PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rahim merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rectum. Dibelakang dan di didnding depan rahim dan bagian atas
rahim tertutup peritoneum. Sedangkan bagian bawahanya berhubungan dengan
kandung kemih. Untuk mempertahankan posisinya rahim disanggah oleh beberapa
ligametum, jaringan ikat dan parametrium.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Umum
1
Tujuan Khusus
A. Pengertian Histerektomi
B. Etiologi Histerektomi
C. Indikasi dan Kontraindikasi Histerektomi
D. Jenis Operasi Histerektomi
E. Pemeriksaan Diagnostik
F. Teknik oprasi histerektomi
G. Prosedur histerektomi
H. Efek samping dan komplikasi
I. Penatalaksanaan
J. Pemulihan dan diet pasca oprasi
K. Asuhan keperawatan pada pasien dengan histerektomi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI HISTEREKTOMI
B. ETIOLOGI
Fibroid, yaitu tumor jinak rahim, terutama jika tumor ini menyebabkan
perdarahan berkepanjangan, nyeri panggul, anemia, atau penekanan pada kandung
kencing.
Endometriosis, dimana dinding rahim bagian dalam seharusnya tumbuh di rahim saja,
tetapi ikut tumbuh di indung telur (ovarium), tuba Fallopi, atau organ perut dan
rongga panggul lainnya.
Indikasi:
a. Ruptur uteri
b. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol dengan cara-cara yang ada,
misalnya pada :
3
Atonia uteri
Afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia pada solusio plasenta dan
lainnya.
Couvelaire uterus tanpa kontraksi.
Arteri uterina terputus.
Plasenta inkreta dan perkreta.
Hematoma yang luas pada rahim
c. Infeksi intrapartal berat.
d. Pada keadaan ini biasanya dilakukan operasi Porro, yaitu uterus dengan
isinya diangkat sekaligus.
e. Uterus miomatosus yang besar.
f. Kematian janin dalam rahim dan missed abortion dengan kelainan darah.
Kontra Indikasi
a. Atelektasis
b. Luka infeksi
c. Infeksi saluran kencing
d. Tromoflebitis
e. Embolisme paru-paru.
f. Terdapat jaringan parut, inflamasi, atau perubahan endometrial pada adneksa
g. Riwayat laparotomi sebelumnya (termasuk perforasi appendix) dan abses
pada cul-de-sac Douglas karenadiduga terjadi pembentukan perlekatan.
4
D. JENIS OPERASI HISTEREKTOMI
Pada histerektomi jenis ini, rahimn diangkat, tetapi mulut rahim (serviks)
tetap dibiarkan. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim
sehingga masih perlu pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher rahim) secara rutin.
2. Histerektomi total
Pada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim diangkat secara keseluruhan.
5
(nodus) dari saluran kelenjar getah bening, atau yang disebut sebagai histerektomi
radikal (radical hysterectomy).
Histerektomi ini mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba falopii, dan
kedua ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan penderita seperti
menopause meskipun usianya masih muda.
4. Histerektomi radikal
Histerektomi ini mengangkat bagian atas vagina, jaringan dan kelenjar limfe
disekitar kandungan. Operasi ini biasanya dilakukan pada beberapa jenis kanker
tertentu untuk bisa menyelamatkan nyawa penderita.
E. Pemeriksaan Diagnostik
USG Untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium
dan keadaan adnexa dalam rongg apelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan
CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak
memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya leiomiosarkoma sangat jarang
karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya
membutuhkan diagnose jaringan.
Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai masaa di rongga pelvis
serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter
6
Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai
dengan infertilitas.
Laparoskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis
Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati,
ureum, kreatinin darah.
Tes kehamilan
D/K (dilatasi dan kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk
menyingkirkan kemungkinan patologi pada rahim (hyperplasia atau
adenokarsinoma endometrium)
2. Histerektomi vaginal Dilakukan melalui irisan kecil pada bagian atas vagina.
Melalui irisan tersebut, uterus (dan mulut rahim) dipisahkan dari jaringan dan
7
pembuluh darah di sekitarnya kemudian dikeluarkan melalui vagina. Prosedur ini
biasanya digunakan pada prolapsus uteri. Kelebihan tindakan ini adalah kesembuhan
lebih cepat, sedikit nyeri, dan tidak ada jaringan parut yang tampak.
8
G. PROSEDUR HISTEREKTOMI
9
1. Transportasi ke kamar operasi
Persiapan Operasi
2. Puasa Pada operasi kecil, tidak perlu ada perawatan khusus. Hanya perlu
puasa beberapa jam sebelum operasi dan makan makanan ringan yang mudah dicerna
malam hari sebelumnya. Pada operasi besar, pada hari akan dilakukan operasi, pasien
hanya mendapatkan terapi cairan saja. Pada persiapan praoperatif penderita
malnutrisi, juga diberikan hiperalimentasi per oral atau intravena.
10
Membersihkan kulit dengan sabun antiseptic pada malam hari sebelum operasi atau
pagi hari dapat mengurangi frekuensi infeksi luka pascaoperasi.
Prosedur Histerektomi
11
H. EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI
1.Efek Samping
Efek samping yang utama dari histerektomi adalah bahwa seorang wanita
dapat memasuki masa menopause yang disebabkan oleh suatu operasi, walaupun
ovariumnya masih tersisa utuh. Sejak suplai darah ke ovarium berkurang setelah
operasi, efek samping yang lain dari histerektomi yaitu akan terjadi penurunan fungsi
dari ovarium, termasuk produksi progesterone.
12
banyak daripada terlalu sedikit. Komplikasi ini memerlukan insisi lateral dan
packing atau stinit vaginal, mirip dengan rekonstruksi vagina.
2. Komplikasi
13
a. Pencegahan perlekatan
Perlekatan dapat dicegah dengn cara manipulasi jaringan secara lembut dan
hemostasis yang seksama. Untuk mempertahankan integritas serosa usus,
pemasangan tampon dgunakan apabila usus mengalami intrusi menghalangi lapangan
pandang operasi. Untuk mencegah infeksi, darah harus dievakuasi dari kavum
peritonei. Hal ini dapat dilakukan dengan mencuci menggunakan larutan RL dan
melakukan reperitonealisasi defek serosa dengan hati-hati
b. Drainase
Pada luka bersih (aseptic), pemasangan drain untuk mengevakuasi cairan yang
berasal dari sekresi luka dan darah berguna untuk mencegah infeksi. Pada luka
terinfeksi pemasangan drain dapat membantu evakuasi pus dan sekresi luka dan
menjaga luka tetap terbuka. System drainase ada yang bersiat pasif (drainase
penrose), aktif (drainase suction) da juga ada yang bersiat terbuka atau tertutup.
Saat praoperasi, perlu dicari faktor resiko. Usahakan menurunkan berat badan
dan memperbaiki keadaan umum pasien sampai optimal. Kontrasepsi oral
harus dihentikan minimal empat minggu sebelum operasi. Mobilisasi pasien
dilakukan sedini mungkin dan diberikan terapi fisik dan latihan paru.
Upaya intraoperasi, dilakukan hemostasis yang teliti san pencegahan infeksi.
Selain itu, cegah juga hipoksia dan hipotensi selama pembiusan. Hindari statis
vena sedapat mungkin, terutama dengan memperhatikan posisi kaki.
Pada pascaoperasi, antikoagulasi farmkologis dan fisik dilanjutkan. Upaya
fisik meliputi mobilisasi dini pada 4-6 jam pertama pascaoperasi, bersamaan
dengan fisioterapi. Disamping itu bisa juga dnegan pemakaian stocking ketat
dan mengankat kaki.
14
I. PENATALAKSANAAN
1. Preoperative
Setengah bagian abdomen dan region pubis serta perineal dicukur dengan
sangat cermat dan dibersihkan dengan sabun dan air (beberapa dokter bedah tidak
menganjurkan pencukuran pasien). Traktus intestinal dan kandung kemih harus
dikosongkan sebelum pasien dibawa keruang operasi untuk mencegah kontaminasi
dan cidera yang tidak sengaja pada kandung kemih atau traktus intestinal. Edema dan
pengirigasi antiseptic biasanya diharuskan pada malam hari sebelum hari
pembedahan, pasien mendapat sedative. Medikasi praoperasi yang diberikan pada
pagi hari pembedahan akan membantu pasien rileks.
2. Postoperative
15
K. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Diagnosa I: Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan
makna dari kehilangan
16
Kriteria pengkajian focus Makna klinis
1. Pemajanan dengan orang lain yang 1,2 informasi ini dapat digunakan untuk
telah menjalani histerektomi mengukur respons dan kemajuan saat ini.
Diskusi dapat mendeteksi misinformasi
2. Kemampuan untuk
dan ketakutan
mengungkapakan perasaan tentang
histerektomi
3. Bukti konsep diri yang negatif 3. klien dengan konsep diri yang negatif
sebelumnya beresiko tinggi untuk
4. Partisipasi dalam perawatan diri
gangguan penyesuaian
No Intervensi Rasional
1 Kontak klien dengan serig dan Kontak yang sering ooleh pemberi
perlakukan klien dengan hangat, rasa perawatan menunjukkan
homat. penerimaan dan memfasilitasi rasa
percaya. Klien mungkin ragu-ragu
untuk mendekati staf karena konsep
diri yang negatif.
17
mandi)
Diagnosa II: Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapetik yang
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan insisi atau perineal,
18
tanda dan gejala komplikasi, pembatasan aktifitas, kehilangan menstruasi, terapi
hormon, dan perawatan lanjutan
Kesiapan dan kemampuan untuk belajar Klien atau keluarga yang gagal mencapai
serta dan menyerap informasi tujuan belajar memerlukan rujukan untuk
mendapat bantuan setelah pulang
No Intervensi Rasional
b. Penurunan kemampuan
(dibandingkan dengan histerektomi
abdomen) untuk menghadapi kesulitan
pembedahan atau komplikasi yang
tidak diperkirakan.
19
Jelaskan bahwa histerektomi abdomen
memungkinkan visualisasi selama
pembedahan dan mempunyai
kontraindikasi yang lebih sedikit,
namun mempunyai periode
penyembuhan yang lebih lama,
penggunaan anastesia dan nyeri yang
meningkat
2 Jelaskan perawatan luka yang tidak Perawatan luka yang benar membantu
mengalami komplikasi (histerektomi mengurangi mikroorganisme pada
abdomen), ajarkan klien untuk insisi dan mencegah infeksi
melakukan hal berikut:
20
b. Mencuci secara menyeluruh
menggunakan sabun dan air
21
d. Darah dalam urin dari menstruasi normal), adalah
normal dan diperkirakan terjadi
e. Perubahan fungsi usus
(Holden, 1983)
(konstipasi, diare)
22
selama periode pemulihan dalam waktu lama dapat menyebakan
kongestiv pelvik dan pembentukan
b. Delegasikan tugas kepada orang
trombosis
lain (misalnya menyapu atau
mengangkat) minimal selama 1 bulan
23
dan memungkinkan kopping yang
efektif (redman, 1992)
24
hal-hal berikut: pertama terapi. Wanita berumur di atas
55 tahun dan wanita yang mengalami
1) Perubahan suasana hari, khususnya
menopause yang terlambata juga
depresi
ditemukan berisikio tinggi terhadap
2) Tanda dan gejala tromboplebitis kanker payudara. Penelitian ini
(hangat dan nyeri pada betis, nyeri merekomendasikan bahwa dokter
abdomen, dan nyeri, baal atau memberikan klien ini pertimbangan
kekakuan pada kaki dan bokong). khusus sebelum menentukan terapi
estrogen.
3) Retensi cairan yang berlebihan
Terapi penggantian estrogen dapat
4) Ikterik
menyebabkan efek yang merugikan
5) Mual dan muntah yang hebat seperti hipertensi, gangguan emboli,
atau penyakit hepar dan kandung
6) Pening, sering sakit kepala
empedu (Malseed, 1990)
7) Rambut rontok
8) Gangguan penglihatan
25
pulang. Tekankan pentingnya menepati semua komplikasi.
perjanjian yang telah ditetapkan.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak hal yang dapat 'memaksa' praktisi medis dan pasien untuk memilih
tindakan pengangkatan kandungan. Fibroid atau mioma merupakan salah satu
penyebab tersering. Penyebab lainnya adalah endometriosis, prolapsus uteri (uterus
keluar melalui vagina), kanker (pada uterus, mulut rahim, atau ovarium), perdarahan
per vaginam yang menetap, dan lain-lain.
27