TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 5
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................ 7
BAB III TATA KELOLA....................................................................................... 8
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................... 9
BAB V KEGIATAN............................................................................................. 10
2
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
RSUD Dr R SOETIJONO BLORA
Jl. Dr. Sutomo No. 42 Telp. (0296 ) 531118, 531839
Fax (0296) 531504, E – Mail : rsublora@yahoo.co.id
BLORA - 58211
TENTANG
MEMUTUSKAN:
3
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU sebagai
acuan dalam pelaksanaan supervise bagi peserta pendidikan
klinis.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.,
Ditetapkan di Blora
pada tanggal 24 September 2019
4
LAMPIRAN ; KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R.
SOETIDJONO BLORA
NOMOR : 445/01/1131/2019
TENTANG PANDUAN SUPERVISI
PENDIDIKAN PRAKTIK KLINIS DI
RSUD Dr. R. SOETIDJONO BLORA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Menciptakan kesadaran pembimbing tentang tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu pembimbing untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran.
3. Membantu pembimbing untuk mengidentifikasi dan menganalisa masalah
yng muncul dalam proses pembelajaran.
5
4. Membantu pembimbing untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah
yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
5. Membantu pembimbing untuk mengembangkan sikap positif dalam
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Tingkatan Supervisi
Untuk setiap peserta pendidikan klinis dilakukan pemberian kewenangan klinis untuk
menentukan sejauh mana kewenangan yang diberikan secara mandiri atau dibawah
supervisi . Untuk staf medis yang mendapatkan kewenangan mandiri maka metode
frekuensi supervisi dan supervisor yang ditunjuk di dokumentasikan di arsip kredensial
individu tersebut. Direktur rumah sakit melaksanakan melakukan monitor serta
mengambil tindakan unttuk memperbaiki program budaya keselamatan di seluruh area
rumah sakit termasuk yang melibatkan peserta didik minimal satu kali setahun
dilakukan pemantauan atau survey.
1. Supervisi tinggi adalah kemampuan asesman peserta didik belum sahih sehingga
keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) . Begitu pula tindakan medis dan
operatif hanya boleh dilakukan oleh DPJP. Pencatatan berkas rekam medis harus
dilakukan oleh DPJP.
2. Supervisi Moderat Tinggi adalah kemampuan asesman peserta didik sudad
dianggap sahih namun kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga
rencana asuhan yang dibuat peserta didik harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan
medis dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung
(onsite) oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan
deverifikasi dan divalidasi oleh DPJP.
3. Supervisi moderat adalah kemampuan melakukan asesmen sudah sahih tetapi
kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan
harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kas us gawat
darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan
supervisi tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan setelah pelaksanaan) . Pencatatan
pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh
DPJP.
4. Supervisi rendah adalah kemampuan asesman dan kemampuan membuat
keputusan sudah sahih sehingga dapat diagnosis dan rencana asuhan, namun
karena belum mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP. Tindakan
medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan validasi oleh
DPJP.
B. Prosedur Supervisi .
DOKUMENTASI
PENUTUP