Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

SUPERVISI PENDIDIKAN PRAKTIK


KLINIS

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


RSUD Dr R SOETIJONO BLORA
Jl. Dr. Sutomo No. 42 Telp. (0296 ) 531118, 531839 Fax (0296) 531504
E – Mail : rsublora@yahoo.co.id
BLORA - 58211

TAHUN 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA NOMOR
445/02/1131/2019 TENTANG PANDUAN SUPERVISI PENDIDIKAN
PRAKTIK KLINIS....................................................................................... iii

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA


NOMOR 445/02/1131/2019 TENTANG PANDUAN SUPERVISI PENDIDIKAN
PRAKTIK KLINIS …............................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 5
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................ 7
BAB III TATA KELOLA....................................................................................... 8
BAB IV DOKUMENTASI.................................................................................... 9
BAB V KEGIATAN............................................................................................. 10

2
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA
RSUD Dr R SOETIJONO BLORA
Jl. Dr. Sutomo No. 42 Telp. (0296 ) 531118, 531839
Fax (0296) 531504, E – Mail : rsublora@yahoo.co.id
BLORA - 58211

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA


NOMOR : 445/02/1131 /2019

TENTANG

PANDUAN SUPERVISI PENDIDIKAN PRAKTIK KLINIS


DI RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA

DIREKTUR RSUD Dr. R. SOETIJONO BLORA

Menimbang: a. bahwa dalam upaya memastikan kegiatan dilaksanakan


sesuai tujuan dengan cara pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan;
b. bahwa untuk memastikan kegiatan yang dilakukan sesuai
standar yang yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai
mutu pelayanan;
c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b maka perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang
Panduan Supervisi Pendidikan Klinis di RSUD dr R Soetijono
Blora;

Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1441 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013
tentang Pendidikan Kedokteran;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 93 Tahun
2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN SUPERVISI


PENDIDIKAN PRAKTIK KLINIS DI RSDU Dr. R. SOETIDJIONO
BLORA .
KESATU : Panduan supervisi pendidikan praktik klinis di RSUD Dr. R.
Soetijono Blora sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

3
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU sebagai
acuan dalam pelaksanaan supervise bagi peserta pendidikan
klinis.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.,

Ditetapkan di Blora
pada tanggal 24 September 2019

4
LAMPIRAN ; KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. R.
SOETIDJONO BLORA
NOMOR : 445/01/1131/2019
TENTANG PANDUAN SUPERVISI
PENDIDIKAN PRAKTIK KLINIS DI
RSUD Dr. R. SOETIDJONO BLORA

PANDUAN SUPEVISI PENDIDIKAN PRAKTIK KLINIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Supervisi merupakan satu proses untuk memastikan kegiatan dilaksanakan


sesuai dengan tujuan, dengan cara melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi juga dilakukan untuk memastikan
bahwa kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dalam rangka pencapaian mutu pelayanan . Salah satu fungsi
manajemen ialah directing dimana didalamnya terdapat
kegiatan supervisi.

Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan


profesional yang diberikan kepada pendidik berdasarkan kebutuhannya
melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini mulai perencanaan,
observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi
dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya ynag nyata.

Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan


tu juan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk)
seperti yang diinginkan.

Pelaksanaan supervisi di lingkungan Rumah Sakit Dr. R. Soetidjono


Blora ditujukan untuk mengawasi seluruh mahasiswa yang
melakukan praktik pendidikan klinis dalam menjalankan
tugasnya dengan sebaik - baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan
yang telah digariskan, . Kegiatan supervisi dilakukan sesuai dengan
struktur organisasi , artinya dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan
bukan hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek.

B. Tujuan
1. Menciptakan kesadaran pembimbing tentang tanggung jawabnya terhadap
pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu pembimbing untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran.
3. Membantu pembimbing untuk mengidentifikasi dan menganalisa masalah
yng muncul dalam proses pembelajaran.

5
4. Membantu pembimbing untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah
yang ditemukan dalam proses pembelajaran.
5. Membantu pembimbing untuk mengembangkan sikap positif dalam
mengembangkan diri secara berkelanjutan.

6
BAB II

RUANG LINGKUP

Tim Pendidikan dan Pelatihan bertanggungjawab untuk memonitor semua aspek


pendidikan klinis, memelihara dokumen yang dibtuhkan sesuai peraturan perundang-
undangan atau lembaga akreditasi dan melaporkan serta memberi saran kepada Komite
Medik/Komite Keperawatan dan Komite Nakes lain dan kepada Direktur tentang berbagai
isuee pendidikan kedokteran, kebidanan, keperawatan serta tenaga kesehatan lain di
Rumah Sakit .
Tim pendidikan dan pelatihan harus mengawasi dan mendukung kepatuhan terhadap
persyaratan dari Lembaga Administrasi Negara dan KARS. Tim pendidikan dan pelatihan
harus menyiapkan peraturan tertulis tentang peran tanggungjawab dan kegiatan asuhan
pasien dari semua peserta program pendidikan vokasi dan profesi meliputi identifikasi
mekanisme keterlibatan peserta dan kemandirian dalam asuhan pasien yang spesifik.

Peserta pendidikan klinis /residen/perawat/bidan harus mempraktekan teknis


keselamatan pasien sesuai ketentuan Rumah Sakit . Peserta pendidikan klinis hanya
dapat melaksnakan asuan sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan
jenjang kompetensi pendidikan dengan supervisi langsung dari DPJP/PPJP/preceptor lain
yang mempunyai kewenangan klinis tersebut. Residen training di Rumah Sakit tidak
dapat menggantikan staf medis dan tidak diperkenankan mendapatkan kewenangan
klinis mandiri. Mereka hanya diijinkan melaksanakan fungsi fungsi yanhg sudah disusun
dalam kurikulum pendidikan yang disusun oleh penanggungjawab program dan telah
disetujui oleh Sub Komite Kredensial Komite terkait. Ketua Proggram studi untuk
bertanggungjawab untuk memverifikasi kualifikasi dan kredensial untuk fungsi yang
diijinkan dari setiap residen di rumah sakit. Asuha pasien menjadi tanggungjawab staf
klinis. Residen dapat berpartisipasi atas penunjukan staf medis dan devisi dalam
melaksanakan tugas edukasi dan administratif.
BAB III

TATA LAKSANA SUPERVISI

A. Tingkatan Supervisi

Untuk setiap peserta pendidikan klinis dilakukan pemberian kewenangan klinis untuk
menentukan sejauh mana kewenangan yang diberikan secara mandiri atau dibawah
supervisi . Untuk staf medis yang mendapatkan kewenangan mandiri maka metode
frekuensi supervisi dan supervisor yang ditunjuk di dokumentasikan di arsip kredensial
individu tersebut. Direktur rumah sakit melaksanakan melakukan monitor serta
mengambil tindakan unttuk memperbaiki program budaya keselamatan di seluruh area
rumah sakit termasuk yang melibatkan peserta didik minimal satu kali setahun
dilakukan pemantauan atau survey.
1. Supervisi tinggi adalah kemampuan asesman peserta didik belum sahih sehingga
keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) . Begitu pula tindakan medis dan
operatif hanya boleh dilakukan oleh DPJP. Pencatatan berkas rekam medis harus
dilakukan oleh DPJP.
2. Supervisi Moderat Tinggi adalah kemampuan asesman peserta didik sudad
dianggap sahih namun kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga
rencana asuhan yang dibuat peserta didik harus disupervisi oleh DPJP. Tindakan
medis dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung
(onsite) oleh DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan
deverifikasi dan divalidasi oleh DPJP.
3. Supervisi moderat adalah kemampuan melakukan asesmen sudah sahih tetapi
kemampuan membuat keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan
harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan, kecuali pada kas us gawat
darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan
supervisi tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan setelah pelaksanaan) . Pencatatan
pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh
DPJP.
4. Supervisi rendah adalah kemampuan asesman dan kemampuan membuat
keputusan sudah sahih sehingga dapat diagnosis dan rencana asuhan, namun
karena belum mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada DPJP. Tindakan
medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dengan validasi oleh
DPJP.

B. Prosedur Supervisi .

1. Peserta didik melakukan registrasi


2. Tim Pendidikan dan Pelatihan tingkat supervisi peserta didik berdasarkan
kompetensi yang dimiliki serta mensosialisasikan kepada peserta didik.
3. Tim pendidikan dan pelatihan melakukan pengecekan atas orientasi yang
diterima peserta didik dan memberikan orientasi pembekalan.
4. Bagi peserta didik yang pertama kali melaksanakan praktik klinik akan diberikan
Id Card sesuai dengan tingkat supervisi.
5. Supervisi peserta didik dengan tingkat supervisi tinggi sampai rendah dilakukan
oleh staf klinis /Dokter Penanggungjawab pelayanan /Clinical Instruktur (CI) yang
memberikan pendidikan klinis setelah melakukan evaluasi pendidikan yang dibuat
oleh Institusi pendidikan.
6. Evaluasi terhadap peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Bed site teaching
b. Mini clinical evaluation exercise for trainee ( Mini – CEX)
c. Direct obeservation of procedure and supervision ( DOPS )
d. Case base discussion ( CBD )
e. Portofolio dan buku Log
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Dokumentasi supervisi didokumentasikan dalam form penyerahan pin supervisi


peserta didik klinis.

2. Dokumentasikan supervisi residen di rekam medis berupa tanda tangan verifikasi


DPJP
BAB IV

PENUTUP

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pengarahan) dalam


fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala
kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Supervisi secara langsung memungkinkan melihat pelaksanaan
dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor –faktor a pa saja yang
mempengaruhicdan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
pemecahannya.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan
dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi,
kreativitas dan kemampuan peserta didik yang pada akhirnya akan berdampak
pada peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai