Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu yang terjadi di negara

tertentu, berguna untuk mengetahui besarnya AKI (Royston).

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan maternal, WHO telah membuat

konsep “four Pillars for safe Mother Hood” yang terdiri atas : 1). Keluarga

Berencana ; 2). Asuhan Antenatal ; 3). Persalinan Bersih dan Aman ; dan 4).

Pelayanan Obstetri Essensial, yang diharapkan setiap pilar yang menyangga

program dapat berfungsi dengan baik.

WHO, UNICEF, dan UNFPA mempublikasikan kematian maternal di

seluruh dunia sebagai berikut :

 515.000 perempuan meninggal tiap tahun-satu orang tiap menit karena

komplikasi kehamilan dan persalinan.

 Dari sejumlah kematian ini, lebih dari separuh (273.000) terjadi di Afrika, 42

% (217.000) terjadi di Asia, 4 % (22.000) terjadi di Amerika Latin dan

Karibia dan kurang dari 1 % (2.800) terjadi di negara maju.

 Ada 12 negara yang mencapai jumlah 65 % dari seluruh kematian di dunia,

ialah India (40.000). Ethiopia (46.000), Nigeria (45.000), Indonesia (22.000),

Bangladesh (20.000), Republic Demokratik Kongo (20.000), China (13.000),


Sudan (13.000), Republik Uni Tanzania (13.000), Pakistan (10.000) dan

Uganda (10.000).

Dari studi internasional lainnya diketahui bahwa kehamilan tak

diinginkan diperkirakan 50 juta diterminasi tiap tahunnya, dimana 20 juta

diantaranya melakukan abortus tidak aman yang berakibat ancaman terhadap

kesehatan serta kehidupannya. Pengamatan pada 10 tahun terakhir di dunia

penyebab kematian ibu langsung meliputi : Perdarahan (25%), Sepsis (14%),

Hipertensi dalam kehamilan (Preeklamsia – Eklamsia) (13%), Komplikasi

abortus tidak aman (13%) dan persalinan macet (7%). Terungkap juga adanya

keterlambatan penanganan di rumah sakit rujukan oleh karena faktor tenaga

(perawat, bidan, dokter, dokter spesialis) ataupun dalam penyiapan peralatan

medis (tranfusi darah, kamar operasi).

Penyebab kematian langsung pada bayi adalah Asfiksia (29%), BBLR

dengan prematur (27%), tetanus neonatorum (13%), infeksi (10%), gangguan

hematologik (6%), masalah pemberian minum (5%). Semua penyebab tersebut

berkembang secara dinamis selama kehamilan dan proses persalinan, serta dapat

muncul tak terduga disetiap tempat, pada setiap saat dan dalam segala situasi.

Angka kematian maternal di Indonesia masih tinggi yaitu 307/100.000

kelahiran hidup, (SDKI, 2002-2003), sedangkan kematian neonatal 20/1.000

kelahiran hidup (SDKI, 2002-2003). Dan penyebab terbanyak (90%) disebabkan

oleh komplikasi obstetrik yaitu : perdarahan, infeksi dan eklamsia. Untuk

mengatasi hal ini Departemen Kesehatan membuat kebijaksanaan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir sedekat mungkin
dengan domisili ibu. Kebijakan ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy

Safer (MPS) yang diprakarsai WHO, yang merupakan strategi sektor kesehatan

yang bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan difokuskan pada upaya

pencapaian ketiga pesan kunci program MPS yaitu : 1). Setiap persalinan harus

ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, 2). Setiap komplikasi obstetri mendapat

pelayanan yang adekuat dan, 3). Setiap wanita usia subur mempunyai akses

terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan

komplikasi keguguran.

Dalam praktek di lapangan diharapkan setiap tenaga kesehatan terutama

di unit pelayanan kesehatan dasar, khususnya Puskesmas Rawat Inap (Puskesmas

PONED) harus cepat memberikan pelayanan yang terampil dalam penanganan

komplikasi dan gawat darurat obstetri sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Akhir-akhir ini, terjadi pergeseran keterlambatan penanganan

komplikasi atau penanganan gawat darurat obstetri yang semula di tingkat

pelayanan kesehatan dasar bergeser ke rumah sakit tempat rujukan dituju.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu membuat asuhan kebidanan komunitas mengenai

AKI dan AKB.


1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mengerti tentang pengertian AKI dan AKB.

2. Mahasiswa mengerti tentang angka kematian ibu dan bayi

3. Mahasiswa mengerti tentang penyebab pencegahan meluasnya AKI dan

AKB
BAB 2

TINJAUAN KASUS

2.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

2.1.1 Batasan / Pengertian

Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita waktu hamil,

persalinan, dalam 90 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun,

tanpa memperhitungkan tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk

mengakhiri kehamilan (WHO) (Mochtar, R, 1998).

Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam

kehamilan, persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa

mempertimbangkan lamanya serta dimana kehamilan tersebut berlangsung

(FIGO, 1973).

Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu yang terjadi di negara

tertentu berguna untuk mengetahui besarnya angka kematian ibu (Royston, E,

1994).

Angka kematian maternal adalah jumlah kematian maternal

diperhitungkan terhadap 1000 atau 10.000 kelahiran hidup atau persalinan

(kini di beberapa negara maju terhadap 100.000 kelahiran hidup) (Mochtar, R,

1998).
2.1.2 Penyebab Kematian Maternal

Penyebab kematian maternal merupakan suatu hal yang cukup

kompleks yang dapat digolongkan dengan faktor-faktor :

1. Reproduksi

2. Komplikasi Obstetrik (Trias Komplikasi)

- Langsung

- Tidak langsung

- Campuran

3. Masalah Logistik

4. Pelayanan Kesehatan

2.1.2.1 Faktor-Faktor Reproduksi

1. Umur

Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan

dan persalinan adalah 20 – 30 tahun. Kematian maternal pada wanita

hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 x lebih

tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 – 29 tahun.

Kematian maternal meningkat kembali sesudah berusia 30 – 35 tahun

(Manuaba, G, 1998 : 9).

2. Paritas

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari segi kematian

maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (> 3) mempunyai angka kematian

maternal lebih tinggi, lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.
3. Kehamilan yang tidak diinginkan

World Fertility Survey yang diadakan di 40 negara sedang berkembang

menyatakan bahwa 40-60 % wanita berkeluarga tidak ingin menambah

jumlah anak lagi. Namun 50-75 % dari jumlah ini ternyata tidak

menggunakan salah satu metode kontrasepsi efektif. Sehingga

kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan masih cukup

besar.

2.1.2.2 Komplikasi Obstetrik (Trias Komplikasi)

Penyebab kematian ibu dikelompokkan pada tiga kelompok besar yaitu :

2.1.2.2.1 Penyebab Langsung

Adalah penyakit atau komplikasi yang hanya terjadi selamakehamilan

termasuk di dalamnya aborsi, kehamilan ektopik (kehamilan di luar

kandungan), penyakit hipertensi pada kehamilan, perdarahan antepartum,

persalinan macet dan sepsis nifas.

2.1.2.2.2 Penyebab Tidak Langsung

Adanya penyakit yang mungkin telah terjadi sebelum kehamilan tetapi

diperburuk oleh kehamilan. Contohnya : penyakit jantung, anemia,

hipertensi essensial (tekanan darah tinggi yang sebabnya tidak diketahui),

diabetes mellitus dan hemoglobinopati (penyakit sel darah merah).

2.1.2.2.3 Penyebab Campuran

Adalah penyebab yang bersifat kebetulan, contohnya yang khas adalah

kematian akibat kecelakaan lalu lintas, tenggelam, kebakaran.


2.1.2.3 Masalah Logistik

Kematian ibu di negara-negara berkembang

Sebagian besar berasal dari pedesaan

Hal itu disebabkan :

 Perempuan yang tinggal di daerah terpencil sangat sulit untuk

menjangkau rumah sakit

 Sarana jalan umum rusak sehingga tidak dapat dilewati

 Mungkin tidak ada transportasi, suku cadang atau bahan bakar untuk

kendaraan beroperasi.

 Mungkin karena komunikasi terputus

 Adanya hambatan psikologi terhadap pelayanan kesehatan (Royston, E,

1994)

Menurut data SKRI tahun 2001, 90% penyebab kematian ibu karena adanya

komplikasi, dan 28% diantaranya terjadi perdarahan di masa kehamilan dan

persalinan (Royston, E, 1994)

Ada beberapa sebab tidak langsung tentang masalah kesehatan ibu, yaitu :

a. Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah.

b. Sosial ekonomi dan budaya Indonesia yang mengutamakan bapak

dibandingkan ibu
c. “4 terlalu” dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering,

terlalu banyak.

d. “3 terlambat” yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk

dikirim ke tempat pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapatkan

pelayanan kesehatan (www.promosikesehatan.com)

2.1.2.4 Faktor-Faktor Pelayanan Kesehatan

Faktor-faktor pelayanan kesehatan juga mempunyai peran yang sangat besar

dalam kematian maternal.

Faktor-faktor tersebut meliputi :

1. Kurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal

2. Asuhan medik yang kurang baik

3. Kurangnya tenaga terlatih dan obat-obatan penyelamat jiwa

2.1.3 Kegiatan untuk menurunkan AKI

2.1.3.1 Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan melalui :

a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

b. Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai

standar

c. Mencegah terjadinya yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi

keguguran

d. Pemantapan kerjasama LP dan LS

e. Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat.

2.1.3.2 Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program

2.1.3.3 Sosialisasi dan advokasi (www.promosikesehatan.com)


2.2 Angka Kematian Bayi

2.2.1 Batasan / Pengertian

Lahir hidup (life birth) adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan

hidup pada kehamilan 28 minggu keatas atau BB lahir 1000 gr atau lebih

(Mochtar, R, 1998 : 194)

Lahir mati (still birth) adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan

mati pada kehamilan 28 minggu keatas atau BB lahir 1000 gr atau lebih

(Mochtar, R, 1998 : 194).

Kematian janin dalam persalinan (intrapartal fetal death) adalah

kematian janin selama persalinan yang berlangsung pada kehamilan 28

minggu keatas atau BB janin 1000 gr keatas (Mochtar, R, 1998 : 194).

Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) adalah jumlah

lahir mati ditambah jumlah kematian neonatal dini per jumlah kelahiran hidup

dikali 1000 (Mochtar, R, 1998 : 194).

Angka kematian neonatal dini (early neonatal death) adalah kematian

lahir hidup dalam 7 hari pertama setelah kelahiran (Mochtar, R, 1998 : 194).

Angka kematian neonatal (neonatal mortality rate) adalah jumlah

kematian bayi dibawah umur 28 hari dalam tahun takwim per jumlah

kelahiran hidup dalam tahun takwim dikali 1000 atau adalah jumlah kematian

bayi dibawah umur 28 hariper 1000 kelahiran hidup pertahun (Mochtar, R,

1998 : 194).
Angka kematian pasca neonatal (post neonatal mortality rate) adalah

jumlah kematian bayi umur 28 hari sampai 1 tahun dalam tahun-tahun takwim

dikali 1000

Angka kematian bayi (infant mortalitu rate) adalah jumlah kematian

bayi sampai umur 1 tahun takwim per jumlah kelahiran hidup dalam tahun

takwim dikali 1000 (Mochtar, R, 1998 : 194).

Adalah jumlah kematian bayi berusia < 1 tahun per 1000 kelahiran hidup

(Bobaf, M, 2005 : 4).

2.2.2 Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia

1. Asfiksia

2. Tetanus neonatorum

3. Infeksi bakteri berat

4. Gangguan bakteri berat

5. Masalah pemberian minum

6. Lain-lain

2.2.3 Penanggulangan AKB

1) Selama kehamilan dan persalinan

1. APD (Asuhan Persalinan Dasar) / APN

2. PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Dasar)

3. PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif)

4. KIE : KIA Ibu hamil dan bersalin

5. Perawatan essensial BBL


2) Persalinan aman dan bersih, resusitasi, menyusui dini, pencegahan

hipotermi, pencegahan infeksi waktu bayi berumur 1-7 hari dan 8 – 28

hari

1. ASI Eksklusif

2. Menjaga bayi tetap hangat, kontak kulit ibu dan bayi

3. Pencegahan infeksi

4. Manajemen neonatus sakit umur 0-1 bulan diluar rumah sakit

5. MTBS

6. Manajemen penyakit infeksi berat termasuk pada bayi muda

7. KIE buku KIA bagi bayi

3) Pelayanan kesehatan neonatal yang berjenjang dan berkelanjutan

1. Tingkat keluarga : terdiri dari ibu, suami dan anggota keluarga yang

lain

2. Tingkat masyarakat : dukun bayi dan kader terlatih

3. Polindes : dibantu oleh bidan terlatih di desa

4. Puskesmas : untuk persalinan, kunjungan neonatal dan PONED dibatu

oleh tim Puskesmas

5. Rumah sakit : untuk persalinan, pelayanan kesehatan neonatal dan

PONEK dibantuk oleh tim rumah sakit

4) Ketrampilan keluarga

1. Merawat kehamilan sesuai petunjuk nakes

2. Memilih persalinan ditolong oleh nakes

3. Merawat bayi agar tetap hangat


4. Mulai meneteki dalam 30 menit setelah melahirkan

5. Memberi hanya ASI saja

6. Merawat tali pusat bersih dan kering serta menjaga kebersihan

perorangan ibu dan bayi

7. Mengenali tanda-tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan BBL

8. Segera membawa ibu hamil, bulin dan neonatus bermasalah ke

petugas kesehatan

5) Ketrampilan masyarakat (dukun bayi dan kader)

1. Memotivasi persalinan ditolong nakes

2. Memotivasi ibu agar merawat kehamilan, persiapan persalinan,

perawatan nifas dan BBL

3. Mendorong ibu untuk menyusui dini dan eksklusif

4. Membantu bidan dalam mengawasi ibu merawat tali pusat bersih dan

kering

5. Mengenali dan memberitahu ibu /keluarga tanda-tanda bahaya pada

bumil, bulin, bufas dan neonatus

6. Memotivasi keluarga untuk membawa bumil, bulin, bufas dan

neonatus sakit ke nakes.

6) Kompetensi nakes dan pelayanan neonatal (ditingkat keluarga)

1. Kunjungan neonatal

a. Ketrampilan dalam melaksanakan pemeriksaan kesehatan neonatal

b. Ketrampilan dalam penegahan hipertensi

c. Ketrampilan dalam perawatan tali pusat


d. Ketrampilan dalam memberikan imunisasi hepatitis B dan BCG

2. Pertolongan persalinan bersih dan aman

a. Ketrampilan dalam menolong persalinan bersih dan aman

(manajemen aktif kala III)

b. Mengusahakan pernafasan spontan

c. Ketrampilan dalam pencegahan hipotermi

d. Ketrampilan dalam pencegahan infeksi

e. Ketrampilan dalam mengusahakan pemberian ASI dini

f. Ketrampilan dalam penanganan kegawatdaruratan maternal

neonatal
DAFTAR PUSTAKA

Martaadisoebrata, D, 1982. Obstetri Sosial. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas


Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. Bandung.

Mochtar, R, 1998, Sinopsis Obstetri; Obstetri Operatif dan Sosial, EGC : Jakarta

Prawirohardjo, S, 2002, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo : Jakarta.

Prawirohardjo, S, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.

Wijayarini, A.A, 2001, Safe Motherhood, Bidan di Masyarakat. EGC. Jakarta

www.mediaindonesia-online.com

www.promosikesehatan.com

Anda mungkin juga menyukai