Anda di halaman 1dari 7

Nama : Anisa Nurhasanah

NISN : 1718.10.008

Ruangan : kebidanan

Nama pasien : Ny. R

Umur : 27 tahun

No RM : 328920

Diagnosa. : Post Sectio Caesarea + Herpes

Diit. : MB

Tanda Tanda Vital

Siang Malam Pagi

Tekanan 120/70 80/60 100/60


Darah mmHg mmHg mmHg

Nadi 80 x/mnt 80 x/mnt 80 x/mnt

Respirasi 20 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt

Suhu 36,5 °C 36,5°C 36,5°C

Obat

1. Clanexsi (3×1) laktam) dan asam klavulanat


(penghambatan enzim
Clanexsi adalah antibiotik yang
digunakan untuk mengobati infeksi Pagi :07.00 WIB
saluran pernafasan,infeksi saluran
Siang :14.00 WIB
kemih,saluran cerna,kulit dan
jaringan lunak.obat clanexsi Malam : 21.00 WIB
mengandung kombinasi antara
2. Asam mefenamat (3×1)
Amoxcilin (antibiotik golongan B-
Asam mefenamat adalah obat biasa diresepkan oleh dokter untuk
golongan antiinflamasi nonsteroid mengatasi berbagai macam keluhan
(OAINS) yang berfungsi untuk yang berkaitan dengan kesehatan
mengurangi rasa nyeri tingkat ringan saraf (neuro)
hingga sedang,serta peradangan yang
Pagi :07.00 WIB
di timbulkan oleh penyakit
tertentu.Biasanya,penggunaannya di Siang :14.00 WIB
tunjukan untuk mengatasi berbagai
Malam :21.00 WIB
rasa nyeri.
4. Valacy clovir (3×1)
Pagi :07.00 WIB
Valacyclovir adalah obat golongan
Siang. :14.00 WIB
antivirus yang bermanfaat untuk
Malam :21.00 WIB menangani dan mencegah infeksi
akibat virus, seperti: Herpes zoster.
3. Neuronsonbe (3×1)
Herbes labialis. Herpes genital.
Neurosanbe merupakan nama paten
Pagi :07.00 WIB
dari vitamin B kompleks yang
diproduksi oleh salah satu Siang :14.00 WIB
perusahaan farmasi besar di
Malam :21.00 WIB
Indonesia. ... Vitamin B kompleks ini
Laporan Pendahuluan Herpes

A. Pengertian

Herpes zoster (Shingles atau sinanaga) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi
kulit yang terasa sangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan. Penyakit ini juga disebabkan
virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela zoster). Seperti virus herpes
yang lain, viru varisela zoster mempunyai tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti
oleh suatu tahapan tidak aktif. Kemudian tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali menjadi
penyakit yang disebut sebagai herpes zoster.

Herpes zoster hidup dalam jaringan syaraf. Kejangkitan herpes zoster dimulai dengan
gatala, mati rasa, kesemutan atau rasa nyeri yang parahpada daerah bentuk tali lebar di dada,
punggung hidung dan mata. Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular pada syaraf
wajah dan mata. Ini menyebabkan jangkitan di sekitar mulut, wajah, leher dan kulit kepala,
dalam dan sekitar telinga atau pada ujung hidung.

Jangkitan herpes zoster hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh. Setelah
bebeapa hari ruam muncul pada daerah kulit yang berhubungan dengan syaraf yang
meradang. Lepuh kecil terbentuk dan berisi cairan. Kemudian lepuh pecah dan berkeropang.
Jika lepuh digaruk, infeksi akan terjadi. Ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotic dan
mungkin menimbulkan bekas.

Penelitian baru tehadap Odha menemukan bahwa angka herpes zoster tertinggi terjadi pada :

- Laki-laki gay dan biseks

- Orang di bawah usia 29 tahun

- Orang dengan kadar CD4 di bawah 500

- Orang kulit putih

Bila kekebalan tubuh menurun maka virus akan aktif kembali. Virus varisela zoster
berkembang biak, merusak, menyebabkan peradangan dan kemudian menyebar menuju kulit
serta menimbulkan gangguan kulit yang lebih parah. Sekalipun belum pernah mengalami
cacar air dapat saja terkena Herpes zoster. Hal ini disebabkan karena virus varisela zoster
dapat langsung menular. Caranya :

- Kontak langsung dengan kulit penderita Herpes zoster

- Melalui udara masuk mukosa saluran pernapasan bagian atas

B. Etiologi

Penyebab herpes zoster adalah virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar
air. Infeksi awal oleh virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan
masuknya virus ke dalam ganglia (badan syaraf) pada syaraf spinalis maupun syaraf kranialis
dan virus menetap di sna dalam keadaan tidak aktif. Herpes zoster selalu terbatas pada
penyebaran akar syaraf yang terlibat di kulit (dermatom).

Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif
beberapa tahun kemudian. Herpes zoster terjadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktifan
kembali virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada system kekebalan akibat suatu penyakit
atau obat-obatan yang mempengaruhi system kekebalan. Yang sering terjadi adalah penyebab
dari pengaktifan kembali virus ini tidak diketahui.

C. Manifestasi Klinis

3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita merasa tidak enak badan, menggigil,
demam, mual, diare atau sulit berkemih. Penderita lainnya hanya merasakan nyeri,
kesemutan atau gatal di kulit yang terkena.

Muncul sekumpulan lepuhan kecil berisi cairan dikelilingi oleh daerah kemerahan.
Lepuhan ini hanya terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena.
Lepuhan paling sering muncul di batang tubuh dan biasanya hanya mengenai satu sisi.
Daerah yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan yang
sangat ringan) dan bisa terasa sangat nyeri.

Lepuhan mulai mongering dan membentuk keropeng pada hari kelima setelah
muncul. Lepuhan mengandung virus herpes zoster yang jika ditularkan bisa menyebabkan
cacar air. Lepuhan yang tua atau menetap lebih dari 2 minggu biasanya menunjukkan bahwa
system kekebalan penderita tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagian besar penderita
mengalami penyembuhan tanpa meninggalkan gejala sisa. Tetapi bisa terbentuk jaringan
parut yang luas meskipun tidak terjadi infeksi bakteri sekunder. Jika mengenai saraf wajah
yang menuju ke mata bisa menimbulkan masalh yang cukup serius.

Sebelum timbul gejala kulit, terdapat gejala awal berupa :

- Demam

- Pusing

- Lemas

- Nyeri otot-tulang

- Gatal

- Pegal

- Kulit kebas

Gejala awal yang terlihat pada kulit adalah bercak kemerahan. Dalam 12-24 jam
muncul kelompok bintil-intil berair di atas kulit yang kemerahan tersebut dan akan tumbuh
terus selama 7 hari. Kemudian berair tersebut berubah menjadi bintil bernanah dan
selanjutnya mongering. Selain kulit herpes zoster juga bisa menyerang selaput mukosa dalam
bentuk sariewan dan luka yang sangat parah.

D. Komplikasi Herpes Zoster

1. Nyeri

Nyeri adalah gejala yang dialami penderita herpes zoster di awal dan akhir penyakit.

a. Nyeri akut dialami penderita sebelum keluar kelainan kulit dan pada saat kelainan
kulit muncul

b. Nyeri setelah herpes Zoster (NPH) disebut nyeri persisten, adalah nyeri yang timbul
pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah Herpes sembuh. Nyeri ini
sering dialami penderita herpes berumur lebih dari 50 tahun dan mengalami herpes
pada wajah.

2. Mata

Komplikasi mata bisa terjadi bila ada gangguan saraf cabang pertama Nervus
Trigemus. Masuknya virus menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada saraf
sehingga sering ditemukan gangguan mata berupa konjungtivitis, ptosis paralitik,
Keratitis epithelial, skleritis, iridosiklitis, uveitis dan glukoma.

3. Sindrom Ramsay Hunt

Akibat gangguan saraaf wajah dan saraf otikus, penderita herpes akan mengalami
lumpuh otot wajah (paralisis bell), telinga berdenging, sakit kepala seperti berputar,
gangguan pendengaran dan mual. Hal ini cenderung terjadi dalam 2 minggu sejak
kelainan kulit muncul, umumnya dapat sembuh spontan.

E. Penatalaksanaan

Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya


dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka.
Penyakit ini juga diobati dengan asiklovir yang diminu 5x sehari atau jika penyakitnya parah
bisa diberikan lewat infus. Dua obat yang lebih baru yaitu famsiklovir dan valasiklovir
kelihatannya lebih efektif terhadap ras nyeri yang timbul akibat herpes zoster dan hanya
perlu diminum 3x sehari. Ada juga suatu pengobatan baru adalah tempelan obat bius yang
dapat ditempelkan langsung pada kulit. Dapat juga digunakan beberapa jenis obat penawar
nyeri.

Herpes harus ditangani secara serius mengingat virus varisela zoster dapat bertahan lama
di dalam tubuh.

Metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah :

 Pengobatan topical
Pengobatan topical dengan antivirus untuk penyakit herpes zoster cenderung tidak
efektif, sehingga tidak menyembuhkan. Pengobatan topical sangat ditentukan oleh
stadium penyakit yaitu stadium bintil berair yang bertujuan protektif untuk mencegah
bintil-bintil berair menjadi pecah dengan cara dibedaki. Bila telah terjadi luka akan
diberikan salep antibiotic untuk mencegah infeksi.

 Pengobatan sistemik

Pengobatan oral berupa antivirus, biasabya harus dikonsumsi 3x sehari selama paling
tidak 7 hari berturut-turut tanpa terhenti

Anda mungkin juga menyukai