Hub Perspsi TTG Risko Dan Apd Elsya Ristia-FKIK PDF
Hub Perspsi TTG Risko Dan Apd Elsya Ristia-FKIK PDF
SKRIPSI
Oleh:
Elsya Ristia
NIM: 1112101000038
JAKARTA
2017 / 1438 H
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi
Elsya Ristia
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Oleh:
Elsya Ristia
NIM. 1112101000038
Mengetahui,
1438 H / 2017 M
PANITIA SIDANG SKRIPSI
ELSYA RISTIA
NIM. 1112101000038
ABSTRAK
Kompleksitas kerja dan risiko yang tinggi dijumpai di pekerjaan konstruksi, sehingga
perusahaan wajib mengadakan upaya pengendalian agar tercipta kondisi kerja yang aman.
Salah satu upaya pengendalian bahaya dengan mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD). Pada kenyataannya pada studi pendahuluan didapatkan hasil bahwa 52% pekerja di
proyek Konstruksi Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tidak
patuh terhadap penggunaan APD.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi tentang risiko dan APD serta toleransi risiko
dengan kepatuhan penggunaan APD. Terdapat variabel perancu yaitu usia, masa kerja,
pendidikan, dan pengetahuan. Pengumpulan data dilakukan pada September-November 2016
dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Populasi pada penelitian ini yaitu
seluruh pekerja lapangan dengan jumlah sampel sebanyak 55 pekerja yang diambil dengan
metode simple random sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji regresi
logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51% pekerja patuh terhadap
penggunaan APD. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan
dengan kepatuhan terhadap penggunaan APD adalah persepsi risiko (p value = 0,034) dan
pengetahuan (p value = 0,007). Selain itu, pengetahuan juga terbukti sebagai variabel
perancu yang dapat mempengaruhi hubungan antar persepsi risiko dengan kepatuhan
penggunaan APD.
Untuk meningkatkan kepatuhan terhadap penggunaan APD, perusahaan perlu
mempertegas peraturan dengan memberlakukan reward dan punishment serta
mensosialisasikannya secara persuasif. Selain itu, perlu dilakukan pelatihan APD dan
memperbaiki sistem pengawasan dengan lebih sistematis.
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
Undergraduate Thesis, March 2017
ELSYA RISTIA, NIM : 1112101000038
Relationship Perception of Risk, PPE, and Risk Tolerance Worker with Compliance
Use of Personal Protective Equipment in Construction Project Mass Rapid Transit
Jakarta Tokyu Wika Joint Operation
(XXVI + 97 pages, 16 tables, 5 schemes, 6 attachements)
ABSTRACT
The complexity of work and high risks encountered in construction work, so the
company must hold control efforts in order to create safe conditions. One of control effort is
using Personal Protective Equipment (PPE). In fact, the preliminary studies showed that 52%
of workers in construction projects Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tokyu Wika Joint
Operation disobeying the use of PPE.
This study is quantitative research with cross sectional design that aims to find out the
relationship perception of risk, PPE, and risk tolerance with the use of PPE. There are
confounding variables, namely age, years of work, education, and knowledge. Data
collection were held on September-November 2016 using questionnaires and observation
sheets. The population in this study is the entire construction workers with the sample size is
as much as 55 workers were taken by simple random sampling method. The data were
analyzed using multiple logistic regression.
The results showed that 51% of workers are obedient to the use of PPE. The results
also showed that the variables associated with adherence to the use of PPE is the perception
of risk (p value = 0.034) and knowledge (p value = 0.007). In addition, knowledge also
proved to be a confounding variable that may affect the relationship between the risk
perception with compliance of PPE use.
To improve compliance of PPE use, companies need to reinforce the rules by
imposing reward and punishment and socialize persuasively. Moreover, company also
suggested make PPE training and improve supervision system more systematically.
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PERSONAL
Nama Lengkap : Elsya Ristia
TTL : Wonogiri, 1 September 1994
Telepon : 08999725099
Alamat : Jalan Sumur Batu Gang Sumba III No.28 RT.05 RW.003
Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat
Alamat Email : Elsyaristia13@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1999-2000 : TK Pelita Hati
2000-2006 : SD Negeri 14 Cempaka Baru
2006-2009 : SMP Negeri 10 Jakarta
2009-2012 : SMA Negeri 77 Jakarta
2012-2017 : Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2006 : Anggota Palang Merah Remaja SMP Negeri 10 Jakarta
2006-2008 : Anggota Kerohanian Islam SMP Negeri 10 Jakarta
2009-2010 : Anggota Kerohanian Islam SMA Negeri 77 Jakarta
2010-2011 : Anggota Karya Ilmiah Remaja SMA Negeri 77 Jakarta
2013-2014 : Anggota Departemen Informasi dan Komunikasi Badan
Eksekutif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2013 : Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan
(OPAK) angkatan 2013
2013-2014 : Bendahara Departemen Finance Forum Studi K3 Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2014 : Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan
(OPAK) angkatan 2014
2015-2016 : Manager Departemen HRD Forum Studi K3 Kesehatan
Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015-2016 : Bendahara Departemen Pengembangan Ekonomi dan Wirausaha
Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2015 : Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan
(OPAK) angkatan 2015
vi
2016-sekarang : Admin official account line @AllAboutSafety
PENGALAMAN KARIR, PELATIHAN, DAN PRESTASI
2006 : Predikat Santri Berprestasi LPPTKA BKPRMI Jakarta Pusat
2009 : Juara III Lomba Keterampilan Berbahasa dan Bersastra
Indonesia Tingkat Kota Administrasi Jakarta Pusat
2009 : Juara IV Lomba Keterampilan Berbahasa dan Bersastra
Indonesia Tingkat Provinsi DKI Jakarta
2010 : Pelatihan Anak dan Remaja Islam oleh DTTC Daarut Tauhid
2011 : Partipasi Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Biologi
tingkat Provinsi DKI Jakarta
2014 : Training SMK3 Based on OHSAS 18001 dan PP No. 50 Tahun
2012 oleh Synergy Solusi
2014 : Workshop “Fire Management” oleh PJK3 Fairuz Artha Sejahtera
2014 : Workshop “Ergonomics In The Work Place” oleh PJK3 Fairuz
Artha Sejahtera
2014 : Workshop “Risk Management and Loss Control” oleh PJK3
Fairuz Artha Sejahtera
2014 : Workshop “Safety In The Process Industries” oleh PJK3 Fairuz
Artha Sejahtera
2014 : Pemantau Pemilihan Umum Presiden periode 2014-2019
wilayah Kecamatan Kemayoran oleh Jaringan Pendidikan
Pemilih untuk Rakyat (JPPR)
2014 : Pelatihan Duta Anti-Narkoba oleh Badan Narkotika Nasional
(BNN) Indonesia
2015 : Praktik Belajar Lapangan di Puskesmas Paku Alam,
Tangerang Selatan
2015 : Pelatihan Safety Lifting Crane oleh FSK3
2016 : Praktik Kerja Lapangan di proyek konstruksi Mass Rapid
Transit (MRT) Jakarta CP 101 dan CP 102 oleh Tokyu Wika
Jakarta Operation
2016 : Training Contractor Safety Management System (CSMS) oleh
PT. Safety Training Solusindo
2016 : Enumerator pada riset kolaboratif Internasional “Developing a
Simulation Model of Integrated Medical Care in The Handling of
Indonesian Pligrims”
2017 : Volunteer kegiatan Quick Count Pemilihan Kepala Daerah DKI
Jakarta wilayah Kelurahan Cilincing oleh Kencana Citra
Indonesia
2017 : Enumerator pada riset disertasi berjudul “Pengembangan Alat
Ukur Respon Emosional Ibu Melalui Keinginan dan Ketertarikan
Ibu terhadap Bayi Sejak Hamil dan Setelah Melahirkan”
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa mengajarkan
umatnya untuk terus memperoleh ilmu pengetahuan yang kelak bermanfaat bagi
sesamanya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Orang tua, Ayahanda Slamet Setiadi dan Ibunda Sugiyatmi serta adik, Aldrian
Dimas Mukti karena atas doa dan dukungan yang tak henti-hentinya sehingga
penulis mampu menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.
2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku ketua program studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
para dosen Kesehatan Masyarakat atas semua ilmu yang telah diajarkan.
4. Ibu Yuli Amran, S.KM, M.KM dan Ibu Dr. Iting Shofwati, S.T, M.KKK selaku
dosen pembimbing atas bimbingan, nasihat, ilmu, motivasi, saran-saran, dan
doa yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Siti Rahmah Hidayatullah Lubis, S.KM, M.KKK., Ibu Hoirun Nisa, M.Kes,
Ph. D., dan Ibu Putri Handayani, S.KM, M.KKK selaku para penguji atas
waktu yang telah diberikan dalam sidang skripsi dan bimbingan serta nasihat
yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Ferdian Nurdiono, S.K.M selaku safety engineer Divisi SHE Tokyu
Wika Joint Operation yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat
melakukan penelitian.
viii
7. Bapak Fajar Hari Putranto (Manager SHE), Bapak Ranto Polbert (Deputy
Manager SHE 101), Bapak Ramly Mercy (Deputy Manager SHE CP 102), dan
para safety officer yang turut membantu memberikan informasi serta para
pekerja di area konstruksi atas kesediaannya mengisi kuesioner penelitian.
9. Indra Giri Putra, yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi selama
menempuh pendidikan sampai saat ini.
10. Para sahabat, Annisa Sayyidatul U, Putri Ayuni S, Mursalina, Nael Huda Q,
Nurul Hidayah, Indira Dwi L, Siti Miftahul, Gita Apricilia, Nurul AsySyifa,
Cintia Rahmawati, dan Ofin Andina P.S, yang selalu memberikan dukungan,
bantuan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Kawan berjuang, Eka Ari N, Anis Rohmana M, Rr. Putri Annisya.A.P, Ika Nur
S, Sekar Wigati S, Rahfita Ferdinah, dan Alviral Muhamad, serta Ka Nadita
Anggisari dan Ka Dwi Nurvita, yang selalu menyempatkan waktu untuk
berdiskusi dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Katiguys, Kesmas 2012, BEM Kesehatan Masyarakat 2012, dan HMPS
Kesehatan Masyarakat 2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh
penulis.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. iv
D. Tujuan .............................................................................................................. 7
E. Manfaat ............................................................................................................ 9
2. Pengembangan Keilmuan................................................................................. 9
1. Persepsi .......................................................................................................... 23
2. Toleransi risiko............................................................................................... 25
3. Usia ................................................................................................................ 26
5. Pendidikan ...................................................................................................... 27
6. Pengetahuan ................................................................................................... 28
D. Kerangka Teori............................................................................................... 29
B. Definisi Operasional....................................................................................... 34
C. Hipotesis......................................................................................................... 36
2. Kuesioner ....................................................................................................... 40
2. Uji Reabilitas.................................................................................................. 46
1. Editing ............................................................................................................ 46
xi
2. Coding ............................................................................................................ 47
3. Entry ............................................................................................................... 48
4. Cleaning ......................................................................................................... 48
1. Analisis Univariat........................................................................................... 48
3. Analisis Multivariat........................................................................................ 50
A. Simpulan ........................................................................................................ 95
B. Saran ............................................................................................................... 96
xiii
1. Bagi Tokyu Wika Joint Operation ................................................................. 96
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persepsi Risiko, Persepsi terhadap APD,
dan Toleransi Risiko Pekerja di Proyek Konstruksi MRT Jakarta Tokyu
Wika Joint Operation Tahun 2016 ........................................................... 56
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Internal (Usia dan Masa Kerja)
Pekerja di Proyek Konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation
Tahun 2016 .............................................................................................. 57
Tabel 5.5 Hubungan Persepsi Risiko, Persepsi terhadap APD, dan Toleransi Risiko
Pekerja dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pekerja di Proyek
Konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation Tahun 2016 ....... 59
Tabel 5.6 Hubungan Faktor Internal (Usia dan Masa Kerja) dengan Kepatuhan
Penggunaan APD Pekerja di Proyek Konstruksi MRT Jakarta Tokyu
Wika Joint Operation Tahun 2016 ........................................................... 61
Tabel 5.8 Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Usia, Masa Kerja, Pendidikan,
Pengetahuan, Persepsi Risiko, Persepsi terhadap APD, Toleransi Risiko
dengan Kepatuhan Penggunaan APD ...................................................... 65
xv
Tabel 5.9 Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda antara Variabel Usia,
Masa Kerja, Pendidikan, Pengetahuan, Persepsi Risiko, Persepsi terhadap
APD, dan Toleransi Risiko dengan Kepatuhan terhadap Penggunaan APD
.................................................................................................................. 65
Tabel 5.10 Hasil Analisis Multivariat antara Pengetahuan dan Persepsi Risiko dengan
Kepatuhan Penggunaan APD ................................................................... 66
Tabel 5.11 Hasil Uji Interaksi antara Pengetahuan dengan Persepsi Risiko.............. 67
Tabel 5.12 Hasil Uji Variabel Perancu dengan Mengeluarkan Variabel Pengetahuan
.................................................................................................................. 67
Tabel 5.13 Hasil Analisis Variabel Pengetahuan Terbukti Menjadi Variabel Perancu
.................................................................................................................. 68
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR ISTILAH
xviii
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan
dari potensi bahaya di tempat kerja. (Depnakertrans, 2010). Alat pelindung diri
merupakan tahap terakhir dari upaya pengendalian bahaya yang menjadi sangat
dilakukan dan potensi risiko yang ada masih tergolong tinggi. Penggunaan
APD merupakan kewajiban pekerja saat berada di area kerja. Hal ini
memberikan perlindungan bagi pekerja dari kejadian tidak terduga atau dari
1
2
perusahaan asing dari negara Jepang yaitu Tokyu Construction Co, Ltd dan
(MRT) Jakarta surface section package CP 101 dan CP 102. Di Tokyu Wika
Joint Operation, APD yang digunakan adalah safety helmet, safety vest, dan
safety shoes yang wajib dipakai saat berada di area kerja (TWJO, 2013).
Adapun standar APD yang digunakan yaitu pada safety helmet memiliki
standar ANSI tipe C yang melindungi pengguna dari bahaya kejatuhan dan
ringan. Sedangkan untuk safety vest wajib dilengkapi skotlet yang dapat
jenis APD ini dipakai sesuai klasifikasi warna menurut jenis pekerjaan masing-
masing individu di area kerja. Adapun untuk safety shoes yang digunakan harus
memiliki besi di bagian ujung jari kaki yang berguna untuk melindungi dari
kejatuhan benda. Adapula APD tambahan seperti pengait helm (chin strap)
yang digunakan di safety helmet saat berada di area galian ataupun area
(earmuff), masker, alat pelindung jatuh (full body harness), dan sebagainya
yang juga wajib digunakan sesuai jenis pekerjaan dan kondisi area kerja
tertentu. Selain itu, pekerja juga wajib memakai baju berlengan panjang dan
Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui
mematuhi peraturan yang berlaku dengan benar dalam pemakaian APD, seperti
3
7 pekerja tidak memakai helm saat bekerja, 5 pekerja memakai helm dengan
posisi yang salah, 1 pekerja tidak memakai safety shoes, dan 3 pekerja tidak
memakai full body harness saat berada di ketinggian. Hal ini menunjukkan
pada awal masuk bekerja, semua pekerja diberikan safety induction yang di
juga sudah dipasang banner dan safety sign yang mewajibkan penggunaan
APD.
bekerja dalam kondisi tidak aman. Hal tersebut dapat mengakibatkan pekerja
dermatitis kontak. Adapula studi kasus yang dilakukan Bock, dkk (2003) di
Jerman diperoleh hasil bahwa 5,1 kasus per 10.000 pekerja terkena insiden
Depok, seorang pekerja tewas akibat jatuh dari lantai 15 dikarenakan tidak
menggunakan APD dan terpeleset (Winata, 2011). Hal ini juga terjadi pada
pekerja akibat tertimbun galian tiang jembatan yang bekerja tanpa dilengkapi
APD (Jamil, 2015). Di Tokyu Wika Joint Operation sendiri pada tahun 2013
sampai dengan tahun 2016 telah terjadi kecelakaan sebanyak sembilan kasus
yang diketahui dari data bahwa semua kasus berasal dari faktor manusia. Dari
4
sembilan kasus yang ada, dua kasus diakibatkan karena tidak mematuhi
kerja telah mengakibatkan kerugian atau klaim JKK sebesar Rp 150 miliar
(PoskotaNews, 2016).
salah satunya dipengaruhi oleh persepsi. Hal tersebut dapat terjadi karena
menjadi fatal.
dalam pelaksanaan konstruksi agar terbentuk kondisi yang baik bagi pekerja itu
5
berperilaku tidak aman yang dapat menyebabkan terkena penyakit akibat kerja
Persepsi yang akan diteliti dalam penelitian ini meliputi persepsi pekerja
terhadap risiko bahaya yang ingin dihindari dalam penggunaan APD dan
persepsi mengenai pemakaian dari APD itu sendiri seperti persepsi kegunaan
2014). Seseorang yang memiliki persepsi yang kurang baik maka ia cenderung
memiliki toleransi yang tinggi terhadap risiko bahaya. Hal tersebut juga akan
persepsi tentang risiko dan APD serta toleransi risiko pekerja dengan kepatuhan
B. Rumusan Masalah
Tokyu Wika Joint Operation. Hal ini dibuktikan dari 31 pekerja, setengahnya
yang dimiliki masing-masing pekerja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan persepsi tentang risiko dan APD serta toleransi risiko
Konstruksi Mass Rapid Transit Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun
2016.
C. Pertanyaan Penelitian
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016?
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016?
D. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan
1. Tujuan Umum
Diri di Proyek Konstruksi Mass Rapid Transit Jakarta Tokyu Wika Joint
2. Tujuan Khusus
2016.
2016.
tahun 2016.
E. Manfaat
2. Pengembangan Keilmuan
yang ditinjau dari persepsi yang dimiliki pekerja dan praktik kerja
risiko dan APD serta toleransi risiko pekerja dengan kepatuhan penggunaan
Alat Pelindung Diri di Proyek Konstruksi Mass Rapid Transit Jakarta Tokyu
Wika Joint Operation tahun 2016. Faktor-faktor yang akan diteliti terdiri dari
independen yaitu persepsi risiko, persepsi terhadap APD dan toleransi risiko,
serta faktor perancu yaitu usia, masa kerja, pendidikan, dan pengetahuan.
pada proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation. Penelitian
Populasi pada penelitian adalah pekerja lapangan pada proyek konstruksi MRT
berasal dari data primer dengan cara melakukan observasi dan menyebar
dengan variabel dependen dan analisis regresi logistik ganda untuk uji variabel
perancu.
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi APD
pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak
semua orang yang berada di area kerja. Hal ini dapat dilihat dari Undang-
Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dalam pasal 12 butir
b yaitu tenaga kerja diwajibkan untuk memakai APD dan pasal 13 yang
11
12
Akibat Kerja dalam pasal 5 ayat 2 juga menyebutkan bahwa tenaga kerja
tempat kerja dan pasal 6 ayat 1 yang berbunyi bahwa pekerja/buruh dan
3. Jenis-jenis APD
a. Pelindung Kepala
organism) dan suhu yang ekstrim. Jenis alat pelindung kepala terdiri
dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, penutup
cahaya, benturan atau pukulan benda. Jenis alat pelindung mata dan
c. Pelindung telinga
alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan
bahan kimia, micro organism, dan partikel (debu, kabut, uap, asap,
breathing apparatus.
e. Pelindung tangan
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari penjalaran api, suhu panas,
(virus, bakteri) dan jasad renik. Jenis pelindung tangan terdiri dari
sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau
kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
f. Pelindung kaki
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan
kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/ atau
g. Pakaian pelindung
temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-
potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang
(safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender),
B. Perilaku Kepatuhan
Perilaku juga sering diartikan sebagai tindakan yang dilakukan seseorang untuk
mencakup dua komponen, yaitu tingkah laku dan sikap. Tingkah laku
atau situasi yang dihadapi. Adapun sikap yaitu sesuatu yang melekat pada diri
Salah satu bentuk dari perilaku adalah kepatuhan. Kepatuhan berasal dari
kata patuh yang berarti suka menurut perintah, taat pada perintah, aturan,
berdisiplin (KBBI, 2016). Kepatuhan adalah ketaatan atau pasrah pada tujuan
yang telah ditentukan (Bastable, 2002). Menurut Niven (2002), kepatuhan yaitu
sejauh mana perilaku seorang pekerja sesuai dengan ketentuan yang diberikan
mengendur dan perlahan memudar atau jika individu tersebut dipindahkan dari
kelompok asalnya.
Banyak teori yang dapat digunakan dalam meneliti perilaku. Bart (1994)
satu teori yang dapat menjelaskan perilaku preventif adalah Health Belief
Taylor (1991) dalam Bart (1994)) mengatakan bahwa teori HBM juga dipakai
suatu penyakit tersebut atau berada di dalam suatu risiko. Atau dengan
Pekerja tidak akan menggunakan APD selama dia tidak merasa berada
Misalnya risiko kejatuhan paku dalam area proyek dirasakan lebih serius
manfaat dengan aman berjalan di atas tanah yang berlumpur tanpa ada
rasa takut terkena kotoran ataupun benda tajam lainnya. Perasaan adanya
enggan memakai safety boot saat bekerja karena berat dan membatasi
dalam bergerak.
19
sebagainya.
lain (modifying variable). Variabel lain dalam hal ini antara lain:
Teori HBM tersebut digambarkan seperti pada bagan 2.1 sebagai berikut:
pencegahan yang dilakukan seseorang. Teori ini didasari oleh seseorang dapat
konsekuensi buruk, memiliki keinginan untuk menghindari risiko yang ada, dan
(2009) dijelaskan bahwa Green (1980) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor
Faktor pemungkin tersebut antara lain adalah sarana dan prasarana atau
Faktor penguat ini juga dapat terwujud pengawasan dan peraturan yang
berlaku.
23
Faktor predisposisi:
1. Kepercayaan
2. Motivasi
3. Persepsi
4. Pengetahuan
5. Sikap
6. Karakteristik
demografi (umur, jenis
kelamin, pendidikan,
pengalaman)
Perilaku
90
Faktor pemungkin:
1. Pelatihan
2. Fasilitas APD
Faktor penguat:
1. Peraturan
2. Pengawasan
1. Persepsi
suatu informasi agar dapat dipahami (Sarwono, 1999). Hal ini juga
lingkungan sekitarnya.
seseorang. Lalu menurut David Krech (1962) dan Irwin Rosentoch dan
sosial, umur dan jenis kelamin, dan kerangka pengetahuan yang dimiliki
di jalur 3 dan 4 PT. Wijaya Karya Beton Boyolali tbk didapatkan hasil
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi karyawan
terhadap penggunaan helm. Hal tersebut juga terjadi pada penelitian yang
penggunaan APD.
oleh paparan sumber risiko serta emosi yang terkait dengan sumber
(Sjoberg, dkk, 2004). Persepsi risiko dapat menjadi suatu hambatan untuk
untuk melihat risiko yang akan terjadi. Hal tersebut dapat berdampak
2. Toleransi risiko
risiko umum yang tidak disukai dan penilaian pribadi yang melekat pada
tujuan tersebut.
3. Usia
terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dari dirinya sendiri, dan
(Siagian, 1987).
APD. Penelitian yang dilakukan oleh Saputri dan Paskarini (2014) pada
penggunaan APD.
27
4. Masa Kerja
waktu yang cukup lama dimana seseorang tenaga kerja masuk dalam satu
5. Pendidikan
Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah untuk
dirinya.
6. Pengetahuan
objek tertentu. Adapun Bloom (1975) yang dikutip dari Widayatun (1999)
melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi dan ide yang sudah
akan lebih bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
suatu tindakan sehingga perilaku tersebut dapat lebih mudah untuk diubah
tidak baik dalam penggunaan APD dan responden yang baik dalam
D. Kerangka Teori
mengenai perilaku pada penelitian ini berdasarkan teori Health Belief Model
(Rosentock, 1974), Green (1980), dan National Safety Council (2014) dan
1. Pelatihan
2. Fasilitas APD
Toleransi risiko Green (1980)
90
3 BAB III
A. Kerangka Konsep
terdiri persepsi risiko, persepsi terhadap APD, dan toleransi risiko. Adapun
variabel perancu terdiri dari usia, masa kerja, pendidikan, dan pengetahuan.
31
32
Variabel independen
Variabel dependen
1. Persepsi risiko
Kepatuhan pekerja terhadap
2. Persepsi terhadap APD penggunaan APD
3. Toleransi risiko
Variabel perancu:
1. Usia
2. Masa kerja
3. Pendidikan
4. Pengetahuan
dilakukan penelitian.
Variabel kelas sosial dan tekanan sosial juga tidak diteliti karena
penelitian dilakukan pada pekerja yang sama maka tidak ada tingkatan sosial di
homogen dimana semua pekerja lapangan berjenis kelamin laki-laki. Selain itu
variabel isyarat untuk bertindak dapat berupa media dan nasihat dari orang lain,
karena variabel ini sulit untuk diukur. Variabel motivasi juga tidak diteliti
karena peneliti ingin melihat akar dari faktor yang mempengaruhi perilaku
B. Definisi Operasional
Toleransi risiko Kebersediaan pekerja dalam menerima risiko Penyebaran Kuesioner 0. Tinggi, jika Ordinal
bahaya yang berada di sekitarnya kuesioner skor<mean (61)
1. Rendah, jika
skor≥mean (61)
35
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Perancu
Usia Lamanya hidup responden mulai dari lahir sampai Penyebaran Kuesioner Tahun Rasio
ulang tahun terakhir pada saat penelitian kuesioner
dilakukan
Masa kerja Waktu saat ini dikurangi waktu awal pekerja saat Penyebaran Kuesioner Tahun Rasio
bekerja di konstruksi kuesioner
Pendidikan Pendidikan formal terakhir informan Penyebaran Kuesioner 0. Rendah (tidak Ordinal
kuesioner sekolah/SD/MI/
SMP/MTs)
1. Menengah (SMA/MA/
SMK/MAK)
2. Tinggi
(D3/D4/S1/S2/S3)
(UU No 20 th2003)
Pengetahuan Pemahaman pekerja tentang APD meliputi Penyebaran Kuesioner 0. Rendah, jika Ordinal
pengertian, kegunaan, akibat jika tidak kuesioner skor<median (90)
menggunakan, waktu penggunaan, pihak yang
1. Tinggi, jika
bertanggung jawab terhadap perawatan,
skor≥median (90)
kebersihan, penatalaksanaan jika rusak,
penatalaksanaan jenis sekali pakai, jenis-jenis,
masing-masing fungsi sesuai jenis, ketentuan
pemakaian masing-masing jenis
36
C. Hipotesis
2016.
tahun 2016.
4 BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
variabel akibat atau kasus (dependen) yang terjadi pada objek penelitian diukur
dalam waktu yang bersamaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
persepsi terhadap risiko, persepsi terhadap APD, dan toleransi risiko. Variabel
Joint Operation yang berada di wilayah Lebak Bulus sampai dengan Cipete
lapangan (site) proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation
37
38
Lemeshow, dkk (1990) untuk uji hipotesis beda dua proprosi sebagai berikut:
Keterangan:
n = Besar sampel yang dibutuhkan oleh peneliti
= Derajat kepercayaan 95%
α = Derajat kemaknaan 5%
= Kekuatan uji 80%
sebagai berikut:
Kepatuhan pekerja
Penelitian terhadap
Variabel penggunaan APD
Sebelumnya
P1 P2 n nx2
Usia (Saputri dan Paskarini, 0,4 0,89 14 28
2014)
Masa kerja (Supiana, 2013) 0,15 0,75 10 20
Pendidikan (Widyaningsih, 2012) 0,71 0,23 16 32
Pengetahuan (Madyanti, 2012) 0,05 0,6 9 18
Berdasarkan perhitungan hasil besar sampel pada setiap variabel, maka
terjadinya drop out atau missing maka jumlah responden ditambah 10%,
D. Pengumpulan Data
pengisian kuesioner dan hasil observasi oleh pekerja proyek konstruksi MRT
mengenai maksud dan tujuan penelitian serta cara pengisian kuesioner. Data
terhadap risiko, persepsi terhadap APD, toleransi risiko, dan kepatuhan pekerja
keempat dilakukan pada hari kedua. Durasi peneliti saat melakukan observasi
1. Lembar Observasi
apakah pekerja mematuhi penggunaan APD dengan benar atau tidak saat
bekerja.
2. Kuesioner
antara lain:
41
dan tidak. Setiap pernyataan positif diberi skor 2 jika menjawab “ya”
penelitian ini ada pada kode nomor E3, E4, dan E5. Bila pekerja
b. Persepsi risiko
adalah:
kode nomor B1, B2, B3, B4, B5, dan B6. Bila pekerja menjawab
adalah:
kode nomor C7, C8, C9, C10, dan C11. Bila pekerja menjawab
d. Toleransi risiko
pernyataan negatif:
e. Usia
Untuk variabel usia dilihat dari selisih tahun lahir pekerja dan
f. Masa kerja
Untuk variabel masa kerja dilihat dari masa kerja pekerja dalam
untuk masa kerja tiap pekerja dilakukan dengan membagi antara total
g. Pendidikan
h. Pengetahuan
kuesioner dalam penelitian ini ada pada kode nomor F1, F3, F9, F11,
F13, F15, F21, dan F39. Bila pekerja menjawab dengan jumlah skor
Jakarta Tokyu Wika Joint Operation, yaitu pekerja konstruksi MRT Jakarta X
CP Y.
1. Uji Validitas
tidak valid yang berpengaruh pada dapat atau tidaknya item kuesioner
nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan r tabel. Jika r
hitung > r tabel berarti variabel valid. Namun, jika r hitung < r tabel
berarti variabel tidak valid. Item kuesioner yang tidak valid ditanggulangi
penelitian.
cukup mewakili konsep yang diinginkan (Di lorio, 2005). Validitas isi
2. Uji Reabilitas
Arifin (2012) uji reabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil
nilai r hasil (nilai alpha). Apabila r alpha > r tabel maka kuesioner
H. Manajemen Data
1. Editing
APD, dan toleransi risiko), dan variabel perancu (usia, pendidikan, masa
kerja, dan pengetahuan) pada penelitian ini terisi. Selama proses tersebut
dilakukan penyuntingan data oleh peneliti agar data yang salah, kurang
2. Coding
3. Entry
dilakukan analisis data. Data yang di entry adalah nama pekerja, nomor
4. Cleaning
data yang sudah di-entry untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam
perancu penelitian agar terlihat apabila terdapat data yang tidak sesuai.
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-
dengan variabel numerik yaitu usia dan masa kerja yang tidak
berdistribusi normal.
dengan variabel dependen, sedangkan jika p value > 0,05 artinya tidak
(Lapau, 2013).
independen maka dilihat nilai Odds Ratio (OR). Apabila nilai OR > 1,
3. Analisis Multivariat
perancu. Variabel perancu dalam penelitian ini adalah variabel usia, masa
dalam analisis regresi logistik ganda. Bila hasil uji bernilai p ≤ 0,25 maka
jika nilai p > 0,25 maka variabel tersebut dikeluarkan dari pemodelan.
Bila hasil uji bernilai p ≤ 0,05 maka variabel tersebut dapat masuk ke
dalam model selanjutnya. Sebaliknya jika nilai p > 0,05 maka variabel
J. Penyajian Data
HASIL
Operation
asing dari negara Jepang yaitu Tokyu Construction Co, Ltd dengan perusahaan
domestik yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dalam bidang konstruksi yang
Jakarta tahap pertama surface section package CP 101 dan CP 102 di wilayah
Lebak Bulus sampai dengan Cipete Raya, Jakarta Selatan. Adapun proyek yang
Fatmawati, stasiun Cipete Raya, dan Special Bridge dengan total luas wilayah
Jakarta yaitu pengoperasian alat berat, pengaturan instalasi mekanik dan listrik,
terdapat risiko yang tinggi. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para
pada setiap aktivitas yang ada. Salah satu peraturan K3 yang ada adalah APD.
52
53
mengenai kewajiban dan hak pekerja terkait program APD, jenis-jenis APD
Adapun APD wajib yang harus ditaati semua pekerja terdiri dari helm,
safety vest, dan safety shoes. Terdapat pula aturan wajib terkait pemakaian baju
kerja berlengan dan celana panjang saat sedang bekerja. Selain itu, terdapat
APD tambahan yang juga wajib digunakan sesuai dengan jenis bahaya masing-
masing pekerjaan.
APD tambahan yang ada yaitu (1) kacamata pengaman (safety glasses)
instalasi mekanik dan listrik, bekisting, pembesian, dan pengelasan, (3) masker
pelindung jatuh (full body harness) pada saat bekerja diketinggian, dan
sebagainya.
spesifikasi yang telah ditentukan Tokyu Wika Joint Operation. Dimana dapat
54
tanggung jawab pekerja itu sendiri. Apabila dalam pemakaian APD saat
bekerja terjadi kerusakan, maka akan digantikan dengan yang baru oleh pihak
perusahaan jika pekerja tersebut menukarnya dengan APD yang rusak tersebut.
kegiatan yang wajib diikuti pekerja yang baru bergabung untk bekerja di
kerja dan peraturan-peraturan terkait K3. Safety morning talk adalah kegiatan
berkumpul yang rutin dilakukan sebulan sekali yang wajib dihadiri oleh seluruh
elemen pekerja mulai dari project manager sampai dengan pekerja lapangan
yang ada di proyek konstruksi MRT Jakarta dengan tujuan memberi informasi
terkait peraturan K3, progress proyek konstruksi dan issue-issue penting yang
kegiatan rutin pada pagi hari sebelum pekerjaan dimulai membahas apa yang
penanggulangannnya.
dilihat dari pemenuhan peraturan APD yang berlaku. Data diperoleh dari hasil
55
penggunaan APD membuat pekerja berada dalam kondisi yang tidak aman
Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.1.
Total 55 100
Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan
masing kategori. Namun, dapat terlihat bahwa lebih banyak pekerja proyek
konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation yang patuh dalam
Pekerja
kepatuhan terhadap penggunaan APD terdiri dari tiga variabel, antara lain
persepsi risiko, persepsi terhadap APD, dan toleransi risiko. Hasil analisis
toleransi risiko pada pekerja proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint
1. Persepsi Risiko
3. Toleransi Risiko
2. Pengetahuan Rendah 27 49
Tinggi 28 51
1. Usia Pekerja
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation yaitu 9 tahun
58
Masa kerja terendah adalah 1 tahun sedangkan masa kerja tertinggi adalah
41 tahun.
3. Pendidikan Pekerja
pekerja.
4. Pengetahuan Pekerja
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation yang memiliki
pekerja.
APD, meliputi persepsi risiko, persepsi terhadap APD, dan toleransi risiko.
59
Hasil analisis bivariat hubungan antara persepsi risiko, persepsi terhadap APD,
dan toleransi risiko dengan kepatuhan terhadap penggunaan APD pada pekerja
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016 dapat
APD
memiliki persepsi risiko yang kurang baik dan 10 orang (33,3%) memiliki
didapatkan Pvalue sebesar 0,022 yang artinya pada α 5%, ada hubungan
Wika Joint Operation tahun 2016. Analisis keeratan hubungan dua variabel
60
memiliki persepsi risiko yang kurang baik mempunyai peluang 4,250 kali
Penggunaan APD
persepsi kurang baik terhadap APD dan 9 orang (34,6%) memiliki persepsi
didapatkan Pvalue sebesar 0,078 yang artinya pada α 5%, tidak ada
Wika Joint Operation tahun 2016. Analisis keeratan hubungan dua variabel
kali untuk kurang patuh dalam menggunakan APD daripada pekerja yang
APD
toleransi risiko yang tinggi dan 10 orang (34,5%) memiliki toleransi risiko
61
sebesar 0,044 yang artinya pada α 5%, terdapat hubungan yang bermakna
di proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016.
yang tinggi mempunyai peluang 3,589 kali untuk kurang patuh dalam
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam individu tiap pekerja
penggunaan APD, yaitu usia, masa kerja, pendidikan, dan pengetahuan. Hasil
penggunaan APD pada pekerja proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika
Joint Operation tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.6 dan 5.7.
Tabel 5.6 Hubungan Faktor Internal (Usia dan Masa Kerja) dengan
Kepatuhan Penggunaan APD Pekerja di Proyek Konstruksi MRT Jakarta
Tokyu Wika Joint Operation Tahun 2016
No. Faktor internal Penggunaan APD n=55 MeanRank Pvalue
1. Usia Kurang patuh 27 31,67 0,095
Patuh 28 24,46
2. Masa kerja Kurang patuh 27 34,31 0,004
Patuh 28 21,91
62
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa usia pekerja yang kurang
patuh dalam penggunaan APD hampir merata dengan yang patuh dengan
didapatkan Pvalue sebesar 0,095 yang menyatakan bahwa pada α 5%, tidak
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa masa kerja pekerja yang
kurang patuh dalam penggunaan APD hampir merata dengan yang patuh
dengan rata-rata masa kerja yaitu 34 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik
pada α 5%, terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan
63
sebesar 0,232 yang artinya pada α 5%, tidak terdapat hubungan yang
Penggunaan APD
0,005 yang artinya pada α 5%, terdapat hubungan yang bermakna antara
konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016. Analisis
64
Penggunaan APD
Tabel 5.8 Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Usia, Masa Kerja,
Pendidikan, Pengetahuan, Persepsi Risiko, Persepsi terhadap APD,
Toleransi Risiko dengan Kepatuhan Penggunaan APD
No. Variabel P value Keterangan
1. Persepsi risiko 0,022 Kandidat
2. Persepsi terhadap APD 0,078 Kandidat
3. Toleransi risiko 0,044 Kandidat
4. Usia 0,095 Kandidat
5. Masa kerja 0,004 Kandidat
6. Pendidikan 0,232 Kandidat
7. Pengetahuan 0,005 Kandidat
Dari tabel 5.8 diketahui bahwa seluruh variabel memiliki
Pwald tertinggi. Hasil pembuatan model faktor penentu dapat dilihat pada
tabel 5.9.
risiko*pengetahuan).
Tabel 5.11 Hasil Uji Interaksi antara Pengetahuan dengan Persepsi Risiko
No. Variabel Pvalue
1. Persepsi Risiko 0,125
2. Pengetahuan 0,166
3. Persepsi Risiko*Pengetahuan 0,425
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa interaksi persepsi risiko
tersebut dinyatakan terbukti sebagai perancu dan tetap masuk dalam model.
Hasil analisis uji variabel perancu dapat dilihat pada tabel 5.12.
pekerja yang memiliki persepsi risiko kurang baik untuk kurang patuh terhadap
pengetahuan.
6 BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
kerjanya yang kebetulan melihat atau sengaja berkerumun. Untuk itu, peneliti
meminimalisir peluang terkena PAK ataupun terjadi cidera akibat kerja. APD
risiko yang ada masih tetap tinggi. Untuk itu, APD merupakan metode
69
70
Namun, jika penggunaan APD tersebut tidak benar, maka APD yang
digunakan tersebut tidak akan berfungsi dengan baik dan maksimal untuk
melindungi pekerja sesuai dengan fungsinya. Hal ini dapat diartikan bahwa
perilaku pekerja dalam memakai APD dengan lengkap dan benar sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Tokyu Wika Joint Operation pada saat bekerja
APD tambahan sesuai jenis pekerjaan dan kondisi area kerja tertentu.
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016,
diketahui bahwa pekerja memiliki perilaku yang hampir seimbang antara yang
patuh maupun kurang patuh terhadap penggunaan APD. Pekerja yang patuh
ketika memakai APD yaitu sebesar 51% memiliki jumlah yang lebih banyak
meskipun hanya selisih satu responden dari pekerja yang kurang patuh
memakai APD. Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan salah satu deputy
yang kurang patuh. Pekerja masih menganggap APD hanya sebagai aksesoris
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa penggunaan APD pada pekerja di
proyek konstruksi MRT Jakarta sudah cukup baik. Namun, tidak dapat
dipungkiri perilaku penggunaan APD yang kurang baik pada responden masih
cukup banyak (49%). Padahal, dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Pelindung Diri pasal 6 dijelaskan bahwa pekerja yang memasuki tempat kerja
wajib menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan risiko. Hal ini
kesehatan kerja masih rendah. Mengingat banyak bahaya di tempat kerja yang
yang tidak jarang tidak terlatih (Wirahadikusumah, 2007). Kondisi ini dapat
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kesalahan pekerja itu sendiri dan
berdampak tejadi luka ringan sampai parah hingga menyebabkan Lost Time
Injury (LTI) akibat tidak memakai APD sesuai peraturan yang berlaku. Dari
hasil observasi masih ditemukan pekerja yang tidak memakai APD saat bekerja
72
dengan alasan lupa membawa ataupun sering lepas pasang saat sedang bekerja
setiap harinya.
berperilaku patuh atau tidak. Faktor-faktor tersebut terdiri dari persepsi risiko,
persepsi terhadap APD, dan toleransi risiko. Selain itu, terdapat pula faktor
juga turut andil dalam pembentukan perilaku pekerja yang terdiri dari usia,
bahwa sebagian besar pekerja memiliki persepsi risiko yang baik (54,5%),
persepsi terhadap APD yang kurang baik (52,7%), dan toleransi risiko yang
rendah (52,7%). Untuk rata-rata usia pekerja adalah 33 tahun dengan rata-rata
masa bekerja selama 9 tahun, untuk variabel pendidikan sebagian besar pekerja
berpengetahuan tinggi (51%). Dari hasil analisis yang telah dilakukan, variabel
penggunaan APD.
Hal ini membuktikan bahwa pihak Tokyu Wika Joint Operation perlu
pekerja dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan terkait APD dan risiko
kepada seluruh pihak terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan pihak perusahaan
73
contoh atau suri teladan yang baik ke para pekerjanya dengan selalu menaati
Dewantara yang menyebutkan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun
Karso, Tut Wuri Handayani” yang berarti figur pemimpin yang baik adalah
dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat. Apabila komitmen para petinggi
sudah tertanam dengan kuat, hal tersebut diharapkan dapat mendorong pekerja
untuk mengikuti para petingginya sebagai pihak yang disegani untuk ikut
konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016 dijelaskan
APD
bahaya akan muncul dari situasi atau keadaan yang dapat menyebabkan
memiliki persepsi risiko yang baik apabila pekerja tersebut memiliki skor
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016
APD lebih banyak ditunjukkan oleh pekerja yang memiliki persepsi risiko
kurang baik (68%). Jika dilihat dari hasil uji keeratan hubungan, diketahui
peluang 3,776 kali untuk kurang patuh dalam menggunakan APD daripada
pekerja yang memiliki persepsi risiko baik. Hal ini dapat diartikan bahwa
semakin kurang baik persepsi risiko yang dimiliki pekerja maka akan
menyebutkan bahwa persepsi merupakan suatu hal yang penting. Hal ini
walaupun kenyataannya sama. Adanya faktor situasi dan faktor target yang
kepentingan, pengalaman, dan harapan. Hal ini sesuai dengan tulisan Geller
yang lain kondisi yang sama dapat dianggap belum berbahaya. Kekeliruan
persepsi yang mungkin terjadi dapat membuat persepsi risiko menjadi fatal.
ada. Hal ini didukung oleh Gibson dalam Dahlawy (2008) yang
lisan yang dapat dilakukan pada kegiatan safety morning talk atau toolbox
pekerjanya.
dengan memberi secara rinci apa saja bahaya beserta risiko yang ada di
beserta bahaya apa saja yang ada di area kerja tersebut dengan tampilan
dilakukan kepada seluruh pekerja baik usia muda maupun usia tua untuk
Penggunaan APD
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016
ditunjukkan oleh pekerja yang memiliki persepsi kurang baik (62,1%). Hal
ketidaknyamanan dan menambah beban stress pada tubuh. Stress ini dapat
Hasil pada penelitian ini tidak sesuai dengan teori HBM dimana
menyebabkan persepsi antara individu yang satu dengan individu lain yang
bekerja ia lebih memilih untuk tidak memakai salah satu APD yang wajib
pemakaian APD tersebut agar pekerjaan cepat selesai. Hal ini membuktikan
APD hanya atribut kerja dan cenderung membatasi ruang gerak sehingga
bagaimana pekerjaan dapat cepat selesai. Hal ini selaras dengan pendapat
dapat diketahui bahwa pada penelitian ini situasi yang diyakini pekerja
menggunakan APD.
mungkin disebabkan oleh faktor lain. Bila ditinjau dari persepsi risiko,
79
responden yang memiliki persepsi terhadap APD yang kurang baik justru
lebih banyak memiliki persepsi risiko yang kurang baik pula (58,6%).
mengetahui hal apa yang dapat dihindari secara jelas dari penggunaan
tersebut.
Maka dari itu, diperlukannya dukungan dari pihak Tokyu Wika Joint
dapat dilakukan pada kegiatan safety induction yang dilakukan saat pertama
induction dipaparkan dengan jelas apa saja yang terdapat di prosedur APD,
bagaimana cara memakai dan merawat yang baik dan benar dengan bahasa
Selain itu, sosialisasi materi APD dapat juga diberikan pada kegiatan
Sosialisasi materi APD dapat diselingi dengan materi lainnya terkait K3.
sejumlah uang yang diberikan kepada pekerja yang terbukti tidak pernah
dengan mengadakan lomba memakai APD yang benar dengan waktu yang
APD
menyebabkan kecelakaan.
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016
ditunjukkan oleh pekerja yang memiliki toleransi risiko yang tinggi yaitu
berpersepsi risiko kurang baik lebih banyak memiliki toleransi risiko yang
APD dengan toleransi risiko juga mungkin dapat terjadi karena ukuran
dan mengubah sikap dapat dilakukan dengan perubahan sikap melalui suatu
Faktor Internal dalam penelitian ini meliputi usia, masa kerja, pendidikan,
dan pengetahuan yang dimiliki pekerja. Hubungan antara faktor internal dengan
Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016 dijelaskan pada pembahasan di
bawah ini.
fisik, mental, kemauan kerja, daya tangkap, pola pikir, dan tanggung jawab
seseorang.
usia pekerja di proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation
dengan usia termuda yaitu 18 tahun dan usia tertua yaitu 64 tahun. Menurut
sedangkan usia nonproduktif antara 0-14 tahun dan > 64 tahun, dengan
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan
pendidikan.
keselamatan bertambah baik sesuai dengan usia, masa kerja, dan lamanya
terjadi karena rata-rata usia pekerja yang patuh dan tidak patuh dalam
melakukan penggunaan APD tidak jauh berbeda. Hal ini juga dapat
dikarenakan pada hasil penelitian terlihat bahwa 51% pekerja yang patuh
terhadap penggunaan APD memiliki rata-rata usia pekerja lebih kecil yaitu
Hal tersebut dapat diartikan bahwa pada saat muda pekerja cenderung
pada usia yang lebih tua justru berkurang tingkat kewaspadaan akan
kedewasaan psikologis.
dilakukan guna memperkuat pekerja baik tua maupun muda untuk selalu
telah ada seperti pada saat safety induction, safety morning talk dan toolbox
safety sign. Di Tokyu Wika Joint Operation sendiri pemasangan safety sign
sign yang benar. Hal ini dikarenakan lebih banyak safety sign yang
safety sign yang juga sudah memiliki kondisi yang kurang baik akibat
pemasangan safety sign yang benar yaitu safety sign berada dalam kondisi
yang baik dan terlihat jelas, mudah dibaca dan dimengerti, terlihat dari
segala arah, dan berjarak 2,2 meter dari lantai. Maka dari itu, diperlukan
perbaikan dari segi ketinggian pemasangan safety sign yang benar dan
selalu menjaga kondisi safety sign agar pekerja dapat mudah melihat dan
penelitian ini.
Wika Joint Operation tahun 2016 yaitu 9 tahun, dengan masa kerja paling
lama adalah 41 tahun dan masa kerja minimal yaitu 1 tahun. Kemudian,
49% pekerja yang kurang patuh terhadap penggunaan APD memiliki rata-
bermakna antara masa kerja dengan praktik pemakaian APD pekerja PT. X
ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Handoko (2000) yang
Hal ini didukung oleh hasil wawancara pekerja X yang patuh terhadap
penggunaan APD dan telah lama bekerja di bidang konstruksi yaitu selama
saat bekerja walaupun harus kontak langsung dengan besi dan tidak jarang
dianggap biasa dan tidak terlalu menjadi masalah baginya. Hal tersebut
bahaya yang ada dan cenderung mengabaikannya. Hal ini diperkuat oleh
Geller (2001) yang mengatakan bahwa faktor pengalaman pada tugas yang
Oleh karena itu, diperlukan peran aktif Tokyu Wika Joint Operation
dengan maksimal. Hal ini dapat diketahui dari kegiatan pengawasan yang
dan sebelum pulang merupakan waktu dimana pekerja lebih banyak yang
mematuhi peraturan yang berlaku sesuai dengan hasil observasi. Selain itu,
peraturan APD lebih dari dua kali dari hasil pengawasan yang dilakukan.
pekerja jera atau enggan berlaku kurang patuh terhadap penggunaan APD.
perilaku pekerja akan lebih terkontrol dan diharapkan pekerja lebih sadar
demi menjaga perilaku seseorang agar tetap berada dalam batas-batas yang
kesehatan kerja bagi dirinya, pekerja lain, dan lingkungan kerjanya. Selain
itu, pekerja dengan masa kerja yang lama ataupun baru juga bisa saling
diteliti adalah pendidikan formal yang telah dijalani oleh pekerja di proyek
konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016. Menurut
(diploma/sarjana/spesialis/doktor).
proyek konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016
bahwa lebih banyak pekerja yang kurang patuh terhadap penggunaan APD
23 orang (54,8%).
APD. Hal yang sama juga terjadi pada penelitian Saputri dan Paskarini
(2014) yang menemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
90
Abdipersada.
terdapat banner berisi peraturan yang harus ditaati setiap orang yang masuk
ke area kerja, yang salah satunya adalah peraturan mengenai APD. Disetiap
area kerja juga dipasang safety sign berisi jenis-jenis APD yang wajib
digunakan di area kerja tersebut. Dengan begitu, setiap hari pekerja melihat
kerja yang memiliki latar belakang akademis rata-rata atau dibawah standar
harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan dengan wewenang dan
melalui pelatihan.
didasari atas pengetahuan yang cukup akan bersifat lama daripada tanpa
memiliki jumlah yang lebih banyak meskipun hanya selisih satu responden
penggunaan APD. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
perilaku. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Rosenstock
pengetahuan juga terlibat dalam perilaku yang dimiliki seseorang. Hal ini
variabel tersebut.
Jika dilihat dari hasil uji keeratan hubungan, dapat diketahui bahwa
penggunaan APD.
93
berpengaruh dalam proses analisis, sintesis, dan evaluasi suatu hal yang
antara yang tinggi dengan yang rendah. Walaupun lebih banyak pekerja
pengetahuan yang rendah dan kurang patuh terhadap penggunaan APD juga
cukup banyak.
APD dapat dilakukan pada saat kegiatan yang telah dibuat oleh Tokyu
Wika Joint Operation seperti safety morning talk dimana semua pekerja
program APD yang benar yang dibuat menjadi beberapa sesi pertemuan
memahami maksud dari tujuan diadakannya pelatihan dan tidak mudah lupa
kontinu.
BAB VII
A. Simpulan
konstruksi MRT Jakarta Tokyu Wika Joint Operation tahun 2016 dapat
disimpulkan bahwa:
(49%).
3. Rata-rata pekerja berusia 33 tahun dan memiliki masa kerja 9 tahun. Selain
(49%).
APD.
95
96
B. Saran
depannya yaitu:
terhadap pekerja.
b. Melakukan sosialisasi terkait APD dengan cara yang menarik dan bahasa
detail.
APD.
lengkap dan benar, menaati peraturan dan prosedur yang berlaku, bekerja
mengenai APD.
perusahaan.
xix
Gunawan, D. F. A. (2013). Safety Leadership: Building an Excellent Operation. Jakarta:
Dian Rakyat.
Gurning, O. S. (2014). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Konstruksi di Proyek Pembangunan Ruko
Cikarang Central City Tahun 2014. Depok: Skripsi Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia: tidak dipublikasikan
Hassan, C. R. C., dkk. (2013). Perception of Building Construction Workers Towards
Safety, Health And Environment. Malaysia: Journal of Engineering Science and
Technology.
Handoko, T. H. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
Herijulianti, Eliza, dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Hidayah, N., dkk. (2015). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Memakai
Alat Pelindung Telinga pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Di PT. Total Dwi Daya
Semarang Tahun 2014. Semarang: Unnes Journal Of Public Health.
Hunter, D. R. (2006). Risk Perception Among General Aviation Pilots. Vienna:
International Journal of Aviation Psychology.
ILO. (1998). Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Geneva.
Switzerland:International Labour Organization.
Jamil, A. (2015). Karyawan Tewas Tertimbun Galian, Proyek Jembatan Muarasari Distop.
[Online] (http://www.indopos.co.id/2015/09/karyawan-tewas-tertimbun-galian-
proyek-jembatan-muarasari-distop.html diakses pada tanggal 20 Mei 2016).
Lapau, B. (2013). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Lemeshow, S., Hosmer, D. W., Klar, J., Lwanga, S. K., & World Health Organization.
(1990). Adequacy of Sample Size in Heath Studies. New York: John Wiley & Sons.
Liswanti, Y., dkk. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Serta Kaitannya Terhadap Status Kesehatan
pada Petugas Pengumpul Sampah Rumah Tangga di Kota.
Madyanti, D. R. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD) Pada Bidan Saat Melakukan Pertolongan Persalinan di RSUD Bengkalis
Tahun 2012. Depok: Sripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia:
dipublikasikan.
xx
Mangkuprawira, S. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Maulana, H. D. J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Muntiana, K. (2014). Hubungan Persepsi Karyawan terhadap Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Jalur 3
Dan 4 PT Wijaya Karya Beton Boyolali Tbk. Surakarta: Artikel ilmiah S1 Universitas
Muhammadiyah Surakarta: dipublikasikan.
National Safety Council. (2014). Risk Perception: Theories, Strategies And Next Steps.
Amerika: Campbell Institute National Safety Council.
Niven, N. (2002. Psikologi Kesehatan Keperawatan Pengantar untuk Perawat dan
Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2003). Pengantar Pendidikan Kesehatan & Ilmu Perilaku Kesehatan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, S. A. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan dalam Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Proyek Konstruksi (Studi di Proyek
Konstruksi Pembangunan Apartemen One East Residence PT. Tatamulia Nusantara
Indah). Surabaya: Skripsi S1 Universitas Airlangga: tidak dipublikasikan.
Nurcahyanti, K. K. A. (2014) Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan
dalam Penggunaan APD dalam Melakukan APN di Puskesmas Sumbang Kabupaten
Banyumas Tahun 2014. Ungaran: Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran: dipublikasikan.
Kerlinger, F. N. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online. [Online] Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa. (http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 20 Juni 2016).
Kusuma, R. Y. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Kenyamanan Dengan
Penggunaan Alat Pelindung Wajah Pada Pekerja Las Listrik Kawasan Simongan
xxi
Semarang. Semarang: Sripsi S1 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang: dipublikasikan.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA). (2007). Personal Protective
Equipment (PPE). U.S: U.S. Department of Labor.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1981 tentang kewajiban
melapor Penyakit Akibat Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Per 8/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
PoskotaNews.com. (2016). Sektor Konstruksi Rajai Kecelakaan Kerja di DKI. [Online]
(http://poskotanews.com/2016/01/19/sektor-konstruksi-rajai-kecelakaan-kerja-di-dki/
diakses pada tanggal 28 April 2016).
Rahadi, F. D., dkk. (2013). Hubungan Antara Persepsi Lingkungan Kerja Fisik dengan
Perilaku Keselamatan Karyawan. Kalimantan Selatan: Jurnal Ecopsy.
Ratnaningsih, S. (2010). Hubungan Umur, Masa Kerja, Pengetahuan dan Sikap Pekerja
dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Di PT. X Semarang (Studi
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan). Semarang: Skripsi S1 Universitas
Diponegoro: tidak dipublikasikan.
Ridho, M. (2012). Hubungan Persepsi Risiko Keselamatan Berkendara dengan Perilaku
Pemakaian Helm pada Mahasiswa Universitas Indonesia Depok Tahun 2012. Depok:
Sripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: dipublikasikan.
Riyanto, A. (2009). Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan. Bandung:
Nifta Media Press.
Robbins, P. S. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi (Edisi Bahasa
Indonesia). Jakarta: PT Prehallindo.
Roughton, J. E. (2002). Developing an effective safety culture : a leadership approach.
USA: Butterworth Heinemann.
Ruhyandi & Candra, E. (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Kepatuhan Penggunaan APD Pada Karyawan Bagian Press Shop Di PT. Almasindo II
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008. Bandung: Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A.
Yani.
xxii
Salihat, K., & Kurniawidjaja, L. M. (2010). Persepsi Risiko Berkendara dan Perilaku
Penggunaan Sabuk Keselamatan di Kampus Universitas Indonesia. Depok: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.
Sari, R. E. (2014). Kepatuhan Peraturan Keselamatan Kerja Sebagai Mediator Pengaruh
Iklim Keselamatan Kerja terhadap Kecenderungan Mengalami Kecelakaan
Kerja. Yogyakarta: Jurnal Psikologi MANDIRI.
Sarwono, S. W. (1999). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sarwono, S. W. (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Sastrohadiwiryo, S. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif
dan Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Saputri, I. A. D., & Paskarini, I. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Penggunaan APD Pada Pekerja Kerangka Bangunan (Proyek Hotel
Mercure Grand Mirama Extention Di PT. Jagat Konstruksi Abdipersada). Surabaya:
The Indonesian Journal Of Occupational Safety, Health And Environment.
Shomad, A. C., & Purnomosidhi, B. (2013). Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Kegunaan,
Persepsi Kemudahan, Dan Persepsi Risiko Terhadap Perilaku Penggunaan E-
Commerce. Malang: Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya.
Siagian, S. P. 1987. Teori dan Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Bina Aksara.
Sialagan, T. R. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang Berkontribusi pada Perilaku Aman di
PT EGS Indonesia Tahun 2008. Depok : Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia: dipublikasikan.
Sjoberg, L., dkk. (2004). Explaining Risk Perception: An Evaluation Of The Psychometric
Paradigm In Risk Perception Research. Norwegian: Norwegian University of Science
and Technology, Department of Psychology.
Sobur, Alex. (2009). Psikologi Umum. CV Pustaka Setia: Bandung.
Suma‟mur, P.K. (1996) Hygiene Perusahaan & Keselamatan Kerja. Jakarta: Gunung
Agung.
Supiana, N. (2013). Hubungan Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Faktor dengan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Bidan dalam Pelayanan Kebidanan Di
Rumah Sakit KIA Sadewa Yogyakarta Tahun 2013. Yogyakarta: Artikel ilmiah DIV
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta: dipublikasikan.
xxiii
Syaaf, M. (2008). Analisis Perilaku Berisiko pada Pekerja Unit Usaha Las Sektor Informal
di Kota X. Depok: Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia:
dipublikasikan.
Tarwaka. (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Manajemen dan Implementasi K3 di
Tempat Kerja. Surakarta : Harapan Press.
Tinarbuko, S. (2012). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Tokyu Wika Joint Operation. (2015). TWJO-PLN-0003-F11-revA Incident Notification.
Tokyu Wika Joint Operation. (2013). TWJO-SOP-0034-revA Personal Protective
Equipment.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Waidi. (2006). The Art of Re-engineering Your Mind for Success. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Walifah, E. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan APD Pada
Pekerja di Dapur Unit Gizi RSPAD Gatot Soebroto Depkes Tahun 2010.
Wibowo, A. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri di Areal Pertambangan PT. Antam Tbk. Unit Bisnis Pertambangan
Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2010. Jakarta: Skripsi Program Sarjana
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah.
Widayatun, R. T. (1999). Ilmu Perilaku M.A. 104 ”Buku Pegangan Mahasiswa AKPER”.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Widjajahakim, R. (2001). Insiden dan Pola Penyebab Dermatitis Kontak Alergik Akibat
Kerja pada Pekerja Konstruksi Bangunan di Kodya Semarang. Semarang: Thesis
Program Studi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro: dipublikasikan.
Widyaningsih. (2012). Hubungan Faktor Predisposisi dengan Implementasi Pemakaian
Alat Pelindung Diri pada Tenaga Kerja di PT. Suwastama Pabelan Kartasura.
Surakarta: Skripsi Program Dipoma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret: dipublikasikan.
Wijanarko, B. (2013). Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam. Jakarta: Kementerian
Pendidikan & Kebudayaan.LAMPIRAN
xxiv
Winata, T. O. (2011). Pekerja Bangunan Tewas Jatuh dari Lantai 15. [Online]
(http://berita.lipusstan6.com/daerah/201105/335770/pekerja_bangunan_tewas_jatuh_d
ari_lantai_15 diakses pada tanggal 5 Mei 2016).
Wirahadikusumah, R. D. (2007). Tantangan Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Proyek Konstruksi di Indonesia. [Online]
(http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/manajemen_dan_rekayasa_konstruksi/wp-
content/uploads/2007/05./makalah-reini-d-wirahadikusumah.pdf diakses pada tanggal
1 Januari 2017).
Yulianto, S. (2006). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Operator
Dalam Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Di PT. Astra Daihatsu Motor
Casting Plant, Karawang Tahun 2006. Makassar: Tesis Program PascaSarjana
Universitas Hasanuddin: dipublikasikan.
xxv
7 Lampiran
xxvi
KUESIONER
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada pekerja atas
kerja samanya. Semoga penelitian ini bermanfaat.
Responden, Peneliti,
Isilah setiap pertanyaan sesuai dengan kondisi anda saat ini dengan jujur pada kolom
jawaban yang tersedia
Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih pada kolom jawaban yang
tersedia
A. Identitas pekerja (responden)
A1 No. responden : (diisi peneliti)
A2 Nama :
A3 No. handphone :
A4 Tanggal lahir :
A5 Pendidikan terakhir :
A6 Tahun mulai bekerja di konstruksi (MRT maupun proyek konstruksi sebelumnya):
B. Persepsi Risiko
No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat Diisi
tidak setuju setuju Peneliti
setuju
B1 Menurut saya, kecelakaan kerja tidak 1 2 3 4 B1[ ]
merugikan orang lain
B2 Menurut saya, aman jika ada dua proses kerja 1 2 3 4 B2[ ]
dilakukan di tempat yang berdekatan
B3 Menurut saya, aman jika kita memakai 1 2 3 4 B3[ ]
rangkaian peranca/scaffold yang belum
diinspeksi sebelumnya
B4 Menurut saya, aman berjalan di bawah area 1 2 3 4 B4[ ]
yang sedang melakukan pekerjaan di
ketinggian
B5 Menurut saya, aman jika tetap bekerja di 1 2 3 4 B5[ ]
ketinggian saat angina kencang dan gerimis
No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat Diisi
tidak setuju setuju Peneliti
setuju
B6 Menurut saya, tidak masalah meletakkan alat 1 2 3 4 B6[ ]
kerja dimana saja selama masih jam kerja
walaupun sudah selesai digunakan
B7 Menurut saya, tidak hati-hati menggunakan 1 2 3 4 B7[ ]
mesin dapat terkena aliran listrik
B8 Menurut saya, kabel listrik yang terkelupas 1 2 3 4 B8[ ]
dapat menyebabkan konsleting sampai
kebakaran
B9 Menurut saya, getaran pada mesin yang 1 2 3 4 B9[ ]
digunakan dapat mengakibatkan sakit pada
otot persendian
B10 Menurut saya, debu semen atau bahan 1 2 3 4 B10[ ]
bangunan dapat mengakibatkan gangguan
pernapasan
B11 Menurut saya, suhu di tempat kerja yang panas 1 2 3 4 B11[ ]
mengakibatkan cepat merasa lelah
B12 Menurut saya, kebisingan yang terdengar saat 1 2 3 4 B12[ ]
bekerja membuat saya cepat pusing dan cepat
marah
B13 Menurut saya, kebisingan dari mesin 1 2 3 4 B13[ ]
mengganggu konsentrasi dalam bekerja
B14 Menurut saya, tidak berkonsentrasi saat 1 2 3 4 B14[ ]
bekerja di ketinggian dapat mengakibatkan
terjatuh
B15 Menurut saya, area galian harus diberi pagar 1 2 3 4 B15[ ]
pengaman agar pekerja tidak terperosok ke
dalam lubang
No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat Diisi
tidak setuju setuju Peneliti
setuju
B16 Menurut saya, keadaan tempat kerja yang licin 1 2 3 4 B16[ ]
dan becek dapat mengakibatkan terpeleset dan
terjatuh
C. Persepsi Terhadap APD
C1 APD yang disediakan penting untuk dipakai 1 2 3 4 C1 [ ]
C2 APD yang disediakan sudah lengkap sesuai 1 2 3 4 C2 [ ]
keperluan pekerjaan
C3 APD yang saya gunakan melindungi saya dari 1 2 3 4 C3 [ ]
penyakit akibat kerja
C4 APD yang saya gunakan melindungi saya dari 1 2 3 4 C4 [ ]
kecelakaan kerja
C5 APD yang saya gunakan membuat saya terlihat 1 2 3 4 C5 [ ]
menarik
C6 APD yang saya gunakan membuat saya 1 2 3 4 C6 [ ]
menjadi contoh atau teladan bagi teman kerja
C7 APD yang saya gunakan membatasi kebebasan 1 2 3 4 C7 [ ]
saya dalam bekerja
C8 APD yang digunakan membuat saya kegerahan 1 2 3 4 C8 [ ]
C9 APD yang saya gunakan merepotkan 1 2 3 4 C9 [ ]
C10 APD jenis helm membuat saya pusing 1 2 3 4 C10 [ ]
C11 APD yang saya gunakan berat 1 2 3 4 C12 [ ]
D. Toleransi Risiko
D1 Saat berada di area konstruksi, kejatuhan benda 1 2 3 4 D1 [ ]
dari atas merupakan suatu hal yang wajar
F2 APD adalah alat yang dipakai selama jam kerja untuk melindungi 1 2 F2 [ ]
diri dari hal-hal yang tidak diinginkan
F10 APD yang digunakan harus selalu dibersihkan dengan baik 1 2 F10 [ ]
F15 APD sekali pakai dapat digunakan kembali apabila masih dalam 1 2 F15 [ ]
keadaan tidak terlalu kotor dan hanya sebentar dipakai
F16 Fungsi dari alat pelindung kepala untuk melindungi dari benturan 1 2 F16 [ ]
F17 Fungsi dari alat pelindung kepala untuk melindungi dari kejatuhan 1 2 F17 [ ]
atau terpukul benda tajam
F18 Fungsi dari alat pelindung kepala untuk melindungi dari suhu yang 1 2 F18 [ ]
panas atau dingin
F19 Fungsi dari alat pelindung kepala untuk melindungi dari panas dan 1 2 F19 [ ]
percikan api
F20 Fungsi dari alat pelindung kepala untuk melindungi dari bahan- 1 2 F20 [ ]
bahan kimia dan binatang berukuran kecil
F21 Pelindung kepala tidak perlu dipakai saat sedang istirahat di area 1 2 F21 [ ]
kerja
F22 Tali pengait helm (chin strip) hanya dipakai apabila pekerja bekerja 1 2 F22 [ ]
di ketinggian atau di galian
F23 Fungsi dari alat pelindung mata dan muka untuk melindungi dari 1 2 F23 [ ]
bahan kimia, benda berukuran kecil yang melayang di udara dan di
air
F24 Fungsi dari alat pelindung mata dan muka untuk melindungi dari 1 2 F24 [ ]
percikan benda-benda kecil, panas, radiasi, dan pancaran cahaya
F25 Fungsi dari alat pelindung mata dan muka untuk melindungi dari 1 2 F25 [ ]
benturan atau pukulan benda keras atau tajam
No. Pernyataan Ya Tidak Diisi
peneliti
F26 Fungsi dari alat pelindung telinga untuk melindungi alat 1 2 F26 [ ]
pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan
F27 Fungsi dari alat pelindung pernapasan untuk menyalurkan udara 1 2 F27 [ ]
bersih
F28 Fungsi dari alat pelindung pernapasan untuk menyaring bahan kimia 1 2 F28[ ]
berbahaya
F29 Fungsi dari alat pelindung pernapasan untuk menyaring kuman 1 2 F29 [ ]
F30 Fungsi dari alat pelindung pernapasan untuk menyaring debu 1 2 F30 [ ]
F31 Fungsi dari alat pelindung pernapasan untuk menyaring gas 1 2 F31 [ ]
F32 Fungsi dari alat pelindung pernapasan untuk menyaring asap 1 2 F32 [ ]
F33 Fungsi dari alat pelindung tangan agar tangan tidak tergores 1 2 F33 [ ]
F34 Fungsi dari alat pelindung tangan agar tangan tidak terinfeksi zat 1 2 F34 [ ]
penyebab penyakit (virus, bakteri, dll)
F35 Fungsi dari alat pelindung tangan untuk melindungi dari bahan kimia 1 2 F35 [ ]
F36 Fungsi dari alat pelindung tangan untuk melindungi dari arus listrik 1 2 F36 [ ]
F37 Fungsi dari alat pelindung tangan untuk melindungi dari api 1 2 F37 [ ]
F38 Fungsi dari alat pelindung tangan untuk melindungi dari benturan 1 2 F38 [ ]
dan pukulan
F39 Alat pelindung kaki (safety shoes) hanya harus tertutup dari ujung 1 2 F39 [ ]
kaki hingga bagian telapak dan punggung kaki
F40 Fungsi dari alat pelindung kaki agar kaki tidak tertimpa atau 1 2 F40 [ ]
terbentur benda keras dan berat
F41 Fungsi dari alat pelindung kaki adalah agar kaki tidak tergelincir 1 2 F41 [ ]
No. Pernyataan Ya Tidak Diisi
peneliti
F42 Fungsi dari alat pelindung kaki adalah agar kaki tidak tertusuk benda 1 2 F42 [ ]
tajam
F43 Fungsi dari alat pelindung kaki agar kaki tidak terkena cairan panas 1 2 F43 [ ]
atau dingin dan uap
F44 Fungsi dari alat pelindung kaki untuk melindungi dari suhu yang 1 2 F44 [ ]
ekstrim
F45 Fungsi dari alat pelindung kaki untuk melindungi dari bahan kimia 1 2 F45 [ ]
berbahaya
F46 Fungsi dari alat pelindung kaki untuk melindungi dari makhluk 1 2 F46 [ ]
hidup berukuran sangat kecil
F47 Fungsi dari pakaian pelindung untuk melindungi dari bahaya 1 2 F47 [ ]
temperatur panas atau dingin yang ekstrim dan radiasi
F48 Fungsi dari pakaian pelindung untuk melindungi dari binatang dan 1 2 F48 [ ]
mikro-organisme penyebab penyakit
F49 Fungsi dari pakaian pelindung untuk melindungi dari percikan 1 2 F49 [ ]
bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas
F50 Fungsi dari pakaian pelindung agar badan tidak tergores 1 2 F50 [ ]
F51 Fungsi dari alat pelindung jatuh agar pekerja berada pada posisi kerja 1 2 F51 [ ]
aman dalam keadaan miring maupun tergantung
F52 Fungsi dari alat pelindung jatuh untuk menahan serta membatasi 1 2 F52 [ ]
pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar
F53 Alat pelindung jatuh hanya dipakai saat pekerja berada di ketinggian 1 2 F53 [ ]
1,8 m ke atas dari permukaan
Lembar Observasi No. responden
1 2 3 4 Keterangan
O1 Pekerja memakai helm dengan benar (saat diketinggian (≥1,8m) atau galian menggunakan chin strip)
O2 Pekerja memakai helm dengan warna kuning atau hijau
O3 Pekerja menggunakan baju berlengan panjang dan bercelana panjang
O4 Pekerja memakai rompi
O5 Pekerja menggunakan safety shoes yang tertutup dan berujung besi
O6 Pekerja memakai APD tambahan sesuai jenis pekerjaan dan bahaya
1. Bekisting = fullbody harness, safety gloves
2. Elektrikal = safety gloves, safety glasses
3. Pembesian = safety gloves, safety glasses
4. Pengelasan = safety gloves, welding safety glasses
5. Pengecoran = safety gloves, masker
Dokumentasi Kepatuhan terhadap Penggunaan APD
OUTPUT ANALISA DATA
1. KEPATUHAN APD
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
total_kepatuhan .124 55 .034 .972 55 .235
Statistics
N Valid 55
Missing 0
Mean 1.49
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .505
Minimum 1
Maximum 2
Sum 82
kepatuhan_apd
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang patuh 27 49.1 49.1 100.0
Patuh 28 50.9 50.9 50.9
Total 55 100.0 100.0
2. PERSEPSI RISIKO
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
total_persepsi_risiko .090 55 .200 .977 55 .354
Statistics
N Valid 55
Missing 0
Mean 1.45
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .503
Minimum 1
Maximum 2
Sum 80
persepsi_risiko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 25 45.5 45.5 100.0
Baik 30 54.5 54.5 54.5
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
total_persepsi_risiko .090 55 .200 .977 55 .354
Statistics
N Valid 55
Missing 0
Mean 1.45
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .503
Minimum 1
Maximum 2
Sum 80
persepsi_risiko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 25 45.5 45.5 100.0
Baik 30 54.5 54.5 54.5
Total 55 100.0 100.0
persepsi_risiko * kepatuhan_apd Crosstabulation
kepatuhan_apd
kurang patuh patuh Total
persepsi_risiko kurang baik Count 17 8 25
% within persepsi_risiko 68.0% 32.0% 100.0%
Baik Count 10 20 30
% within persepsi_risiko 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 27 28 55
% within persepsi_risiko 49.1% 50.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.557a 1 .010
Continuity Correctionb 5.244 1 .022
Likelihood Ratio 6.694 1 .010
Fisher's Exact Test .015 .011
Linear-by-Linear Association 6.438 1 .011
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.27.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
persepsi_risiko (baik / kurang 4.250 1.370 13.188
baik)
For cohort kepatuhan_apd =
2.083 1.115 3.892
patuh
For cohort kepatuhan_apd =
.490 .276 .869
kurang patuh
N of Valid Cases 55
3. PERSEPSI APD
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
total_persepsi_apd .077 55 .200 .980 55 .507
Statistics
N Valid 55
Missing 0
Mean 1.53
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .504
Minimum 1
Maximum 2
Sum 84
persepsi_apd
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 29 52.7 52.7 52.7
Baik 26 47.3 47.3 100
Total 55 100.0 100.0
persepsi_apd * kepatuhan_apd Crosstabulation
kepatuhan_apd
kurang patuh patuh Total
persepsi_apd kurang baik Count 18 11 29
% within persepsi_apd 62.1% 37.9% 100.0%
Baik Count 9 17 26
% within persepsi_apd 34.6% 65.4% 100.0%
Total Count 27 28 55
% within persepsi_apd 49.1% 50.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.134a 1 .042
Continuity Correctionb 3.109 1 .078
Likelihood Ratio 4.190 1 .041
Fisher's Exact Test .060 .038
Linear-by-Linear Association 4.059 1 .044
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.76.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for persepsi_apd
3.091 1.026 9.309
(baik / kurang baik)
For cohort kepatuhan_apd =
1.724 1.001 2.967
patuh
For cohort kepatuhan_apd =
.558 .306 1.016
kurang patuh
N of Valid Cases 55
4. TOLERANSI RISIKO
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
total_toleransirisiko .076 55 .200 .975 55 .298
Statistics
Valid 55
Missing 0
Mean 1.4727
Median 1.0000
Mode 1
Std. Deviation .50386
Minimum 1
Maximum 2
Sum 82
toleransi_risiko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 26 47.3 47.3 47.3
Rendah 29 52.7 52.7 100.0
Total 55 100.0 100.0
toleransi_risiko * kepatuhan_apd Crosstabulation
kepatuhan_apd
kurang patuh patuh Total
toleransi_risiko tinggi Count 17 9 26
% within toleransi_risiko 65.4% 34.6% 100.0%
rendah Count 10 19 29
% within toleransi_risiko 34.5% 65.5% 100.0%
Total Count 27 28 55
% within toleransi_risiko 49.1% 50.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.238a 1 .022
Continuity Correctionb 4.075 1 .044
Likelihood Ratio 5.324 1 .021
Fisher's Exact Test .031 .021
Linear-by-Linear Association 5.143 1 .023
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.76.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
total_persepsi_apd .077 55 .200 .980 55 .507
Statistics
N Valid 55
Missing 0
Mean 1.53
Median 2.00
Mode 2
Std. Deviation .504
Minimum 1
Maximum 2
Sum 84
persepsi_apd
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 29 52.7 52.7 52.7
Baik 26 47.3 47.3 100
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for tol_risk2
3.589 1.179 10.924
(rendah / tinggi)
For cohort kepatuhan_apd =
1.893 1.049 3.416
patuh
For cohort kepatuhan_apd =
.527 .297 .937
kurang patuh
N of Valid Cases 55
5. USIA
Descriptives
Ranks
kepatuhan_apd N Mean Rank Sum of Ranks
usia kurang patuh 27 31.67 855.00
Patuh 28 24.46 685.00
Total 55
Test Statisticsa
Usia
Mann-Whitney U 279.000
Wilcoxon W 685.000
Z -1.669
Asymp. Sig. (2-tailed) .095
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Usia 55 32.53 12.078 18 64
a. Grouping Variable:kepatuhan_apd
6. MASA KERJA
Descriptives
Statistics
N Valid 55
Missing 0
Mean 1.24
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .429
Sum 68
Pendidikan
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for pendidikan
2.724 .724 10.250
(menengah / rendah)
For cohort kepatuhan_apd =
1.530 .936 2.503
patuh
For cohort kepatuhan_apd =
.562 .238 1.328
kurang patuh
N of Valid Cases 55
8. PENGETAHUAN
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
total_pengetahuan .121 55 .044 .973 55 .256
Statistics
N Valid 55
Missing 0
Mean 1.49
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .505
Minimum 1
Maximum 2
Sum 82
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 27 49.1 49.1 100.0
Tinggi 28 50.9 50.9 50.9
Total 55 100.0 100.0
pengetahuan * kepatuhan_apd Crosstabulation
kepatuhan_apd
kurang patuh patuh Total
Pengetahuan rendah Count 19 8 27
% within pengetahuan 70.4% 29.6% 100.0%
Tinggi Count 8 20 28
% within pengetahuan 28.6% 71.4% 100.0%
Total Count 27 28 55
% within pengetahuan 49.1% 50.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9.609a 1 .002
Continuity Correctionb 8.010 1 .005
Likelihood Ratio 9.909 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear Association 9.435 1 .002
N of Valid Casesb 55
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.25.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for pengetahuan
5.938 1.854 19.014
(tinggi / rendah)
For cohort kepatuhan_apd =
2.411 1.288 4.512
patuh
For cohort kepatuhan_apd =
.406 .215 .766
kurang patuh
N of Valid Cases 55
9. UJI VARIABEL PERANCU
Variables in the Equation
95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 persepsi_risiko 1.121 .742 2.282 1 .131 3.069 .716 13.149
persepsi_apd .609 .821 .550 1 .458 1.838 .368 9.183
toleransi_risiko .817 .826 .978 1 .323 2.263 .449 11.413
Usia -.056 .047 1.374 1 .241 .946 .862 1.038
masa kerja -.005 .058 .008 1 .929 .995 .888 1.114
Pendidikan .255 .891 .082 1 .775 1.290 .225 7.394
Pengetahuan 1.496 .689 4.719 1 .030 4.464 1.157 17.219
Constant -4.584 1.890 5.885 1 .015 .010
Step 2a persepsi_risiko 1.148 .678 2.871 1 .090 3.153 .835 11.903
persepsi_apd .614 .818 .564 1 .453 1.849 .372 9.189
toleransi_risiko .820 .825 .988 1 .320 2.270 .451 11.424
Usia -.059 .031 3.695 1 .055 .943 .888 1.001
Pendidikan .264 .885 .089 1 .766 1.302 .230 7.372
Pengetahuan 1.488 .682 4.755 1 .029 4.429 1.162 16.873
Constant -4.581 1.893 5.858 1 .016 .010
Step 3a persepsi_risiko 1.160 .676 2.942 1 .086 3.190 .848 12.004
persepsi_apd .554 .790 .492 1 .483 1.740 .370 8.183
toleransi_risiko .907 .772 1.383 1 .240 2.478 .546 11.246
Usia -.058 .030 3.659 1 .056 .944 .889 1.001
Pengetahuan 1.528 .671 5.188 1 .023 4.611 1.238 17.176
Constant -4.412 1.796 6.038 1 .014 .012
Step 4a persepsi_risiko 1.198 .669 3.205 1 .073 3.315 .893 12.312
toleransi_risiko 1.160 .689 2.832 1 .092 3.189 .826 12.313
Usia -.054 .030 3.344 1 .067 .947 .893 1.004
Pengetahuan 1.589 .664 5.728 1 .017 4.900 1.333 18.004
Constant -4.254 1.778 5.724 1 .017 .014
Step 5a persepsi_risiko 1.374 .648 4.497 1 .034 3.950 1.110 14.060
Usia -.045 .028 2.546 1 .111 .956 .905 1.010
Pengetahuan 1.714 .643 7.105 1 .008 5.553 1.574 19.587
Constant -3.229 1.596 4.091 1 .043 .040
Step 6a persepsi_risiko 1.329 .625 4.513 1 .034 3.776 1.108 12.861
Pengetahuan 1.687 .622 7.349 1 .007 5.402 1.596 18.292
Constant -4.558 1.417 10.345 1 .001 .010
a. Variable(s) entered on step 1: persepsi_risiko, persepsi_apd, toleransi_risiko, usia, maa kerja, pengetahuan, pendidikan.
Variables in the Equation
95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 persepsi_risiko 2.896 2.093 1.916 1 .166 18.107 .300 1.094E3
Pengetahuan 3.302 2.152 2.355 1 .125 27.161 .400 1.842E3
persepsi_risiko by pengetahuan -1.025 1.284 .637 1 .425 .359 .029 4.445
Constant -7.045 3.543 3.954 1 .047 .001
a. Variable(s) entered on step 1: persepsi_risiko *pengetahuan.
Variables in the Equation
95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 persepsi_risiko 1.447 .578 6.272 1 .012 4.250 1.370 13.188
Constant -2.201 .941 5.471 1 .019 .111
a. Variable(s) entered on step 1: persepsi_risiko.
Variables in the Equation
95.0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 persepsi_risiko 1.329 .625 4.513 1 .034 3.776 1.108 12.861
Pengetahuan 1.687 .622 7.349 1 .007 5.402 1.596 18.292
Constant -4.558 1.417 10.345 1 .001 .010
a. Variable(s) entered on step 1: persepsi_risiko, pengetahuan.
Uji Validitas dan Reabilitas (Skala Likert)
Persepsi Risiko
Reliability Statistics
.911 18
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
.925 12
Item-Total Statistics
Toleransi Risiko
Reliability Statistics
.936 25
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Pertanyaan Pekerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P
Pengetahuan 4a X √ √ X √ √ X √ X X √ √ √ √ X √ √ √ X √
Pengetahuan 4b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 4c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 4d √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 5a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 5b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 5c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 5d √ √ √ X X √ √ √ X √ √ √ X √ √ X X √ √ √
Pengetahuan 6a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 6b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 6c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 7a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 7b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 7c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 8a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 8b √ √ X X √ √ √ √ X √ √ X √ √ √ √ √ √ √ X
Pengetahuan 8c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 10a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 10b X √ X √ √ √ X X √ √ √ X √ √ √ X √ √ √ √
Pengetahuan 10c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 12a √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 12b √ √ X X √ X √ √ X √ √ √ √ X √ √ X X X X
Pengetahuan 12c √ √ X X √ X √ √ X √ √ √ √ X √ √ X X X X
Pengetahuan 13a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 13b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 13c X √ √ √ √ X X √ √ √ √ √ √ X X √ √ √ X X
Pengetahuan 13d √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 13d √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 13e √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 13f √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 16a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 16b √ √ √ X X X X X X √ √ √ √ X X √ √ X √ √
Pengetahuan 16c √ √ √ X X X X X X √ √ √ √ X X √ √ X √ √
Pengetahuan 17a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 17b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 17c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 18a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 18b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 20 X √ √ √ X √ X X X X X √ √ √ X X X X X X
Pengetahuan 21a X √ √ X √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 21b X X X X X √ √ √ √ √ X X √ √ X X X X √ √
Pengetahuan 21c X X X X X X X X X X X X X X X X X √ √ √
Pengetahuan 22a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 22b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 23a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 23b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 23c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 23d √ √ √ X X X √ √ √ √ √ X X √ √ X √ √ √ √
Pengetahuan 23e √ √ √ X X X √ √ √ √ √ X X √ √ X √ √ √ √
Pengetahuan 23f √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 23g √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 25a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 25b X √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ X X √ √ √ √ √ X
Pengetahuan 25c √ √ √ X √ √ X √ √ √ √ √ X X √ √ X X √ √
Pengetahuan 25d √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 25e √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 25f √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 25g √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 25h √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 25i √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 26 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 27a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 27b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 27c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 27d √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 27e √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 27f √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 27g √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 28a √ √ X X √ √ X √ √ √ X X √ √ X √ √ √ √ √
Pengetahuan 28b √ X X X X X X X √ √ √ X √ X √ X X √ √ √
Pengetahuan 28c √ X X X X X X X √ √ √ X √ X √ X X √ √ √
Pengetahuan 28d √ X X X X X X X √ √ √ X √ X √ X X √ √ √
Pengetahuan 29a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 29b X √ √ √ X X X √ √ X √ X X √ √ X √ √ X √
Pengetahuan 29c X √ √ √ X √ √ √ √ √ √ X √ √ X X √ √ √ √
Pengetahuan 29d √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 29e √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 29f √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 30a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 30b √ √ √ √ √ √ √ X X X X X X X √ √ X X √ √
Pengetahuan 30c X X √ √ √ √ X X X X X X X X √ √ X X √ √
Pengetahuan 30d X X √ √ √ √ X X X X X X X X √ √ X X √ √
Pengetahuan 30e X X √ √ √ √ X X X X X X X X √ √ X X √ √
Pengetahuan 30f X X √ √ √ √ X X X X X X X X √ √ X X √ √
Pengetahuan 30g X X √ √ √ √ X X X X X X X X √ √ X X √ √
Pengetahuan 31a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 31b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 31c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengetahuan 32 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 3a √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 3b √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 3c √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 8 √ √ X X √ √ X √ X X √ √ X √ X √ X √ X √
Kepatuhan APD 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepatuhan APD 10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √