Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II

PERCOBAAN II

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

DISUSUN OLEH :

NAMA : NORMA ISLAMIATI

NIM : E1M016044

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019

1
SIFAT & REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

A. ABSTRAK
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi jenis sakarida dengan
jenis reaksinya. Monsakarida merupakan molekul terkecil penyusun karbohidrat
sedangkan disakrida merupakan gabungan dari dua atau lebih molekul
monosakarida. Untuk dapat membedakan antara senyawa monosakarida dengan
disakarida dapat dilakukan dengan uji spesifik terhadap karbohidrat seperti uji
Molisch, reaksi Selliwanoff, tes Benedict, dan tes Barfoed. Dalam praktikum ini
sampel yang digunakan yaitu larutan glukosa 5%, fruktosa 5%, arabinosa 5%,
maltosa 5%, sukrosa 5%, laktosa 5%, dan amilum 5%. Uji Molish dilakukan untuk
mengetahui kandungan karbuhidrat dalam sampel, uji positifnya yaitu ditandai
dengan terbentuknya cincin ungu. Berdasarkan hasil pengamatan, semua sampel
bereaksi positif terhadap uji ini. Reaksi Selliwanof dilakukan untuk membedakan
gula aldosa dan ketosa, uji positifnya ditandai dengan berubahnya warna larutan
menjadi merah. Uji ini positif terhadap fruktosa dan sukrosa. Tes Benedict
dilakukan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam sampel, uji positifnya
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, yang bereaksi positif terhadap
uji ini adalah glukosa dan fruktosa. Tes Barfoed berfungsi untuk mendeteksi
karbohidrat yang tergolong monosakarida, uji positifnya ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata, yang bereaksi positif terhadap uji ini adalah
glukosa, dan fruktosa.
Kata kunci: monosakarida, disakarida, uji Molisc, reaksi Selliwanoff,

B. PENDAHULUAN
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis karbohidrat
dibagi dalam empat kelompok utama yaitu, monosakarida yang merupakan
karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana
terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat didalam

2
tubuh ialah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Disakarida yaitu senyawa yang
terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih monosakarida. Contoh diskarida
ialah sukrosa, maltose dan laktosa. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari
gabungan molekul gula dan molekul non gula. Polisakarida yaitu polimer yang
tersusun oelh lebih dari lima belas monomer monosakarida. Dibedakan menjadi
dua yaitu homopolisakarida dan heteropoisakarida (Poedjiadi, 2012 : 381-384).
Karbohidrat dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energy
yang disimpan dalam sel. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk
penyimpanan bagi monosakarida sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur
di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Pada tumbuhan karbohidrat disintesis
dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis. Fotosintesis dalam dalam sel
berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Sumber utama karbohidrat dialam
diantaranya adalah serelia(gandum, jagung, beras, dan sorgum), biji-bijian, (kacang
hijau, kacang kedelai dan kacang merah), umbi-umbian (ubi jalar, ketela, kentang),
buah-buahan (pisang, anggur), sayur-sayuran, susu, dan sebagainya. Karbohidrat
di dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa gliserol lemak, asam
amino dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam jaringan otot dalam bentuk
glikogen (Kusnandar, 2011 : 36).
Analisis kusntitatif karbohidrat dalam suatu bahan yaitu dengan cara
kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimia dan cara kromatografi. Analisis
kuantitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang
dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat
dengan berbagai senyawa organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat
oksidasi dari gugus hidroksil yang berdekatan. Reaksi dengan asam kuat
membentuk produk terurai yang berwarna. Beberapa analisis kualitatif karbohidrat
yang sering dilakukan adalah uji molish, uji selliwanof dan uji fenol. Susunan
atom-atom dan ikatannya pada karbohidrat satu dengan yang lain menjadi ciri khas.
Sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok struktur sederhana seperti

3
monosakarida dan disakarida dengan struktur kompleks atau polisakarida seperti
pati, glikogen dan selulosa (Kusbandri, 2015 : 36).
Tes molish adalah tes umum yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan
karbohidrat atau senyawa apa saja yang dapat dihidrasi menjadi furfural atau
hidroksimetilfurfural dengan adanya H2SO4 . Alpha napthol bereaksi dengan
aldehid siklik untuk membentuk produk kondensasi berwarna ungu. Tes benedict
adalah tes umum untuk aldehid dan keton alfa hidroksil. Tes nemedict dapat
digunakan untuk mendeteksi keberadaan dari gula pereduksi dalam sampel. Reagen
barfoed digunakan untuk mendeteksi adanya penguraian monosakarida dalam
disakarida. Reagen ini menggunakan tembaga ion untuk mendeteksi gula pereduksi
dalam larutan asam. Tes selliwanof digunakan untuk membedakan ketosis dan
aldosis. Misalnya fruktosa akan memberikan warna merah cerry, sementara
glukosa akan memberikan hasil negatif, tetapi jika pemanasan dilanjut selama 5
menit, aldosa terkadang akan menghasilkan warna merah muda dan sukrosa akan
menghasilkan warna yang sama yaitu merah cerry (Askandar, 2010 : 55-56).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Botol semprot
b. Erlenmeyer
c. Gelas kimia
d. Pipet tetes
e. Rak tabung reaksi
f. Stpwatch
g. Tabung reaksi
h. Waterbath
2. Bahan
a. Aquadest
b. Kertas label

4
c. Larutan amilum 5%
d. Larutan arabinosa 5%
e. Larutan fruktosa 5%
f. Larutan glukosa 5%
g. Larutan H2SO4 pekat
h. Larutan laktosa 5%
i. Larutan maltosa 5%
j. Larutan sukrosa 5%
k. Plastik bening
l. Reagent Barfoed
m. Reagent Benedict
n. Reagent Molisch
o. Reagent Selliwanoff
p. Tissue

D. PROSEDUR KERJA
1. Uji Molisch
a. Disiapkan bahan dan alat yang akan digunakan kemudian dibilas dengan
aquadest dan dikeringkan dengan tissue.
b. Diambil sebanyak 7 tabung reaksi dan diberi label masing-masing dengan
nama sampel.
c. Dimasukkan sebanyak 2 ml larutan glukosa 5% kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 3 tetes reagen Molisch.
d. Diaduk perlahan dan diamati apa yang terjadi.
e. Ditambahkan dengan larutan H2SO4 pekat secara perlahan-lahan lewat
dinding tabung sebanyak 1 ml.
f. Diamati dan dicatat apa yang terjadi pada table hasil pengamatan.
g. Diulangi langkah b-e untuk larutan fruktosa 5%, arabinose 5%, maltose 5%,
sukrosa 5%, laktosa 5%, dan amilum 5%.

5
2. Reaksi Selliwanoff
a. Disiapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah kemudian dibilas menggunakan
aquadest dan dikeringkan dengan tissue.
b. Diberi label pada tabung reaksi dengan masing-masing nama dari sampel.
c. Dimasukkan sebanyak 0,5 ml larutan glukosa 5%, fruktosa 5%, arabinose
5%, maltose 5%, sukrosa 5%, laktosa 5%, dan amilum 5% kedalam tabung
reaksi yang sudah diberi label.
d. Ditambahkan kedalam semua tabung reaksi tersebut masing-masing
sebanyak 2 ml larutan reagen Selliwanoff.
e. Dipanaskan semua tabung tersebut pada waterbath selama 5 menit.
f. Diamati dan dicatat apa yang terjadi pada table hasil pengamatan.
3. Tes Benedict
a. Disiapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah kemudian dibilas menggunakan
aquadest dan dikeringkan dengan tissue.
b. Diberi label pada tabung reaksi dengan masing-masing nama dari sampel.
c. Dimasukkan sebanyak 8 tetes larutan glukosa 5%, fruktosa 5%, arabinose
5%, maltose 5%, sukrosa 5%, laktosa 5%, dan amilum 5% kedalam tabung
reaksi yang sudah dibersihkan tadi.
d. Ditambahkan kedalam semua tabung reaksi tersebut masing-masing
sebanyak 2 ml larutan reagen Benedict.
e. Dipanaskan semua tabung tersebut pada waterbath selama 5 menit.
f. Diamati dan dicatat apa yang terjadi pada table hasil pengamatan.
4. Tes Barfoed
a. Disiapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah kemudian dibilas menggunakan
aquadest dan dikeringkan dengan tissue.
b. Diberi label pada tabung reaksi dengan masing-masing nama dari sampel.

6
c. Dimasukkan sebanyak 1 ml larutan glukosa 5%, fruktosa 5%, arabinose 5%,
maltose 5%, sukrosa 5%, laktosa 5%, dan amilum 5% kedalam tabung
reaksi yang sudah dibersihkan tadi.
d. Ditambahkan kedalam semua tabung reaksi tersebut masing-masing
sebanyak 2 ml larutan Barfoed (fresh).
e. Dipanaskan semua tabung tersebut pada waterbath selama 3 menit.
f. Diangkat semua tabung dari waterbath dan didiamkan sampai dingin.
g. Diamati dan dicatat apa yang terjadi pada table hasil pengamatan.

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
a. Uji molish
No Larutan + reagen molish + reagen molish
sampel +H2SO4

1. Amilum Putih keruh Terdapat cincin ungu

2. Sukrosa Terdapat endapan Terbentuk cincin ungu


bening
3. Glukosa Terdapat endapan Terbentuk cincin ungu
bening
4. Fruktosa Terdapat endapan Terbentuk cincin ungu
bening

5. Maltosa Terdapat endapan Terbentuk cincin ungu


bening

6. laktosa Terdapat endapan Terbentuk cincin ungu


bening

7
7. Arabinosa Terdapat endapan Terbentuk cincin ungu
bening

b. Uji selliwanoff
No Larutan + reagen selliwanoff Setelah pemanasan
sampel
1. Amilum Bening keruh Bening

2. Sukrosa Bening Merah bata

3. Glukosa Bening Bening

4. Fruktosa Bening Merah bata

5. Maltosa Bening Bening

6. laktosa Bening Bening

7. Arabinosa Bening Bening

c. Uji benedict
No Larutan sampel + reagen benedict Setelah pemanasan

1. Amilum Biru Biru

2. Sukrosa Biru Biru

3. Glukosa Biru Merah bata

4. Fruktosa Biru Merah bata

5. Maltosa Biru Coklat

8
6. laktosa Biru Coklat

7. Arabinosa Biru Coklat

d. Uji barfoed
No Larutan sampel +reagen barfoed Setelah pemanasan dan
pendinginan

1. Amilum Biru Biru

2. Sukrosa Biru Biru

3. Glukosa Biru Terbentuk endapan


merah bata

4. Fruktosa Biru Terbentuk endapan


merah bata

5. Maltosa Biru Biru

6. laktosa Biru Biru

7. Arabinosa Biru Biru

2. Pembahasan
Praktikum kali ini adalah tentang reaksi dan sifat dari monosakarida dan
disakarida yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis sakarida dengan jenis
reaksinya. Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan molekul yang dapat
terdiri dari lima atau enam atom C,sedangkan oligosakarida merupakan polimer
dari 2 sampai 10 monosakarida dan pada umumnya poisakarida merupakan
polimer yang tediri dari 10 monomer monosakarida.

9
Monosakarida yang mengandung satu gugus aldehida disebut aldosa,
sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton. Monosakarida dengan enam
atom C disebut heksosa, misalnya glukosa (dekstrosa atau gula anggur),
fruktosa (levulosa atau gula buah) dan galaktosa. Sedangkan 5 atom C disebut
pentose, misalnya xilosa, arabinose, dan ribose. Berdasarkan atas radikal fungsi
yang terdapat dalam molekulnya, monosakarida dibedakan atas aldosa
(mempunyai gugus aldehid) dan ketosa (mempunyai gugus keton). Sifat-sifat
dari aldehid dan aldosa adalah sama-sama bias mengadisi H-Cn, mengadisi
fenilhidroksin, mereduksi pereaksi fehling, bias mereduksi pereaksi benedict.
Semua monosakarida merupakan gula pereduksi terhadap fehling.
Disakarida adalah oligosakarida yang paling sederhana yang tersusun atas
dua molekul monosakarida. Disakarida umumnya terdiri atas dua sisi heksosa
dank arena itu disakarida sering disebut heksodisakarida. Pada hidrolisis
disakarida akan terbentuk komponen-komponen penyusunnya. Semua
disakarida merupakan gula pereduksi (maltose dan laktosa) kecuali sukrosa.
Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa,
hemiselulosa, pectin, lignin) dan sebagai seumber energy (pati, dekstrin,
glikogen, frutan).
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang
dapat digunakan untuk analisis kualitatif, sehingga pada pratikum ini dilakukan
menggunakan metode kualitatif dengan uji molish, uji benedict, uji selliwanof
dan uji barfoed. Sampel yang diuji terdiri dari 7 sampel yaitu larutan glukosa,
larutan fruktosa, larutan araibnosa, larutan maltose, larutan laktosa, dan larutan
amilum. Uji yang pertama dilakukan adalah uji molish yang merupakan uji
yang biasa digunakan untuk uji karbohidrat. Karbohidrat dengan zat tertentu
akan menghasikan warna tertentu yang dapat digunakan untuk analisis
kualitatif. Prinsip dari uji molish adalah bahan yang mengandung monosakarida
bila direaksikan dengan H2SO4 pekat akan terhidrolisis menjadi furfural.
Furfural ini akan membentuk persenyawaan dengan naftol ditandai dengan

10
terbentuknya warna ungu / violet (cincin). Oleh karena H2SO4 dapat
menghidroisis oligosakarida dan poliskarida. Pada dasarnya semua jenis
karbohidrat akan bereaksi positif pada uji molish. Cincin berwarna ungu pada
batas kedua cairan menunjukkan adanya karbohidrat. Uji molish berdasar pada
reaksi α-naphtol dengan furfural atau hasil reaksi asam sulfat dengan
karbohidrat. Pada percobaan ini semua sampel membentuk cincin pada bagian
atas larutan dan terdapat bintik merah bata yang merupakan hasil reaksi dengan
reagen molish sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan percobaan ini sesuai
dengan teori. Perlu diperhatikan dalam menambahkan H2SO4 pekat dengan cara
perlahan melewati dinding agar cincin dapat terbentuk.
Percobaan kedua yaitu uji selliwanof yang berguna untuk menunjukkan
keberadaan gugus keton di dalam larutan karbohidrat yang diuji. Uji positif
terhadap ketosa misalnya fruktosa, akan tetapi bereaksi negatif dengan aldosa.
Uji selliwanof akan memberikan warna merah sebagai indikasi adanya keton
dalam larutan yang diuji. Berdasarkan hasil percobaan hanya 2 sampel yang
membentuk warna merah cery yaitu fruktosa dan sukrosa. Adanya warna merah
ini disebabkan oleh adanya HCl yang terkandung dalam pereaksi selliwanof
yang mendehidrasi fruktosa sehingga menghasilkan hidroksi. Fruktosa dan
sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif.
Percobaan ketiga adalah uji benedict yang bertujuan untuk membuktikan
adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah golongan gula (karbohidrat)
yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima electron. Contohnya adalah
glukosa dan fruktosa. Ujung dari gula pereduksi adalah ujung yang
mengandung gugus aldehid atau keto bebas. Semua monosakarida dan
disakarida kecuali sukrosa dan pati termasuk sebagai gula pereduksi. Reaksi
positif adalah terbentuknya endapan merah bata (Cu2O) pada dasar tabung.
Berdasarkan hasil pengamatan sampel yang memberikan hasil positif adalah
glukosa dan fruktosa sedangkan maltose dan arabinosa berwara coklat, begitu
juga dengan amilum dan sukrosa tetap berwarna biru. Endapan merah terbentuk

11
akibat ion Cu2+ dari pereaksi benedict direduksi oleh gula pereduksi dalam
suasana alkalis. Intensitas warna merah dapat menunjukkan konsentrasi dari
gula pereduksi.
Percobaan yang terakhir adalah uji barfoed. Pada uji ini barfoed bertujuan
untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida. Reaksi positif dari
uji ini adalah terdapat endapan merah orange atau merah bata. Berdasarkan
hasil pengamatan, sampel yang memberikan reaksi positif adalah glukosa dan
fruktosa, karena kedua sampel membentuk endapan setelah dipanaskan. Ion
Cu2+ dari pereaksi barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh
gula pereduksi monosakarida daripada disakarida, hal ini menjadi prinsip dari
uji barfoed.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa dari ketujuh sampel memiliki reaksi
yang khas dengan setiap uji yang dilakukan. Menurut literature, pada uji
benedict, semua golongan monosakarida dan diskarida kecuali sukrosa
bereakasi positif dengann reagen benedict. Prakrikum kali ini dapat dikatakan
cukup berhasil karena sudah sesuai dengan literature dan tujuan praktikum.

F. SIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum, hasil pengamatan, analisis data dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pada praktikum kali ini menggunakan
metode kualitatif dengan beberapa uji diantaranya yaitu uji molish, uji benedict, uji
seliwanof dan uji barfoed. Uji molish bertujuan untuk mengidentifikasi karbohidrat
secara kualitatif. Semua sampel bereaksi positif dengan uji molish. Yang berarti
semua sampel merupakan karbohidrat. Uji selliwanof berguna unutk menunjukkan
keberadaan gugugs keton dengan reaksi positif terbentuk warna merah orange atau
merah cery. Prinsip dari uji selliwanof ini adalah adanya warna merah pada sampel
yang disebabkan karena adanya HCl yang terkandung dalam pereaksi selliwanof
mendehidrasi fruktosa sehingga menjadi hidroksi furfural dan furfural akan

12
mengalami kondensasiaa setelah bereaksi dengan resorsinol. Sampel yang bereaksi
positif dengan uji selliwanof adalah fruktosa dan sukrosa.
Uji benedict bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi dengan
reaksi positif adalah terbentuknya endapan merah. Prinsip dari uji benedict adalah
adanya endapan merah atau kuprooksida (Cu2O) terbentuk akibat ion Cu2+ dari
pereaksi benedict direduksi oleh gula pereduksi. Sampel yang bereaksi positif
dengan uji benedict adalah glukosa dan fruktosa. Gula pereduksi adalah semua
golongan monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan pati. Uji barfoed
bertujuan untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida dengan
reaksi positif adalah terbentuk endapan merah orange. Prinsip dari uji barfoed
adalah ion Cu2+ dari pereaksi barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida. Sampael yang
bereaksi positif pada uji barfoed adalah glukosa dan fruktosa.

G. DAFTAR PUSTAKA

Askandar, T. 2010. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


Kusbandri, A. 2015. “Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung Dan
Pati Umi Gonyang”. Jurnal Pharmaciana. 5(1) : 35-42.

Kusnandar, F. 2011. “ Kimia Pangan Komponen Makro”. Jakarta : PT Dian

Rakyat.

Poedjiadi, A. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

13
LAMPIRAN-LAMPIRAN

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai