Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya, penulis dapat meyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Purna Huni dengan
materi “Evaluasi Purna Huni, Studi Kasus : Pasar Sindu” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini mungkin tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada seluruh civitas akademika Program Studi Arsitektur,
Fakultas Teknik, Universitas Udayana, terutama kepada :
1. Dr. Ir. Widiastuti, MT
2. Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, ST., MSc
Sebagai dosen-dosen pengajar mata kuliah Evaluasi Purna Huni yang telah
memberikan bantuan, baik moral maupun material dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan ke depannya.

Denpasar, 8 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 5

1.2 Alasan Evaluasi Purna Huni ............................................................. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN UMUM OBJEK


2.1 Nama Bangunan ............................................................................... 9

2.2 Lokasi Bangunan .............................................................................. 10

2.3 Sejarah Bangunan ............................................................................. 12

2.4 Data Bangunan ................................................................................. 13

2.5 Data Tapak........................................................................................ 14

2.6 Review Pemrograman Bangunan ..................................................... 16

BAB III METODE

3.1 Strategi .............................................................................................. 16

3.1.1 Field Studies ........................................................................... 17

3.2 Tata ruang dan Arsitektuur ............................................................... 18

3.2.1 Observasi ................................................................................ 18

3.2.2 Wawancara ............................................................................. 18

3.2.3 Kuisioner ................................................................................ 19

3.2.4 Behaviour Maps ...................................................................... 20

3.3 Analisis dan Tabulasi Data

BAB IV PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI


4.1 Evaluasi Aspek Fungsi ........................................................................ 20

2
4.2 Evaluasi Aspek Teknis ........................................................................ 20
4.3 Evaluasi Aspek Perilaku ...................................................................... 22

BAB V PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI


5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 22

5.2 Saran .................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aspek Analisis Evaluasi Purna Huni (EPH)................................... 10


Gambar 3.1 Lokasi Pasar Sindu ......................................................................... 16
Gambar 3.2 Suasana Pasar Sindu sebelum direvitalisasi ................................... 17
Gambar 4.1 Tampak depan Pasar Sindu............................................................. 20
Gambar 4.2 Papan Informasi Los ....................................................................... 21
Gambar 4.3 pasar bagian dalam setelah direvitalisasi ........................................ 22
Gambar 4.4 pasar bagian dalam setelah direvitalisasi ........................................ 22
Gambar 4.5 Pedagang daging Pasar Sindu ......................................................... 23
Gambar 4.6 Pedagang nasi di Pasar Sindu ......................................................... 23
Gambar 4.7 Pedagang emperan Pasar Sindu ...................................................... 24
Gambar 4.8 pedagang kios Pasar Sindu ............................................................. 24
Gambar 4.9 Kantor pengelola Pasar Sindu......................................................... 25
Gambar 4.10 plangkringan pada los Pasar Sindu ............................................... 26
Gambar 4.11 Pura Melanting Pasar Sindu ......................................................... 26

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pasar dapat bermakna sebagai tempat berkumpul yang di dalamnya terjadi interaksi
sosial antar berbagai macam karakter manusia sekaligus sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan ekonomi. Oleh karena itulah disebut pasar, karena dalam bahasa Jawa pasar
yang sering disebut dengan peken mempunyai arti “berkumpul” (Suardana, 2007).
Arsitektur pasar disebut juga sebagai media untuk bertemunya masyarakat dari berbagai
macam lapisan, melakukan proses bertemu, berinteraksi, tawar-menawar, jual-beli. Hal
inilah yang menjadi karakter asli dari pasar tradisional. Seiring dengan perkembangan
jaman, konsep pasar tradisional mulai dilupakan banyak orang, hanya segelintir orang
yang masih bertahan dengan konsep pasar tradisional.
Pasar Sindu adalah pusat perdagangan berbasis tradisi telah digagas sejak tahun 1969,
dan mulai dibangun pada 1971. Corak utamanya adalah menjadi tempat jual-beli
kebutuhan sehari-hari, pasar seni, gerai pakaian dan mainan, serta pusat kuliner pada
malam hari. Namun, sebelum direnovasi, kondisinya sangat memprihatinkan, yakni
kumuh, kebersihannya kurang diperhatikan. Alur belanjanya tak nyaman, penataan
barang asal-asalan, dan sistem pembuangan buruk, keamanannya pun tak maksimal.
Setelah direnovasi, Pasar Sindu kembali beroperasi dan diresmikan pada tanggal 4
Agustus 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Pasar Sindu dengan menggunakan
metode Evaluasi Purna Huni (EPH). Menurut Sudibyo (1989), Post Occupancy Evalu
ation atau Evaluasi Pasca Huni merupakan kegiatan berupa peninjauan (pengkajian)
kembali (evaluasi) terhadap bangunan-bangunan dan atau lingkungan binaan yang telah
dihuni. Penelitian ini membahas tentang aspek fungsional yaitu aspek bangunan dan
lingkungan binaan yang secara langsung mendukung kegiatan pemakai dengan segala
atributnya berupa pengelompokan fungsi, sirkulasi, faktor manusia, dan
fleksibilitas/perubahan pada Pasar Sindu. Tujuannya untuk menghasilkan hasil
responden Purna Huni terhadap standar dan desain pada masa lalu di Pasar Sindu. Hasil
penelitian akhir menjadi dasar rekomendasi usulan-usulan desain untuk mengatasi
masalah dan acuan pengembangan mendatang.

5
1.2. Alasan Evaluasi Purna Huni
Alasan diadakannya evaluasi purna huni pada Pasar Sindu ini adalah untuk meninjau
kembali bangunan serta lingkungan yang telah dihuni sehingga dapat diketahui
kekurangan serta kelebihan yang didapatkan dalam penggunaan fasilitas-fasilitas ada
pada suatu bangunan tersebut.

1.3. Tujuan dan manfaat


Tujuan dalam evaluasi purna huni ini adalah untuk mengetahui kekurangan serta
kelebihan yang ada pada Pasar Sindu yang menyangkut aspek teknis, aspek fungsi, serta
aspek perilaku. Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam evauasi ini yaitu identifikasi
dan solusi masalah dalam fasilitas yang bersangkutan dan peningkatan pemanfaatan
ruang.

6
BAB II
TINJAUAN UMUM OBJEK

2.1 Nama Bangunan


Pasar Sindu Sanur

Gambar 3.1 Tampak depan Pasar Sindu


Sumber : Google Maps

2.2 Lokasi Bangunan


Nama objek : Pasar Sindu
Alamat : Jl. Ps Sindu No.5
Sanur Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali
80288.
Fungsi Objek : Pasar Tradisional
Tahun diresmikan : 2010
Renovasi :1
Jumlah lantai : 2 lantai

7
Gambar 2.1 Lokasi Pasar Sindu
Sumber : Google Maps

2.3 Sejarah Bangunan


Pasar Sindu adalah pusat perdagangan berbasis tradisi telah digagas sejak tahun 1969,
dan mulai dibangun pada 1971. Corak utamanya adalah menjadi tempat jual-beli
kebutuhan sehari-hari, pasar seni, gerai pakaian dan mainan, serta pusat kuliner pada
malam hari. Pada awalnya kondisi Pasar Sindu sangat memprihatinkan, yakni kumuh,
kebersihannya kurang diperhatikan. Alur belanjanya tak nyaman, penataan barang yang
terkesan berantakan, dan sistem pembuangan buruk serta keamanannya yang kurang
maksimal.

Gambar 2.2 Suasana Pasar Sindu sebelum direvitalisasi


Sumber : Dokumentasi pengelola pasar

8
Berdasarkan gambar diatas bias dilihat sirkulasi untuk pengunjung masih sangat
terbatas dan terkesan kurang lancer, selain itu tata ruang yang digunakan juga masih
terkesan berantakan dan tidak terstruktur. Selain itu, kondisi pasar masih sangat kumuh
karena buruknya sistem pembuangan sampah pada Pasar Sindu menjadi faktor utama
kumuhnya pasar tersebut.
Di tengah proses revitalisasi Pasar Tradisional yang masih tersendat, dengan dana
pemerintah pusat juga sangat terbatas, pembangunan kembali Pasar Sindu, Sanur,
Denpasar, Bali yang anggaran biaya renovasi sebesar Rp 4.000.000.000. Pasar Sindu
diresmikan dan beroperasi kembali pada Rabu, 4 Agustus 2010 silam.

2.4 Data Bangunan


Pada awalnya eksisting Pasar Sindu merupakan bangunan pasar degan massa tunggal
dengan luas area ±1500 m2. Bangunan pasar dibagi menjadi beberapa ruang yaitu :
1. Area Publik
Area publik meliputi; Areal parkir pengunjung pasar, Pos Satpam, Los dan lapak
pasar, dan Pura Melanting.
2. Area Semi Publik
Pada areal semi publik meliputi beberapa ruangan yaitu; Ruang pengelola pasar
dan Ruang informasi.
3. Area Private
Area private pada Pasar Sindu meliputi; Toilet dan Gudang pasar.
Namun, terdapat beberapa kekurangan pada tata ruang Pasar Sindu ini yaitu pada
sirkulasi, sirkulasi untuk pengunjung terkesan sangat sempit dan menimbulkan
kesesakan sehingga dapat mengganggu kenyamanan thermal civitas di dalamnya.
Setelah resmi beroperasi pada tahun 1971, Pada Pasar Sindu terdapat beberapa
pedagang yang menawarkan barang dan saja seperti;
1. Daging dan sayur mayur
2. Buah-buahan
3. Sarana dan prasarana persembahyangan serta upacara keagamaan
4. Peralatan rumah tangga
5. Jajan Bali
Pasar Sindu semenjak beroperasi pada tahun 1971 dikelola Desa Adat sanur,
Mayoritas pelaku ekonomi pada awalnya merupakan masyarakat sekita Desa Adat Sanur

9
dengan berbagai macam barang dan jasa yang ditawarkan. Pada saat itu biaya sewa
perhari pada Pasar dibebaskan oleh pihak pengelola karena tujuan dari dibukanya Pasar
Sindu ini sendiri adalah untuk mensejahterakan masyarakat sekitar Pasar Sindu itu
sendiri.

2.5 Data Tapak


Pasar Sindu memiliki dua gate yang berfungsi sebagai gate entrance dan outrance, kedua
gate tersebut terletak pada satu titik yang sama dipisahkan oleh pos satpam dan titik
tangkap (signage) Pasar Sindu.

Areal parkir pada pasar ini terdapat pada depan pasar dan di depan kios

10
Sumber kebisingan pasar ini terdapat pada jalan depan pasar, tetapi kebisingan tersebut
tergolong tidak begitu bising karena bukan jalan utama melainkan jalan kecil menuju ke
pemukiman warga

)) )

)) )

2.6 Review Pemrograman Bangunan


Dalam evaluasi purna huni terdapat 3 aspek yaitu teknis , fungsional, dan perilaku.
Dari aspek fungsional pada objek yang dievaluasi yaitu pembagian los-los seperti los
buah, daging, sembako dam sarana upacara pada Pasar Sindu. Aspek teknis pada objek
evaluasi yaitu terkait dengan kondisi fisik suatu bangunan, mulai dari struktur, ventilasi,
sanitasi, serta pengamanan bangunan serta sistem penyangganya. Aspek prilaku pada
objek menyangkut pada perilaku yang dihasilkan karena adanya teritorial, orientasi
bangunan, interaksi, citra dan warna.

11
BAB III
METODE

3.1 Strategi
Strategi yang digunakan dalam evaluasi Pasar Sindu adalah sebagai berikut :

3.1.1 Field studies


Strategi observasi ini dipilih karena tempatnya yang masih mudah unutk dijangkau,
selain itu strategi ini juga mengharuskan observer untuk mengamati secara langsung
objek yan sedang diobservasi sehingga data yang didapat bersifat akurat.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan bdengan melakukan metode pengumpulan data atau
observasi langsung ke lapangan. Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam
makalah ini, seperti terjun langsung menuju lokasi pasar dan melakukan wawancara
langsung dengan pengelola pasar dan ada juga beberapa penjual yang dimintai data dalam
bentuk wawancara secara langsung mengenai revitalisasi pasar ini

3.2.1 Observasi
Metode observasi (pengamatan langsung) adalah metode pengumpulan data
dengan mengamati secara langsung di Pasar Sindu. Mengamati bukan hanya melihat,
melainkan juga merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian-kejadian
yang ada.

3.2.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek
penelitian. Keterangan-keterangan yang hendak diperoleh melalui wawancara
biasanya adalah keterangan dalam memperoleh dan memastikan fakta, memperkuat
kepercayaan, memperkuat perasaan, mengenali standar kegiatan, dan untuk
mengetahui alasan seseorang. Wawancara ini dilakukan oleh observator kepada
pengelola pasar, pedagang, dan pengunjung yang ada di Pasar Sindu.

3.2.3 Kuisioner
Suharsimi Arikunto (2006: 151) menjelaskan angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

12
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuisioner ini disebarkan
kepada pelaku kegiatan ekonommi yaitu pedagang di Pasar Sindu.

3.2.4 Behaviour Maps

3.3 Analisis dan Tabulasi Data

BAB IV
PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI

4.1 Evaluasi Aspek Fungsi


Fungsi dari pasar sendiri yaitu merupakan tempat untuk transaksi jual-beli, sama
halnya dengan apa yang dilakukan di Sindu ini. Pasar ini merupakan salah satu pasar
yang ada di Sanur, Denpasar Selatan. Pasar ini menjual berbagai macam peralatan rumah
tangga, makanan, alat-alat upacara dan upakara, daging dan ikan, buah, sembako, dan
baju. Pasar ini aktif dari jam 5 pagi hingga jam 10 malam, namun untuk beberapa
pedagang yaitu pedagang alat upakara, daging, dan makanan aktif dari jam 5 sampai 11
siang, kemudian berlanjut lagi dari jam 3 sore hingga jam 10 malam. Namun untuk
pedagang yang lainnya akan tetap beroperasi dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam.
A. Pengelompokkan fungsi

13
Pengelompokkan fungsi ini menyangkut konsep pemisahan atau
pengelompokkan yang berlangsung dalam suatu bangunan. Pada Pasar Sindu
terdapat berbagai jenis komoditi yang dijual, yaitu buah-buahan, sarana
persembahyangan, sembako, dan daging untu los buah, saran persembahyangan,
dan sembako berada pada satu ruang, sedangkan untuk los daging masih
B. Sirkulasi
Sirkulasi merupakan salah satu kunci bagi fungsi bangunan, dimana sirkulasi ini
berfungsi untuk menciptakan suatu organisasi wilayah agar seimbang dan tidak
terjadi ketimpangan didalamnya. Contohnya saja terdapat sirkulasi antar los
komoditi satu dnegan komoditi lainnya dan sirkulasi antar sesame komoditi.
Persoalan yang muncul yaitu pedagang yang menaruh lapak pada sirkulasi.

4.2 Evaluasi Aspek Teknis


Aspek ini menjurus pada kondisi fisik dari sutau bangunan, mulai dari struktur,
ventilasi, sanitasi, serta pengamanan bangunan serta sistem penyangganya. Hal ini
disesuaikan dengan penghuninya nanti. Usaha-usaha mengevaluasi sector teknis terus
dilakukan untuk menjembatani keterbatasan/kesenjangan dalam memenuhi tuntutan
diatas. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
A. Dinding Luar, hal ini perlu diperhatikan karena bangunan Pasar Sindu berada
pada daerah dnegan iklim tropis. Panca roba sangat memengaruhi keadaan
bangunan terutama dinding luarnya. Setiap hari akan selalu terkena matahari,
debu, hujan, serta angina yang lama-kelamaan dapat mengikis lapisan dinding
luar sehingga hal ini membutuhkan perhatian lebih seperti perawatan/pembaruan
sewaktu-waktu. Pada pasar ini menggunakan dinding batako dengan finishing cat
putih, namun pada bagian bawahnya menggunakan finishing batu bata sehingga
cukup kuat unutk menahan air hujan dan panas matahari.
B. Atap.
Atap juga merupakan suatu aspek harus diperhitungkan. Pasalnya atap juga yang
lebih dahulu menerima paparan sinar matahari, hujan, debu, dan yang lainnya.
Struktur, jenis konstruksi, dan bahan penutupnya harus dipilih dan disesuikan
dengan kebutuhan agar dapat bertahan lama. Konstruksi yang dipakai pada
bangunan ini adalah konstruksi baja ringan dengan penutup atap bondex.
C. Struktur

14
aspek ini dimulai dari sub structure, super structure, hingga upper structure.
Semua struktur ini harus diperhatikan ketika dibangun maupun pada tahap
pemeliharaan karena mungkin saja terjadi kerusakan. Untuk sub structure
bangunan D ini menggunakan pondasi batu kali, kemudia super structure
menggunakan batako, kemudia untuk upper structure menggunakan baja ringan.
D. Aspek penyelamatam, aspek ini lebih condong pada penyelamatan terhadap
bahaya kebakaran. Dikarenakan fungsi bangunan merupakan pasar, dimana
segala jenis kegiatan dapat berlangsung, hal yang harus diperhatikan adalah aspek
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran ini. Pada Pasar Sindu ini hanya terdapat
alat pemadam api ringan namun hanya pada beberapa bangunan saja. Selain itu
juga terdapat signage titik kumpul yang berada pada halaman tengah pasar.
E. Penyelesaian interior, untuk aspek satu ini menyangkut finishing lantai, dinding,
hingga atap/plafond. Karena fungsi pasar yang mementingkan aspek fungsi, maka
untuk desain interior tidak terlalu ditonjolkan namun tetap harus
diperhatikan.Pada pasar ini interior dibuat dengan bahan-bahan yang mempunyai
warna netral yaitu putih. Kemudian untuk penggunaan plafond hanya digunakan
pada area kios saja, sedangkan untuk area los menggunakan atap ekspos.
F. Penerangan pengkondisian ruang dan akustik, untuk aspek ini pada aspek
penerangan hanya menggunakan lampu-lampu dengan watt kecil sehingga pada
sore mnejelang malam cahaya yang dihasilkan redup dan hal ini mengganggu
pandangan pedagang dan pengunjung. Sedangkan untuk akustik, pada pasar ini
tidak menggunakan sistem akustik.

4.3 Evaluasi Aspek Perilaku


Aspek ini menyangkut pada perilaku yang dihasilkan karena adanya teritorial,
orientasi bangunan, interaksi, citra dan warna. Untuk teritori, setiap los memiliki batas
wilayah yang jelas sehingga tidak mengganggu batas wilayah pedagang yang lain,
kemudian orinetasi bangunan mengarah ke selatan, jadi cahaya yang masuk pada pagi
hingga sore hari sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini juga mengakibatkan
tidak perlunya pencahayaan buatan pada siang hari. Karena pembatas jelas bergantung
pada luas meja, maka interaaksi antar pedagang di Pasar Sindu ini berjalan dengan baik
tanpa ada pembatas yang membatasi interaksi mereka. Sedangkan citra dan warna pada
Pasar Sindu ini terkesan sederhana dan simpel, sehingga konsentrasi para pedagang dan
pengunjung tidak terganggu oleh hal lain.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pasar Sindu ini merupakan pasar yang sudah pernah dilakukan Revitalisasi sebanyak
1 kali. Revitalisasi dilakukan pada tahun 2009 dan diresmikan kembali pada tahun 2010.
Dan dari hasil revitalisasi tersebut sekarang penataan lahan parkir dan area pembagian
tempat untuk para pedagang menjadi lebih rapi dibandingkan sebelum dilakukannya.
Tetapi disini ada beberapa yang menjadi keluhan dari para pedagang pada saat kami
melakukan pendataan kuisioner terhadap kondisi yang dirasakan pada pedagang. Yang
pertama kurangnya furniture pada pasar seperti tempat duduk untuk ruang tunggu yang
berdekatan dengan seating area, selain itu pada saat mendung sistem pencahayaannya
masih kurang sehingga mengganggu kenayamanan visual civitas dalam pasar.

5.2 Saran
Pasar Sindu ini sebaiknya ditambahkan beberapa sistem keamanan bangunan seperti
instalasi hydrant dan toilet perempuan dan pria yang dipisahkan, selain itu ada baiknya
menambahkan toilet ramah disabilitas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Edisi Ketiga).
Erlangga. Jakarta .
Koentjaraningrat (Redaksi). 1971. 1993. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Peraturan Menteri Perdagangan RI no.53/M-DAG/PER/12/2008
Preiser, Wolfgang F.E; Harvey Z. Rabinowitz; Edward T. White. 1998. Post Occupancy
Evaluation. Van Nostrand Reinhold Company. New York.
Suardana, I Nyoman Gde. 2007. Pasar Tradisional yang Kian Terpinggir. (online),
(http://www.balipost.com, diakses 5 Oktober 2019)
Sudibyo, S. 1989. Aspek Fungsi dan Teknis Post Occupancy Evaluation dan Beberapa
Metodologi Penelitian. Universitas Trisakti. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai