Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN

“PENDIDIK”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 KELAS SD III G:

1. MUH IKRAM RISWANDI 105401123018


2. A. NASRUL 105401122818
3. MUHAMMAD RANGGA VALENTINO 105401121318
4. HARIYANTI 105401123318
5. ASMAWATI 105401122418
6. ADELYA HAER 105401120918

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan
unsur subyek atau pihak-pihak sebagi aktor penting. Subyek penerima adalah
peserta didik sedangkan subyek pemberi adalah pendidik. Seseorang yang
menginginkan menjadi pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai kriteria yang
di inginkan oleh duni pendidikan. Orang yang merasa terpanggil untuk mendidik
maka ia mencintai peserta didiknya dan memiliki perasaan wajib dalam
melaksanakan tugasnya disertai dengan dedikasi yang tinggi atau
bertanggungjawab.
Kajian tentang pendidik mencakup beberapa hal antara lain pengertian dan
sebutan istilah pendidik, kompetensi pendidik, kedudukan pendidik, hakekat tugas
dan tanggung jawab guru, profesionalisme guru, organisasi profesi dan kode etik
guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sebutan istilah pendidik ?
2. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik ?
3. Bagaimana hakekat tugas dan tanggung jawab guru ?
4. Bagimana profesionalisme guru ?
5. Apa organisasi profesi dan kode etik guru ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan sebutan istilah pendidik
2. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik
3. Mengetahui hakekat tugas dan tanggung jawab guru
4. Mengetahui profesionalisme guru
5. Mengetahui organisasi profesi dan kode etik guru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidik
a. Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain
untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi.(Sutari Iman
Bernadjib,1994)
b. Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peseta didik. (Umar Tirtarahardja dan La Sulo 1994)
c. Pendidik adalah orang yang dengan sengaja membantu orang lain untuk
mencapai kedewasaan. (Langeveld)
Penyebutan nama pendidik di beberapa tempat memiliki sebutan berbeda-
beda.
 Pendidik di lingkungan keluarga adalah orang tua dari anak yang biasa disebut
ayah – ibu atau papa-mama.
 Pendidik di lingkungan pesantern biasa disebut ustadz, kyai, romo kyai.
 Pendidik di lingkungan pendidikan di masyarakat disebut dengan istilah tutor,
fasilitator, atau instruktur.
 Pendidik di lingkungan sekolah biasa disebut guru.
Undang – undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebut guru
adalah pendidik profesiaonal dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

2. Kompetensi sebagai Persyaratan Pendidik


Tidak semua orang bisa menjadi pendidik kalau yang bersangkutan tidak bisa
menunjukkan bukti dengan kriteria yang ditetapkan. Syarat-syarat umum bagi
seorang pendidik adalah : Sehat Jasmani dan Sehat Rohani. Syarat untuk menjadi
seorang pendidik yaitu:
1. Harus beragama.
2. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.

3
3. Tidak kalah dengan guru-guru umum lainnya dalam membentuk Negara yang
demokratis.
4. Harus memiliki perasaan panggilan murni.
Sedangkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pendidik adalah :
1. Integritas pribadi, pribadi yang segala aspeknya berkembang secara harmonis.
2. Integritas sosial, yaitu pribadi yang merupakan satuan dengan masyarakat.
3. Integritas susila, yaitu pribadi yang telah menyatukan diri dengan norma-norma
susila yang dipilihnya.
Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswoyo (1995),
syarat seorang pendidik adalah :
1) mempunyai perasaan terpanggil sebagai tugas suci,
2) mencintai dan mengasih-sayangi peserta didik,
3) mempunyai rasa tanggung jawab yang didasari penuh akan tugasnya,
Tetapi untuk pendidik yang berlaku khusus di sekolah, sebagian besar
pendapat mengisyaratkan pentingnya sebuah kompetensi sebagai kualifikasi
persyaratan profesionalisme guru. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan , dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswoyo (1995),
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah :
a. Kompetensi profesioanal
b. Kompetensi personal
c. Kompetensi sosial.
Kompetensi pendidik profesional dalam UU No. 14 Tahun 2005
dikemukakan ada 4 cakupan yang meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial.
a. Kompetensi pedagogik berupa mengelola interaksi pembelajaran yang meliputi
pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran serta sistem evaluasi pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian berupa kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif
dan berwibawa yang meliputi kemantapan pribadi dan akhlak mulia, kedewasaan
dan kearifan, serta keteladanan dan kewibawaan.

4
c. Kompetensi Profesional berupa kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam yang meliputi penguasaan matei keilmuan, penguasaan
kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi serta
pengembangan wawasan etika dan pengembangan profesi.
d. Kompetensi sosial berupa kemampuan yang dimiliki seorang pendidik untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orang tua/wali murid dan masyarakat sekitar.
3. Kedudukan Pendidik
Pendidik menjadi orang yang paling menentukan dalam perancangan dan
penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran di kelas, pengaturan kelas,
pengendalian siswa, penilaian hasil pendidikan, dan pembelajaran yang dicapai
siswa. Dalam konteks pendidikan formal di sekolah, guru sebagai pendidik
mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini.
Untuk itulah sejak tahun 2007 di Indonesia dilakukan uji sertifikasi guru
untuk selanjutnya bagi yang lulus bisa diberiakn sertifikat pendidik. Uji sertifikasi
adalah suatu pengujian melalui tes terhadap para guru di Indonesia untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Maka pendidik yang sudah lulus sertifikasi
memilki fungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
pembelajaran dan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

4. Hakekat Tugas dan Tanggung jawab Guru


Menurut Raka Joni (Cony R.Semiawan dan Soedijarto, 1991) hakekat tugas
guru pada umumnya berhubungan dengan pengembangkan SDM yang pada
akhirnya akan paling menentukan kelestarian dan kejayaan kehidupan bangsa.
Dalam proses pendidikan, pada dasarnya guru mempunyai tugas mendidik
dan mengajar peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan
tugas kehidupannya yang selaras dengan kodratnya sebagai manusia yang baik
dalam kaitan hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan. Tugas
mendidik berkaitan dengan transformasi pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta didik.

5
Dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 disebutkan
bahwa tugas guru adalah :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi, dan
seni
c. Bertindak obyektif dan tidak deskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama , suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan
status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru
serta nilai-nilai agama dan etika
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kasatuan bangsa.
Menurut UU No.14 tahun 2005 Pasal 14 ayat 1 juga menyatakan bahwa
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak :
- Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
- Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
- Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
- Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
- Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
- Memberikan kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan dan atau sangsi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang undangan.
- Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
- Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
- Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
- Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi dan / atau
- Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

6
Dalam Pasal 29 ayat 1 dinyatakan bahwa guru yang bertugas didaerah khusus
memperoleh hak :
1. Kenaikan pangkat rutin secara otomatis.
2. Kenaikan pangkat istimewa satu kali.
3. Perlindungan dalam melaksanakan tugas.
4. Pindah tugas setelah bertugas 2 tahun dan tersedia guru penganti (pasal 29 ayat
3).

5. Profesionalisme Guru dan Prinsip-prinsipnya


Menurut Edgard H. Schein dan Diana W. Kommers (Sunaryo Kartadinata dan
Nyoman Dantes, 1997) profesi adalah seperangkat keterampilan yang
dikembangkan secara khusus melalui seperangkat norma yang dianggap cocok
untuk tugas-tugas khusus di masayarakat. Yang dimaksudkan sebagai seperangkat
keterampilan yang spesifik, tidak semua orang bisa, membutuhkan ketelitian dan
ketekunan, serta menuntut keahlian dan tanggung jawab yang tinggi.
Ada banyak macam profesi yang ada di masyarakat, misalnya dokter,
apoteker, perawat, psikolog, akuntan, pengacara, peneliti, polisi, fotografer,
arsitek dan guru. Masing-masing profess memiliki seperangkat keterampilan
khusus.
Dalam hal ini profesionalisme guru memiliki prinsip-prinsip profesionalisme
sebagai berikut :
a. Profesi guru merupakan profesi yang berdasarkan bakat, minat, panggilan jiwa
dan idealism
b. Menuntut komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, iman taqwa
dan akhlak mulia
c. Adanya kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang relevan
d. Memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya di sekolah
e. Menuntut tanggung jawab yang tinggi atas tugasa profesinya demi kamajuan
bangsa.

6. Organisasi Profesi dan Kode Etik Guru

7
Banyak organisasi profesi guru di Indonesia yang mampu mewadahi para
guru sebagai individu professional untuk menggabungkan diri dalam suatu wadah.
Beberapa diantaranya yaitu PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), SGI
(Serikat Guru Indonesia),PGII (Persatuan Guru Independen Indonesia).
Organisasi tersebut diarahkan bisa berfungsi sabagai protector dalam
memberikan perlindungan serta sebagai dinamisator dan motivator dalam rangka
pengembangan diri bagi anggotanya. Sehingga organisasi profesi tidak hanya
bertujuan melindungi dan memperjuangkan kepentingan para anggotanya, akan
tetapi juga mengemban fungsi pengawasan terhadap kualitas dan moral layanan
edukatif para anggotanya kepada masyarakat.
Kode etik guru yang telah dirumuskan oleh para guru :
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber- Pancasila
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan anak didik masing-masing
c. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didik
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
e. Guru memelihara hubungan baik dengan anggota masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
f. Guru secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama berusaha mengembangkan
dan meningkatkan mutu profesionalnya
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam keseluruhan
h. Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu
organisasi guru professional sebagai sarana pengabdian
i. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan :
1. Menurut Undang – undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menyebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
2. Penyebutan nama pendidik di beberapa tempat memiliki sebutan berbeda- beda
seperti ayah-ibu, ustadz, kyai, romo kyai, tutor, fasilitator, atau instruktur, dan
guru .
3. Persyaratan pendidik yang berlaku khusus di sekolah adalah mengisyaratkan
pentingnya sebuah kompetensi sebagai kualifikasi persyaratan profesionalisme
guru.
4. Pendidik menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan
pembelajaran di kelas, pengaturan kelas, pengendalian siswa, penilaian hasil
pendidikan, dan pembelajaran yang dicapai siswa.
5. Guru memiliki tanggung jawab tidak hanya menyampaikan ide-ide, akan tetapi
menjadi suatu wakil dari cara hidup yang kreatif dan penjaga peradaban dan
pelindung kemajuan.
6. Kode etik guru profesioanal dikembangkan untuk membina kemampuan dan
kepribadian para guru sehingga memilki citra diri positif di mata masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Siswoyo,dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press Yogyakarta


Redaksi, 2008. “Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional & Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen ”. Jakarta : Visimedia.
http://fatamorghana.wordpress.com/2009/04/15/pendidik-dan-peserta-didik/
http://kristianawidi.blogspot.com/2012/11/makalah-pendidik.html

10

Anda mungkin juga menyukai