Disusun Oleh :
Dian Asterina Perwira Utami (130002)
Faulina Elsa Wijaya (130009)
Resti Agustin (130010)
Nur Afifah (130015)
Oda Erika Safitri (130021)
Rista Lutri Tantia (130024)
Putri Dwi Hartati (130033)
Samanta Dio Laksari (130040)
Yulaili Mar’atus Stalis (130043)
Ika Nur Elis Wahyu I (130050)
YOGYAKARTA 2014/2015
A. PERALIHAN AWAL BAYI BARU LAHIR
Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu diketahui riwayat
keluarga, riwayat kehamilan sekarang, sebelumya dan riwayat persalinan.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dilakukan paling kurang tiga kali yakni pada
saat lahir di kamar bersalin, dalam 24 jam di ruang perawatan dan pemeriksaan pada
waktu pulang.
Tanda 0 1 2
Upaya bernafas
Fleksi pada
Gerakan aktif
Lemah ekstremitas
Reflek
(kateter di lubang
hidung)
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri dan tidak disodorkan
langsung ke puting susu Ibu. Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif dan lama menyusui. Manfaatnya adalah,
membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit yang
berisiko kematian tinggi, misalnya kanker syaraf, leukimia, dan beberapa penyakit
lainnya. Tidak hanya itu, Inisiasi Menyusui Dini juga dinyatakan menekan Angka
Kematian Bayi (AKB) baru dilahirkan hingga mencapai 22%, bayi akan terpenuhi
kebutuhannya hingga usia 2 tahun dan mencegah ia mengalami kurang gizi.
Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir
di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu
untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi
dan ibu.
Dengan melakukan menyusu sendiri segera setelah lahir, atau kontak kulit
setidaknya 1 jam setelah lahir, 22% kematian bayi dapat diselamatkan. Berdasarkan
penelitian, bayi lahir normal yang diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan
kulit ibu melekat pada kulit bayi selama setidaknya 1jam, maka dalam usia 20 menit
bayi akan merangkak kearah payudara, dan usia 50 menit bayi akan mulai menyusu.
Bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir, 50% tidak akan
bisa menyusu sendiri. Sedangkan bayi lahir dengan tindakan/obat-obatan dan
dipisahkan dari ibu, 100% tidak akan bisa menyusu sendiri. Oleh karena itu dalam 10
langkah keberhasilan menyusui, langkah ke 4 nya adalah bantu ibu menyusui sedini
mungkin dalam waktu setengah jam.
Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada ibu, bayi
belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tangannya, ini
membantu dia menemukan puting susu ibu. Dia akan merangkak naik dengan
menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang
mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat bertambah. Ingat,
bahwa dalam IMD, Anda tidak boleh memberikan bantuan apapun pada bayi tapi
biarkan bayi menyusu sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibu dalam
jangka waktu 1 jam pertama.
Program ini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun sang ibu yang
baru melahirkan. Tetapi, kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun
keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang
dipraktekkan.
Banyak orang tua yang merasa kasihan dan tidak percaya seorang bayi yang
baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun rasa malu untuk meminta
dokter yang membantu persalinan untuk melakukannya. Begitu juga dengan dokter
atau bidan yang tidak mau direpotkan dengan kegiatan ini sehingga akhirnya bayi
tidak diberi kesempatan untuk melakukan ini. Untuk dapat memperoleh bantuan
dokter, hendaknya Anda membicarakan keinginan Anda ini saat baru awal
mengandung. Pastikan agar dokter dan rumah sakit bersedia melakukannya, bila tidak
Anda dapat mencari dokter atau rumah sakit lainnya yang mendukung program IMD.
a. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan di dada
si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit ketemu kulit.
Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun
jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan
jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah
mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan
kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya
akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi
sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
b. Gerakan kedua yang terjadi yaitu, setelah si bayi merasa lebih tenang, maka
secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak
merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena
ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak2 perut ibunya di atas
rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama
dari proses ini tergantung dari si bayi. Untuk gerakan ini, ternyata si dokter
punya pengalaman. Pernah ada dukun beranak melakukan proses melahirkan,
dan ternyata si ibu mengalami pendarahan hebat. Pada saat itu si dukun
meletakkan anaknya di dada si ibu, dan anak tersebut menggerak-gerakkan
kakinya memasage perut ibunya bahkan lebih dari satu jam, sampai
pendarahan si ibu berhenti.
c. Setelah melakukan gerakan di kakinya, si bayi akan melanjutkan dengan
mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban.
Dan ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu juga memiliki bau yang sama,
jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu si bayi untuk
mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati
puting ibu denga ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan
menjilat2 dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi utk membersihkan dada si
ibu dari bakteri2 jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi
bakteri2 yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari
si bayi karena hanya si bayi yang tau seberapa banyak dia harus membersihkan
dada si ibu.
d. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu yang
bertujuan untuk merangsang supaya air susu si ibu segera berproduksi dan bisa
keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu
a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan
suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko
kematian karena hypothermia (kedinginan).
b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel
sehingga mengurangi pemakaian energi.
c. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI
ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk
menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
d. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk
pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap
untuk mengolah asupan makanan.
e. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga
menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
f. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,
fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang
bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna
dengan baik oleh usus bayi.
g. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI
eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
h. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnyaoksitosin yang penting karena:
kontak dini kulit ibu dengan bayi, padahal tidak terbukti kebenarannya, justru
Pendapat yang pertama adalah karena bayi kedinginan, hal ini tidak benar.
Bergman, N (2005) menjelaskan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan satu
derajat lebih panas dari suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang
diletakkan di dada ibu kepanasan maka suhu dada ibu akan turun satu derajat dan
jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat dua derajat untuk
menghangatkan bayi.
Pendapat yang kedua adalah suntikan vitamin K dan tetes mata untuk
Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu
hilangnya panas badan bayi. Selain itu kesempatan vernix meresap, melunakkan
dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.
Pendapat yang keempat, bayi masih kurang siaga, padahal tidak demikian.
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah
itu bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang di
asup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan
Pendapat yang kelima, kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.
Hal ini tidak benar, kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi.
Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir,
Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan
pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan membawa bekal air dan gula yang dapat
bayinya. Ini tidak benar, seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya,
segera setelah lahir, keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi
menyusu dini membantu menenangkan ibu. Pendapat yang ketujuh, ibu harus
di area payudara sedangkan yang dijahit adalah bagian bawah perut ibu.
ibu. Hal tidak jadi masalah, karena saat bayi di dada ibu, penolong persalinan
Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi
dukungan pada ibu. Pendapat yang terakhir, kamar bersalin atau kamar operasi
sibuk. Hal ini juga tidak masalah, karena dengan bayi di dada ibu, ibu dapat
dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi
kejang pada bayi akibat cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan
untuk menyusu. Ada bahaya aspirasi, bila kejang timbul saat bayi menyusu.
Kesadaran bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusu.
Kedua, bayi yang sakit berat. Bayi dengan penyakit jantung atau paru-paru
Misalnya bayi dengan kelainan lahir dengan Berat Badan Lahir Sangat
Rendah (Very Low Birth Weight) . Refleks menghisap dan refleks lain pada