Disusun Oleh:
2017/2018
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
1.4 Manfaat...........................................................................................................5
2.9 Peralatan lain –lain non medis Ruang Rawat Inap Di Soka.........................13
2.13 Pemaparan Data Hasil Observasi Kelompok Di Ruang Rawat Inap Soka 23
3.1.1 Pendahuluan..........................................................................................26
3.1.2 Masalah.................................................................................................26
3.1.3 Sistem....................................................................................................28
3.2.1 Kuesioner..............................................................................................32
3.2.2 Wawancara............................................................................................32
4.6.1 Rincian...................................................................................................44
5.2 Saran.............................................................................................................49
DOKUMENTASI ………………………………………………...…..………...50
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengembangkan konsep tentang proses manajemen keperawatan
pasien di Ruang Rawat Inap Soka RSU Kabupaten Tangerang.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Bagi Ruang Rawat Inap Soka
Membantu ruangan dalam memperbaiki proses pelaksanaan manajemen
khususnya dibagian organizing.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUANG RAWAT INAP SOKA
RSU KABUPATEN TANGERANG
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Tangerang
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang merupakan rumah sakit milik
Pemda Kabupaten Tangerang yang berlokasi di tengah pusat Kota Tangerang,
dengan tipe RS kelas B Pendidikan yang sudah menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) status BLUD Penuh
sejak tahun 2008, memiliki 27 Jenis Spesialisasi dan 7 Sub Spesialisasi
dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 484 TT. Rumah Sakit ini menerima
pasien dari Wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang
Selatan, DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, dll.
Petugas Jumlah
Kepala ruangan 1
Wakil kepala ruangan 1
Ketua Tim 2
Perawat Pelaksana 12
POS 2
Administrasi 1
Total 19 orang
Tabel 2.2
Pendidikan Ruang Rawat Inap Soka
Petugas Jumlah
S 1 (Ners) 2
D3 14
SMA 3
Total 19
Setiap shifnya/ satu tim jaga berpariasai dimana shif pagi perawat
yang berjaga (4 orang) shif siang perawat yang berjaga (3 orang ) dan shif
malam perawat yang berjaga sebanyak 2 atau 3 orang petugas. Berdasarkan
perhitungan yang di dapat bahwa dengan jumlah pasien setiap harinya
berjumlah 20 sampai 24 orang dengan perawat yang bertuga( pakai rumus)
a. Kualifikasi
1) Perawat klinik II (Pendidikan minimal D III keperawatan dengan
pengalaman kerja 4 tahun dengan sertifikasi, S1 keperawatan,
pengalaman kerja 2 tahun.
2) Memiliki kemampuan kepemimpinan
3) Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembangkan diri
sesuai dengan perkembangan IPTEK.
b. Tanggungjawab
Bertanggung jawab kepada kepala ruangan
c. Tugas Pokok
Membantu kepala ruangan dalam mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan.
d. Uraian Tugas
1) Membantu kepala ruangan mengawasi dan menilai pelaksanaan
penanggung jawab urusan.
2) Membantu terlaksananya metode penugasan yang diterapakan
diruangan ( metode tim atau kasus ).
3) Melaksanakan pendelegasian tugas kepala ruangan saat kepala
ruangan berhalangan hadir.
4) Membuat jadwal dinas perawat pelaksana.
5) Menjadi penanggung jawab pegendalian dan pencegahan infeksi
rumah sakit di ruang rawat.
3. Ketua Tim
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik yang baik, diberi
wewenang dan tanggungjawab untuk memimpin sekelompok tenaga
keperawatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien.
1. Kualifikasi :
1) Perawat klinik II ( Pendidikan minimal D III keperawatan/
kebidanan dengan pengalaman kerja 4 tahun dengan sertifikasi, S1
keperawatan/kebidanan, pengalaman kerja 2 tahun.
2) Dapat berkerja sama dengan petugas kesehatan lainnya.
2. Tanggung Jawab
Secara operasional dan administratif bertanggungjawab kepada kepala
ruangan.
3. Tugas Pokok
Melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat yang menjadi
area tugasnya.
4. Uraian Tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan.
2) Merencanakan dan menyusun asuhan keperawatan pada
sekelompok pasien yang menjadi tanggungjawabnya, meliputi:
pengkajian pasien baru, menetapkan rencana asuhan keperawatan
dan menjelaskan kepada perawat asosiet
3) Menetapakan perawat asosiet yang bertanggungjawab pada setiap
pasien, setiap giliran jaga. Pembagian pasien dapat didasarkan pada
jumlah pasien, klasifikasi pasien (self care, intermediate care,
partial care dan total care) dan tempat tidur berdekatan.
4) Melaksanakan fungsi pelaksanaan, meliputi:
a) Membuat kesepakatan dengan klien/keluarga pada awal masuk
ruangan
b) Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit.
c) Mengikuti timbang terima.
d) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komperhensif.
e) Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
f) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
g) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat blain.
h) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
i) Menerima dan menyesuaikan rencana.
j) Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
k) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan
lembaga sosial di masyarakat.
l) Membuat jadual perjanjian klinik.
m) Mengadakan kunjungan rumah.
n) Melaksanakan sentralisasi obat.
o) Mendampingi visite.
p) Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala
ruangan dan perawat associate.
q) Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.
4. Ketua Shift
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik yang baik, diberi
wewenang dan tanggungjawab untuk memimpin tenaga keperawatan
lain dalam suatu shift jaga.
a. Kualifikasi
1) Perawat klinik II (Pendidikan minimal D III
keperawatan/kebidanan dengan pengalaman kerja 4 tahun dengan
sertifikasi, S1 keperawatan/kebidanan, pengalaman kerja 2 tahun.
2) Dapat berkerja sama dengan petugas kesehatan lainnya.
b. Tanggungjawab
Secara operasional dan administratif bertanggungjawab kepada
kepala ruangan.
c. Tugas Pokok
Memimpin, mengawasi dan bertanggungjawab dalam pemberian
asuhan keperawata pada shift tertentu.
d. Uraian Tugas
1) Membantu Kepala ruangan mengawasi dan mengendaliakn
pelaksanaan.
2) Membantu kepala ruangan menilai hasil kerja perawat
pelaksanan.
3) Melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan.
4) Mengatur dan menjalankan pekerjaan administrasi ruangan.
5) Menjaga kebersihan ruangan.
6) Berkordinasi dengan perawat pengawas bila terjadi suatu
permasalahan berkaitan pelayanan dalam lingkup kerjanya.
5. Perawat Pelaksana
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik, diberi wewenang
dan tanggungjawab untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien di ruang rawat.
a. Kualifikasi
1) Perawat klinik (pendidikan minimal D III keperawatan)
2) Memiliki STR dan SIP
3) Dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan lainnya
b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
c. Tugas Pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan yang menjadi area
tugasnya.
d. Uraian tugas
1) Membaca asuhan keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan
oleh ketua tim.
2) Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga.
3) Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan
rencana tindakan yang dibuat ketua tim.
4) Evaluasi tindakan dan mendokumentasikan pada format catatan
perkembangan.
5) Mengikuti visite dokter.
6) Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
7) Mengkomunikasikan kepada ketua tim bila menemukan masalah
yang perlu diselesaikan.
8) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan penunjang diagnostik
atau pelaksanaan operasi.
9) Berperan serta dalam memberikanpendidikan kesehatan kepada
pasien/keluarga yang dilakukan ketua tim.
10) Membantu ketua tim lain yang membutuhkan
11) Mengevaluasi kulaitas asuhan keperawatan dan hasil yang
dicapai.
2.11 Aktivitas Ruang Perawatan
Aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan merupakan gabungan dari
Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Penginapan.
Pelayanan Medik yang dimaksud adalah pelayanan yang berasal dari dokter
yang merawat. Dokter memeriksa pasien yang dirawat di rumah sakit secara
teratur serta memberikan obat dan pengobatan yang dapat menyembuhkan
pasien. Pelayanan Keperawatan adalah pelayanan yang diberikan oleh
perawat-perawat kepada pasien berupa pengawasan terus menerus sehingga
terjadi penyembuhan. Sedangkan Pelayanan Penginapan adalah pelayanan
fasilitas seperti tempat tidur dan pemberian makanan dari ruang perawatan
yang sama seperti sistem penginapan. Kegiatan pelayanan rawat inap
meliputi:
1. Penerimaan pasien
2. Pelayanan medik
3. Pelayanan penunjang medik
4. Pelayanan perawatan
5. Pelayanan farmasi
6. Pelayanan gizi
7. Pelayanan Rehab Medik
8. Pelayanan administrasi keuangan.
9. DLL
2.12 Kerja Ruang Perawatan dengan Bagian Lain
Dalam menjalankan aktivitas rutin Sub Unit Ruang rawat inap soka
menjalin hubungan kerja dengan unit-unit yang terkait, seperti:
a. Unit Rawat Jalan: Bekerjasama untuk penerimaan pasien sebelum dan
sesudah dirawat di rumah sakit.
b. Unit Gawat Darurat: Bekerjasama dalam menerima pasien yang datang
sendiri maupun rujukan yang memerlukan pertolongan pertama untuk
selanjutnya mendapatkan pengobatan lebih lanjut di rawat inap.
c. Rekam Medis: Bekerjasama dalam penyelenggaraan, penyimpanan,
pengelolaan, dan pemeliharaan informasi medis yang terdapat dalam
status/rekam medik pasien. Surat permintaan rawat yang dikirim oleh
dokter dari rawat jalan maupun UGD harus disertai dengan rekam medis
pasien.
d. Radiologi: Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan menggunakan
alat-alat radiologi untuk menegakkan diagnosa penyakit.
e. Laboratorium: Bekerjasama dalam pemeriksaan pasien dengan
menggunakan fasilitas laboratorium untuk menegakkan diagnosa
penyakit.
f. Farmasi: Bekerjasama dalam mengadakan obat dan alat kesehatan yang
diperlukan pasien di Sub Unit Ruang rawat inap soka.
g. Gizi: Bekerjasama dalam mengadakan makanan/minuman dan konsultasi
gizi.
h. Keuangan: Bekerjasama dalam pengelolaan keuangan sebagai salah satu
sub unit perawatan yang memberikan kontribusi kepada rumah sakit
dalam bentuk pembayaran pasien baik sebelum dan sesudah masuk
rumah sakit.
i. Akuntansi: Bekerjasama dalam verifikasi invoice untuk pasien rawat
inap.
j. ICU: Bekerjasama untuk penanganan pasien dengan perawatan khusus,
setelah kondisi pasien membaik bisa dipindahkan ke ruang perawatan
biasa.
k. Rehabilitasi Medik: Bekerjasama dalam konsultasi dan terapi lanjutan
pasien dengan pemberian pelayanan fisioterapi, dan konsultasi psikologi.
l. Logistik: Bekerjasama dalam pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) dan
formulir-formulir yang mendukung kegiatan di Sub Unit Ruang rawat
inap soka
m. Pendaftaran: Bekerjasama dalam pemberian informasi ruang
perawatan/tempat tidur yang tersedia dan persiapan kamar untuk rawat
inap.
n. Maintenance : Bekerjasama dalam hal pemeliharaan dan perbaikan
sarana rumah sakit, terutama di ruang rawat inap soka
o. Cleaning service: Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan
ruangan rawat inap soka
2.13 Pemaparan Data Hasil Observasi Kelompok Di Ruang Rawat Inap Soka
Berdasarkan hasil observasi selama 1 minggu, identifikasi yang kami
lakukan meliputi: wawancara, observasi, penyebaran kuesioner dengan
sasaran kepada pasien dan petugas. Jenis identifikasi yang dilakukan
meliputi : input dengan fokus kepada (Man, material, method, machine),
proses dengan fokus dalam (Planning, organizing, actuating, controlling,
evaluating), output.
Berdasarkan perhitungan kuesioner yang kami sebar terhadap 8 pasien
yang dirawat di ruangan Soka, didapatkan hasil sebagai berikut :
Grafik 2.1
Pelayanan Petugas Soka Dalam Hal Penampilan, 3S , Menjelaskan Tujuan
Perawatan Dan Menjelaskan Tata Tertib Pasien Rawat Inap Beserta Keluarga
Grafik 2.3
Fasilitas Ruangan Soka Dalam Hal Penyediaan Laken Dan Selimut Bersih,
Penyediaan Poster Hand Hygiene, Penyediaan Alat Ukur Pengkajian Skala
Nyeri Dan Penamaan Penempatan Alat
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa petugas soka dalam
penyediaan laken sudah 100% baik. Dalam penempatan penamaan alat 76%
cukup bermasalah. Dalam penyediaan poster hand hygiene juga cukup bermasalah
hanya 71%. Dalam alat ukur skala nyeri juga 100% sangat bermasalah.
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH
3.1 Kerangka Teori
3.1.1 Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi di bidang pelayanan
kesehatan merupakan institusi yang padat pakar, padat modal dan padat
teknologi, dituntut untuk bersikap profesional dalam memberikan
pelayanan. Oleh karena itu, masalah di Rumah Sakit seringkali dijumpai
baik dari segi manajemen maupun individunya. Pelayanan Rumah Sakit
dapat dibedakan atas pelayanan medis dan pelayanan non medis. Pelayanan
yang selalu diperbaiki dan dikembangkan memberikan kesempatan untuk
menjadi lebih baik dan memberikan kesempatan untuk berkembang.
Sub Unit Ruang Rawat Soka merupakan ruang rawat inap kelas III
RSU Kab Tangerang. yang mempunyai beragam kegiatan pelayanan medis
maupun non medis. Dalam upaya menjalankan kegiatannya tidak selalu
dapat diharapkan terjadi sesuai dengan rencana yang dibuat, kemungkinan
ada hal-hal yang tidak sesuai atau hal-hal yang kurang memuaskan serta
adanya permasalahan-permasalahan yang menghambat untuk kerja
maksimal sesuai dengan visi, misi dan target yang telah dibuat.
Pada Bab 3 ini kelompok akan mengidentifikasi permasalahan yang
ditemukan di Sub Unit Perawatan Ruang SOKA tempat kelompok
melakukan praktek manajemen keperawtan. Sebelum mengidentifikasi
masalah-masalah tersebut, perlu dijelaskan dahulu mengenai teori-teori dari
masalah, sistem, identifikasi masalah dan penentuan masalah itu sendiri.
3.1.2 Masalah
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian masalah, antara lain:
1. Masalah adalah sebuah keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Masalah adalah semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari sedangkan permasalahan penelitian adalah pembatasan fokus
perhatian ruang lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dari
dalam diri orang-orang yang mencari permasalahan.
3. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan, tolok ukur,
target harus dihasilkan, dihubungkan dengan rasa keprihatinan mereka
yang tidak terlibat.
4. Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang diharapkan atau teori
dengan kenyataan, yang secara nyata ditemukan.
3.1.3 Sistem
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri
dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. Ciri-
ciri sistem, yaitu:
1. Sistem itu mempunyai tujuan
2. Suatu sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh
3. Sistem itu memiliki sifat terbuka
4. Suatu sistem melakukan kegiatan transformasi
5. Dalam sistem terdapat saling keterkaitan
6. Sistem memiliki mekanisme control
Pendekatan sistem memberikan kerangka untuk perencanaan
tindakan yang akan dilakukan, sistem dapat dikelompokan menjadi 5
(lima) unsur, yaitu:
1. Masukan (Input)
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
Unsur-unsur dari input antara lain:
a. Man (sumber daya manusia)
b. Money (dana yang dimiliki)
c. Method (metode yang digunakan)
d. Material (sarana, fasilitas dan bahan yang digunakan)
e. Machine (peralatan yang digunakan)
2. Proses (Process)
Proses (process) adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang
terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,
keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Adapun unsur-unsur dari proses antara lain:
a. Perencanaan (Planning) adalah perencanaan suatu input yang akan
diproses.
b. Pengorganisasian (Organizing) adalah penyusunan kegiatan di dalam
organisasi.
c. Pelaksanaan (Actuating) adalah tindakan yang dilakukan.
d. Pengawasan (Controling) adalah pengawasan terhadap jalannya
kegiatan organisasi.
e. Pengevaluasian (Evaluating) adalah pengevaluasian terhadap kegiatan
organisasi yang telah dilakukan. Pengawasan yang dilakukan antara
lain:
1) Meliputi penilaian
2) Menegur jika ada kesalahan
3) Penghargaan sesuai dengan kinerja masing-masing individu
4) Pelaporan-pelaporan
Gambar 3.1
Hubungan Unsur-Unsur Sistem
Lingkungan
(Environment)
Umpan
Balik
3.2.2 Wawancara
Untuk memperkuat data yang dibutuhkan, wawancara perlu
dilakukan. Dalam wawancara ini kelompok menggunakan teknik
wawancara terbuka, di mana kelompok mewawancarai secara langsung
kepala ruangan, wakil kepala ruangan, serta pihak – pihak yang dianggap
terkait langsung dalam proses pelayanan di Sub Unit Ruang Perawatan
Soka.
3.2.3 Studi Kepustakaan
Penulis membaca beberapa buku sebagai acuan dalam menulis
sehingga membantu dalam merumuskan dan memperjelas masalah yanag
akan dijabarkan dan pencarian metode pemecahan masalah yang terbaik.
Penulis mengambil beberapa sumber buku, seperti buku ajar, jurnal ilmiah,
buku teks, skripsi.
Tabel 3.1
Tabel Penetapan Prioritas Masalah
Bukan
No Daftar Masalah Masalah
Masalah
Ketidakpatuhan perawat dan keluarga 13 4
1 pasien dalam melaksanakan hand hygiene
dan etika batuk.
2 Ketidaksediaan alat ukur skala nyeri 10 7
Ketidak patuhan pengunjung terhadap tata 9 8
3
tertib ruangan
Jumlah Responden 17 orang
Input
Ketidakpatuhan
perawat dan
keluarga pasien
Belum terkoordinasi informasi han dalam
hygiene dan etika batuk kepada melaksanakan
pasien dan keluarga pasien. Kurangnya perencanaan informasi hand hygiene dan
dalam penyampaian prosedur etika batuk
hand hygiene dan etika batuk hygiene
pada perawat dan keluarga pasien.
Proses
35
BAB 4
PEMECAHAN MASALAH
36
terjadi, sehingga akan tercipta suasana yang kondusif dalam kegiatan
operasional rumah sakit.
4.2 Analisis Penyebab Masalah
Analisa penyebab masalah dilakukan setelah mengidentifikasi
masalah yang terjadi. Setiap masalah yang menjadi prioritas harus
diidentifikasi penyebab terjadinya masalah tersebut. Untuk menangani/
memberikan jalan keluar atau pemecahan terhadap masalah utama, diperlukan
beberapa langkah untuk memperoleh proses penyelesaiannya. Langkah yang
digunakan oleh kelompok adalah dengan menggunakan Diagram Ishikawa
(diagram Sebab Akibat).
Berikut ini adalah analisis penyebab masalah yang telah digambarkan
penulis dalam bentuk Diagram Ishikawa
1. Masukan (input)
a. Material
Belum tersedianya poster hand hygiene dan etika batuk di ruang rawat
inap pasien.
b. Methode
Ketidaktahuan keluarga pasien tentang prosedur hand hygiene dan etika
batuk.
2. Proses (Process)
a. Planning : Kurangnya perencanaan informasi dalam penyampaian prosedur
hand hygiene dan etika batuk pada perawat dan keluarga pasien.
b. Organizing : Belum terkoordinasi informasi hand hygiene dan etika
batuk kepada pasien dan keluarga pasien.
37
dapat dipungkiri bahwa mencari alternatif pemecahan masalah tidak dapat
dipisahkan dari usaha untuk mengevaluasinya.
Dengan adanya alternatif pemecahan masalah, maka akan dilihat
tingkat prioritas cara pemecahan masalah yang lebih diutamakan untuk
dilakukan. Tujuan dari pemecahan masalah tersebut adalah mengatasi
permasalahan yang terjadi, sehingga akan tercipta suasana yang kondusif
dalam kegiatan operasional Rumah Sakit.
Kelompok melakukan identifikasi alternatif pemecahan masalah yang
digunakan untuk memecahkan masalah yang ada yaitu mengenai
“Ketidakpatuhan perawat, dan keluarga pasien dalam melaksanakan
hand hygiene dan etika batuk”.
Tabel 4.1
38
4 Organizing Mendiskusikan kepada anggota kelompok dan
Belum terkoordinasi perawat ruangan tentang penyediaan isis materi
informasi hand hygiene dalam pemberian informasi pemberian hand
dan etika batuk pada hygiene dan etika batuk.
pasien dan keluarga Penjadwalan dalam pemberian informasi hand
pasien hygiene dan etika batuk kepada pasien dan keluarga
pasien.
4.4 Prioritas Pemecahan Masalah
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada, maka kelompok
menentukan prioritas pemecahan masalah tersebut. Dalam menenentukan
prioritas pemecahan masalah tersebut, kelompok melakukan wawancara
dengan petugas terkait. Setelah melakukan wawancara dengan petugas
terkait, maka dapat diketahui langkah apa yang harus diprioritaskan untuk
dilakukan agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Pemecahan
masalah yang menjadi prioritas adalah “Membuat poster hand hygiene
dan etika batuk”.
Tabel 4.2
Kurang
No. Alternatif Pemecahan Masalah Efektif
Efektif
1 Membuat poster hand hygiene dan etika batuk. 15 0
Menyediakan leaflet hand hygiene dan etika batuk disetiap ruang
2 7 8
rawat inap soka.
Mengajarkan dengan cara memberikan video hand hygiene dan etika
3 0 0
batuk pada pasien dan keluarga pasien.
Mendemonstrasikan hand hygiene dan etika batuk pada pasien dan
4 13 2
keluarga pasien.
Menjadwalkan perencanaan pemberian informasi hand hygiene dan
5 3 12
etika batuk.
Membuat jadwal penanggung jawab dalam pemberian infromasi hand
6 0 0
hygiene dan etika batuk.
Mendiskusikan kepada anggota kelompok dan perawat ruangan tentang
7 penyediaan isi materi dalam pemberian informasi hand hygiene dan 0 0
etika batuk.
Penjadwalan dalam pemberian informasi hand hygiene dan etika batuk
8 8 7
pada pasien dan keluarga pasien.
39
4.5 Kelebihan dan Kekurangan
Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan oleh kelompok,
tentunya masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangan apabila
pemecahan tersebut dilakukan. Langkah selanjutnya adalah memprediksi atau
memperkirakan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu dengan
melihat kelebihan dan kekurangan alternatif pemecahan masalah tersebut.
Hal ini diharapkan dapat membantu manajemen dan pihak terkait
dalam mengambil keputusan dan dalam mengantisipasi segala kemungkinan
yang dapat terjadi di kemudian hari pada saat cara pemecahan masalah
tersebut dilaksanakan. Adapun kelebihan dan kekurangan alternatif
pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Membuat poster hand hygiene dan etika batuk.
a. Kelebihan
1) Pasien dan keluarga pasien mendapatkan informasi baru mengenai
hand hygiene dan etika batuk.
2) Efisien dan tahan lama.
3) Dapat segera diaplikasikan
b. Kekurangan
1) Butuh proses.
2. Menyediakan leaflet hand hygiene dan etika batuk disetiap ruang rawat
inap soka.
a. Kelebihan
1) Mudah dibawa.
b. Kekurangan
1) Butuh proses.
2) Butuh biaya lebih untuk memenuhi setiap pasien dan keluarga
pasien.
40
3. Mengajarkan dengan cara memberikan video hand hygiene dan etika batuk
pada pasien dan keluarga pasien.
a. Kelebihan
1) Lebih menarik perhatian.
b. Kekurangan
1) Membutuhkan alat yang mendukung media.
2) Membutuhkan tempat yang mendukung pembelajaran.
41
7. Mendiskusikan kepada anggota kelompok dan perawat ruangan tentang
penyediaan isi materi dalam pemberian informasi hand hygiene dan etika
batuk.
a. Kelebihan
1. Peran perawat dengan anggota kelompok dapat terjalin dengan baik
serta dapat saling tukar-menukar informasi dan ilmu yang mereka
miliki.
b. Kekurangan
1. Masing-masing anggota memiliki pendapat dan argument yang
berbeda dalam proses pendiskusian.
8. Penjadwalan dalam pemberian informasi hand hygiene dan etika batuk
pada pasien dan keluarga pasien.
a. Kelebihan
1. Tertatanya setiap kegiatan yang akan diberikan kepada pasien dan
keluarga pasien.
b. Kekurangan
1. Penjadwalan harus menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh
pasien dan keluarga pasien.
4.6 Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah
4.6.1 Rincian
Pada bab sebelumnya telah dijabarkan beberapa masalah dan
penyebabnya yang terdapat di Sub Unit Ruang Perawatan Soka RSU Kab.
Tangerang, dan telah didapat pula prioritas masalah yang sebaiknya
didahulukan untuk diselesaikan yaitu “Ketidakpatuhan perawat, dan
keluarga pasien dalam melaksanakan hand hygiene dan etika batuk”
dengan beberapa pemecahan masalah untuk setiap akar masalah. Setelah
pemecahan masalah dicari alternatifnya, maka pemecahan masalah dapat
diprioritaskan dan hasilnya adalah “Membuat poster hand hygiene dan
etika batuk”.
42
4.6.2 Langkah Pelaksanaan
Dalam penjelasan mengenai alternatif pemecahan masalah serta
menetapkan cara penyelesaian masalah, dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik analogi yang merupakan salah satu teknik yang dinilai
paling sederhana dan paling mudah dilaksanakan, teknik ini dapat dilakukan
dengan menggunakan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Siklus PDCA
adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan rencana, pelaksanaan
kerja, pemeriksaan rencana kerja dan perbaikan rencana kerja yang dilakukan
terus menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
Gambar 5.2
P
Rencana
A D
Tindakan Pelaksanaan
C
Pemeriksaa
n
Tabel 4.3
Rencana Tindakan Pelaksanaan Pemecahan Masalah
Pemecahan
Masalah (Problem Tahap Tindakan Pemecahan Masalah
Solving)
43
Perencanaan:
1. Mengadakan pertemuan dengan sesama anggota
kelompok:
a. Mencari SOP hand hygiene dan etika batuk
b. Mencari design untuk hand hygiene dan etika
batuk
c. Menentukan jumlah psoter sesuai dengan
kebutuhan ruang rawat inap
d. Menentukan jadwal pemasangan poster pada
setiap ruang rawat inap soka
Pelaksanaan:
“Membuat poster
1. Menyiapkan poster hand hygiene dan etika batuk
hand hygiene dan
2. Menempatkan poster hand hygiene dan etika
etika batuk”
batuk
3. Mensosialisasikan hand hygiene dan etika batuk
kepada pasien dan keluarga pasien
Pemeriksaan:
Uji coba sosialisasi praktikum hand hygiene dan
etika batuk
Tindakan:
Melaksanakan evaluasi dan post test terhadap sistem
yang telah diterapkan
44
b. Perawat pelaksana soka
c. Pasien dan keluarga pasien ruang rawat inap Soka
2. Dana
Dalam setiap pelaksanaan program yang direncanakan membutuhkan
suatu anggaran tersendiri. Dalam implementasi program ini, dana yang
diperlukan dalam rencana pelaksanaan membuat poster untuk setiap
ruangan cukup relatif besar.
3. Material
Material atau bahan merupakan sarana penunjang yang dibutuhkan dalam
proses pelaksanaan. Materi atau bahan yang diperlukan adalah poster –
poster hand hygiene dan etika batuk yang idsediakan oleh mahasiswa.
4. Waktu
Waktu sangat berperan untuk keberhasilan dalam pengimplementasian
pemecahan masalah. Sehingga waktu harus disusun dengan tepat agar
dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
45
Tabel 4.4 Jadwal pelaksanaan
“Membuat poster 6 langkah hand hygiene dan etika batuk”
Minggu ke-2 Minggu ke-3
Metode Nama kegiatan
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Plan
1. Perencanaan:
Check Mengevaluasi sosialisasi praktikum hand hygiene dan etika batuk dengan hasil
sebagai berikut:
Action Melaksanakan evaluasi dan post test terhadap sistem yang telah diterapkan
46
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan cara penemuan masalah yang kelompok lakukan selama
praktek di Sub Unit Ruang Perawatan Soka, diperoleh daftar masalah yang
ditemukan “Ketidakpatuhan perawat, dan keluarga pasien dalam
melaksanakan hand hygiene dan etika batuk”.
Dari masalah – masalah tersebut di atas, penulis menetapkan prioritas
masalah dengan menggunakan metode observasi, kuesioner dan wawancara,
masalah yang paling banyak dikemukakan kemudian ditetapkan menjadi
prioritas masalah adalah “Ketidakpatuhan perawat, dan keluarga pasien
dalam melaksanakan hand hygiene dan etika batuk”.
Untuk menganalisa masalah yang terjadi, kami menganalisis penyebab
masalah yang telah diprioritaskan melalui kuesioner dan wawancara,
penyebab masalah tersebut, yaitu “Ketidaktersediaan poster hand hygiene dan
etika batuk di ruang rawat inap pasien”.
5.2 Saran
Dari beberapa penyebab masalah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar penerapan hand hygiene dan etika batuk dapat terlaksana dengan baik,
yaitu “Menyediakan poster hand hygiene dan etika batuk”.
Berhasil atau tidaknya dalam pemberian informasi hand hygiene dan etika
batuk, semua hal tersebut bergantung pada dukungan dan peran perawat
ruang serta partisipasi pasien dalam penerapan hand hygiene dan etika batuk.
Maka diharapkan para tugas perawat paviliun Soka dapat menjalankan
pengontrolan dalam penerapan hand hygiene dan etika batuk.
Ka. Ruangan
Adek Tingkat
47
DOKUMENTASI
48
49
50
51
52
53
54