TINJAUAN PUSTAKA
Penilaian formasi adalah kegiatan pengumpulan data-data reservoir yang
dilakukan sebelum pemboran, saat pemboran dan sesudah pemboran berlangsung
yang nantinya akan digunakan dalam perencanaan pengembangan suatu lapangan
minyak dan gas.
1. Pada tahap eksplorasi formasi untuk menilai lokasi dari lapangan yang
mengandung hidrokarbon
2. Pada tahap deliniasi untuk menilai batas reservoir yang digunakan untuk
menentukan volume bulk batuan reservoir dan ketebalan formasi produktif
3. Pada tahap pengembangan dipergunakan untuk melaksanakan program
perencanaan pengembangan.
Log adalah suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu), dari satu set data
yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam
sebuah sumur (Harsono, 1997). Kegiatan untuk mendapatkan data log disebut
‘logging’. Logging memberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara
kuantitatif banyaknya hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi
sesungguhnya. Kurva log memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
mengetahui sifat – sifat batuan dan cairan.
Coring adalah suatu usaha untuk mendapatkan contoh batuan dari formasi
di bawah permukaan untuk dianalisa sifat fisik batuan secara langsung.
Sedangkan analisa coring ialah kegiatan pengukuran sifat fisik batuan di lab.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat fisik batuan yang ditembus selama
proses pemboran. Ada dua metode coring yakni conventional coring dan side wall
coring. Conventional coring ialah metode pengambilan core yang dilakukan pada
saat pemboran berlangsung. Lalu, side wall coring ialah metode pengambilan core
yang dilakukan setelah pemboran selesai atau berhenti. Dari analisa coring ini kita
akan dapat informasi tentang porositas, permeabilitas, saturasi dan tekanan
kapiler.
Ada 4 jenis log yang digunakan dalam penilaian formasi. Yakni, log
radioaktif, log mekanik, log listrik dan log akustik. Pada log radioaktif terdiri atas
log gamma ray, log neutron dan log density. Pada log mekanik hanya terdiri atas
log calliper. Lalu, pada log listrik terdiri atas log resistivity dan log sp
(spontanieous potential) dan pada log akustik hanya terdiri atas log sonic.
Keterangan:
Log neutron adalah log yang digunakan untuk merekam Hidrogen index
(HI) dari formasi. HI merupakan indikator kelimpahan kandungan hidrogen
dalam formasi. Satuan pengukuran dinyatakan dalam satuan PU (Porosity Unit)
(Rider, 1996). Prinsip kerja dari log ini adalah menembakan partikel neutron
berenergi tinggi ke dalam formasi, tumbukan neutron dengan atom H (dengan
asumsi atom H berasal dari HC atau air) akan menyebabkan energi neutron
melemah, kemudian detektor akan mengukur jumlah partikel neutron yang
kembali dari formasi. Semakin banyak atom H dalam formasi, maka partikel
neutron yang kembali akan semakin sedikit. Batubara pada log neutron biasanya
akan memberikan respon defleksi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
batupasir, karena batubra lebih kompak (densitas batuan besar) daripada
batupasir.
Besarnya porositas batuan sama dengan jumlah energi netron yang hilang,
karena atom hidrogen berkonsentrasi pada pori yang terisi fluida (water atau oil).
Pori yang terisi oleh gas akan memiliki pola kurva log netron akan lebih rendah
dari yang seharusnya (gas effect). Hal ini terjadi karena konsentrasi hidrogen
dalam gas lebih kecil dibandingkan pada minyak dan air.
Log densitas adalah log yang digunakan untuk merekam bulk density dari
batuan formasi. Densitas yang diukur merupakan semua densitas dari batuan
termasuk batubara. Prinsip pengukuran log densitas adalah menembakan sinar
gamma yang membawa partikel foton ke dalam formasi batuan, partikel-partikel
foton akan bertumbukan dengan elektron yang ada di dalam formasi. Banyaknya
energi sinar gamma yang hilang setiap kali bertumbukan menunjukkan densitas
elektron dalam formasi yang mengindikasikan densitas formasi.
Keterangan:
𝜌𝑓 = Densitas fluida
Tabel 2.1 Harga densitas matriks batuan(Harsono,1997)
Tabel 2.2 Variasi harga densitas batuan dengan kandungan fluida tertentu
Keterangan:
ΦN = Porositas Neutron
ΦD = Porositas Densitas
Log resistivity adalah log yang digunakan untuk merekam sifat kelistrikan
fluida. Keberadaan hidrokarbon akan menunjukkan resistivitas yang besar,
sedangkan untuk kandungan air akan menunjukkan resistivitas yang kecil.
Kandungan fluida yang ada juga menunjukkan besaran porositas yang dimiliki
batuan tersebut. Karena volume fluida akan berbanding lurus terhadap besaran
porositasnya. Besaran resistivitas batuan dideskripsikan dengan Ohm meter, dan
biasanya dibuat dalam skala logarithmic dengan nilai antara 0.2 sampai dengan
2000 ohm meter. Tujuan resistivity log :
Log Calliper adalah log penunjang dalam interpretasi log dimana kurva ini
dapat menunjukkan kondisi diameter lubang bor. Manfaat utama dari log calliper
untuk mengetahui diameter lubang bor terhadap kedalaman yang nantinya
berguna untuk perhitungan volume lubang bor dalam kegiatan penyemenan. Log
Calliper berfungsi untuk :
Log sonic merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu
tempuh gelombang bunyi pada jarak tertentu di dalam lapisan batuan. Prinsip
kerja alat ini adalah bunyi dengan interval yang teratur dipancarkan dari sebuah
sumber bunyi (transmitter) dan alat penerima akan mencatat lamanya waktu
perambatan bunyi di dalam batuan, lamanya waktu perambatan tergantung kepada
litologi batuan dan porositas batuannya. Alat sonic yang sering dipakai pada saat
ini adalah BHC (Borehole Compensated Sonic Tool), dimana alat ini sangat kecil
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan lubang bor maupun posisi alat sewaktu
pengukuran antara lain kepadatan, komposisi serpih, hidrokarbon, rekahan, serta
pengaruh dari lubang bor.