yang lalu karena lemas.
3) Pemeriksaan fisik

keadaan umum sedang, tingkat kesadaran compos mentis, GCS:15,


pemeriksaan tanda-tanda vital: Tekanan darah: 160/90 mmHg, nadi: 88
kali/menit, respirasi: 18 kali/menit, suhu: 36,7°C. Kondisi kepala, rambut
tampak beruban merata dan bersih, kepala tidak ada benjolan. Kondisi leher
normal tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Suara jantung normal,
tidak ada nyeri dada, CRT < 3 detik, akral teraba hangat. suara napas vasikuler,
tidak ada sesak dan batuk, pergerakan dada simetris. Abdomen tampak rata,
tidak ada bekas luka, tidak ada masa dan nyeri tekan, bising usus 15 kali/menit,
pasien BAB 1 kali sehari konsistensi lunak. Kulit tampak kering dan keriput,
turgor kulit tidak elastis, tidak ada eritema dan gatal-gatal.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi


kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi (
Doenges, 2000 : 8 ).

Pada tinjauan teoritis ditemukan 6 diagnosa keperawatan.Diagnosa yang


ditemukan pada teori :

1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan


frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
2. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia
jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
3. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan
curah jantun
4. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan
dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi
pulmonal
5. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran
dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
6. Intoleransi aktivitas b/d curah jantung yang rendah, ketidakmampuan
memenuhi metabolisme otot rangka, kongesti pulmonal yang
menimbulkan hipoksinia, dyspneu dan status nutrisi yang buruk selama
sakit

Sedangkan pada kasus ditemukan 5 diagnosa yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis


2. Risiko tinggi penurunan curah jantung
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
4. Konfusi kronik berhubungan dengan demensia.
5. Risiko tinggi jatuh.

Diagnosa lainnya yang tidak muncul pada tinjauan kasus karena kondisi pasien
pada saat dilakukan pengkajian sudah dalam kondisi stabil..

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan


dari pasien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.

Intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai hasil


pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan ( Doenges, 2000 : 10 ). Dalam
menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan prioritas
masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat
ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus
disesuaikan dengan keluhan dan keadaan pasien.
D. Implementasi

Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan rencana


tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien
post sectio caesarea dengan indikasi eklamsi, hal ini tidaklah mudah. Terlebih
dahulu penulis mengatur strategi agar tindakan keperawatan dapat terlaksana,
yang dimulai dengan melakukan pendekatan pada klien agar nantinya klien mau
melaksanakan apa yang perawat anjurkan, sehingga seluruh rencana tindakan
keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan masalah yang dihadapi klien.
Dalam melakukan rencana tindakan, penulis tidak menemukan kesulitan yang
berarti, hal ini disebabkan karena :

1. Adanya faktor perencanaan yang baik dan sistematik sehingga memudahkan


untuk melakukan tindakan keperawatan
2. Pendekatan yang dilakukan pada klien dan keluarga dengan baik sehingga
klien merasa percaya pada penulis dan mudah dalam pemberian serta
pelaksanaan tindakan keperawatan
3. Adanya kerja sama yang baik dengan petugas ruangan, sehingga penulis
mendapat bantuan dalam melalaksanakan tindakan keperawatan.

E. Evaluasi

Dari 5 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang
penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan asuhan
keperawatan, kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan
optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai
hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien,
perawat, dan tim kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai