Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH AGAMA

1. MANUSIA AGAMA DAN ISLAM


2. MACAM-MACAM AGAMA DAN CARA BERAGAMA
3. AL-QURAN : MEMAHAMI DAN MENGHAMPIRI

DOSEN PENGAMPU:

H. Parman, S.Pd,I, M.Pd

DISUSUN OLEH:

NAMA : NURBAYA

NIM: 1713201061

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat ridha dan
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya kami menemukan berbagai
hambatan, mulai dari pencarian teori, dan juga penggunaan kata-kata, serta
hambatan-hambatan lain. Kami menyadari, makalah ini terbentuk atas bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih.
Makalah yang telah kami susun ini tentunya masih banyak kekurangan, maka
dari itu kami meminta maaf jika ada kesalahan didalamnya. Dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga kami dapat
memperbaikinya, sekaligus bekal kami dalam menyusun dan membuat makalah
yang lebih baik lagi.

Jambi, 23 November 2019

Nurbaya

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………...…………………………………………1


DAFTAR ISI ………………………...…………………………………………...2
BAB I : MANUSIA DAN AGAMA ……………………………………………..3
A. MANUSIA ……………………………………………………………………..3
B. AGAMA………………………………………………………………………..7
C. ISLAM………………………………………………………………………….9
BAB II: MACAM-MACAM AGAMA DAN CARA BERAGAMA…………15
A. MACAM-MACAM AGAMA………………………………………………..15
B. BAGAIMANA CARA MANUSIA BERAGAMA…………………………...16
BAB III : AL-QUR’AN : MEMAHAMI DAN MENGHAMPIRINYA ……17
A. PENGERTIAN AL-QUR'AN………………………………………………...17
B. SEJARAH KODIFIKASI AL-QUR'AN……………………………………...19
C. SEJARAH PENERJEMAHAN AL-QUR'AN………………………………..21
D. ISI POKOK AJARAN AL-QUR'AN…………………………………………23
E. FUNGSI DAN KEDUDUKAN AL-QUR'AN………………………………..24
F. KEDUDUKAN AL-QUR'AN DALAM ISLAM……………………………..25
DAFTAR PUSTAKA……...……………………………………………………26

2
BAB I

MANUSIA, AGAMA DAN ISLAM

A. MANUSIA

Pengertian Manusia Secara Umum

Manusia dalam bahasa Inggris disebut man (asal kata dari bahasa Anglo-Saxon),
mann). Arti dasar dari kata ini tidak jelas tetapi pada dasarnya dapat dikaitkan
dengan mens (latin), yang berarti “ áda yang berpikir”. Demikian halnya arti kata
anthropos (Yunani) tidak begitu jelas. Semula anthropos berarti “seseorang yang
melihat ke atas”. Sekarang kata ini dipakai untuk mengartikan “wajah manusia”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:714) manusia diartikan sebagai


“makhluk yang berakal budi” (mampu menguasai makhluk yang lain). Sedangkan
menurut Endang Saifuddin Anshari yang dikutip oleh. mahmud dan Tedi Priatna
(2005:62) manusia adalah hewan yang berfikir. Berfikir adalah bertanya. Bertanya
adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari
jawaban tentang Tuhan, alam, manusia, artinya mencari kebenaran tentang Tuhan,
alam, dan manusia. Jadi, pada akhirnya manusia adalah makhluk pencari
kebenaran.

Manusi Menurut Pandangan Islam

Bumi dan Langit adalah milik Allah SWT,dia yang menciptakannya ,dan dia pula
yang mempergantikannya siang malam.Siang manusia dapat melakukan berbagai
macam kegitan,seperti ke sekolah ,ke kantor, ke pasar ,ke sawah dan
sebagainya.sebaliknya diwaktu malam manusia dapat istirahat mengumpulkan

3
kembali energy yang sudah mereka paki di siang hari agar dapat beraktifitas dengan
normal keesokan harinya.

“Dialah yang menjadikan malam bagimu supaya kamu beristirahat pdanya dan
(menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia
Allah).Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda(kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang mendengar.”(QS Yunus,10:67)

Allah Swt telah menurunkan Kitab Suci Al-Quran yang ayat-ayat Nya sebagian
menggambarkan dan menyebutkkan nama-nama tentang manusia dari berbagai
aspek.Allah menggunakan sejumlah panggilan bagi manusia yaitu: Bani Adam, Al
Basyar,An Nas,Abdun(hamba), dan Al Insan

Proses Penciptaan Manusia

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang terbaik dan sempurna:

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-


baiknya.(QS At-Tin 95:4)

-Mulanya Allah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering berasal dari
lumpur hitam yang diberi bentuk.

-Kemudian penciptaan berikutnya diciptakan dari saripati tanah

4
”Dia lah yang menciptakan mu dari tanah kemudian dari stetes mani,sesudah itu
dari segumpal darah,kemudian dilahirkannya kamu sebagi seorang
anak,kemudian(kamu dibiarkan hidup)supaya kamu bias pada
masa(dewasa)kemudian(dibiarkan kamu hidup lagi)sampai tua,di antar kamu ada
yang di wafatkan sebelum itu.(kami perbuat demikian) supaya kamu sampai pada
ajal yang ditentukannya dan supaya kamu memahaminya.” (QS Al-Mukmin,40:67)

Penyebutan kata “Tanah” dengan beberapa istilah oleh tuhan di dalam Al-
Qur’an,menurut para ahli menunjukkan bahwa penciptaan manusia memang dari
berbagai jenis dan unsur yang terkandung pada tanah,seperti tanah liat,tanah
lempung,partikel-partikel lain,pasir,bebatuan,unsur-unsur tambang,humus ,dan
salah satu unsur yang paling penting adalah air.

-Lalu manusia yang berasal dari saripati tanah itu,tersimpan di dalam kandungan
ibu,menjadi segumpal darah dan kemudian terjadi proses pembentukan dalam
Rahim sehingga menjadi janin dan bayi.

-Ketika tanah sudah berbentuk manusia,sudah sempurna kejadiannya,maka Allah


SWT meniupkan ke dalam unsur tanah itu ruh(ciptaannya),maka tanah yang
berbentuk manusia itu menjadi hidup.

-Perpaduan sifat tanah dan ruh ini menjadikan manusia memiliki sifat yang
bertentangan yang berasal dari unsur pembentuknya.1

-Dalam segi bahasa dua unsur tersebut sering disebut dengan istilah raga dan jiwa,
dan jasmani dan rohani,atau fisik dan mental.

-Pertarungan kedua unsur itu adalah pertarungan yang terjadi antara bisikan
malaikat dan bisikan iblis.Di dalam Al-Qur’an Allah menginformasikan bahwa Dia
telah memberikan potensi kepada manusia untuk bebas menempuh dua jalan:

5
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan(jalan kebajikan dan jalan
kejahatan).” (QS Al-Balad, 90:10)

Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah

Allah Menjadikan manusia sebagai khalifah,penguasa,pemimpin di muka bumi


untuk mengurus,menjaga,memelihara, dan mengatur bumi agar tercipta kehidupan
yang nyaman,saling membantu,saling menolong,saling mengingatkan,saling
menasihati,saling mempercayai,bekerja sama,membangun dunia dan lingkungan
yang tertib dan damai.

Sebagai khalifah manusia harus mengisi jiwanya dengan iman kepada Allah
SWT,agar tindakan,perbuatan, dan ucapan dapat terawasi oleh iman. Dengan
begitu,aktivitas manusia tersebut dapat memberi manfaat bagi manusia.

Tujuan Hidup Manusia

Menurut Islam kehidupan manusia sesungguhnya sebagai dilukiskan oleh Abu


Musa Al-Asy’ari berpinda-pindah dari suatu alam kea lam lain.Mulanya hidup di
alam arwah,kemudian di alam arham,dalam kandungan ibu,lalu hidup di kurun
dunia,dan pada akhirnya kita sebagai manusia akan mengalami kematian dan akan
mengalami kehidupan yang baru yang ada di alam barzakh,kehidupan yang abadi
akan dimulai saat kiamat melanda alam semesta ini.

Kehidupan di dunia menurut islam adalah hanyalah tempat untuk bertanam,tempat


mencari bekal di akhirat nanti.Hidup di dunia ini hanya bersifat sementara,berbeda
dengan kehidupan akhirat yang bersifat abadi dan kekal.Yang akan dipetik di
akhirat itu adalah tanaman yang sudah kita tanam di dunia ini,yaitu amal.Amal baik
akan di balas dengan kebajikan dan amal buruk akan dibalas dengan ganjaran buruk
juga.

Jadi tujuan hidup manusia di dunia ini hanyalah berusaha untuk mendapatkan
pahala sebanyak-banyak nya,agar mendapat kehidupan yang tentram di akhirat
nanti.

6
B. AGAMA

Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan kata Al-Dien dalam
bahasa Arab dan Semit atau dalam bahasa Eropa sama dengan Religion(Iggris),la
Religion(Perancis), De Religie (Belanda),die Religion (Jerman). Secara
bahasa,perkataan agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “tidak
pergi,tetap di tempat,di warisi turun menurun”.

Hidayat Allah(petunjuk) yang di berikan Allah berupa: insting,pancaindra,dan


akal,seringkali tidak cukup kuat bagi manusia untuk menemukan apa sesungguhnya
fungsi dan tujuan hidupnya di dunia ini. Untuk melengkapi tiga petunjuk tersebut
lagi petunjuk ke empat berupa agama. Agamalah yang mengajarkan bahwa manusia
bukan hanya hidup di dunia ini saja. Agar hidupnya bahagia., manusia diwajibkan
untuk menanam, mengumpulkan bekal kebajikan sebanyak banyaknya di dunia ini.

Agama sebagai pedoman

-Tugas-tugas keagamaan berpijak pada 5 tujuan:

1.Memelihara Agama dengan melakukan Ibadah yang sudah di tentukan agama.

2.Memelihara jiwa diri dengan kewajiban mempertahan kan hidup

3.Memelihara keturunan dengan adanya lembaga pernikahan untuk memelihara


kejelasan keturunan seseorang

4.Memelihara akal dengan kewajiban menghindari segala macam hal yang


menyebabkan akal cidera dan tidak normal.

5.Memelihara harta yang halal

Agama sebagai kekuatan untuk mengembangkan akhlak manusia

Pernyataan yang sering muncul bagi orang-orang dewasa bahkan remaja


adalah”apakah agama ini penting buat kita?”jika kita meninjau sejenak akan sejarah
peradaban manusia,kita akan tahu,bahwa agama dalah kekuatan raksasa yang telah
mewujudkan perkembangan manusia seperti sekarang ini.Bahkan semua yang baik

7
dan mulia dalam diri manusia itu dihayati oleh iman kepada Allah SWT,ini adalah
kebenaran yang tak dapat dibantah sekalipun oleh orang atheis.2Para Nabi secara
bergiliran telah mengubah sejarah manusia dan mengangkat derajat mereka dari
lembah kehinaan menuju puncak ketinggian akhlak yang tak pernah
diimpikan.Hanya melalui ajaran Nabi besar yang membuat orang mampu
menaklukan hawa nafsunya dan menempatkan cita-cita luhur di hadapannya
dengan pengorbanan tanpa pamrih guna kepentingan umat manusia.ika kita
mempelajari perasaan luhur yang pada dewasa ini membangkitkan semangat
manusia,kita pasti akan menemukan bahwa perasaan luhur ini berasal dari ajaran
dan suri tauladan dari beberapa orang suci yang mempercayai tuhan.

Manusia Membutuhkan Agama

Pada hakikatnya, Manusia sangat membutuhkan agama yang dapat menuntunnya


ke jalan hidup yang benar dan dapat mengatasi segala problema hidup, sebab
ternyata banyak sekali persoalan hidup manusia yang tidak dapat diatasi oleh
dirinya sendiri. Misalnya, ketika manusia menghadapi goncangan jiwa yang amat
dahsyat,ternyata dia tidak mampu memecahkannya, bahkan banyak yang stres atau
bahkan bunuh diri,Ketika manusia mengalami kerusakan moral,ternyata mereka
tidak mampu mengatasinya, walaupun secara lahirlah sudah dilakukan. Ketika
manusia membutuhkan aturan hidup yang sempurna, lalu mereka membuat aturan-
aturan hidup,ternyata aturan hidup yang dibuatnya itu jauh dari sempurna. Satu
kelompok manusia menerima aturan itu,kelompok yang lain menolak. Yang satu
merasa diuntungkan, yang lain merasa dirugikan, dan sering sekali aturan itu
bertentangan dengan fitrah manusia. Masih banyak lagi persoalan-persoalan hidup
yang lain yang tidak dapat diatasi manusia kecuali dengan tuntunan agama.

Agamalah yang mampu memberi ketenangan yang hakiki kepada jiwa manusia,
mampu mengatasi kerusakan moral, memberi aturan hidup yang universal sesuai
dengan fitrah manusia,dan mampu mengatasi persoalan-persoalan hidup segenap

8
manusia. Agama yang dimaksud dalam hal ini adalah agama Islam.Dalam hal
tuntunan agama, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”(al-isra:9)

Jalan yang lebih lurus dalam ayat tersebut ialah lebih lurus daripada jalan hidup
yang lain, lebih sempurna dari konsep hidup yang lain,dan lebih mampu mengatasi
berbagai problema hidup manusia daripada konsep hidup yang lain.

Jika diibaratkan manusia ini seperti mesin yang sangat rumit untuk diopersikan.
Untuk mengoperasikannya kita membutuhkan buku panduan. Buku panduan itu
berisi petunjuk pengoperasian mesin, cara merawat mesin, apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan kepada mesin tersebut,dan lain-lain. Sama halnya dengan
mesin,manusia di dunia ini juga membutuhkan buku panduan,buku panduan yang
dimaksud adalah Al-Quran.

C. ISLAM

Pengertian Islam

Islam berasal dari kata assalam-yassalam-assalaamaa artinya selamat, damai,


sejahtera, penyerahan diri, tunduk dan patu. Ini mengindikasikan bahwa Agama
Islam adalah ajaran yang menciptakan keselamatan, kedamaian, kesejahteraan diri,
serta penyerahan diri, secara total untuk tunduk dan patuh terhadap ajaran-
ajarannya.

Makna ajarannya membawa kepada keselamatan, itu terlihat dari karakteristik


ajarannya antara lain: sesuai dengan fitrah dan kebutuhan, ajarannya sempurna ,

9
kebenarannya mutlak mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan
fleksibel dan ringan, berlaku secara universal , serta menciptakan rahmat bagi
seluruh alam.

Artinya : “Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmatan
bagi semesta alam.” (Q.S. Al- Anbiya : 107)

Islam Sesuai Dengan Manusia

Allah SWT menciptakan Islam sebagai agama yang fleksibel dan sesuai dnegan
fitrah manusia. Sesuai fitrah yang dimaksud adalah sesuai dengan kondisi dan
keterbatasan manusia itu sendiri, termasuk dalam melaksanakan ibadah
wajib.Ajaran islam sesuai dengan fitrah manusia,sejalan dengan kehendak dan
tujuan hidup manusia yang sesungguhnya,serta dapat dibuktikan dalam kehidupan
sehari hari.

Islam sering sering disebut sebagai agama Fitrah, karena agama ini merupakan
ciptaan Allah, sebagai agama yang asli diturunkan Allah kepada manusia dan Dia
tidak pernah menurunkan agama lain selain Islam. Allah berfirman:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui,(Qs Ar Rum 30:30)

10
Islam Agama Sempurna

Islam adalah satu satunya agama yang diturunkan Allah kepada umat manusia
secara estafet melalui para Nabi dan Rasul-nya sehingga sampai kepada Nabi
terakhir,Muhammad Saw sebagai penyempurna ajaran Islam sebelum(Qs 33:40)

Karakteristik ajarannya,antara lain:

(1)ajarannya selain sederhana, rasional,dan praktis juga membangkitkan


kemampuan berpikir dan mendorong manusia untuk menggunakan penalarannya

(2) kesatuan antara kebendaan dan kerohanian

(3) islam memberikan petunjuk bagi seluruh kehidupan manusia meskipun sebagian
petunjuk bersifat umum

(4) keseimbangan antara individu dan masyarakat

(5)islam bersifat menyeluruh dan universal

(6) ketetapan dan perubahan

Islam sering juga disebut sebagai agama fitrah,karena agama ini merupakan ciptaan
Allah,sebagai agama yang asli diturunkan oleh Allah kepada manusia,dan Dia tidak
pernah menurunkan agama lain selain Islam

Islam disebut juga agama tauhid, karena ajaran pokok dan utamanya adalah
keimanan yang murni kepada Tuhan Yang Maha Esa,"Tiada Tuhan selain Allah",
sebagaimana dinyatakan dalam syahadat ketika pertama kali memasuki gerbang
Islam "Asyhadu alla ilaaha illallah"(aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain
Allah).

Asas atau Pondasi Agama Islam

Asas atau pondasi agama islam berupa Rukun Iman dan Rukun Islam. Rukun Iman
dan Rukun Islam merupakan salah satu pilar penting dalam agama islam yang harus
dimiliki dan diamalkan sebagai seorang muslim, ibaratkan kita akan membangun

11
rumah jika pondasi nya kurang otomatis ketika terjadi gempa akan rubuh,begitupula
apabila kepribadian kita tidak diperkuat dengan rukun iman dan rukun islam apabila
terjadi goncangan atau cobaan hidup pastilah akan goyang.

Rukun Islam

1.Mengucap dua kalimat syahadat.

Syahadat ini memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan


hati lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Adapun orang yang
mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui maknanya dan tidak
mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan syahadatnya.

2.Menunaikan sholat lima waktu dalam sehari semalam.

Shalat merupakan ibadah yang sangat agung kedudukannya dan Shalat mendapat
perhatian dan prioritas utama dalam Islam. Keutamaan salat dan kedudukannya
diantara ibadah-ibadah yang lain telah dijelaskan dalam Islam. Ia merupakan sarana
penghubung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Ia juga merupakan gambaran
ketaatan seorang hamba akan segala perintah Tuhannya.

3.Mengeluarkan zakat.

Zakat adalah kewajiban menyisihkan jenis harta tertentu untuk disalurkan kepada
sekelompok orang tertentu pada waktu tertentu.

4.Berpuasa pada bulan Ramadhan.

Pengertian puasa merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.


Seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal
itu di antara sarana terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.

5.Melaksanakan haji bagi mereka yang mampu.

Haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.

12
Rukun Iman

1. Iman kepada Allah

Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:
Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang
mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani
uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan
mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan
sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang
Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna,
memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.

2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah

Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah


ciptaanNya. karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah
makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus
hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.

4. Iman kepada Rasul-rasul Allah

Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala
pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi
mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak
mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi
dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu
kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib
mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita
ketahui namanya.

13
5. Iman kepada Hari Akhir

Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa
fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat.
Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau
Neraka.

6. Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk

Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah
Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula
perbuatan mereka adalah ciptaan Allah.

14
BAB II

MACAM-MACAM AGAMA DAN CARA BERAGAMA

A. Macam-Macam Agama

Dalam sudut kajian teologis, para agamawan berpendapat bahwa berdasarkan


asal usulnya seluruh agama yang dianut manusia dapat dikelompokkan dalam dua
kategori: Pertama, agama kebudayaan (cultural religions) atau disebut juga agama
tabi’i atau agama ardli, yaitu agama yang bukan berasal dari Tuhan dengan jalan
diwahyukan, tetapi merupakan hasil antropologis yang berbentuk adat istiadat dan
selanjutnya melembaga dalam bentuk agama formal. Kedua, agama samawi atau
agama wahyu (revealed religions), yaitu agama yang diwahyukan dari Tuhan
melalui malaikat-Nya kemudian dilanjutkan kepada utusan-Nya yang dipilih dari
kalangan manusia. Agama samawi disebut juga Dienul Haq atau Full Fledged, yaitu
agama-agama yang mempunyai Nabi dan Rasul, Kitab Suci, dan mempunyai umat.
Secara historis, penerapan agama wahyu ini dapat diberikan kepada agama yang
mengajarkan wahyu, yaitu: Yahudi, Nasrani, dan Islam.

Berbeda dengan para teolog, para ilmuwan antropologi budaya dan sosiologi
agama, melalui keilmuan mereka (scientivic approach) membedakan agama yang
ada di dunia ini menjadi dua kelompok besar, yaitu Spiritualisme dan Materialisme.
Spiritualisme adalah agama penyembah sesuatu (zat) yang gaib yang tidak nampak
secara lahiriah, yaitu sesuatu yang memang tidak dapat dilihat dan tidak dapat
berbentuk. Agama ini terinci menjadi dua kelompok, yaitu: Agama Ketuhanan dan
Agama Penyembah Roh. Agama Ketuhanan dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Monoteisme dan Politeisme. Sementara itu, Agama Penyembah Roh pun terbagi
kedalam dua bentuk kepercayaan, yaitu: Animisme dan Dinamisme. Kemudian
Dinamisme dibagi lagi menjadi dua macam, terdiri atas: Agama Penyembah
Kekuatan Alam dan Agama Penyembah Binatang (Animal Worship). Sedangkan
Materialisme adalah agama yang mendasarkan kepercayaannya terhadap tuhan

15
yang dilambangkan dalam wujud benda-benda material, seperti patung manusia
atau binatang dan berhala atau sesuatu yang dibangun dan dibuat untuk disembah

B. Bagaimana Cara Manusia Beragama


Kemudian manusia dalam praktek beragama dan keberagamannya berbeda-
beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disesuaikan dengan tingkat
pengalaman keberagaman masing-masing pemeluknya. Ada beberapa cara yang
perlu diketahui, yaitu:

1. Cara Mistik.
Dalam menghayati dan mengamalkan agamanya, sebagian manusia
cenderung lebih menekankan pada pendekatan mistikal dari pendekatan yang
lain. Sedangkan yang dimaksud dengan cara mistik adalah suatu cara beragama
pengikut agama tertentu yang lebih menekankan pada aspek batiniah
(esoterisme) dari agama yang mengabaikan aspek pengalaman formal, structural
dan lahiriah (eksoterisme).

2. Cara Penalaran
Adalah cara beragama dengan menekankan pada aspek rasionalitas dari
ajaran agama.

3. Cara Amal Sholih.


Cara ini lebih menekankan penghayatan dan pengalaman agama pada aspek
peribadatan, baik ritual formal maupun aspek pelayanan sosial keagamaan.

4. Cara Sinkretisme.
Sinketrisme berasal dari bahasa Yunani, Synkretismos yang berarti
penggabungan ajaran dan pengalaman agama yang berbeda satu sama lain. Cara
Sinkretisme adalah cara-cara seseorang dalam menghayati dan mengamalkan
agama dengan memilih-milih ajaran tertentu dari berbagai agama untuk
dipraktekkan dalam kehidupan keagamaan diri sendiri atau untuk diajarkan
kepada orang lain. Dalam prakteknya, cara beragama sinkretisme ini dapat
terjadi pada bidang kepercayaan.

16
BAB III

AL-QUR’AN : MEMAHAMI DAN MENGHAMPIRINYA

A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam. Umat islam percaya bahwa Al-
Qur’an merupakan puncak dan penutup Wahyu Allah yang diperuntukkan bagi
manusia, dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui perantara Malaikat Jibril.
Dan sebagai Wahyu pertama yang diterima RasulullahSAW, sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab yang
mempunyai sejarah panjang yang dimiliki oleh umat Islam dan sampai sekarang
masih terjaga keasliannya.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Al-Qur’ yaitu :

1. Menurut ejaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Al-Qur’an adalah kitab suci
agama Islam.
2. Manna’al-Qathan , ia mendefenisikan Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan beribadah dalam
membacanya.
3. Ali Ashabuni, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung
mukjizat yag diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan Rasul dengan
perantara malikat jibril. Mukjizat adalah sesuatu yang membuat laanna
lemah atau membujuk agar orang untuk beriman

Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat terbesar Rasulullah SAW. Mempunyai


dua pengertian, yaitu pengertian secara Etimologi (bahasa) dan pengertian menurut
terminology (istilah)
Al-Qur’an menurut Etimologi (bahasa) yaitu bacaan atau yang dibaca. Kata Al-
Qur’an adalah bentuk mashddar dari fi’il qara’a yang diartikan dengan arti isim
maf’ul, yaitu (yang dibaca atau bacaan).

17
Pengertian diatas dapat kita baca dalam surah Al-Qiyamah ayat 17-18 sebagai
berikut :
)18-17 : ‫ َف ِإﺫَا قَ َرأْ نَه فَات َّ ِب ْع قُ ْرانَه (القيامة‬. ‫علَ ْينَا َج ْمعَه َوقُ ْرانَه‬
َ َّ‫اِن‬

Artinya: "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan


membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka
ikutilah bacaannya itu. (Q.S. Al- Qiyamah, 17-18)

Menurut imam syarii Al-Qur’an bukan berasal dari qara’a karena Al-Qur’an
berasal dari sang pencipta atau allah yang menamai ciptaannya
Al-Qur’an menurut terminology ( istilah ) adalah nama bagi kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang ditulis dalam mushhaf. Secara
lengkap Dr.Bakhri Syaikh Amin mendefenisikan Al-Qura’an sebagai berikut :
‫القرآن هو كالم هللا المعجز المنزل على خاتم األنبياء والمرسلين بواسطة األمين جبريل عليه‬
‫السالم المكتوب في المصاحف المحفوظ في الصدور المنقول إلينا بالتواتر المتعبد بتالوته‬
‫المبدوء بسورة الفاتحة والمختتم بسورة الناس‬
Artinya: “Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung kemukjizatan,
yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, melalui
perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf, dihafal di dalam dada,
disampaikan kepada kita secara mutawatir, membacanya memiliki nilai
ibadah, (disusun secara sistematis) mulai dari surat al-Fatihah sampai
surat al-Nas”.

Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW. Maka tidak ada seorangpun
manusia atau jin, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama yang sanggup
membuat yang serupa dengan Al-Qur’an. mereka tidak akan mampu membuatnya.
Allah SWT telah mengisyaratkan hal itu dalam ayat berikut :

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya untuk


memperkuat kerasulannya dan sebagai kemukjizatannya yang abadi, telah
diturunkannya itu mempunyai fungsi dan tujuan bagi umat manusia.

18
B. Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an
Al- Qur’an tidak diturunkan secara sekaligus, Al-Qur’an turun secara
berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Para ulama membagi masa
turunnya Al-qur’an ini di bagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah dan
perode Madinah.
Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun yaitu masa kenabian Rasulullah
SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat makkiyah.
Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah yang berlangsung
selama 10 tahun dan surat yang turun pada waktu itu disebut surat Madaniyah.
Al- Qur’an terdiri dari 114 surah, 30 juz, dan 6.236 ayat menurut hafsh, 6.262
ayat menurut riwayat Ad-dur, atau 6.214 ayat menurut riwayat Warsy. Ayat 0 ayat
yang turun pada periode mekkah ( ayat Makkiyah ) sekitar 4.780 ayat yang tercakup
dalam 86 surah. Ayat-ayat yang turun pada periode Madinah ( ayat Madaniyah )
sekitar 1.456 ayat yang tercakup dalan 28 surah

Al- Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui berbagai cara,
antara lain :

1. Malikat Jibril memasukkan wahyu itu kedalam hati Nabi Muhammad SAW
tanpa memperlihatkan wujud aslinya. Nabi saw tiba-tiba saja merasakan
wahyu itu telah berada didalam hatinya
2. Malikat Jibril menampakkan dirinya sebagai manusia laki-laki dan
mengucapkan kata-kata dihadapan Nabi SAW.
3. Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti gemerincing lonceng. Menurut
Nabi SAW cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi
SAW mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun dimusim dingin
yang sangat dingin.
4. Malikat jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujud yang
aslinya. Setiap kali mendapat wahyu Nabi SAW lalu menghafalnya. Beliau
dapat mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah
disampaikan jibril kepadanya.

19
Kodifikasi atau pengumpulan Al- Qur’an sudah dimulai sejak zaman
Rasulullah SAW, bahkan sejak Al-Qur’an diturunkan setiap kali saat Nabi SAW
menerima wahyu, Nabi SAW langsung membacakannya dihaapan para sahabat.
Karena Nabi SAW memang diperintahkan untuk mengajarkan Al- Qur’an kepada
mereka.
Disamping itu Nabi SAW menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat
yang telah diajarkan, Nabi SAW juga memerintahkan para shabat utuk
menuliskannya diatas pelepah-pelepah kurma, lempeng-lempengan batu,
dankeping-keping tulang.
Saat Rasulullah SAW masih hidup, ada beberapa orang yang ditunjuk untuk
menulis Al-Qur’an yaitu Zaid bin Zabit, Ali bin Abithalib, Muawiyah bin abu
Sofyan, Ubay bin Kaab. Nabi juga memerintahkan para sahabat utuk
menuliskannya diatas pelepah-pelepah kurma, lempeng-lempengan batu,
dankeping-keping tulang.
Pengumpulan Al- Qur’an pada zaman Nabi Muhammad SAW terdapat dua cara
yaitu :
1. Para sahabat langsung menghafalkannya setiap kali Rasulullah SAW
menerima wahyu.
2. Para sahabat menulis langsung wahyu yang diturunkan dari Allah
SWT kepada Nabi SAW selama kurun waktu kurang lebih 23 tahun.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pada masa kekhalifahannya terdapat
perang yang sangat besar ( perang Ridda ). Dan menewaskan para hafish yang
signifikan. Hal ini membuat Umar bin khatab sangat khawatir, ia menyuruh Abu
Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al- Qur’an.
Al- Qur’an yang pada saat itu tersebar kepada para sahabat Abu Bakar. Abu
Bakar menyuruh Zaid bin Zabit untuk mengkordinir. Setelah selesai, yang
menyimpan mushaf tersebut adalah Abu Bakar.
Pada masa Usman bin Affan terdapat keragaman dalam membaca Al- Qur’an,
yang menyebabkan adanya perbedaan dialek antara suku-suku yang berbeda-beda.
Usman bin Affan khawatir dengan perbedaan tersebut, ia ingin menyalin dan
membukukan Al-Qur’an atau menjadikan mushaf. Dalam melakukan pembukuan

20
ini Usman bin Affan menyuruh Zaid bin Zabit, Abdullah bin Azzubar, Said bin
Al-ash, Abdulrahman bin Al-harisi bin hysam. Hingga pada saat ini Al- Qur’an
yang kita pakai adalah hasil dari transformasi pada zaman Usman bin Affan.
Sehingga tidak lagi terjadi perbedaan pembacaaan Al- Qur’an maka Al- Qur’an
diberi harakat. Pemberian harakat ini dilakukan karena banyak orang yang masuk
islam tidak paham dengan Al- Qur’an berbeda dengan orang arab yang sudah
mengenal Al- Qur’an, ang memberikan harakat pada Al- Qur’an adalah Abu Al-
aswan Adwali namun belum sempurna sehingga disempurnakan oleh Nashir bin
Ashim dan Yahya bin Ya’mar.

C. Sejarah Penerjemahan Al-Qur’an


Dalam lintasan sejarah Islam dikatakan bahwa lima tahun setelah Nabi
Muhammad SAW menjadi rasul Allah, ia diperintahkan hijrah ke Ethiopia.
Ethiopia adalah sebuah empirium yang asing bagi kaum muslim, dan bahasa
mereka berbeda dengan bahasa orang Mekah. Berkenaan dengan itu, Raja Najasyi
sebagai penguasa Ethiopia meminta kepada Nabi saw agar mengutus juru bahasa
untuk mengajarkan risalahnya dengan bahasa mereka. Maka diadakanlah suatu
pertemuan, dan Ja’far bin Ali Thalib dalam pertemuan itu, pertemuan dengan raja
dan para pembesarnya, dibacakan beberapa ayat Al-Qur’an dalam Surah Maryam
setelah itu, Najasyi mengajukan beberapa pertanyaan. Setelah beliau memperoleh
beberapa jawaban, dia lalu menghadapkan pandangannya kepada orang-orang yang
hadir dan berkata “Demi Allah, sesungguhnya ucapan Muhammad sama sekali
tidak bertentangan dengan ajaran dan aqidah orang- orang Masehi.
Sejarah diatas menjelaskan bahwa terjemahan Al-Qur’an pertama kali
dilakukan adalah sejak zaman Nab Muhammad SAW, ketika ja’far bin Abi Thalib
diutus ke Ethiopia, dan orang yang pertama kali menerjemahkan Al-Qur’an ke
dalam bahasa Ethiopia tersebut. Bahasa Ethiopia dikenal dengan menggunakan
bahasa Shindh yang sekarang dikenal di Pakistan. Bahasa itulah yang kemudian
digunakan masyarakat Ethiopia ketika itu yang pada gilirannya juga mereka belajar
bahasa Arab, dan kaidah-kaidah bahasa Arab, yakni ilmu nahwu, mantiq, fashaha,
bayan dan balagah. Dari sinilah kemudian penerjemahan al-Quran itu tumbuh dan

21
berkembang, sampai-sampai ada yang disebut terjemahan tafsir Al-Qur’an bahasa
Sindh. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud al- Ghaznawi belum ditemukan
sebuah tafsir/terjrmahan Al-Qur’an , selain karya Muhammad al-Bukhari (w. 448).
Dia menafsirkan Al-Qur’an untuk semua dengan bahasa sederhana, mudah dan
jelas dalam bahasa Persia di kota Lahore. Setelah pemerintahan Islam menjadi kuat
dan sekolah-sekolah banyak didirikan diberbagai wilayah, maka terbitlah berbagai
kitab terjemahan Al-Qur’an. Pada masa pemerintahan Akbar Syah, kajian dan
telaah Al-Qur’an pun tumbuh subur dan berkembang pesat di Agra dan Lahore.
Kemudian Dinasti Buwaih pernah berkuasa antara tahun 945 sampai 1055 M.
Di bagian Barat Laut Iran,mengalami kemajuan pada bidang-bidang ilmu
pengetahuan dan pada masa inilah muncunya tokoh-tokoh filosof muslim di
antaranya Al-Farabi (w.950 M), Ibnu Sina (980-1037 M) dan Ibnu Maskawaih (w.
1030 M), yang semuanya di samping menterjemahkan filsafat dari bahasa Yunani,
juga menterjemahkan bahasa Al-Qur’an ke dalam bahasa mereka. Secara singkat
digambarkan Sukardi bahwa sejak abad ke-3 sampai 11 Hijriah adalah masa
penterjemahan al-Quran dengan keterangan sebagai berikut :
1. Penyampaian kandungan isi Al-Qur’an kepada seluruh kaum muslim
dalam bahasa Persia dan bahasa Arab.

2. Penafsiran Al-Qur’an dengan metodologi ilmiah yang disesuaikan


dengan tingkat pengetahuan dan keyakinan masyarakat awam.

3. Pembahasan tentang bacaan, sharf, nahwu, dan keterangan ihwal


hubungan antara berbagai ayat dan Surah Al-Qur’an.

4. Metodologi khas yang ditempuh ialah pemakaian bahasa Arab dan Persia,
dan bahasa Persia lebih banyak digunakan ketimbang bahasa Arab.

Di samping bahasa Ethiopia, shindh, India, Persia, yang telah disebutkan, ada
juga Al-Qur’an yang diterjemahkan ke dalam bahasa Urdhu. Terjemahan Urdhu
yang pertama kali dilakukan oleh Syah Abdul Qadir dari Delhi (w. 1926 ). Dalam
perkembangannya Al-Qur’an juga diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa (Inggris).
Sebelum berkembangnya bahasa-bahasa Eropa modern, maka bahasa yang

22
berkenbang di Eropa adalah bahasa Latin. Olehkarena itu, tidak mengherankan
bahwa terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Eropa dimulai dalam bahasa Latin.
Orang yang pertama kali menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa Latin adalah
Maracce. Kemudian terjemahan ke dalam bahasa Inggris pertama kali dilakukan
oleh A. Ross, tetapi itu adalah hanya terjemahan saka dari bahasa Perancis yang
dilakukan oleh Du Ryer pada tahun 1647 dan diterbitkan beberapa tahun kemudian
setelah bukunya Du Ryer itu. Terjemahan George Sale yang terbit pada tahun 1734
adalah didasarkan kepada terjemahan Maracci yang berbahasa Latin.

Adapun terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia, dimulai pada


pertengahan abad ke-17 oleh Rauf Alfasuri, seoraang ulama dari Singkel, Aceh, ke
dalam bahasa Melayu. Walaupun mungkin bahwa terjemahan itu ditinjau dari sudut
ilmu bahasa Indonesia modern belum sempurna. Namun apa yang dilakukan Rauf
Alfasuri sangat besar jasanya dalam upaya penerjemahan Al-Qur’an untuk masa-
masa sesudahnya.

D. Isi Pokok Ajaran Al-Qur’an

Al- Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
yang mengandung petujuk-petunjukbagi umat manusia. Al- Qur’an diturunkan
untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Al- Qur’an tidak hanya diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu
abad, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa. oleh karena
itu, luas ajaran-ajarannya sama dengan luasnya umat manusia.

Begitu luasnya objek ssasaran Al- Qur’an secara garis besar, pokok-pokok
isi Al- Qur’an itu meliputi :
1. Masalah akidah 7. Masalah hokum
2. Masalah ibadah 8. Masalah sejarah
3. Masalah mu’amalah 9. Masalah sains
4. Masalah akhlak
5. Masalah hukum

23
E. Fungsi dan Kedudukan Al-Qur’an
Adapun fungsi dan tujuan Al- Qur’an diturunkan sebagai berikut :
1. Sebagai petunjuk manusia
Sudah tidak diragukan lagi bahwa Al- Qur’an memberikan petunjuk dalam
persoalan-persoalan akidah, syari’ah, dan akhlak. Dan Allah SWT telah
menugaskan Rasul SAW untuk memberikan keterangan yang lengkap.
2. Sumber pokok ajaran Islam
Allah SWT telah menjelaskan dengan firmannya, antara lain :
QS :Al-An’am:38
Sudah tidak disangkal lagi bahwa didalam Al- Qur’an Allah telah
menerangkansegala sesuatu yang diperlukan manusia, baik didunia maupun di
akhirat.
Di dalam Al- Qur’an, Allah SWT telah menjelaskan kaidah-kaidah syari’at
serta hokum-hukumnya yang cocok untuk diterapkan didalam disegala zaman
dan tempat, serta diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Tidak dibatasi
untuk suatu golongan atau suatu bangsa saja.
Dan didalam Al- Qur’an, Allah menerangkan hukumyang menyeluruh (
kully ), akidah yang tegas, dalil atau hujjah yang kuatdan akuratuntuk
menyatakan kebenaran agama Islam. Karena itulah, maka Al- Qur’an dapat
berlaku sepanjang zaman, hokum-hukumnya yang menyeluruh terus dijadikan
sumber hokum bagi hokum-hukum yang lain.
3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia
Di dalam Al- Qur’an , banyak terdapat kisah para Nabi atau Rasul beserta
umatnya. Ada yang mengungkapkan kebaikan-kebaikannya yaitu kepatuhan
dan ketaatan umat kepada Rasulnya, dan ada yang mengungkapkan keburukan-
keburukannya yaitu keingkarandan kesembongan umat kepada Rasulnya.
Kesemuanya itu merupakan peringatan an pelajaran bagi kita. Kisah-kisah
dalam Al- Qur’an tidak hanya dimaksudkan untk menguraikan sejarah,
melainkan yang terpenting ialah menggambarkan bagaimana cara yang
ditempuholeh para Nabidan Rasul terdahuludalam mengembangkan dan
menyeru kepada kebenaran.

24
Dan bagaimana tantangan dan penderitaan yang mereka hadapi yang
merupakan peringatan dan pelajaranyang sangat berharga bagi para penegak
agama yang membawa kebenaran yang hakiki.

F. Kedudukan Al- Qur’an dalam Islam


Bagi umat islam bahwa Al- Qur’an adalah sumber yang asasi bagi syari’at
(hukum) islam. Dari Al- Qur’an lah dasar-dasar hokum islam beserta cabang-
cabangnya digali.
Agama islam, agama yang dianut oleh ratusan juta jiwa diseluruh dunia
merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya didunia dan
di akhirat kelak.
Agama islam datang dengan Al- Qur’an membuka lebar-lebar mata manusia,
agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka dipentas bumi ini.
Dan juga mereka tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga mereka tidak
menduga bahwa hdup merekahanya dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan
kematian.
Al- Qur’an mengajak mereka berpikir tentang kekuasaan Allah, untuk
mencapai kebahagiaan hidup diakhirat kelak manusia memerlukan peraturan-
peraturan untuk mencapaihal tersebut.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://khaarkha.blogspot.co.id/2012/09/makalah-manusia-agama-dan-islam.html

http://ariplie.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-manusia-secara-umum-
menurut.html

http://gudangilmuvaame.blogspot.co.id/2015/08/agama-tentang-pengertian-
manusia.html

https://hikmahkebersamaan.blogspot.co.id/2014/07/rukun-islam-dan-rukun-iman-
serta.html

HK,Bayang Tjasyana .2012. Manusia dan Alam Semesta. Bandung:Penerbit ITB

Amran, Elwan. 2008. Islam Agama Global, Jakarta: Midada Rahma Press

Zarkasi,Effendi. 2008. Khutbah Jumat , Jakarta: Gema Insani

Wahyuddin,Achmad,M Ilyas,M Saifulloh,Z Muhibbin.Pendidikan Agama Islam


untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Grasindo

Sanusi,Anwar. 2007. Pohon Rindang:Upaya Menggapai Makna Hidup Sejati,


Depok: Gema Insani

Dr. Muniron dkk, Studi Islam di Perguruan Tinggi (Jember, STAIN Jember Press,
2010).

H.P, Akhmad Yasin. 2002. Modul Pendidikan Agama Islam. Diponegoro : Willian.
http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qur%27an diperoleh tanggal 20 November 2012.
http://ponpes-online.blogspot.com/2012/03/fungsi-dan-pengertian-al-quran.html
diperoleh tanggal Rabu, Maret 21, 2012.

http://jonireis.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-al-quran_13.html

http://www.makalahskripsi.com/2013/11/makalah-al-quran-memahami-dan.html

26

Anda mungkin juga menyukai