Anda di halaman 1dari 9

Muhammad Tahajjudi Ghifary : Dimensi Social Capital yang Memengaruhi Kinerja Pegawai BPJS Kesehatan

DIMENSI SOCIAL CAPITAL YANG MEMENGARUHI


KINERJA PEGAWAI BPJS KESEHATAN

Social Capital Dimensions Influencing Staff Performance


in Health BPJS
Muhammad Tahajjudi Ghifary
Program Studi S2 Pengembangan SDM, Sekolah Pascasarjana UNAIR
(ghifary.one@gmail.com)

ABSTRAK
Social capital dipandang dari perspektif sumber daya manusia merupakan upaya mengelola sumber daya
menjadi aspek penting dalam pembentukan organisasi. Social capital didefinisikan sebagai serangkaian sumber
daya potensial dan aktual yang tersedia pada jejaring organisasi yang dikembangkan oleh individu maupun
kelompok. Tujuan penelitian mengkaji tingkat keterpengaruhan structural relational dan cognitive social capital
terhadap kinerja pegawai BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan. Rancangan penelitian bersifat kuantitatif, serta
menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 52 responden yang merupakan total populasi.
Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Variabel-variabel diuji dengan menggunakan uji regresi linier
sederhana dan berganda. Diperoleh temuan bahwa structural social capital, relational social capital maupun
cognitive social capital secara terpisah mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai BPJS
Kesehatan Cabang Pasuruan. Interaksi sosial, tingkat kepercayaan serta kesamaan dalam mengartikan visi
perusahaan dipandang merupakan aspek yang dapat mewarnai kinerja pegawai. Ketika ketiga dimensi ini disatukan
(unidimensi) masih tampak adanya pengaruh terhadap kinerja pegawai. Namun, manakala ketiga dimensi social
capital tersebut diperlakukan secara multidimensi tidak diperoleh hasil keterpengaruhan yang signifikan. Social
capital sebagai satu kesatuan tidak dapat diposisikan pada dimensinya masing-masing, tetapi harus diletakkan
sebagai sebuah kerangka dimensi yang utuh.
Kata kunci : Pengembangan SDM, social capital, kinerja pegawai

ABSTRACT
From the perspective of human resources, social capitalis seen asan effort to manage resources, which is an
important aspect in the formation of an organization. Social capital is defined as a number of potential and actual
resources that are available from the organization network developed by an individual or group. The purpose
of this study was to assess the level of influence of structural relational and cognitive social capital on staff
performance in the Health care BPJS (Social Security Administrative Body) of Pasuruan Branch. A quantitative
design was adopted with a cross-sectional approach. The sample size was 52 respondents which is the total
population. Data were collected through questionnaires. Variables were tested using simple and multiple linear
regression. It was found that separately, structural social capital, relational social capital, and cognitive social
capital have a positive influence on staff performance. Social interaction, the level of trust, and similarity in
interpreting the company’s vision are factors that could influence staff performance. When these three dimensions
are united (dimensional unity), influence on staff performance was still found. However, when the three social
capital dimensions were treated multidimensionally, no significant influence was found. Social capital as a unity
can’t be positioned on each of it’s dimensions, but must be positioned as a whole dimension framework.
Keywords : Human resource development, social capital, staff performance

116
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 2, Juni 2017

PENDAHULUAN
Ta keakurasian, kelengkapan, pembiayaan dan kece-
Sumber daya manusia menjadi begitu pen- patannya.6 Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
ting untuk para pemimpin bisnis karena secara oleh seseorang atau kelompok dalam organisasi,
nyata telah memperlihatkan keunggulan kom- sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab,
petitif berkelanjutan yang terwujud dalam bentuk dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi
human capital.1 Seturut dengan itu, social capital secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai
muncul sebagai kepanjangan dari human capital. dengan moral dan etika.7
Social capital dianggap memiliki potensi untuk Penelitian ini mengacu pada pendekatan
menerjemahkan ke dalam produktivitas kerja, yang mengedepankan keterpengaruhan dimen-
khususnya yang mengacu pada hubungan sosial.2 si-dimensi social capital (structural, relational
Social capital dapat dimaknai sebagai salah dan cognitive) terhadap kinerja individu dari Na-
satu potensi sumber daya yang dapat dimanfaat- hapiet dan Ghoshal.8 Dimensi structural melibat-
kan oleh seseorang di samping sumber daya lain- kan interaksi sosial yang digunakan oleh aktor
nya seperti modal manusia dan budaya (keteram- untuk mendapatkan akses, informasi, ataupun
pilan dan keahlian), modal fisik (alat bantu) dan sumber daya. Dimensi relational mencakup aspek
modal ekonomi (uang).3 Social capital dinyatakan yang muncul dari terjadinya interaksi, termasuk
dalam bentuk kesamaan keyakinan serta nilai-nilai kepercayaan dan loyalitas. Dimensi cognitive me-
dan hubungan sosial di antara anggota organisasi, liputi atribut seperti norma-norma bersama, kode
dapat diasumsikan bahwa tidak hanya individu, tindakan, dan konvergensi dari pandangan.9
tetapi juga organisasi yang kompleks seperti unit Tujuan penelitian ini menggali keterpe-
pelayanan terkait kesehatan yang memiliki social ngaruhan dimensi social capital terhadap kinerja
capital. Suasana yang berhasil dibangun atas dasar pegawai pada BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan.
kepercayaan, kesamaan nilai serta keyakinan dapat Secara khusus maksud penelitian ini mengkaji
membantu orang bekerjasama dan membuatnya pengaruh positif antara dimensi structural, rela-
lebih mudah bagi mereka untuk menilai kondisi tional dan cognitive pada social capital dengan ki-
kerjanya sehari-hari dengan mengurangi ketidak- nerja pegawai. Di samping itu juga untuk mengka-
amanan, ketidakpastian dan disorientasi.4 ji perbedaan pengaruh di antara dimensi-dimensi
Mengacu pada UU Nomor 24 Tahun 2011 social capital dimaksud terhadap kinerja pegawai
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial manakala diperlakukan dalam bentuk unidimensi
(BPJS), PT Askes (Persero) yang sebelumnya dan multidimensi.
mengelola jaminan kesehatan bagi pegawai negeri
sipil dan pensiunan ditransformasikan menjadi BAHAN DAN METODE
BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program Jenis rancangan penelitian ini adalah peneli-
jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. tian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sec-
Mencermati beban keorganisasian pada masa- tional karena pengambilan datanya satu per satu
masa awal operasionalisasi BPJS Kesehatan, tidak pada satu titik waktu.10 Penelitian dilaksanakan
hanya di tingkat pusat maupun regional, tetapi pada bulan Juni hingga September 2015 dengan
juga di tingkat cabang seperti Cabang Pasuruan, mengambil lokasi pada BPJS Kesehatan Cabang
niscaya dibutuhkan upaya pengembangan sumber Pasuruan.Wilayah kerja institusi ini meliputi Kota
daya manusia. Selain human capital, peran social Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kota Proboling-
capital dalam kaitan ini juga dipandang sangat go dan Kabupaten Probolinggo. Jumlah seluruh
menentukan, karena social capital tertanam dalam pegawai pada instansi tersebut adalah sebanyak
hubungan antar individu. Social capital meliputi 52 orang. Oleh karena jumlah populasi yang tidak
beragam aspek struktur sosial yang menyediakan terlalu banyak, maka jumlah sampel sama dengan
kemudahan untuk para aktor secara individu jumlah populasi, sehingga teknik sampling yang
maupun kelompok.5 digunakan adalah non-probability sampling.10
Adapun kinerja dapat dimaknai sebagai Data-data dalam penelitian ini bersum-
pencapaian tugas tertentu yang terukur berdasarkan ber dari data primer dan sekunder. Data primer
standar yang telah ditetapkan atau diidentifikasi didapatkan dari jawaban pegawai BPJS Kesehatan

117
Muhammad Tahajjudi Ghifary : Dimensi Social Capital yang Memengaruhi Kinerja Pegawai BPJS Kesehatan

Cabang Pasuruan atas kuesioner yang dibagikan, hun, 31-34 tahun dan yang paling senior berada
sedangkan data sekunder adalah data terkait profil pada interval usia 47-50 tahun. Berbeda dengan
badan usaha, sumber daya manusia dan data pen- unit pemasaran, pada unit keuangan, umum dan
dukung lainnya. Data dianalisis dengan menggu- teknologi informasi terdapat lebih banyak pegawai
nakan uji Regresi Linear, sehingga dapat diketa- yaitu sebesar 18 orang pegawai. Sebanyak 7 orang
hui kekuatan pengaruh dan arah hubungan antara pegawai berada pada interval usia 27-30 tahun, se-
variabel independen berupa variabel social capital dangkan yang paling sedikit yaitu hanya seorang
structural, relational dan cognitive dengan varia- pegawai berada pada interval 47-50 tahun.
bel dependen yakni kinerja pegawai.11 Sementara Pada unit manajemen pelayanan kesehatan
untuk mengetahui arah dan nilai hubungan antar primer yang jumlah pegawainya hanya 5 orang
dua atau lebih variabel independen dengan satu komposisinya adalah 2 orang berada pada in-
variabel dependen dilakukan uji Regresi Bergan- terval usia 27-30 tahun. Jumlah yang sama juga
da.12 terdapat pada interval usia 31-34 tahun, selebih-
nya terdapat pada interval usia 23-36 tahun. Pada
HASIL unit kepesertaan dan pelayanan peserta, sejumlah
Karakteristik pegawai BPJS Kesehatan 7 orang pegawai terdapat pada interval 23-26 ta-
Cabang Pasuruan diperoleh dari data primer be- hun. Adapun 7 orang pegawai berikutnya berada
rupa komposisi usia responden terbanyak terletak pada interval usia 31-34 tahun. Sisanya sebanyak
pada interval usia 27-30 tahun sebesar 32,7%. 5 orang pegawai terbagi rata pada seluruh interval
Jumlah yang berbeda yaitu sebesar 26,9% juga ter- usia yang ada. Hal yang unik terjadi pada unit ma-
dapat pada 31-34 tahun dengan jumlah responden najemen pelayanan kesehatan rujukan, yaitu pega-
sebanyak 14 orang, sedangkan interval usia 19-22 wainya hanya 5 orang dengan interval usia yang
tahun, usia 35-38 tahun, usia 47-50 tahun dan usia sama yakni 27-30 tahun.
51-54 tahun masing-masing memiliki jumlah yang Jenis kelamin pegawai BPJS Kesehatan
sama yakni sebanyak 5,8% atau hanya terdapat 3 Cabang Pasuruan memiliki jumlah yang hampir
responden pada setap interval usia. Adapun sisa- seimbang yaitu 51,9% untuk laki-laki dan 48,1%
nya sejumlah 17,3% terdapat pada interval usia untuk perempuan. Akan tetapi jika dilihat dari se-
23-26 tahun. tiap unit kerja yang ada hasilnya tidaklah selalu
Data tersebut dapat diperjelas lagi dengan sebanding. Pada unit pemasaran yang hanya ter-
kriteria komposisi usia pegawai pada setiap unit dapat 5 orang pegawai dari keseluruhan pegawai,
kerja. Diketahui bahwa pada unit pemasaran ter- terdapat jenis kelamin laki-laki sejumlah 7,7% dan
dapat 5 pegawai dengan masing-masing ada yang perempuan sebanyak 1,9%. Pada unit manajemen
berada pada interval usia 23-26 tahun, 27-30 ta- pelayanan kesehatan rujukan justru kondisinya
berbeda. Komposisi pegawai perempuan memiliki
Tabel 1. Karakteristik Responden
angka 9,6% dari keseluruhan pegawai, akan tetapi
Karakteristik n=52 % jenis kelamin laki-laki presentasenya 0%. Kondisi
Masa Kerja Pegawai (tahun) yang hampir seimbang terdapat pada unit kepeser-
0-4 37 71,2 taan dan pelayanan peserta yaitu sebanyak 19,2%
5-8 6 11,5 berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak
9-12 3 5,8
17,3% berjenis kelamin perempuan.
13-16 1 1,9
17-20 4 7,7
Selain usia dan jenis kelamin, lamanya
29-32 1 1,9 masa kerja pegawai BPJS Kesehatan Cabang Pa-
Tingkat Pendidikan Pegawai suruan juga merupakan salah satu hal yang harus
Setingkat SLTP 2 3,8 diperhatikan. Kebanyakan pegawai mempunyai
Setingkat SLTA 7 13,5 masa kerja yang relatif baru yaitu 0-4 tahun. Hal
Diploma 12 23,1 ini ditunjukkan dengan 71,2% pegawai memiliki
Sarjana 30 57,7 masa kerja dimaksud. Sedangkan 11,5% pegawai
Pascasarjana 1 1,9 mempunyai masa kerja 5-8 tahun. Kemudian ter-
Sumber : Data Primer, 2015 dapat 7,7% pegawai yang memiliki masa kerja

118
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 2, Juni 2017

17-20 tahun. Sementara masa kerja pegawai 9-12 Koefisien korelasi antara structural social
tahun memiliki presentase sebesar 5,8%. Untuk capital, relational social capital dan cognitive
masa kerja pegawai 13-16 tahun dan 29-32 tahun social capital dengan kinerja pegawai adalah
masing-masing hanya terdapat 1,9% (Tabel 1). masing-masing sebesar 0,63; 0,64 dan 0,65. Dari
Terdapat lima unit kerja pada BPJS Kesehat- keluaran tampak bahwa ketiganya (kaitan antara
an Cabang Pasuruan. Dengan banyaknya unit ker- structural, relational dan cognotive social capital
ja dan pegawai maka diperlukan sebuah kegiatan dengan kinerja pegawai) mempunyai nilai sig-
supervisi pegawai agar dapat menjalankan visi, nifikansi 0,00 dan lebih kecil dari nilai α=0,01 (p<
misi dan tujuan perusahaan dengan baik. Kenyata- 0,01). Dengan demikian koefisien korelasi adalah
an ini telah dilakukan dengan seksama oleh BPJS bermakna secara statistik. Adapun koefisien deter-
Kesehatan Cabang Pasuruan. Hal ini ditunjukkan minasi adalah masing-masing sebesar 0,40; 0,41
dengan adanya beberapa pegawai yang melakukan dan 0,43. Dengan nilai signifikansi yang lebih
kegiatan supervisi kepada pegawai lain. Terdapat kecil daripada α=0,01 (p<0,01) dapat dinyatakan
7 (tujuh) orang pegawai yang melakukan kegiat- bahwa koefisien determinasi ketiganya bermakna
an supervisi. Pada masing-masing unit kerja ter- secara statistik (Tabel 2).
dapat 1 (satu) orang pegawai yang melakukan tu- Selanjutnya hasil pengujian anova dengan
gas tersebut. Hal yang berbeda terdapat pada unit menggunakan uji F masing-masing memperlihat-
keuangan, umum dan teknologi informasi yang kan nilai sebesar 33,69; 35,52 dan 37,16 dengan
menugaskan 3 orang pegawainya untuk melaku- ketiganya memiliki nilai signifikansi 0,00 (p<
kan supervisi terhadap pegawai lain. 0,01). Dari hasil ini tampak koefisien regresi ber-
Tingkat pendidikan pegawai pada BPJS makna secara statistik. Hasil penghitungan koe-
Kesehatan Cabang Pasuruan merupakan aspek fisien regresi menunjukkan nilai koefisien Beta
yang patut dicermati. Lebih dari separuh atau se- masing-masing sebesar 0,63; 0,64 dan 0,65 de-
banyak 57,7% pegawai berlatar belakang pendi- ngan nilai signifikansi 0,01 (p<0,01). Menyimak
dikan sarjana. Sedangkan pegawai dengan latar hasil ini dapat dinyatakan bahwa koefisien Beta
belakang pascasarjana sangat sedikit dengan ha- bermakna secara statistik, yang berarti structural
nya 1,9%. Latar belakang pendidikan SMP juga social capital, relational social capital dan cog-
masih dapat ditemui yaitu sebesar 3,8% pegawai nitive social capital berpengaruh terhadap kinerja
(Tabel 1). pegawai.
Tabel 2. Pengaruh Dimensi-Dimensi Social Capital dengan Kinerja Pegawai pada BPJS Kesehatan
Cabang Pasuruan
Dimensi Social Hasil Analisis Statistik
Capital terhadap Standar Koefisien Koefisien
Kinerja Pegawai Mean Nilai F Koefisien Beta
Deviasi korelasi Determinasi
Structural 23,54 2,22 0,63 (Sig = 0,00) 0,40 33,69 (Sig = 0,00) 0,63 (Sig = 0,00)
Relational 25,99 2,54 0,64 (Sig = 0,00) 0,41 35,52 (Sig = 0,00) 0,64 (Sig = 0,00)
Cognitive 8,70 0,92 0,65 (Sig = 0,00) 0,43 37,16 (Sig = 0,00) 0,65 (Sig = 0,00)
Sumber : Data Primer, 2015

Tabel 3. Pengaruh Unidimensi Social Capital dengan Kinerja Pegawai pada BPJS Kesehatan
Cabang Pasuruan
Unidimensi Hasil Analisis Statistik
Social Capital
terhadap Kinerja Mean Standar Koefisien Koefisien
Nilai F Koefisien Beta
Pegawai Deviasi korelasi Determinasi

Social Capital 58,21 5,35 0,68 (Sig = 0,00) 0,46 43,23 (Sig = 0,00) 0,68 (Sig = 0,00)

Sumber : Data Primer, 2015

119
Muhammad Tahajjudi Ghifary : Dimensi Social Capital yang Memengaruhi Kinerja Pegawai BPJS Kesehatan

Sementara itu, berdasarkan hasil uji regresi si 0,00. Hanya saja hasil uji ini tidak menunjuk-
antara dimensi-dimensi social capital yang disatu- kan signifikansi pada koefisien Beta structural
kan (unidimensi) dengan kinerja pegawai didapati social capital bernilai 0,19 dengan siginifikasi
bahwa koefisien korelasi antara social capital de- 0,40 (p>0,01), relational social capital bernilai
ngan kinerja pegawai adalah sebesar 0,68. Nilai 0,24 dengan siginifikasi 0,26 (p>0,01) dan cogni-
signifikansi adalah sebesar 0,00 dan lebih kecil tive social capial bernilai 0,32 dengan signifikasi
dari nilai α=0,01 (p<0,01). Dengan demikian koe- 0,09 (p>0,01). Dengan demikian, dimensi-dimensi
fisien korelasi adalah bermakna secara statistik. structural social capital, relational social capital
Adapun koefisien determinasi adalah sebesar 0,46. dan cognitive social capital secara bersama-sama
Dengan nilai signifikansi yang lebih kecil daripada tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Ta-
α=0,01 (p<0,01) dapat dinyatakan bahwa koefisien bel 4).
determinasi bermakna secara statistik (Tabel 3).
Merujuk hasil pengujian anova dengan PEMBAHASAN
menggunakan uji F memperlihatkan nilai 43,23 Berdasakan hasil penelitian yang telah
dan nilai signifikansi 0,00 (p<0,01). Dari hasil ini dilakukan dapat diketahui bahwa structural so-
tampak koefisien regresi bermakna secara statis- cial capital pada BPJS Kesehatan Cabang Pa-
tik. Hasil penghitungan koefisien regresi menun- suruan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

Tabel 4. Pengaruh Multidimensi Social Capital dengan Kinerja Pegawai pada BPJS Kesehatan
Cabang Pasuruan
Multidimensi Social Hasil Analisis Statistik
Capital terhadap Standar Koefisien Koefisien Koefisien
Kinerja Pegawai Mean Nilai F
Deviasi korelasi Determinasi Beta
Structural Social Capital 44,33 4,48 0,63 0,48 14,59 0,19
(Sig = 0,00) (Sig = 0,00) (Sig = 0,40)
Relational Social Capital 23,54 2,21 0,64 0,48 14,59 0,24
(Sig = 0,00) (Sig = 0,00) (Sig = 0,26)
Cognitive Social Capial 8,69 0,91 0,65 0,48 14,59 0,32
(Sig = 0,00) (Sig = 0,00) (Sig = 0,09)
Sumber : Data Primer, 2015

jukkan nilai koefisien Beta sebesar 0,68 dengan pegawai. Dengan demikian, semakin baik kondi-
nilai signifikansi 0,00 (p<0,01). Menyimak hasil si structural social capital yang ada dalam BPJS
ini dapat dinyatakan bahwa koefisien Beta ber- Kesehatan Cabang Pasuruan, maka akan membuat
makna secara statistik, yang berarti structural so- kinerja pegawai semakin baik pula. Hal ini dilatar-
cial capital, relational social capital dan cognitive belakangi dengan hasil koefisien determinasi yang
social capital secara bersama-sama berpengaruh menunjukan nilai structural social capital me-
terhadap kinerja pegawai. mengaruhi kinerja pegawai sebesar 0,39 atau de-
Ketika dilakukan uji regresi dengan ngan presentase sebesar 39%. Nilai tersebut, ber-
pendekatan multidimensi, terdapat perbedaan hasil sama koefisien Beta (0,63) menunjukkan kekuatan
dengan pengujian yang menggunakan pendekat- pengaruh yang diberikan structural social capital
an unidimensi. Memang untuk koefisien korelasi terhadap kinerja pegawai.
masih menunjukkan adanya signifikansi pada ke- Temuan dalam penelitian ini yang membuk-
tiga dimensi social capital, yaitu structural (0,63 tikan adanya pengaruh dimensi structural social
dengan signifikasi 0,00), relational (0,64 dengan capital terhadap kinerja pegawai tampak sejalan
signifikasi 0,00) dan cognitive (0,65 dengan sig- dengan beberapa hasil penelitian. Didapati adan-
nifikasi 0,00). Begitu pula dengan uji F, terdapat ya pengaruh dimensi structural social capital ter-
hasil yang signifikan untuk ketiga dimensi social hadap kinerja pegawai pada area e-bisnis. Bahwa
capital, yaitu dengan nilai 14,59 pada signifikan- dalam pengembangan sistem informasi yang tang-

120
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 2, Juni 2017

guh, salah satu dimensi social capital ini mempu- Hasil pembuktian ini sesuai dengan peneli-
nyai keterpengaruhan yang cukup tinggi terhadap tian tentang pengaruh social capital pada kinerja
kinerja pegawai baik secara substansial mau- sektor perbankan.18 Bahkan dimensi relational
pun secara simbolis.13 Demikian pula ditemukan social capital berpengaruh terhadap kinerja pega-
adanya pengaruh dimensi structuralsocial capi- wai bank, terutama dalam aspek kepercayaan.
tal pada kinerja tugas tridarma perguruan tinggi. Kepercayaan di antara anggota organisasi memu-
Dosen yang memiliki jejaring sosial yang tinggi puk keyakinan bahwa mereka mengejar tujuan
dapat memengaruhi kinerja pendidikan, penelitian yang sama dan berbagi informasi untuk tujuan ini.
dan pengabdian kepada masyarakat.14 Pada BPJS Karakteristik ini menunjukkan adanya upaya ber-
Kesehatan Cabang Pasuruan penguatan kerang- bagi informasi, dukungan rekan kerja dan meng-
ka struktural ini dapat dilihat pada terdapatnya koordinasikan upaya-upaya yang pada gilirannya
pola supervisi yang jelas di setiap unit kerja. De- menghasilkan efektivitas dan kinerja organisa-
ngan interaksi sosial yang fleksibel akan tampak si. Sebaliknya pegawai yang tidak percaya satu
adanya kedekatan antar pegawai maupun dengan sama lain cenderung berperilaku oportunistik dan
pimpinan.15 mengejar kepentingan pribadi mereka belaka.19
Fenomena ini sangat menarik bila dikaitkan Pada BPJS Kesehatan Cabang Pasuru-
dengan konsep power distance.16 Power distance an, pengaruh dimensi relational social capital
atau jarak kekuasaan merupakan tingkat keper- didukung oleh kenyataan adanya 82,7% pegawai
cayaan atau penerimaan terhadap suatu kekua- yang mempunyai masa kerja tidak lebih dari 8 ta-
saan yang tidak seimbang dari khalayak. Sebuah hun serta dominan pada hampir semua unit ker-
budaya yang menganggap pimpinan lebih supe- ja. Bahwa sebagai pegawai yang relatif baru dan
rior dibandingkan dengan bawahan karena status berangkat dengan riwayat sepadan, mereka cen-
sosial, jender, ras, usia, pendidikan dan latar be- derung mempunyai tingkat loyalitas cukup ting-
lakang lainnya. Terdapat kesenjangan komunika- gi, bukan hanya pada pekerjaan, tetapi juga pada
si, partipasi bawahan rendah, kontrol yang ketat kesetiakawanan. Kompetisi diantara mereka be-
terhadap bawahan, keputusan yang dibuat hanya lum menggejala sehingga bisa jadi mereka akan
oleh pimpinan adalah sebagian dari karakteristik lebih mudah membangun kepercayaan bersama.20
jarak kekuasaan di negara berkembang.17 Indone- Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa cog-
sia sebagai salah satu negara yang diteliti berada nitive social capital dapat memengaruhi kinerja
pada urutan 8-9 dari 53 negara yang menunjukkan pegawai. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
jarak kekuasaan masih tinggi. Penelitian tersebut cognitive social capital memiliki pengaruh positif
terbantahkan dalam pengujian ini. terhadap kinerja pegawai pada BPJS Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketa- Cabang Pasuruan.
hui bahwa relational social capital dapat meme- Pengaruh cognitive social capital ini ditun-
ngaruhi kinerja pegawai. Dengan demikian, bisa jukkan dengan nilai koefisien Beta 0,65 serta nilai
dinyatakan bahwa relational social capital pada koefisien determinasi yaitu sebesar 0,41. Hasil
BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan memiliki pe- tersebut dapat berarti bahwa presentase kekuatan
ngaruh positif terhadap kinerja pegawai yang ada cognitive social capital dalam memengaruhi ki-
di dalamnya. nerja pegawai pada BPJS Kesehatan Cabang Pa-
Dengan semakin baik kondisi relational suruan secara positif adalah sebesar 41%. Hasil
social capital yang terdapat di dalam BPJS Ke- penelitian ini setidaknya memiliki arah yang sama
sehatan Cabang Pasuruan akan membuat kinerja dengan temuan yang menunjukkan bahwa dimen-
pegawai semakin lebih baik. Kekuatan relational si cognitive social capital berpengaruh terhadap
social capital dalam memengaruhi kinerja pega- kinerja pegawai bank.21 Adapun kesamaan baha-
wai dapat diketahui melalui nilai koefisien Beta sa, ungkapan serta nilai-nilai sesama rekan kerja
sebesar 0,64 dan nilai koefisien determinasi yang telah membentuk tafsir lingkungan tempat kerja
sebesar 0,40 atau persentase kekuatan relational yang identik dan bila memiliki perbedaan penge-
social capital dalam memengaruhi kinerja pega- tahuan terkait tugas pekerjaan, mereka mampu
wai adalah sebesar 40%. untuk menggabungkannya.22 Pada BPJS Kesehat-

121
Muhammad Tahajjudi Ghifary : Dimensi Social Capital yang Memengaruhi Kinerja Pegawai BPJS Kesehatan

an Cabang Pasuruan, setiap pegawai harus dapat exclusive, sehingga ketiganya highly interrelated.
menjiwai visi perusahaan. Dengan kesamaan da- Mutually exclusive adalah dua atau lebih kejadian
lam mempersepsikan visi ini, ditunjang dengan yang saling meniadakan atau tidak dapat terjadi
tingkat rasionalitas yang cukup tinggi yang ditan- secara bersama-sama. Artinya, kejadian yang satu
dai 82,7% pegawai adalah berpendidikan diploma akan sekaligus meniadakan kemungkinan terjadi-
3 ke atas, maka pengaruh dimensi cognitive social nya kejadian yang lain.21,24 Memilik fakta tersebut,
capital terhadap kinerja pegawai dapat dipahami. dapat dikemukakan bahwa variabel social capital
Social capital terdiri dari 3 (tiga) dimensi yaitu merupakan kumpulan dari dimensi-dimensi yang
structural social capital, relational social capital bersifat unidimensional. Hal ini terlihat dari hasil
dan cognitive social capital. Berdasarkan hasil analisis penelitian bahwa ketika dimensi-dimensi
uji regresi diketahui bahwa secara bersama-sama tersebut diperlakukan sebagai variabel tidak dapat
ketiga dimensi tersebut (unidimensi) dapat meme- memengaruhi kinerja pegawai pada BPJS Kesehat-
ngaruhi secara positif kinerja pegawai pada BPJS an Cabang Pasuruan. Tampak bahwa social capi-
Kesehatan Cabang Pasuruan. tal sebagai satu kesatuan tidak dapat diposisikan
Kondisi ini terlihat dari nilai koefisien pada dimensinya masing-masing. Social capital
Beta sebesar 0,68 dan koefisien determinasi yang harus diletakkan pada posisi sebagai suatu kerang-
menunjukkan nilai 0,46. Dengan demikian dapat ka dimensi yang utuh tak terpisahkan.
diketahui bahwa social capital yang terdapat da-
lam BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan ini me- KESIMPULAN DAN SARAN
mengaruhi kinerja pegawai sebesar 46%. Memang Dimensi structural social capital, relation-
keterpengaruhannya tidak mutlak karena masih al social capital maupun cognitive social capital
ada 54% pengaruh yang bukan berasal dari vari- secara terpisah mempunyai pengaruh yang positif
abel social capital. Secara klasik disadari bahwa terhadap kinerja pegawai BPJS Kesehatan Cabang
kinerja merupakan faktor dari motivasi dan ke- Pasuruan. Interaksi sosial, tingkat kepercayaan
mampuan. Dengan demikian bisa jadi yang me- serta kesamaan dalam mengartikan visi perusa-
mengaruhi kinerja pegawai selain social capital haan dipandang merupakan aspek yang dapat
adalah aspek motivasi dan kemampuan. Namun, mewarnai kinerja pegawai. Ketika ketiga dimen-
demikian ada penegasan yang menunjukkan bah- si ini disatukan (unidimensi) masih tampak ada-
wa kesempatan, motivasi dan kemampuan harus nya pengaruh terhadap kinerja pegawai. Namun,
hadir untuk mengaktifkan social capital. Seorang manakala ketiga dimensi social capital tersebut
yang tanpa adanya kesempatan terikat dalam je- diperlakukan secara multidimensi tidak diperoleh
jaring penerima, tanpa motivasi untuk berkontri- hasil keterpengaruhan yang signifikan. Social capi-
busi atau tanpa kemampuan yang diperlukan tidak tal sebagai satu kesatuan tidak dapat diposisikan
akan menjadi sumber social capital. Kurangnya pada dimensinya masing-masing, tetapi harus dile-
salah satu dari ketiga faktor tersebut akan merusak takkan sebagai sebuah kerangka dimensi yang
kekuatan social capital.5 Bagaimanapun, motivasi utuh. Bahwa penelitian ini menegaskan adanya
dan kemampuan berperan membawa ke arah mana pengaruh dimensi-dimensi social capital terhadap
perilaku pegawai dipusatkan. Proses penentuan kinerja pegawai. Akan tetapi sebegitu jauh be-
arah tersebut diupayakan dan dicapai secara ber- lum mengkaji aspek lain yang bersama-sama so-
iringan dengan faktor-faktor social capital yang cial capital memengaruhi kinerja pegawai. Untuk
melingkupinya.23 maksud tersebut perlu dilakukan penelitian yang
Manakala ketiga dimensi social capital menampilkan variable-variabel lain dalam kaitan-
diperlakukan dalam tataran multidimensi, tam- nya dengan kinerja pegawai seperti motivasi,
pak bahwa structural social capital, relational kemampuan maupun peluang. Selanjutnya disa-
social capital dan cognitive social capital tidak rankan kepada BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan
mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai. untuk mengemas dimensi-dimensi social capital
Sesungguhnya kenyataan ini sejalan dengan be- dalam praktik keseharian sebagai upaya mening-
berapa hasil penelitian yang menyebut bahwa ke- katkan dan mempertahankan kinerja pegawainya.
tiga dimensi ini memang tidak bersifat mutually

122
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 2, Juni 2017

ture, Organizational Commitment to Job Sa-


UCAPAN TERIMA KASIH tisfaction and Employee Performance (Study
Penghargaan yang tinggi disampaikan un- at Municipal Waterworks of Jayapura, Papua
tuk segenap saran dan masukan dalam penulisan Indonesia). International Journal of Business
penelitian ini yang diberikan oleh Bapak Mo- and Management Invention. 2012;1(1):69-76.
chammad Djudi Drs., M.Si. dan Bapak Moham- 8. Jeong, S.W. Impacts of Social Capital on Mo-
mad Iqbal MIB., DBA., pakar-pakar Administrasi tivation, Institutional Environment, and Con-
Bisnis dan Sumber Daya Manusia dari Universitas sumer Loyalty toward a Rural Retailer [Dis-
Brawijaya, serta Bapak Agus Widjanarko, SKM., sertations]. United States: Graduate School of
M.Kes., AAK., seorang praktisi kesehatan ma- The Ohio State University; 2011.
syarakat dan asuransi kesehatan yang juga me- 9. Abbasi, A., Liaquat, H., and Rolf, W. So-
rupakan Penanggung Jawab Perhimpunan Sarjana cial Capital and Individual Performance: A
Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Study of Academic Collaboration. Journal of
Kota Pasuruan. Tentu rasa terima kasih patut di- The Association for Information Science and
haturkan kepada Ibu Susilawati Agustin, dr., MM., Technology. 2011;63(12):1-18.
AAK., Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan 10. Creswell, J.W. Research Design: Qualitative,
yang telah berkenan menyediakan institusinya un- Quantitative, and Mix Methods Approaches.
tuk dijadikan lahan penelitian. 3rd Ed. California: Sage Publication; 2009.
pp. 18-19 and 156.
DAFTAR PUSTAKA 11. Zikmund, W.G., Barry, J.B., Jon, C.C., and
1. Gilley Ann, Jerry W.G., Scott A.Q., and Pa- Mitch, M. Business Research Methods. 9thE-
mela D. The Praeger Handbook of Human dition. Ohio: South-Western; 2013. pp. 554.
Resource Management Volume 1 and 2. West- 12. Hair, J.F., William, C.B., Barry, J.B., and
port: Greenwood; 2009. pp. 438. Rolph, E.A. Multivariate Data Analysis: A
2. Weaver,R.D., andHabibov, N. Sosial Capital, Global Perspective. 7thEdition. New Jersey:
Human Capital, and Economic Well-Being Pearson Education; 2009. pp. 151.
In The Knowledge Economiy: Results From 13. Liu, H., Weiling, K., Kwok-Kei, W., and Yao-
Canada’s General Social Survey. Journal of bing, L. The Effects of Social Capital on Firm
Sociology &Social Welfare. 2012;39(2):31-53 Substantial and Symbolic Performance In The
3. Tsang, K-K. School Social Capital and School Context of E-Business. School of Manage-
Effectiveness. Education Journal. 2010;37(1- ment University of Sciences of China: Work-
2):119-136. ing Paper; 2014.
4. Ernstmann, N., Ommen, O., Driller, E., 14. Fauzan, M. Peningkatan Kinerja Dosen Ber-
Kowalski, C., Neumann, N., Bartholomey- basis Modal Sosial dan Dukungan Organisa-
czik, S., and Pfaff, H.Social Capital and Risk sional Di PTS Kota Semarang. Jurnal Bisnis
Management in Nursing. J Nurs Care Qual. dan Ekonomi (JBE). 2012;19(2):188-202.
2009;24(4):340-347. 15. Vandaie, R. Developing A Framework to De-
5. Piskorski, M.J., and Gorbatai, A. Testing Cole- scribe the Interaction of Social and Intellectual
man’s Social-Norm Enforcement Mechanism: Capital In Organizations. Journal of Knowl-
Evidence from Wikipedia: Harvard Business edge Management Practice. 2007;8(1).
School Working Paper. 2013;11(055). 16. Hofstede, Geert. Demensionalizing Cultures:
6. Sultanah, A., Sobia, I., Kamran, A., and Na- the Hofstede Model In Context. Online Read-
sir, M. Impact of Training On Employee Per- ings In Psyhology and Culture. 2011;2(1):1-
formance: A Study of Telecommunication 26.
Sector In Pakistan. Interdisciplinary Jour- 17. Khatri,N. Consequences of Power Distance
nal of Contemporary Research In Business. Orientation In Organisations. The Journal of-
2012;4(6):646-661. Business Perspective. 2009;13(1):1-9.
7. Syauta, J.H., Eka, A.T., Margono, S., and So- 18. Ehman, A., Erlan B., Hidayet, T., and Sedat,
limun.The Influence of Organizational Cul- K. Analysis of Relationship Among Social

123
Muhammad Tahajjudi Ghifary : Dimensi Social Capital yang Memengaruhi Kinerja Pegawai BPJS Kesehatan

Capital, Organizational Justice and Perfor- 2012;4(2):226-241.


mance with Structural Equation Model: The 22. Blad, Sofie. The Influence of Social Aspects
Case of Banking Sector. International Review On New Venture Creation – A Qualitarive
ofSocial Sciences. 2014;2(7):207-220. Study On the Role of Entrepreneurs’ and En-
19. Leana, C.R.,and Pil, F.K. Social Capital and trepreneuses’ Social Capital and Social Com-
Organizational Performance: Evidence from petence In The Start-Up Phase [Master The-
Urban Public Schools. Organizational Sci- sis]. Finland: Swedish School Of Economics
ence. 2006;17(3):353-366. and Business Administration; 2008.
20. Turner, J.Social Capital: Measurement, Di- 23. Uzonna, U.R. Impact Of Motivation On Em-
mensional Interactions, and Performance ployees Performance: A Case Study of Credit-
Implications [Dissertations]. United States: west Bank Cyprus. Journal of Economics and
Clemson University; 2011. International Finance. 2013;5(5):199-211.
21. Ariani, D.W. The Relationship between So- 24. Syed, A.A., Sanjeev, B., and Anjali, S. Social
cial Capital, Organizational Citizenship Be- Capital Framework: Examining the Online
haviors, and Individual Performance: An Public Conversation On Indian Discussion
Empirical Study from Banking Industry In Board. AIMA Journal of Management & Re-
Indonesia. Journal of Management Research. search. 2014;8(1):1-23.

124

Anda mungkin juga menyukai