Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan publik merupakan tanggung jawab pemerintah dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Salah satu bentuk pelayanan publik yang

telah dilaksanakan oleh pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan kesehatan

masyarakat. Contohnya dengan mendirikan Puskesmas. Puskesmas telah

diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1968. Puskesmas (Pusat Kesehatan

Masyarakat) adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah

kecamatan, yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar dari

pemerintah bagi masyarakat luas yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu

dengan menitik beratkan pada usaha promotif dan preventif, disamping pelayanan

kuratif dan rehabilitatif. Semua kegiatan tersebut dijabarkan dalam bentuk

program pokok Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten/kota yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

suatu wilayah kerja (Depkes RI, 2004).

Puskesmas bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama, pusat

pemberdayaan keluarga dan masyarakat, dan pusat penggerak pembangunan

berwawaasan kesehatan (Trihono, 2005). Untuk menunjang pelaksanaan fungsi

dan programnya, Puskesmas dilengkapi dengan berbagai sistem manajemen, yaitu

; Perencanaan Program Kesehatan Tingkat Puskesmas (PI), Pergerakan

9
Pelaksanaan Kegiatan (P2), serta Pengawasan, Pengendalian, dan Evaluasi

kegiatan (P3).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang

tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut

akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan (Soebroto, 2009).

Penyakit gigi dan mulut masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

utama didunia, menurut hasil The National Health and Nutrition Examination

Survey pada tahun 2004 menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di

Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan karena penyakit gigi dan mulut

merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan oleh masyarakat yaitu sebesar

60%. Penyakit gigi dan mulut yang terbanyak diderita masyarakat adalah karies

gigi kemudian diikuti oleh penyakit periodontal di urutan kedua.

Prevalensi karies di kota Padang cukup tinggi yaitu 74,2 % (Rikesdas

Sumbar, 2007). Karies berasal dari bahasa Yunani, berarti lubang, menurut

Lundeen dan Roberson adalah penyakit gigi yang disebabkan oleh mikroba yang

mengakibatkan jaringan keras gigi terlarut dan hancur (Lundeen dan Roberson,

1995). Etiologi karies terdiri atas berbagai faktor yaitu substrat atau medium,

mikroorganisme, dan pejamu (gigi), dan faktor lain yang berperan adalah waktu.

Karies akan terjadi bila keempat faktor tersebut ada dan saling berinteraksi (Kidd,

dkk, 1992).

Dental Public Health merupakan suatu program yang dikurikulumkan oleh

bagian Akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah yang

diwajibkan kepada seluruh mahasiswa yang sedang menjalani praktek

kepaniteraan klinik. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas

10
Kesehatan Kota Padang serta Puskesmas Andalas selama waktu yang ditentukan.

Mahasiswa juga wajib mengetahui apa kegiatan yang dikerjakan oleh staf yang

ada didalam Puskesmas Andalas.

1.2 .Rumusan Masalah

Mengefisienkan Integrasi antara Tenaga Kerja Kesehatan BP Gigi dan

pemegang program Posyandu Lansia di Puskesmas Andalas.

1.3.Tujuan

Untuk Mengefisienkan Integrasi antara Tenaga Kerja Kesehatan BP Gigi

dan pemegang program Posyandu Lansia di Puskesmas Andalas.

1.3 Manfaat

Dalam penulisan makalah ini diharapkan agar dapat memberikan

kontribusi kepada pihak Puskesmas dalam melaksanakan kelancaran berjalannya

program dengan Tenaga Kesehatan BP Gigi Puskesmas Andalas. Selain itu proses

penulisan makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah

pengetahuan penulis dalam menganalisa permasalahan dan memberikan solusi

pada permasalahan yang ditemui di Puskesmas Andalas.

11
BAB II

PROFIL PUSKESMAS

2.1 Puskesmas

2.1.1 Definisi

Pengertian Puskesmas menurut Departemen Kesehatan RI ( 1981 ) Pusat

kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional

yang berlangsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat

dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam

bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.

2.1.2 Fungsi Puskesmas ( Depkes RI, 2007)

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya

2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat diwilayah kerjanya

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan

kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri

2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien

3. Memberi bantuan yang bersifat teknis materi dan tujukan medis

maupun tujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan

12
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program kesehatan.

2.1.3 Sejarah Puskesmas

Puskesmas Andalas didirikan pada tahun 1975. Pertama kali dipimpin oleh

dr.Tamrin dengan 6 orang pegawai yang terdiri dari 1 orang bidan, 1 orang

perawat, 1 orang tenaga sanitasi, 1 orang pembantu bidan, 1 orang pembantu

perawat dan 1 orang tenaga tata usaha dengan 11 program pokok. Wilayah kerja

Puskesmas Andalas setelah pemekaran kota Padang menjadi 11 kecamatan, Alai

masuk ke Padang Utara dan 3 buah Pustu di bawah Puskesmas Alai menjadi

Puskesmas Andalas, sehingga pegawai Puskesmas Andalas juga bertambah

menjadi 15 orang.

Puskesmas Andalas adalah unit pelaksana teknis DKK (Dinas Kesehatan

Kota) Padang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di wilayah Kecamatan Padang Timur. Puskesmas Andalas memiliki

visi, misi dan tugas pokok yang jelas. Memiliki rencana program dan kegiatan

pengembangan yang berkelanjutan yang didukung oleh 3 (tiga) faktor yaitu

sumber daya manusia, anggaran, serta sarana dan prasarana kerja.

Di dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat

pelayanan kesehatan tingkat pertama, Puskesmas mempunyai wewenang yang

diberikan oleh DKK Padang diantaranya menyelenggarakan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatannya

sesuai dengan situasi kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.

13
2.2 Kondisi Umum Puskesmas Andalas

2.2.1 Kondisi Geografis

Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja

meliputi 10 kelurahan dengan luas 8.15 KM2 dengan batas-batas sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kecamatan Padang Utara, Kuranji

• Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan

• Sebelah Barat : Kecamatan Padang Barat

• Sebelah Timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Yang terdiri dari 10 kelurahan :

1. Kelurahan Sawahan

2. Kelurahan Jati Baru

3. Kelurahan Jati

4. Kelurahan Sawahan Timur

5. Kelurahan Simpang Haru

6. Kelurahan Andalas

7. Kelurahan Kubu Marapalam

8. Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

9. Kelurahan Parak Gadang Timur

10. Kelurahan Ganting Parak Gadang

14
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Andalas melalui Stat Planet
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2016

2.2.2 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah 82571 jiwa

(2016), dengan rincian per kelurahan sebagai berikut

Tabel 1. Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan Padang Timur


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2016

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Sawahan 2595 2704 5299

2 Jati Baru 2840 3859 6699

3 Jati 5162 4893 10055

4 Sawahan Timur 2321 2204 4525

5 Simpang Haru 3049 3044 6093

6 Andalas 5577 5533 11110

7 Marapalam 7184 6914 14098

8 Kb. Dalam Parak 4417 4455 8872


Karakah

15
9 Pr. Gadang Timur 2375 2333 4708

10 Gt. Pr.Gadang 5518 5594 11112

JUMLAH 41038 41533 82571

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebaran penduduk terbanyak

berada di Kelurahan Marapalam wilayah kerja Puskesmas Andalas.

2.3 Kondisi Khusus Puskesmas Andalas

2.3.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan kualitas

dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan

tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan hal

yang penting.

Wilayah kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk

melayani masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, 8

buah Puskesmas Pembantu (Pustu), 3 buah Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)

yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Andalas, yaitu :

1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat

2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah

3. Puskesmas Pembantu Tarandam

4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan

5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung

6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak

7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam

8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian

16
9. Poskeskel Kubu Marapalam

10. Poskeskel SawahanTimur

11. Poskeskel Kubu Dalam Parak Karakah

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas

Andalas mempunyai:

• 1 buah kendaraan roda empat (Puskel)

• 3 buah kendaraan roda dua

Tabel 2. Sarana lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas

No Sarana Umum dan Lingkungan Jumlah


1 Rumah Sakit Pemerintah 3
2 Rumah Sakit Swasta 6
3 Klinik Swasta 14
4 Dokter Praktek Umum 17
5 Dokter Praktek Spesialis 8
6 Bidan Praktek Swasta 12
7 Kader aktif 291
8 Pos KB 7
9 Posyandu Balita 86
10 Posyandu Lansia 13
11 Batra 9
12 Mesjid dan Mushalla 59/27
13 Panti Asuhan 2
14 Restoran dan Rumah Makan (TPM) 202
15 Rumah Penduduk 15.393
16 Tempat-tempat umum (TTU) 287
17 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 27
18 Sarana Air Bersih (PAM, SGL, SPT) 14.024
19 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) 14.281
20 Pasar 2
21 Salon 28

17
2.4 Tenaga Kesehatan dan Struktur Pembantu Puskesmas Andalas

Tabel 3. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas Tahun 2016


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2016

JENIS KETENAGAAN TINGKAT PENDIDIKAN KET


NO S.2 S.1 D.I D.III D.I SPK/SM SMP
V F/SLTA
1 Kepala Puskesmas 1 Dokter Umum
2 Kepala Tata Usaha 1 Bidan
3 Dokter Umum 3 Dokter Umum
4 Dokter Gigi 1 3 Dokter Gigi
5 Pelaksana Kebidanan 2 12 6 2 Volunteer , 1
Honor Lepas , 5
PTT
6 Pelaksana Keperawatan 1 11 5 1 Volunteer
7 Pelaksana Keperawatan 1 Perawat gigi
Gigi
8 Pelaksana Sanitasi 1 1 1 1 Volunteer
9 Pelaksana Analis 2 1 Volunteer
Kesehatan
10 Pelaksana Apoteker / AA 1 3 Apoteker Muda
11 Pelaksana Gizi 1 2 I Nutrisionis
Muda.
2 Nutrisionis
Pelaksana
12 Pelaksana Rekam Medis 2 1 Volunteer
13 Pelaksana Refraksionis 1 Pelaksana RO
Optisien
14 Fungsional Umum 1 4
15 Sopir 1 Honor Lepas
16 Cleaning Servis 1 Honor Lepas
JUMLAH 2 10 2 30 8 15 67 Orang

2.5 Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Andalas

Tabel 4. Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Andalas Tahun 2016


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas Tahun 2016

NO KELURAHAN TK SD/MIN SMP/ SMA/ PT


MTS MA
1 SAWAHAN 3 9 2 5 1
2 JATI BARU 4 6 1 2 1
3 JATI 2 2 2 2 2
4 SAWAHAN TIMUR 2 4

18
5 SIMPANG HARU 3 8 4 5 3
6 KUBU MARAPALAM 3 2 1
7 ANDALAS 7 3 1 2
8 KB DLM PARAK KARAKAH 4 3 1 1

9 PARAK GADANG TIMUR 4 7 1


10 GANTING PARAK GADANG 3 6
PUSKESMAS 35 50 13 17 7

2.6 Program Kerja Puskesmas Andalas dan Pelaksanaannya

Puskesmas Andalas memiliki beberapa program dasar dan program

pengembangan.program dasar yang meliputi : Promosi Kesehatan, KIA, KB, Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Program Pemberantasan Penyakit Menular, Program

Lansia, dan program pengembangan yang meliputi : Program Kesehatan

Olahraga, Program Gigi dan Mulut, Kegiatan Kesehatan Jiwa, Kegiatan

Kesehatan Indera dan Pengobatan.

2.7 Sistem Manajemen Puskesmas

Puskesmas merupakan ujung tombak Departemen Kesehatan RI dalam

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan upaya ahli kelola, upaya kesehatan, maka fungsi Puskesmas

mempunyai ruang lingkup promotif, preventif dan kuratif.

Manajemen Puskesmas merupakan rangkaian yang sistimatik meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam rangka meningkatkan fungsi

Puskesmas. Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama

terdepan harus melaksanakan fungsi manajemen dengan baik yang mengacu pada

fungsi Puskesmas.

19
Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II dan

bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada Dinas

Kesehatan. Dalam urutan pelayanan kesehatan, maka Puskesmas berkedudukan

pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.

Susunan Organisasi Puskesmas terdiri dari :

a. Unsur Pimpinan (General Manager): Kepala Puskesmas

b. Unsur Pembantu Pimpinan (Middle Manager): Urusan Tata Usaha

c. Unsur Pelaksana (Low Manager): tenaga / pegawai dalam jabatan

fungsional, jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas

tiap daerah, unit terdiri dari unit I - unit IV.

Berikut adalah penjelasan struktur organisasi unit pelaksana teknis daerah

Puskesmas Andalas secara keseluruhan, yaitu :

1. Kepala Puskesmas (General Manager), mempunyai tugas untuk

memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang

dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional. Pada

Puskesmas Andalas, Kepala Puskesmas telah melaksanakan tugasnya

dengan baik dan rutin mengadakan kunjungan ke setiap, bagian di

Puskesmas.

2. Tata usaha (Middle Manager), bertugas dibidang kepegawaian,

keuangan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan laporan.

Bagian tata usaha di Puskesmas Andalas rutin melaksanakan tugasnya

seperti mengurus berbagai macam surat tugas yang dibutuhkan para

pegawai untuk melaksanakan kegiatan luar gedung pada setiap program

Puskesmas.

20
3. Jabatan fungsional tertentu adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS daerah dalam suatu

satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada

keahlian atau ketrampilan tertentu.

4. Unsur Pelaksana (Low Manager), terdiri dari (a) Unit I, bertugas

melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, perbaikan gizi dan

KB; (b) Unit II, bertugas melaksanakan kegiatan pencegahan dan

pemberantasan penyakit khususnya imunisasi, kesling dan laboratorium

sederhana; (c) Unit III, bertugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi

dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan usia lanjut; (d) Unit IV, bertugas

melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan

olah raga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya;

(e) Unit V, bertugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan

masyarakat; (f) Unit VI, bertugas melaksanakan kegiatan pengobatan

rawat jalan dan rawat inap (g) Unit VII, bertugas melaksanakan

kefarmasian.

Berikut adalah ringkasan tata kerja pada Puskesmas, yaitu :

 Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan

prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan

Puskesmas maupun dengan satuan organisasi diluar Puskesmas sesuai

dengan tugasnya masing-masing.

 Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis

21
pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

 Kepala Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi

semua unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta

petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing petugas bawahannya.

2.8 Fungsi Manajemen Puskesmas

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada

dalam proses menajemen dan akan dijadikan acuan bagi Kepala Puskesmas dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dari program Puskesmas. Adapun

fungsi menajemen Puskesmas yaitu:

1. Planning

Planning adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber

yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan

Puskesmas secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan

tersebut. Kepala Puskesmas mengevaluasi berbagai rencana alternatif

sebelum mengambil tindakan kemudian melihat apakah rencana yang

dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan dari

Puskesmas. Perencanaan mengenai Program Puskesmas Andalas

dilakukan pada awal tahun, untuk menyusun Rencana Usulan Kegiatan

(RUK) berdasarkan hasil kajian dari pencapaian kegiatan tahun

sebelumnya. Perencanaan tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap.

Tahap pertama yaitu tahap persiapan diawali dengan pembentukan tim

penyusun. PTP oleh Kepala Puskesmas yang beranggotakan staf

Puskesmas. Tahap kedua yaitu analisis situasi yang bertujuan untuk

22
memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang

dihadapi Puskesmas. Tahap selanjutnya adalah tahap penyusunan RUK,

tahap penyusunan RUK merupakan tahap menetapkan cara-cara

pemecahan masalah menjadi suatu kegiatan yang diusulkan. Tahap akhir

dari PTP adalah tahap penyusunan RPK, setelah adanya alokasi biaya

yang telah disetujui.

2. Organizing

Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi

kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian memudahkan

Kepala Puskesmas melakukan pengawasan dan menentukan orang yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa

yang harus dilakukan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas

tersebut dikelompokkan dan siapa yang bertanggung jawab atas tugas

tersebut. Pengorganisasian di Puskesmas Andalas cukup baik,

dikarenakan SDM yang ada di Puskesmas telah bekerja dengan baik

menjalankan rencana- rencana yang telah ditentukan sesuai dengan bagian

kerja mereka masing-masing. Seperti di BPG setiap tahun telah ada

Planning untuk kegiatan UKGS dan UKGM maka SDM yang ada di BPG

seperti dokter gigi juga perawat menyusun jadwal dan melaksanakan

program tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3. Actuating

Actuating merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang

mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan

23
tenaga secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan program-program

Puskesmas. Actuating merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan

menjadi kenyataan dengan berbagai pengarahan atau motivasi terhadap

SDM di Puskesmas sesuai dengan bidang dan tanggung jawab mereka

masing-masing. Di Puskesmas Andalas Kepala Puskesmas melakukan

pengarahan terhadap program-program kerja yang telah direncanakan

kepada bawahannya dengan cara orientasi, perintah dan juga delegasi

wewenang dan cara tersebut cukup efektif dan dapat berjalan baik

sehingga para bawahan dapat melaksanakan tugas-tugas yang

diperintahkan dengan baik dan tanpa ada paksaan sehingga hasil yang

didapat juga berjalan lancar dan baik dan selalu menjaga hubungan yang

harmonis terhadap seluruh bawahan agar tercipta suatu suasana yang baik

yang akan berpengaruh terhadap kinerja bawahan.

4. Controling

Controling merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus,

Pelaksanaan rencana kedua yang sudah disusun dan mengadakan koreksi

terhadap penyimpangan yang terjadi. Di Puskesmas Andalas controling

selalu dilakukan Kepala Puskesmas terhadap kinerja SDM yang ada di

Puskesmas. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar

kinerja yang jelas, dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja

yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kedua pegawai. Penilaian

kerja pegawai di Puskesmas Andalas meliputi tenaga yang memberikan

pelayanan langsung pasien, seperti perawat, bidan dan dokter maupun

tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam

24
melakukan koreksi apabila ada penyimpangan. Oleh karena adanya

controling yang baik maka kinerja SDM di Puskesmas Andalas bisa

dikatakan baik dan memuaskan

25
BAB III

KEGIATAN DPH

3.1 Penatalaksanaan Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut

Di Balai Pengobatan Gigi ini ada empat orang dokter gigi dan satu orang

perawat gigi. Disini, mahasiswa harus mengikuti peraturan yang telah ditentukan

dan ikut serta pelayanan yang ada.

3.1.1 Balai Pengobatan Gigi

Standar pelayanan yang ada di bagian balai pengobatan gigi dimana alat,

bahan, dan obat-obatan yang digunakan di puskesmas didanai oleh pemerintah

daerah dan dibantu oleh Asuransi Kesehatan sedangkan pengolahan sampah di

balai pengobatan gigi ada dua cara medis dan non medis, sampah medis dikirim

ke rumah sakit M.Djamil untuk dikelola yang disebut INCENERATOR yaitu alat

yang memusnahkan sampah medis sedangkan sampah non medis dibuang di TPA.

Kegiatan yang dilakukan di pelayanan poli gigi antara lain :

1. Anamnesa pasien

2. Ekstrasi (Pencabutan Gigi) gigi susu dan tetap

3. Penambalan gigi susu dan tetap

4. Premedikasi

5. Mencuci dan melakukan sterilisasi instrument kedokteran gigi

6. Mencatat jumlah pasien yang datang, diagnosa, dan perawatan di buku

harian registrasi

7. Rujukkan

8. Integrasi KIA

26
Penyakit yang banyak diderita adalah kelainan penyakit jaringan pulpa dan

periapikal yaitu sebanyak 2.957 kasus.

3.1.1.1 Rujukan BP Gigi

Jumlah kunjungan pasien baru yang datang ke BP gigi per Oktober 2016

adalah 2.502 orang dan kunjungan pasien lama 2.160 orang. Dari jumlah

keseluruhan pasien yang datang ke BP gigi 4.662 orang yang mendapatkan

rujukan sebanyak 412 rujukan.

412

Jumlah Kunjungan
Jumlah Rujukan
4662

Diagram 1. Jumlah Rujukan BP Gigi Puskesmas Andalas Tahun 2016

27
3.1.1.2 Pencabutan dan Penambalan Gigi

Pencabutan dan penambalan gigi di Puskesmas Andalas per Oktober 2016

800
Pencabutan
695
700

600 558

500
Penambalan
400
326
300

200

100
8
0

sulung permanen

Diagram 2. Pencabutan dan Penambalan di Puskesmas Andalas Tahun 2016

3.1.2 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)


Menurut laporan tahunan hasil kegiatan usaha kesehatan gigi
masyarakat desa (UKGMD) dari 1.892 orang jumlah penduduk yang
diperiksa terdapat 570 orang penduduk yang memerlukan pengobatan.

28
570
Jumlah penduduk yg
diperiksa = 1892 Orang

Jumlah penduduk yg
perlu pegobatan = 570
1892 Orang

Diagram 3 : Perbandingan Jumlah Penduduk yang Diperiksa, Penduduk yang


Perlu Pengobatan pada Kegiatan UKGMD.

UKGMD ditujukan dalam upaya pembinaan masyarakat agar kesadaran,

kemauan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dapat berperan dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa

(UKGMD) adalah segala upaya untuk mendorong perubahan perilaku kesehatan

gigi masyarakat ke arah lebih baik. Adapun tujuan utama dari UKGMD adalah

untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat dengan cara memberikan

pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan

UKGMD dilakukan pada kegiatan Posyandu Balita dan Posyandu Lansia. Sesuai

dengan jadwal yang telah disusun, mahasiswa menjalani kegiatan penyuluhan di

Posyandu yang menjadi ruang lingkup Puskesmas Andalas.

Posyandu adalah singkatan "Pos Pelayanan Terpadu". Posyandu terpadu

adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh

pelayanan kesehatan. Pada kegiatan Dental Public Health (DPH) di puskesmas

Andalas mahasiswa mengikuti kegiatan posyandu balita (bawah lima tahun)

posyandu lansia (lanjut usia) dan UKGMD (Usaha Kegiatan Gigi Masyarakat).

29
Posyandu menurut Departemen Kesehatan RI 2006 adalah wadah

pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibimbing petugas terkait.

A. Posyandu Balita

Posyandu balita dilaksanakan dengan tujuan yaitu :

1. Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan

angka kelahiran.

2. Untuk mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan

sejahtera.

3. Agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan

kegiatan-kegiatan ini yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya seperti kesehatan gigi dan mulut.

Lokasi posyandu harus berada pada tempat yang mudah didatangi oleh

masyarakat, misalnya di Andalas, ini dilakukan di posyandu setempat atau rumah

kader-kader.

Kegiatan posyandu meliputi:

1. Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan sewaktu bayi dan balita datang, lalu kader akan

mencatat nama dan tanggal kunjungan.

2. Penimbangan bayi dan balita

Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui BB (Berat Badan) bayi

dan balita, apakah BB sesuai dengan umur bayi dan balita untuk

mengetahui status gizi balita.

30
3. Pelayanan (Bumil)

Melakukan pemeriksaan ibu hamil yang berkunjung ke posyandu dan

imunisasi serta pemeriksaan gigi dan mulut pada ibu hamil

4. Pelayanan ibu menyusui

Dengan memberikan pengarahan kepada ibu menyusui untuk

mengetahui cara menyusui yang baik serta perawatan bayi.

5. Pemberian imunisasi

Bertujuan untuk mencegah penyakit.

6. Pemeriksaan gigi dan mulut pada ibu hamil, ibu menyusui dan balita.

B. Posyandu Lansia

Posyandu Lansia dilakukan dengan tujuan untuk mencapai masa tua yang

bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan

eksistensinya dalam strata masyarakat. Sedangkan tujuan khusus dari posyandu

lansia adalah:

1. Agar lansia mampu mandiri, produktif dan berperan serta aktif dalam

pembangunan.

2. Agar keluarga dan masyarakat mampu memahami berperan serta dalam

pembinaan kesehatan umum dan kesehatan gigi dan mulut pada usia lanjut.

Kegiatan yang dilakukan di posyandu :

1. Menimbang berat badan.

2. Mengukur tekanan darah.

3. Pemeriksaan gigi dan mulut.

31
3.1.3 Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

Pendidikan kesehatan gigi adalah segala upaya untuk mendorong

perubahan perilaku kesehatan masyarakat kearah yang lebih baik. Tujuan :

1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut.

2. Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan

mulut bagi mereka sendiri maupun lingkungannya.

3. Memotivasi atau mendorong masyarakat agar berperilaku kesehatan gigi

dan mulut yang lebih baik.

4. Mencegah penyakit dan kelainan gigi dan mulut.

5. Meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.

Tabel 5. Pencapaian Program Kerja UKGS Tahun 2016

No Kegiatan Target Hasil Pencapaian


1 Juml. SD 50 50 100%
2 Juml. SD UKGM Tahap 1 50 50 100%
3 Juml. SD UKGM Tahap 2 50 50 100%
4 Juml. SD UKGM Tahap 3 15 0 -
5 Jumlah Murid SD yang Telah Menerima 90% 3.650 orang
DHE/SGM
6 Jumlah Murid Kelas I yang telah Menjalani 90%
Screening
7 Jumlah Murid SD yang Membutuhkan dan 50%
Mendapatkan Perawatan/Pencabutan Gigi

3.1.4 Integrasi KIA dan BP Gigi


Salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut

pada masyarakat adalah faktor perilaku yang mengabaikan kebersihan gigi dan

mulut. Pemeliharaan kebersihan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok ibu

hamil sangat diperlukan untuk memperoleh fungsi yang optimal, agar makanan

dapat dicerna dengan baik sehingga zat nutrisi bisa diserap sempurna.

32
Pengetahuan dan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada

ibu hamil sangat menentukan status rongga mulut dan kesehatan ibu hamil serta

janinnya. Di Puskesmas Andalas kegiatan upaya kesehatan gigi dilaksanakan di

dua tempat yaitu didalam dan diluar gedung puskesmas. Kegiatan didalam gedung

puskesmas berupa pelayanan pada Bp gigi dan pelayanan integrasi dengan KIA

yang berupa pemeriksaan ibu hamil. Sedangkan untuk kegiatan diluar gedung

berupa kegiatan UKGS dan UKGMD. Program integrasi KIA dengan Bp gigi di

Puskesmas Andalas dengan jumlah pasien kunjungan pertama yang datang ke

KIA per Oktober 2016 adalah 501 orang sudah diterapkan dan dijalankan dengan

baik sehingga ibu hamil yang mempunyai keluhan gigi dan mulut bisa langsung

dirujuk ke poli gigi akan mendapat perawatan dengan baik.

33
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi pada Laporan

Tahunan Puskesmas Andalas per Oktober Tahun 2016 dan wawancara pada

penanggung jawab program di Puskesmas. Terdapat beberapa masalah yang

didapatkan setelah observasi:

4.1.1 Masih Tingginya Angka Rujukan Pasien di BP Gigi Puskesmas

Andalas

Berdasarkan laporan tahunan BP gigi Puskesmas Andalas per Oktober

2016 jumlah rujukan pasien poli gigi di Puskesmas Andalas adalah 412 rujukan,

dengan jumlah kunjungan dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2016

adalah 4662 orang.

4.1.2 Belum berjalannya UKGS Tahap III di BP Gigi Puskesmas Andalas

Berdasarkan wawancara dengan pemegang program UKGS BP Gigi

didapatkan belum berjalannya UKGS Tahap III.

4.1.3 Belum Efektifnya Integrasi Antara Tenaga Kesehatan di Bp Gigi

dengan Pemegang Program Posyandu Lansia

Berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2016 terdapat 13

posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Jumlah lansia laki-laki

2618, jumlah lansia perempuan 2627, Total Keseluruhan Laki Laki dan

Perempuan berjumlah 5245. Berdasarkan laporan tahunan BP gigi per oktober

2016 jumlah lansia yang mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

34
berjumlah 100 orang dengan tenaga kesehatan BP Gigi yang ikut posyandu lansia

hanya 2 kali sampai dengan oktober 2016.

4.2 Prioritas Masalah

Suatu masalah dibandingkan masalah lainnya dapat dilihat dari tiga aspek

berikut:

1. Bagaimana gawatnya masalah dilihat dari pengaruhnya sekarang ini

terhadap produktivitas, orang, dan/atau sumber dana dan daya?

2. Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia?

3. Bagaimanakah perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan

berkembangnya masalah?

Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang

prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut

adalah urgency, seriuosness, dan growth. Untuk mengurangi tingkat subyektivitas

dalam menentukan masalah prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk

masing-masing unsur USG tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala

tertentu. Misalnya penggunaan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi,

serius, atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk

masing-masing unsur tersebut.

Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk

diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

35
Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut

terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi

organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia,

sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap

organisasi maka semakin serius masalah tersebut.

Nilai 1 : tidak mudah

Nilai 2 : kurang mudah

Nilai 3 : cukup mudah

Nilai 4 : mudah

Nilai 5 : sangat mudah

Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat

berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.

Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi

permasalahan tersebut.

Nilai 1 : sangat rendah

Nilai 2 : rendah

Nilai 3 : cukup rendah

Nilai 4 : tinggi

Nilai 5 : sangat tinggi

Sebelum menentukan masalah prioritas, kita buat daftar masalah terlebih

dahulu. Permasalahan yang dihadapi di Poli Gigi Puskesmas Andalas antara lain:

1. Masih Tingginya Angka Rujukan di BP Gigi Puskesmas Andalas

36
2. Belumnya Berjalannya UKGS Tahap III di BP Gigi Puskesmas

Andalas

3. Belum efektifnya integrasi antara tenaga kesehatan Bp gigi dengan

Posyandu Lansia di Puskesmas Andalas per oktober 2016

Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program Puskesmas tidak

memungkinkan untuk diselesaikan sekaligus, sehingga perlu dilakukan prioritas

masalah yang merupakan masalah terbesar. Dalam hal ini teknik yang kami

gunakan adalah teknik skoring. Dari masalah tersebut akan dibuat point of action

untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan.

URUTAN
No MASALAH U S G TOTAL
PRIORITAS
Masih Tingginya Angka Rujukan di
1 1 1 1 3 III
BP Gigi Puskesmas Andalas
2 Belumnya Berjalannya UKGS Tahap
2 1 1 4 II
III di BP Gigi Puskesmas Andalas
3 Belum efektifnya integrasi antara
tenaga kesehatan Bp gigi dengan
Pemegang Program Posyandu Lansia
di Puskesmas Andalas per oktober 3 2 3 8 I
2016

Untuk menentukan masalah prioritas, kita ambil masalah yang mempunyai

total skor paling tinggi. Dengan demikian, urutan prioritas permasalahan pada BP

Gigi Puskesmas Andalas adalah sebagai berikut :

1. Belum efektifnya integrasi antara tenaga kesehatan Bp gigi dengan

Posyandu Lansia di Puskesmas Andalas per oktober 2016

2. Belum berjalannya UKGS Tahap III di BP Gigi Puskesmas Andalas

37
3. Masih Tingginya Angka Rujukan di BP Gigi Puskesmas Andalas.

4.3 Diagram Ishikawa (Fish Bone)

Diagram Ishikawa adalah alat yang membantu untuk mengidentifikasi

penyebab masalah. Satu memiliki gambaran menyeluruh dari penyebab yang

menimbulkan masalah dengan representasi terstruktur semua penyebab yang

menghasilkan efek. Ada hubungan antara semua penyebab dan seseorang dapat

mengidentifikasi akar penyebab masalah.

The Ishikawa diagram, (atau fishbone diagram, cause and effect diagram

atau 5M) mengurangi risiko untuk melupakan beberapa penyebab dan

memberikan masukan untuk solusi. Metode ini memungkinkan untuk mengatasi

penyebab, untuk memperbaiki cacat dan memberikan solusi dengan menggunakan

tindakan korektif. Diagram Ishikawa berbasis teknik diagram yang

menggabungkan Brainstorming dengan jenis Mind Map, mendorong untuk

mempertimbangkan semua kemungkinan penyebab masalah, bukan hanya

masalah yang paling jelas.

Penyebab dan Analisis Efek pada awalnya dikembangkan sebagai alat

kontrol kualitas, tetapi dapat menggunakan teknik ini sama dengan baik untuk hal

lain. Misalnya, dapat digunakan untuk:

• Temukan akar penyebab masalah.

• Mengungkap terhambatnya proses.

• Mengidentifikasi di mana dan mengapa proses tidak bekerja.

4.3.1 Cara Menggunakan Tool

1. Langkah 1 : Mendefinisikan masalah. Menuliskan masalah yang

tepat yang hadapi. Bila sesuai, mengidentifikasi siapa yang terlibat,

38
apa masalahnya, dan kapan dan di mana itu terjadi. Sebuah panah

horizontal menunjuk pada masalah

2. Langkah 2: Work Out Faktor Mayor yang Terlibat. Selanjutnya,

mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menjadi bagian dari

masalah.

Manusia
Masing-masing Lingkungan
pemegang Belum terlihat
program (lansia pentingnya
dan gigi) belum penyuluhan kesehatan
mengetahui gigi dan mulut pada
pentingnya Posyandu Lansia
Posyandu Lansia

3. Belum efektifnya
integrasi antara tenaga
4.
kesehatan Bp gigi
5. dengan pemegang
program Posyandu
Lansia
Material Metode
 Media Pengaturan jadwal
Penyuluhan untuk tenaga
Kesehatan Gigi kesehatan gigi
turun ke posyandu
lansia

39
3. Langkah 3: Identifikasi Kemungkinan Penyebab. Sekarang, untuk setiap

faktor yang dipertimbangkan dalam langkah 2, brainstorming kemungkinan

penyebab masalah yang mungkin berhubungan dengan faktor.

4. Langkah 4: Analisis Diagram. Pada tahap ini harus memiliki diagram yang

menunjukkan semua kemungkinan penyebab masalah yang dapat dipikirkan.

Tergantung pada kompleksitas dan pentingnya masalah, sehingga dapat

menyelidiki kemungkinan penyebab lebih lanjut, dengan cara survei. Diagram

ini dirancang untuk menguji mana dari kemungkinan penyebab sebenarnya

yang memberikan kontribusi terhadap masalah.

No Faktor Penyebab Masalah


1 Manusia Masing-masing pemegang program (lansia dan gigi)
belum mengetahui pentingnya Posyandu Lansia

No Faktor Penyebab Masalah


1 Lingkungan Belum terlihat pentingnya penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut pada Posyandu Lansia

No Faktor Penyebab Masalah


1 Metode Pengaturan jadwal untuk tenaga kesehatan gigi turun
ke posyandu lansia

No Faktor Penyebab Masalah


1 Material Media Penyuluhan Kesehatan Gigi

40
5. Langkah 5 : Finalisasi. Satu hams mencari akar sebenarnya dari masalah

antara penyebab potensial. Kita harus bertindak dan memperbaiki dengan

mengajukan solusi. Kita mencari penyebab yang bisa diatasi dalam jangka

waktu dekat.

4.3.2 Alternatif Perencanaan Masalah

a. Tenaga Kesehatan di Bp Gigi

 Rencana : Kerja sama dalam pembuatan schedule antara tenaga

kesehatan Bp gigi dengan pemegang program Posyandu lansia

 Pelaksana : Tenaga Kesehatan Gigi dan pemegang program

Posyandu lansia

 Pelaksanaan : Setiap adanya kegiatan posyandu lansia harus di

sertai dengan penyuluhan gigi oleh tenaga kesehatan Bp Gigi

 Sasaran : Tenaga Kesehatan gigi dan pemegang program Posyandu

lansia

 Target : Pemegang program posyandu lansia dan tenaga kesehatan

gigi bekerja sama untuk memberikan penyuluhan tentang

kesehatan gigi dan mulut pada saat kegiatan posyandu lansia.

41
BAB V

RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM

5.1 Tahap Persiapan

1. Pembuatan rencana pertemuan antara pemegang program posyandu lansia

dengan tenaga kesehatan yang ada di BP gigi dan kepala puskesmas

Andalas untuk membahas dan menjalin kerja sama antara posyandu lansia

dengan BP gigi. Pertemuan bisa di adakan di ruangan kepala Puskesmas

Andalas pada minggu pertama bulan Desember 2016.

2. Mengkomunikasikan kepada pemegang program lansia untuk mengajak

tenaga kesehatan BP gigi disetiap kegitan posyandu lansia.

3. Pembuatan media tentang penyuluhan kesehatan gigi dan mulut berupa

slide dan phantom gigi.

5.2 Tahap Pelaksanaan

1. Melaksanakan pertemuan yang telah direncanakan di ruangan kepala

puskesmas Andalas membahas kerja sama antara pemegang program

posyandu lansia dengan BP gigi pada minggu pertama bulan Desember

2016.

2. Pembuatan jadwal tenaga kesehatan BP gigi untuk turun ke Posyandu

Lansia pada minggu ketiga bulan Desember 2016.

5.3 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman antara

pemegang program posyandu lansia dan tenaga kesehatan di BP gigi bahwa setiap

42
adanya kegiatan posyandu lansia tenaga kesehatan di BP gigi harus diikut

sertakan. Pemegang program posyandu lansia harus mengetahui pentingnya

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut bagi lansia. Evaluasi pembuatan jadwal bisa

dilakukan 1 bulan setelah dilakukan pertemuan antara pemegang program

posyandu lansia dengan BP gigi. Dan evaluasi dilakukan lagi pada minggu ke 3

dan 4 Januari 2017, apakah tenaga kesehatan BP gigi sudah turun ke posyandu

lansia atau belum.

43
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pemegang program posyandu lansia dengan tenaga kesehatan BP gigi

tidak begitu memahami tentang pentingnya penyuluhan kesehatan gigi dan

mulut bagi lansia sehingga kegiatan ini tidak dilakukan.

6.2 Saran

1. Pimpinan Puskesmas

a. Melakukan koordinasi dengan Tenaga Kesehatan di BP Gigi dan

pemegang program posyandu lansia di Puskesmas Andalas.

b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja dari petugas

kesehatan di BP Gigi dan pemegang program posyandu lansia di

Puskesmas Andalas.

2. Tenaga Kesehatan BP Gigi dan Pemegang Program Posyandu Lansia

a. Meningkatkan kerja sama antara Tenaga Kesehatan BP Gigi dan

Pemegang Program Posyandu Lansia untuk kegiatan posyandu lansia

sehingga bias meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut lansia.

b. Melakukan promosi atau penyuluhan kepada lansia tentang menjaga

kesehatan gigi dan mulut saat posyandu lansia dilakukan.

44
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Upaya Kesehatan Gigi Mulut di Sekolah.


http://www.dknrekang.wordpress.com diakses tanggal 17 November
2016.

Azrul Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta:


Binarupa Aksara.

Dale, Barrie G. Et. Al (2007); Managing Quality 5th ed

Departemen Kesehatan. 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta.

Departemen Kesehatan. 2007. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Standar


Minimal Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas.

Effendi N., Manjemen Kesehatan. 1998. EGC. Jakarta

Bakar, Abu. 2010. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta. 117-118

Harsono, Ari. 2008. Metode Analisis Akar Masalah dan Solusi. Makara, Sosial
Humaniora, vol. 12, no.2, Desember; 72-81.

Kemenkes RI. Evaluasi Program Usaha Kesehatan Gigi dan Sekolah(UKGS)


Inovatif Dinas Kesehatan Kota Tarakan. Kalimantan Timur. 2012.
www.depkes.go.id diakses tanggal 17 November 2016.

Kesmas. Manajemen Terpadu. www.indonesianpublichealth.com diakses tanggal


17 November 2016.

Laporan Tahunan Program Puskesmas Andalas. Tahun 2016.

Soebroto . 2009. Apa Yang Tidak Dikatakan Dokter Tentang Kesehatan Gigi Anda.
Jogja.

RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

45

Anda mungkin juga menyukai