Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab

utama kematian terbanyak di negara maju dan berkembang. WHO (2015)

menyebutkan PJK menyumbang sebesar 7.4 juta kematian secara global.1

Riskesdas (2013) menyebutkan angka mortalitas akibat PJK pada tahun

2012 sebesar 680 dari 100.000 populasi. Riskesdas juga menyebutkan

prevalensi PJK di Kalimantan Selatan dengan diagnosis dokter sebesar

0,5% dan diagnosis dokter atau gejala sebesar 2,2%. Pada kota

Banjarmasin, prevalensi penyakit jantung koroner dengan diagnosis dokter

sebesar 0,4% dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 0,8%. 2

Secara umum PJK memiliki manifestasi klinis utama yaitu angina

pektoris dan sindrom koroner akut. Pada penelitian ini akan lebih fokus

pada manifestasi angina pektoris. 3

Menurut Europian Society of Cardiology (2019) secara global

prevalensi angina meningkat seiring dengan pertambahan usia baik pada

pria maupun wanita. Angina pektoris dialami oleh sekitar 4% pria dan 5%

wanita berusia 45-64 tahun dan angka ini meningkat hingga 12% pada

pria dan 10% pada wanita berusia 65-84 tahun.4 Namun data epidemiologi

angina pektoris di Indonesia masih sangat terbatas. Data yang tersedia

hanya mengenai PJK secara umum tanpa diklasifikasikan lebih lanjut.


Angina pectoris bisa sangat menyakitkan, tetapi banyak pasien

dengan angina pectoris mengeluh ketidaknyamanan pada dada dari pada

sakit yang sebenarnya; ketidaknyamanan ini biasanya digambarkan

sebagai tekanan, berat, sesak, terbakar, atau tersedak. Terlepas dari

ketidaknyamanan dada, nyeri pada angina pectoris juga dapat dialami di

epigastrum, punggung, area leher, rahang, atau bahu, juga pasien yang

menderita sesak nafas dengan kualitas yabg mendesak, diaforesis pucat,

pusing cahaya, sakit kepala, mual, muntah (Vaccarino V., 2010).

Kegawatdaruratan terhadap komplikasi akibat angina pektoris

yang terjadi seharusnya tenaga medis dapat melakukan usaha preventif.

Usaha preventif yang dapat dilakukan salah satunya ialah menggunakan

Early Warning Scooring (EWS) yang berfungsi menghindari perburukan

kondisi khususnya pada pasien yang mengalami angina pektoris.5 Menurut

penelitian Yuan (2015) menyebutkan Early Warning Scooring System

(EWS) yang sudah dimodifikasi berdampak signifikan memperlambat

komplikasi yang terjadi akibat angina pektoris.6

Penelitian Walter (2016) juga menyebutkan Early Warning Scooring

dapat menjadi prediktor yang baik untuk menghindari iskemik

miokardium akibat angina pektoris 7

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini guna mengetahui keefektivan early warning scooring

system (EWS) terhadap kejadian angina pektoris di RSUD Ulin

Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah keefektivan

EWS terhadap kejadian angina pektoris di RSUD Ulin Banjarmasin di

RSUD Ulin Banjarmasin?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivan

EWS terhadap kejadian angina pektoris di RSUD Ulin Banjarmasin

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran prevalensi kejadian angina pektoris di

RSUD Ulin Banjarmasin

b. Mengetahui gambaran tingkat penggunaan EWS di RSUD Ulin

Banjarmasin

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

keefektivan EWS terhadap kejadian angina pektoris di RSUD Ulin

Banjarmasin.
2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian yang dilakukan diharapkan dapat

menambah pengetahuan peneliti tentang upaya preventif terhadap

angina pektoris. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi

bagi penelitian tentang EWS dan Angina pektoris selanjutnya.

a. Bagi Pasien atau Responden

Sebagai sumber informasi mengenai pendeteksian secara

dini pada kejadian kekambuhan pasien angina pectoris.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dan

menambah informasi, menjasi bahan bacaan diperpustakaan, serta

menjadi bahan referensi di jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Banjarmasn.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat meningkatkan pemahaman penelitian mengenai

pentingnya sistem skor peringatan dini pada nyeri angina pectoris

agar tidak tejadi kegawatdaruratan.

Anda mungkin juga menyukai