Anda di halaman 1dari 11

HAM : HAM DI PERSEKOLAHAN, HAM BAGI PENDIDIK, PROGRAM

PENEGAKKAN HUKUM HAM DI INDONESIA, KERJA SAMA


INTERNASIONAL TENTANG HAM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen : Dr. Neiny Ratmaningsih, M.Pd.

Disusun oleh :

Disusun oleh:

Fahninda Anggri Rahmaniar (1801346)


Muhammad Fiqri Ramadhan (1807577)

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu΄Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Hidayah dan rahmat-Nya kepada
kita semua.

Semoga dengan adanya makalah “HAM : HAM di persekolahan, HAM bagi


pendidik, Program Penegakkan Hukum HAM di Indonesia, Kerja Sama
Internasional tentang HAM” yang kami susun ini dapat menambah wawasan
kami.

Makalah ini disusun dengan berbagai literatur khususnya mata kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan, buku-buku yang dianggap relevan,
serta pengetahuan dari penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik sesuai yang diharapkan.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan banyak


terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bantuannya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih perlu perbaikan, oleh karena itu, kami mohon kritikan dan saran yang
membangun agar kami dapat menyusun kembali menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca pada
umumnya.

Bandung, September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
2.1 Pendidikan HAM di Indonesia ....................................................................................................... 6
2.2 Model Pembelajaran HAM oleh guru ........................................................................................... 6
2.3 HAM di bidang kesehatan (perawat) ............................................................................................ 7
2.4 Program Penegakan Hukum dan HAM di Indonesia ..................................................................... 8
2.5 Pencapaian Indonesia dalam pemajuan dan perlindungan HAM................................................. 8
2.6 Kerjasama internasional dalam bidang HAM.............................................................................. 10
2.7 Permasalahan di Indonesia dalam penegakan hukum dan HAM ............................................... 10
BAB III .................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11
3. 1 Kesimpulan : ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang
harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
erareformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk
membuat makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “HAM di
persekolahan, HAM bagi pendidik, Program Penegakkan Hukum HAM di Indonesia, Kerja
Sama Internasional tentang HAM”.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan HAM di persekolahan
2. Model Pembelajaran HAM oleh guru
3. HAM bagi seorang perawat
4. Program Penegakan hukum di Indonesia
5. Kerja Sama Internasional dalam bidang HAM
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan HAM di Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dengan rekomendasi dari UNESCO mencanangkan


system pendidikan berbasis Hak Asasi Manusia (HAM) untuk semua jenjang pendidikan. Untuk
pendidikan dasar dan menengah, masalah HAM akan diintegrasikan dalam mata pelajaran
agama dan pkn (Asep Bunyamin :2004).

Pentingnya pendidikan berbasis HAM pada dasarnya merupakan upaya mengokohkan tujuan
pendidikan nasional terhadap keyakinan peserta didik agar berbuat kebenaran dan berlaku adil
kepada sesama manusia tanpa memandang agama dan dari golongan mana ia berasal.
Penyadaran yang bersifat monolitik dengan memberikan tanggung jawab pendidikan berbasis
HAM kepada guru mata pelajaran agama dan guru mata pelajaran kewarganegaraan merupakan
langkah maju dalam mengimplementasikan pendidikan berbasis HAM. Dengan cara itu,
tanggung jawab membentuk kepribadian moral dan akhlak peserta didik merupakan tanggung
jawab guru dan tenaga kependidikan.

Kini lembaga pendidikan dituntut untuk mampu mengembangkan kepribadian peserta didik
secara optimal, selain berusaha untuk meningkatkan kemampuan akademis. Pentingnya
pendidikan berbasis HAM ini tentu mesti ada dukungan dari semua pihak terutama para pelaku
pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Guru, yang merupakan penopang dunia pendidikan paling depan, harus melibatkan diri secara
aktif peranannya dalam sosialisasi di berlakukannya kurikulum berbasis HAM ini. Oleh sebab itu,
peranan guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi mengajarkan betapa
pentingnya penegakkan nilai-nilai HAM dalam kehidupan nyata di masyarakat.
Pendidikan diyakini, sebagai instrument yang sangat strategis dalam penyebaran nilai nilai HAM.
Karena di dunia pendidikan kita diharapkan dapat membantu proses pembelajaran HAM di
tingkat pelajar yang nantinya akan memperkuat pemahaman para siswa untuk lebih memahami
pentingnya nilai-nilai HAM.

2.2 Model Pembelajaran HAM oleh guru

Langkah-langkah pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan inkuiri
dalam pembelajaran HAM, sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan
2. Menyajikan kata-kata yang perlu dipelajari
3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
4. Memecahkan masalah
5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
Model pembelajaran lainnya, disebut proses inkuiri menurut Welton & Mallan (1988) :
1. Menyadari adanya peristiwa yang kontrovensial yang selanjutnya menjadi masalah yang
harus dipecahkan.
2. Mengidentifikasi hipotesis ( Berupa penjelasan atau jawaban tentative)
3. Menguji hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh sebagai berikut :
- Apabila hipotesis di tolak maka masalah dapat dirumuskan kembali dan inkuiri kembali
pada langkah kedua
- Apabila hipotesis diterima maka inkuiri dapat melanjutkan pada langkah keempat
4. Memodifikasi hipotesis menjadi kesimpulan sementara sampai data secara lengkap
terkumpul.
5. Menguji kesimpulan sementara. (apakah telah menjelaskan peristiwa yang kontroversial?)

2.3 HAM di bidang kesehatan (perawat)

Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang produktif secara ekonomis. Karena itu kesehatan merupakan dasar dari
diakuinya derajat kemanusiaan. Tanpa kesehatan, seseorang menjadi tidak sederajat secara
kondisional. Tanpa kesehatan, seseorang tidak akan mampu memperoleh hak-haknya yang
lain. Seseorang yang tidak sehat dengan sendirinya akan berkurang haknya atas hidup, tidak
bisa memperoleh dan menjalani pekerjaan yang layak, tidak bisa menikmati haknya untuk
berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pendapat, dan tidak bisa memperoleh
pendidikan demi masa depannya. Pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia dan
sebagai kondisi yang diperlukan untuk terpenuhinya hak-hak lain telah diakui secara
internasioal. Hak atas kesehatan meliputi hak untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan
yang sehat, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan perhatian khusus terhadap
kesehatan ibu dan anak. Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR)
menyatakan:
Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan,
dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada
saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-
keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar
kekuasaannya. Ibu dan anak berhak mendapatkan perhatian dan bantuan khusus. Semua anak,
baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus menikmati perlindungan
sosial yang sama.
Problem Kesehatan yang berhubungan dengan HAM:
• Kematian Ibu yg masih tinggi, KB yg belm merata (Program kesehatan reproduksi)
• Gizi buruk, kematian bayi dan balita yg masih tinggi (Program Kesehatan Anak)
• Diare, ISPA, DBD, Malaria (Program Kesling)
• Pencemaran dan kelangkaan air (Program air Bersih)
• Problem2 Program HIV/ AIDS
• Problem2 Khusus program TBC
Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan wajib menjunjung tinggi hak asasi
manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip etis
etika keperawatan terutama prinsip justice/ keadilan. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan perawat tidak boleh membeda-bedakan pasiennya. Baik dari segi suku, ras, agama,
warna kulit, bangsa dan jenis kelamin. Perawat harus memberikan pelayanan kesehatan
secara merata karena hal itu merupakan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap orang.
Hal ini juga dicantumkan dalam kode etik keperawatan Indonesia bab 1 pasal 1 yang
berbunyi “Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial”

2.4 Program Penegakan Hukum dan HAM di Indonesia

Program penegakan hukum dan HAM, yang tercantum dalam PP nomor 7 Tahun 2005, meliputi
pemberantasan korupsi, anti terorisme, pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat
berbahaya, serta penegakan hukum dan hak asasi manusia harus dilakukakan secara tegas, tidak
diskriminatif dan konsisten.

Kegiatan – kegiatan pokok yang terus menurus diupayakan pelakasanannya antara lain, :
- Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009.
- Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM) 2004-2009 sebagai gerakan
nasional.
- Peningkatan penegakan hokum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya
- Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hokum maupun lembaga yang
fungsi dan tugasnya menegakkan HAM.
- Dll.
Untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif dalam rangka perlindungan dan penegakan HAM di
Indonesia, dilakukan beberapa langkah ialah pembentukan kantor-kantor perwakilan Komisi
Nasional di daerah, meningkatkan pemahaman tentang HAM kepada masyarakat luas termasuk
aparatur Negara dengan melaksanakan pendidikan dan pelatihan HAM secara berkelanjutan. (pidato
kenegaraan presiden 2005).

2.5 Pencapaian Indonesia dalam pemajuan dan perlindungan HAM

Pencapaian Indonesia menurut Hasan Wirajuda dari kegiatan yang dilakukan sejak 1991-2004,
yaitu :

a. Merintis reorientasi kebijakan nasional di bidang HAM pada masa Orde Baru Departemen Luar
Negri bekerjasama dengan pusat HAM PBB telah menyelenggarakan serangkaian lokakarya
yakni :
- Lokakarya nasional HAM ke- 1 pada tanggal 21-22 januari 1991
- Lokakarya regional PBB ke- 2 pada tanggal 26-28 Januari 1993
- Lokakarya Nasional ke- 3 pada tanggal 24-26 oktober 1994
- Lokakarya Nasional Ham ke 1 menghasilkan terbentuknya KOMNAS HAM yang dibentuk
pada tanggal 7 juni 1993 melalui Keppres No.50/1993

b. Dasar hukum pembentukan KOMNAS HAM yaitu Undang Undang no 39 tahun 1999 tentang
HAM. Dibentuk sesuai dengan “paris priciple 1992”

c. Terbentuknya Komisi Anti Kekerasan terhadap Perempuan pada tahun 1998 menurut Kep Pres
no.181 tahun 1998 dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia pada tahun 2013 melalui Kep Pres No
77 tahun 2003

d. Terbentuknya kelompok kerja HAM yang berhasil menyusun suatu Rencana Aksi Nasional HAM
(RAN-HAM)Indonesia yang memuat langkah langkah nyata pemajuan dan penghormatan HAM
yang akan dilakukan pada tingkat nasional dalam kurun waktu 1998-2003

e.RAN-HAM 1998-2003 kemudian di resmikan oleh Presiden Habibie pada tanggal 25 juni
1998,meliputi 4 program yaitu:

- Ratifikasi perangkat internasional HAM

- Diseminasi dan Pendidikan HAM

- Pelaksanaan penanganan prioritas dalam bidang HAM

- Pelaksanaan isi dan ketentuan berbagai perangkat nasional HAM

f. Terlaksananya RAN HAM 2004-2009 Memuat Road Map pemajuan dan perlindungan HAM di
indonesia baik tingkat nasional maupun profinsi

g. Perkembangan di bidang Legislasi dibuat nya UU yang mengatur tentang keberadaan dan
kemandirian KOMNAS HAM dan dibentuk nya pengadilan HAM Ad Hoc untuk mengadili kasus
kasus pelanggaran HAM Timor Timur dan disahkannya RUU tentang perlindungan anak dan
membahas RUU tentang penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis

h. Dikeluarkannya Undang Undang yang melindungi isu tematis HAM seperti tentang perlindungan
anak dan tentang Sistem Pendidikan Nasional

i. Meratifikasi 4 dari 7 instrumen HAM International diantaranya :

- Konveksi Penghapusan Diskriminatif terhadap Perempuan

- Konveksi Hak Anak

- Konveksi Menentang tindakan tidak manusiawi

- Konveksi Penghapusan segala bentuk diskriminasi Rasisme

j. Tersampaikannnya amanat presiden kepada dpr agar dpr membahas dan mengesahkan RUU
ratifikasi

k. Meratifikasi 8 konvesi dasar ILO dalam rangka memajukan dan meningkatkan hak asasi pekerja
indonesia
l. Dalam upaya administratif,melakukan berbagai usaha untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi pemajuan dan perlindungan HAM

m. Pemerintah juga telah menandatangani Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak mengenai
perdagangan,prostitusi dan pornografi serta keterlibatan anak dalam konflik bersenjata

n. Pemerintah menandatangani Konveksi Internasional tentang Perlindungan Hakhak semua


pekerja Migran beserta Anggota Keluarga Mereka

2.6 Kerjasama internasional dalam bidang HAM

Kerjasama internasional baik secara bilateral,regional dan multilateral terlihat dari berbagai
kegiatan :

A.Kerjasama bilateral antara Indonesia-Norwegia mengenai HAM bersama negara Prancis sebagai
upaya untuk memperkuat berfungsinya pengadilan HAM Ad Hoc Tim Tim

B. Berperan aktif dalam upaya kemajuan HAM di kawasan Asia Tenggara dengan menjadi tuan
rumah penyelenggaraan lokakarya mekanisme HAM ASEAN pada tahun 2004\

C. Mewujudkan ASEAN security community dan mekanisme HAM ASEAN berkerjasama dengan
Thailand dan Filipina

D. Dalam kancah internasional terpilihnya sebagai ketua KHAM Dan Dubes /Watapari Jenewa

E. Dalam sidang PBB mengenai HAM ,Pemerintah Indonesia selalu mengambil posisi Against dalam
pemungutan suara Country Spesific Resolution

2.7 Permasalahan di Indonesia dalam penegakan hukum dan HAM

Masih rendahnya kinerja Lembaga Peradilan,serta belum terselesaikannya kasus korupsi yang
menyita perhatian rakyat.ini semua berakibat semakin berkurangnya tingkat kepercayaaan
masyarakat terhadap kesungguhan pemerintah dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi
keadaan ini juga bertambah parah dengan belum membaiknya kondisi ekonomi bangsa .kemudian
adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana publik,yang menyebabkan adanya rasa tidak
aman di masyarakat
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan :

Hak dapat diartikan sebagai sesuatu yang benar, kepemilikan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu,
atau kekuasaan yang benar atas sesuatu. Sedangkan asasi bersifat dasar, pokok atau fundamental.
Sehingga HAM adalah hak yang bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh manusia seperti hak
hidup, hak berbicara, dan berpendapat, kebebasan beragama, dll.

HAM ini adalah hak yang melekat pada diri manusia dan merupakan hak yang diberikan sebagai
karunia Tuhan, oleh karena semua hak asasi manusia itu tidak boleh dicabut oleh pihak lain
(manusia) kecuali Tuhan sendiri yang mencabutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tilaar. H. A. R. (2001) . Dimensi-dimensi Hak Asasi Manusia Dalam Kurikulum Persekolahan


Indonesia. Bandung : PT. Alumni.
Wesaka Puja. I. G. A. (2005) . Pemajuan dan Perlindungan HAM di Indonesia. Jakarta :
Buletin Pejambon.
Udin Saripudin Winataputra. (2005). Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Jakarta :
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai