AUDITING II (A462)
Bp. Sudarmadi, SE.,CPSAK.,M.Ak
PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP
TIMBULNYA PERILAKU FRAUD
DISUSUN OLEH:
Halaman
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................... 4
1
3.3.1 Fungsi Audit Internal ...................................................... 15
3.3.2 Tujuan Audit Internal ...................................................... 15
3.3.3 Ruang Lingkup Audit Internal ........................................ 16
3.4 Peran Audit Internal dalam Pencegahan Prilaku Fraud ........... 16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 17
4.1 Kesimpulan ....................................................................... 17
4.2 Saran … ................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA………………… ......................................................... 18
2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji dan syukur saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan hidayah-NYA serta keluasan ilmu-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
Auditing II ini dengan baik.
Makalah yang mengambil tema “Pengaruh Audit Internal terhadap timbulnya perilaku fraud”
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II yang diampu oleh Bapak Sudarmadi,
SE.,CPSAK.,M.Ak. Makalah ini saya susun dengan landasan teori dari seluruh referensi yang
terkumpul. Tidak pula dipungkiri bahwa bantuan dari banyak pihak yang dengan sukarela membantu
saya sehingga mempermudah proses penyusunan makalah ini.
Saya sebagai penyusun menyadari akan adanya beberapa kekurangan dalam susunan
makalah saya, sehingga saran dan masukan dari pembaca saya harapkan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam susunan makalah ini di penyusunan makalah berikutnya.
Besar harapan saya bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagia siapapun yang membacanya,
serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam era globalisasi,persaingan yang terjadi antar individu menjadi lebih ketat. Setiap
individu berusaha mencari peluang dan kesempatan untuk dapat menjadi yang terbaik diantara
individu lain. Perilaku ini juga terjadi dalam perkembangan dunia akuntansi. Seseorang dapat
melakukan tindakan ilegal yang disengaja untuk merugikan orang lain. Tindakan tersebut tentunya
dipicu oleh beberapa faktor. Hal tersebut akan berdampak negatif bila dalam suatu organisasi
terdapat seorang ataupun beberapa orang yang melakukan tindakan tersebut. Untuk itu perlu
dilakukan pengendalian dan pencegahan. Dalam Akuntansi dikenal Audit Internal yang pada
prinsipnya merupakan pemeriksaan intern yang independen dengan tujuan untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan adalah untuk memastikan
apakah tugas dan tanggung jawab yang diberikan telah dilaksanakan dengan sesuai.Oleh karena itu,
keberadaan Audit Internal sangat diperlukan demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
pencapaian tujuan organisasi. Audit Internal mempunyai tanggung jawab untuk membuat kebijakan
dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan prosedur yang telah berlaku.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Fraud?
2. Apa yang dimaksud dengan Audit Internal?
3. Apa saja tugas ,fungsi ,dan tujuan Audit Internal?
4. Apa saja teori –teori perilaku Fraud?
5. Bagaimana pengaruh audit internal terhadap timbulnya perilaku Fraud
1.3.Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui definisi fraud,bentuk-bentuk fraud
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Audit Internal
3. Untuk mengetahui tugas ,fungsi,dan tujuan dari Audit Internal
4. Agar mengenal macam-macam teori-teori perilaku Fraud
5. Untuk dapat menganalisis dan mengetahui kaitan antara audit internal dengan timbulnya
perilaku Fraud
1.4.Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Bagi
penulis sebagai bahan atau sumber referensi dalam tulisannya. Sebagai bahan perbandingan
4
mahasiswa dalam studi teori dan lapangannya. Dijadikan pertimbangan informasi bagi tenaga
pengajar,akuntan,auditor maupun pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1. Fraud
Fraud merupakan suatu fenomena yang mungkin akan ditemukan oleh auditor dalam suatu
audit.Fraud berbeda dengan error. Fraud akan ditemukan oleh auditor dalam berbagai macam bentuk.
Bukan hanya bermacam bentuk, bahkan motif dan tujuan seseorang dalam melakukan fraud.
Mengungkapkan fraud dan melaporkan sesuai dengan kebenaran dengan apa yang sebenarnya
terjadi merupakan tugas dan tanggung jawab auditor dalam suatu asersi. Namun perilaku fraud dapat
dicegah dengan membentuk suatu manajemen yang baik.
6
2.1.4. Pengklasifikasian Fraud
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau dikenal dengan asosiasi
pemeriksa kecurangan yang bersertifikat yang bergerak dibidang pemeriksaan atas kecurangan di
Amerika Serikat yang memiliki tujuan untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan Fraud
dalam beberapa klasifikasi (Fraud Tree) yaitu Sistem klasifikasi mengenai hal-hal yang ditimbulkan
oleh kecurangan yang sama (Uniform Occuptional Fraud Classification System)
1. Penyimpangan atas aset (Asset Missapropriation), berupa penyalagunaan, pencurian aset
atau harta perusahaan atau pihak lain. Jenis ini paling mudah dideteksi karena sifatnya yang
tangiable.
2. Pernyataan Palsu(Fradulent Statement), tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif
suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutup kondisi keuangan yang sebenarnya
dengan melakukan manipulasi atau rekayasa keuangan dalam penyajian laporan keuangan
untuk memperoleh keuntungan.
3. Korupsi, jenis fraud ini sangat sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama dengan pihak
lain yang sama-sama menikmati keuntungan. Bentuk tindakan korupsi dapat meliputi
penyalagunaan wewenang, suap, pemerasan, penerimaan yang tidak sah atau ilegal.
7
Fraud dapat terjadi apabila:
a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak efektif.
b. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.
c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan dengan
tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah tindakan
kecurangan.
d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak efektif serta tidak
taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan, biasanya
masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan.
f. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi kecurangan.
8
perusahaan akan tercapai ,pengendalian intern secara terus menerus memerlukan
pengawasan dari manajemen untuk menentukan apakah pelaksanaannya sesuai dengan yang
dikehendaki.
9
2.1.10. Tujuan dan fungsi Audit Internal
Menurut Robert Tampubolon dalam bukunya “Risk and system-Based Internal Auditing”
(2005 : 1) bahwa :
“Fungsi audit intern lebih berfungsi sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh
kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara
menyimpang”.
Sedangkan tujuan pelaksanaan audit intern adalah membantu para anggota organisasi agar mereka
dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor intern akan
memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan
kegiatan yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian
yang efektif dengan biaya yang wajar.
10
BAB III
PEMBAHASAN
1. Tekanan (Pressure), memiliki berbagai arti, di antaranya keadaan di mana kita merasa ditekan,
kondisi yang berat saat kita menghadapi kesulitan, sesuatu yang dapat membuat kita
meningkatkan perhatian dalam melakukan tindakan, meningkatkan ingatan dan kemampuan
untuk mengingat. Dengan kata lain, pressure dapat meningkatkan kinerja. Akan tetapi, di
lain pihak dapat menjadi salah satu sumber dari munculnya fraud dan akhirnya menjadi salah
satu elemen dari fraud triangle. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pressure adalah
sebuah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan fraud, contohnya
11
hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada
umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi
banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.
2. Kesempatan (Opportunity), Opportunity adalah peluang / kesempatan yang dapat kita
pahami sebagai situasi dan kondisi yang ada pada setiap orang atau individu. Situasi dan
kondisi tersebut memungkinkan seseorang bisa berbuat atau melakukan kegiatan yang
memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi
yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3
elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling mendasari terjadinya
kecurangan. Peluang ini dapat muncul kapan saja, sehingga pengawasan dan kontrol internal
perusahaan sangat diperlukan untuk mengantasipasi kemungkinan adanya peluang seseorang
melakukan kecurangan. Seseorang yang tanpa tekanan sekalipun dapat melakukan
kecurangan dengan adanya peluang ini, meskipun pada awalnya tidak ada peluang untuk
melakukan ini.
3. Rasionalisasi (Rationalize), secara garis besar rasionalisasi dapat diartikan sebagai tindakan
yang mencari alasan pembenaran oleh orang-orang yang merasa dirinya terjebak dalam suatu
keadaan yang buruk. Pelaku akan mencarialasan untuk membenarkan kejahatan untuk
dirinya agar tindakan yang sudah dilakukannya dapat diterima oleh masyarakat. Menurut
Spillane (2003), rasionalisasi adalah sebuah gaya hidup dalam masyarakat yang tidak sesuai
dengan prinsip yang menyatukan, secara tidak langsung rasionalisasi menyediakan cara
untuk membenarkan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan keadaan yang ada.
Pada awalnya Cressey melakukan penelitian kepada 113 orang yang melakukan pelanggaran
hukum dibidang penggelapan uang di perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa
12
alasan yang mendorong seseorang melakukan fraud ada 3 yang tergabung dalam Fraud Triangle
yang sudah dijelaskan diatas.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, ditemukan 1 faktor lagi yang merupakan
alasan seseorang melakukan kecurangan.
Kemampuan (Capability)
Dalam kenyataannya ternyata ada satu faktor lain yang perlu dipertimbangkan, yaitu Individual
capability. Individual capability adalah sifat dan kemampuan pribadi seseorang yang mempunyai
peranan besar yang memungkinkan melakukan suatu tindak kecurangan.
Pada elemen Individual Capability terdapat beberapa komponen kemampuan (Capability) untuk
menciptakan fraud yaitu :
1. posisi/fungsi seseorang dalam perusahaan,
2. kecerdasan (brain)
3. tingkat kepercayaan diri/ego (confident/ego),
4. kemampuan pemaksaan (coercion skills)
5. kebohongan yang efektif (effective lying), dan
6. kekebalan terhadap stres (immunity to stress).
Dalam fraud diamond, sifat-sifat dan kemampuan individu memainkan peran utama dalam
terjadinya fraud. Banyak kecurangan-kecurangan besar tidak akan terjadi tanpa orang-orang yang
memiliki kemampaun individu/capability. Intinya teori ini menjelaskan bahwa walaupun alasan
seseorang dalam melakukan fraud karena adanya faktor Tekanan, peluang, dan rasionalitas, namun
fraud dapat terjadi karena seseorang tersebut memiliki kemampuan (capability).
13
Gambar.1.2 Merupakan Fraud Crowe Pentagon
Arrogance adalah sikap superioritas dan keserakahan dalam sebagian dirinya yang
menganggap bahwa kebijakan dan prosedur perusahaan sederhananya tidak berlaku secara pribadi.
Dengan sifat seperti ini, seseorang dapat melakukan kecurangan dengan mudah karna
merasa/menganggap dirinya paling unggul diantara yang lain dan menganggap kebijakan tidak
berlaku untuknya.
14
1. Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan,kebijakan ,prosedur yang mencerminkan
sikap dari manajemen puncak,para direktur,dan pemilik suatu entitas mengenai pengendalian
internal dan pentingnya komponen bagi entitas itu.
2. Penilaian Resiko adalah identifikasi manajemen dan analisis resiko yang relevan dengan
persiapan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip yang berlaku umum
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan
keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah dilaksananakan
4. Informasi dan Komunikasi ,sistem informasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan
yang meliputi sistem akuntansi
5. Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang
waktu.
15
6. Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen
16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
Fraud adalah tindakan ilegal yang melanggar hukum. Seiring perkembangan zaman teori-
teori fraud terus berkembang dari Triangle (Tekanan, peluang, rasionalitas), Diamond (Tekanan,
peluang, rasionalitas, kemampuan), Crowe Pentagon (Tekanan, peluang, rasionalitas, kemampuan,
arogan).
Fraud dapat dicegah apabila suatu perusahaan mempunyai manajemen pengendalian yang
baik.Fungsi pengawasan juga perlu diperhatikan mengingat fraud dapat saja ditemukan dalam
sebuah audit. Audit internal diperlukan dalam membantu manajemen untuk melakukan penilaian
atas pengendalian intern dan aktivitas-aktivitas perusahaan. Audit interal harus bersikap independen
dan tidak memihak agar dapat memberikan saran dan rekomendasi yang berguna bagi manajemen,
direksi-direksi dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Pencegahan dan pendeteksian perilaku
fraud merupakan manfaat dari adanya internal auditor .Audit internal diharapkan mampu mendeteksi
tanda-tanda terjadinya fraud dan mengungkapkan atau mengkomunikasikan hal tersebut kepada
pihak menajemen. Pada intinya peran audit internal dapat membantu mengurangi timbulnya perilaku
kecurangan dalam suatu perusahaan.
4.2.Saran
Walaupun auditor sangat berperan dalam membantu mengurangi timbulnya perilaku
kecurangan dalam suatu perusahaan. Tetap diharapkan juga kontribusi dari pihak manajemen dalam
melakukan pengendalian. Pengendalian yang baik didukung dengan audit internal yang reliable
dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
17
DAFTAR PUSTAKA
18