PEMBAHASAN
Fraktur
Disebut dengan patah tulang adalah terputusnya kontuinitas jaringan tulang dan
atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan tulang
diantaranya penyakit yang disebut osteoporosis dan dapat juga karena kecelakaan kerja.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
a. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya
perubahan perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti:
1. Rotasi pemendekan tulang
2. Penekanan tulang
b. Bengkak
Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi dalam jaringan yang
berdekatan dengan fraktur
c. Eksiosis dari perdarahan subculaneous
d. Spasme otot , spasme involuters dekat fraktur
e. Tanderness
f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spame otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur didaetah yang berdekatan
g. Kehilangan sensasi
h. Pergerakan abnormal
i. Shock hipovelemik hasil dari hilangya darah
j. Krepitasi
Komplikasi
a. Komplikasi segera
Komplikasi yang terjadi segera setelah fraktur antara lain syok neurogenic, kerusakan
organ, kerusakan syaraf, injuri atau perlukaan kulit
b. Early compication
Dapat terjadi osteomyelitis, emboli, nekrosis, dan syndrome compartemen
c. Late complication
Sedangkan komplikasi lanjut dapat terjadi antara lain stiffnes , degenerasi sendi,
penyembuhan tulang terganggu.
Asuhan keperawatan pada klien fraktur
Kasus:
Ny. An umur 50 tahun agama Kristen di bawa ke IGD oleh keponakannya Ny.S dengan
keluhan nyeri pada betis sebelah kiri dan tidak bisa di gerakkan karena patah setelah di tabrak
motor. Pada saat melakukan pengkajian klien tampak lemah, kesadaran komposmentis, tampak
bengkak pada bagian kaki yang patah, klien mengeluh nyeri pada kaki sebelah kiri karena patah
dan skala nyeri 4 dan nyeri bertambah jika kaki tersebut digerakkan kl\eluarga klien selalu
membantu dalam memenuhi kebutuhannya ttv 150/90 mmHg P: 18x/Menit N:81x/menit S:
36,5’c
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Klien selalu dibantu keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas, tidur 6-7 jam/ hari
2. Eliminasi
BAB : 1x/hari lembek kuning
BAK: 2x/hari terpasang kateter jernih kekuningan +1300cc/hari
3. Makanan / cairan
Makanan 3x sehari dan minuman 6-7 gelas / hari tidak ada perubahan BB
4. Personal hygne
Mandi dan gosok gigi, di lap 1x sehari
B. Pengkajian fisik
1. Kepala
Inspeksi: simetris
Palpasi: tidak ada nyeri
2. Mata
Inspeksi : simetris, tidak ada katarak
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
4. Telinga
Inspeksi: simetris, tidak ada pengeluaran’
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi: simetris, mukosa bibir lembab
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
6. Leher
Inspeksi: simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi: tidak ada pembengkakan
7. Dada
Inspeksi: simetris, pergerakan dinding dada baik
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: bunyi nafas vesikuler
Perkusi: bunyi rensonan
8. Andomen
Inspeksi: simetris tidak ada bekas operasi
Auskultasi: bunyi bising usus
Perkusi : bunyi timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Ekstermitas
Atas: pada ekstermitas atas tangan bisa digerakkan
Bawah: pada ekstermitas bawah kaki kiri tidak bisa digerakkan , kondisi sekitar
edema, adanya luka
10. Genetlia
Inspeksi: simetris, terpasang kateter
Palpasi: tidak ada nyeri tekan