Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penambangan adalah proses pengambilan material yang dapat


diekstraksi dari dalam bumi. Agar proses penambangan menjadi mudah maka
dilakukan kegiatan peledakan. Peledakan berguna untuk memecah/ memberai
batuan menggunakan bahan peledak.
Bahan peledak diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, bahan peledak kuat,
bahan peledak lemah dan blasting agent. Dalam perkuliahan bahan peledak
yang dapat dipraktikumkan adalah blasting agent, karena campuran- campuran
kimia pada balsting agent bukan merupakan bahan peledak, contohnya adalah
ANFO. Tetapi, ANFO memiliki ketahanan yang buruk terhadap air, oleh
karena itu untuk meningkatkan ketahanannya dibuatlah emulsi ANFO.

1.2. Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktek pembuatan emulsi ANFO mahasiswa dapat:


1. Mengenal komposisi bahan peledak kimia dan gas-gas yang ditimbulkan
pada peledakan serta gambaran tingkat energi yang dihasilkan
2. Mampu membuat bahan peledak emulsi ANFO dan mengetahui karakteristik
masing- masing bahan peledak

MAULANA IHSAN/17137057 1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Emulsion Based Explosive

Bahan peledak emulsi terbuat dari campuran antara fase larutan


oksidator berbutir sangat halus sekitar 0,001 mm (disebut droplets) dengan
lapisan tipis matrik minyak hidrokarbonat. Perbedaan ukuran butir oksidator
bahan peledak dapat dilihat pada Tabel 3.4. Emulsi ini disebut tipe “air-dalam-
minyak” (water-in-oil emulsion). Emulsifier ditambahkan untuk
mempertahankan fase emulsi. Dengan memperhatikan butiran oksidator yang
sangat halus dapat difahami bahwa untuk membuat emulsi ini cukup sulit,
karena untuk mencapai oxygen balance diperlukan 6% berat minyak di dalam
emulsi harus menyelimuti 94% berat butiran droplets. Gambar 3.5
memperlihatkan bentuk struktur emulsi dengan pembesaran 1250 x, 10.000 x
dan 50.000 x.

Tabel 2.1. Perbedaan ukuran butir oksidator bahan peledak


(Bamfield and Morrey, 1984)
Bahan peledak Ukuran, mm Bentuk VoD, m/s
ANFO 2,000 Semua padat 3200
Dinamit 0,200 Semua padat 4000
Slurry 0,200 Padat / liquid 3300
Emulsi 0,001 Liquid 5000 – 6000

Karena butiran oksidator terlalu halus, maka diperlukan peningkatan


kepekaan bahan peledak emulsi dengan menambahkan zat pemeka (sensitizer),
misalnya agen gassing kimia agar terbentuk gelembung udara untuk

MAULANA IHSAN/17137057 2
menimbulkan fenomena hot spot. Zat pemeka lainnya adalah glass
microballons dan kadang-kadang ditambah pula dengan aluminium untuk
meningkatkan kekuatan. Bahan peledak emulsi banyak diproduksi dengan
nama yang berbeda beda. Konsistensi sifat bahan peledak tergantung pada
karakteristik ketahanan fase emulsi dan efek emulsi tersebut terhadap adanya
perbahan viskositas yang merupakan fungsi dari pada waktu penimbunan.

Gambar 2.1. Pola Urutan Produksi Emulsi

Saat ini pemakaian bahan peledak emulsi cukup luas diberbagai


penambangan bahan galian, baik pemakaian dalam bentuk
kemasan cartridge maupun langsung menggunakan truck Mobile Mixer
Unit (MMU) ke lubang ledak. Tabel 3.5 adalah contoh bahan peledak berbasis
emulsi dari beberapa produsen bahan peledak termasuk merk dagang dan sifat-
sifatnya, sedang Gambar 3.7 contoh bahan peledak berbasis emulsi berbentuk
cartridge dari Dyno Nobel dan Dahana.

MAULANA IHSAN/17137057 3
Tabel 2.2. Jenis bahan peledak berbasis emulsi
Sifat-sifat Produsen
PT.Dahana Dyno Nobel ICI Sasol Smx
Explosives
Merk dagang Dayagel Emulite Seri Seri Emex
Magnum Powergel
Densitas, gr/cc 1,25 1,18 – 1,25 1,16 -1,32 1,12 -1,24
Berat/karton, kg 20 25 20 —
RWS, % 119 111 98 – 118 74 – 186
RBS, % 183 162 140 – 179 97 – 183
VoD, m/s 4600 – 5600 5000 – 5800 4600 – 5600 4600 – 5600
Diameter, mm 25 – 65 25 -80 25 – 65 25 – 65
Ketahanan thd air Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Waktu 1 1 1 1
penyimpanan, thn

MAULANA IHSAN/17137057 4
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Peralatan dan Perlengkapan

1. ANFO
2. Mortar
3. Wadah Pencampur
4. Cuka
5. Putih telur

3.2. Prosedur Praktikum

1. Masukkan berturut-turut Amonium Nitrat yang telah digerus dan dicampur


dengan air sehingga menjadi AN solution, Solar , Cuka dan 1 buah putih
telur ayam pada wadah yang terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 60 0C.
2. Aduk perlahan-lahan hingga campuran bahan-bahan tersebut merata.
3. Bila dianggap adonan telah menjadi emulsi, angkat adonan dari wadah,
kemudian ujilah dengan memasukannya kedalam air.

3.3. Gambar Peralatan

Gambar 3.1 Mortar Gambar 3.2 Wadah Pencampur

MAULANA IHSAN/17137057 5
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

4.1. Dokumentasi Pembuatan Emulsi ANFO

1. Siapkan ANFO sebanyak 100 gram

2. Haluskan ANFO sampai seperti bubuk

3. Campur ANFO yang telah dihaluskan tadi dengan air, cuka dan putih telur

MAULANA IHSAN/17137057 6
4. Campuran tersebut kemudian dipanaskan di dalam oven

4.2. Dokumentasi Pengujian Ketahanan Air Emulsi VS ANFO

Dikarenakan emulsi yang dibuat gagal, maka pengujian emulsi dan


ANFO terhadap air tidak dapat dilaksanakan.

MAULANA IHSAN/17137057 7
BAB V

PEMBAHASAAN

5.1. Pelaksanaan Praktikum

Pada praktikum pembuatan emulsi ANFO, berat total ANFO yang


dibutuhkan adalah 100 gr. ANFO tersebut kemudian dihaluskan menggunakan
mortar dengan tingkat kehalusan yang dikira cukup, setelah itu ANFO
dimasukan kedalam wadah pencampur. ANFO yang telah dihaluskan diberi
sedikit air lalu diaduk, dan selanjutnya diberi cuka dan putih telur secukupnya.
Setelah itu aduk campuran tadi sampai padat kemudian dipanaskan di dalam
oven dengan suhu 60˚C selama 5 menit. Emulsi ANFO yang dikeluarkan dari
oven menjadi cair, dan dapat dinyatakan bahwa praktikum pembuatan emulsi
kali ini gagal.
Setalah dilakukan analisa dapat disimpulkan bahwa kegagalan
pembuatan emulsi ANFO disebabkan oleh:
1. Adanya kesalahan dalam urutan langkah kerja, dimana seharusnya wadah
pencampur harus dipanaskan pada suhu 60˚C terlebih dahulu.
2. Air dan cuka yang dicampurkan terlalu banyak.

MAULANA IHSAN/17137057 8
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :


1. Bahan peledak emulsi terbuat dari campuran antara fase larutan oksidator
berbutir sangat halus sekitar 0,001 mm (disebut droplets) dengan lapisan
tipis matrik minyak hidrokarbonat.
2. Pembuatan emulsi ANFO gagal, karena air dan cuka yang dicampurkan
terlalu banyak dan langkah kerja yang tidak sesuai.

6.2. Saran

Sebelum melakukan praktikum, praktikan telah memahami materi yang


akan di praktikumkan. Selanjunya laksanakan pratikum dengan serius dan
tertib agar tidak tejadi kecelakaan selama pelaksanaan praktikum.

MAULANA IHSAN/17137057 9
DAFTAR PUSTAKA

Angga, Hajuner. 2011. Bahan Peledak. Diakses pada 2 Desember 2019 dari
http://anggahajuner.blogspot.com.
Suyitno. Pengetahuan Dasar Bahan Peledak Komersil. Diakses padda tanggal 8
Desember 2019 dari http://suyitno01.wordpress.com
Nelson Frendika Yudha, Djuki Sudarmono, Mukiat. Kajian Teknis Pemakaian
Emulsion Sebagai Pengganti ANFO pada PEledakan Lapisan Tanah
Penutup terhadap Produktivitas Hitachi EX-2600 PT. Kideco Jaya
Agung.

MAULANA IHSAN/17137057 10

Anda mungkin juga menyukai