Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN TENTANG CUCI TANGAN DAN JAJANAN


SEHAT PADA ANAK SEKOLAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KOMUNITAS


DOSEN PEMBIMBING: NS.ERWANTO,S.KEP, MMRS
Bu

Disusun

Emanuel Handik 1601080453

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji sykur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas sesgala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesepurnaan makalah ini.

Malang, Desember 2018

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.......……………….............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi promosi kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan sehat……..
2.2 Tujuan promosi kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan sehat………
2.3 Sasaran promosi kesehatn tentang cuci tangan dan jajanan sehat……..…
2.4 Metode promosi kesehatan …………………………..………………….
2.5 Cara mencuci tangan yang benar………………………………………..
2.6 .Jenis jajanan sehat……………………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………...................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang
agar dapat melakukan aktivitas. Kesadaran akan pentingnya kesehatan perlu
ditanamkan sejak usia sedini mungkin pada anak usia sekolah. Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah, yaitu melalui program promosi kesehatan sekolah atau
Health Promoting School (Depkes RI, 2006). Promosi kesehatan di sekolah yang
dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia menggunakan model holistik yang
meliputi hubungan antar aspek fisik, mental, sosial dan lingkungan (WHO,
2005).Masalah kesehatan yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu gangguan
perilaku, penyakit infeksi, penyakit saluran pencernaan, penyakit saluran
pernafasan, penyakit kulit dan malnutrisi. Masalah-masalah tersebut karena
kurangnya pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya kesehatan terutama
kebiasaan mencuci tangan dan mengkonsumsi jajanan sehat. Cuci tangan
merupakan salah satu solusi yang mudah dan efektif dalam pencegahan penyakit
menular dan jajanan yang sehat juga dapat mencegah gangguan saluran pencernaan
.(Depkes RI, 2005).

Berdasarkan data WHO (2005) menyebut bahwa setiap tahun 100.000 anak
Indonesia meninggal akibat diare, angka kejadian kecacingan mencapai angka 40-
60%, anemia pada anak sekolah 23,2% dan masalah karies 74,4%. Target nasional
institusi pendidikan yang melaksanakan PHBS adalah 70% ditahun 2014.
Rendahnya cakupan ini berdampak juga terhadap tingginya angka kesakitan yang
berhubungan dengan penyakit yang berorientasi lingkungan dan perilaku, dimana
kasus penyakit menular selama tahun 2011 masih cukup tinggi.Dari penjelasan
diatas dapat di simpulkan bahwa perilaku cuci tangan menggunakan sabun pada
siswa di sekolah masih kurang dilakukan dengan baik dan benar serta
mengkonsumsi jajanan tidak sehat diluar sekolah dikarenakan masih rendah

4
pengetahuan dan sikap siswa. Berdasarkan survei awal peneliti melihat kurangnya
kesadaran siswa terhadap kebersihan diri, tidak mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir, masih ada ditemukan siswa sekolah yang jajan diluar area sekolah
yang belum terjamin kebersihan dan kandungan gizinya, Keumalasari, Hasballah,
Imran/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:13 serta banyak fasilitas yang belum
memadai terhadap PHBS di sekolah.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan tentang cuci tangan dan
jajanan sehat?
2. Apa tujuan dari dilakukannya promosi kesehatan tenang cuci tangan dan
jajanan sehat?
3. Metode apa yang digunakan dalam promosi kesehatan tentang cuci tangan dan
jajanan sehat?
4. Bagaimana cara mencuci tangan dengan benar?
5. Apa Jenis jananan sehat yang bisa dikonsumsi?

1.3.Tujuan

1. Menjelaskan yang dimaksudkan dengan cuci tangan dan jajanan sehat


2. Menjelaskan yang dimaksud dengan promosi kesehatan tentang cuci tangan
dan jajanan sehat
3. Mengetahui tujuan dari promosi kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan
sehat
4. Mengetaui cara melakukan cuci tangan yang benar dan mengonsumsi jajanan
sehat

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Promosi Kesehatan Tentang Cuci Tangan Dan Jajanan Sehat
Cuci tangan dan jajanan sehat merupakan salah satu solusi yang mudah
dan efektif dalam pencegahan penyakit menular dan juga dapat mencegah
gangguan saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh promosi kesehatan cuci tangan dan jajanan sehat terhadap
pengetahuan dan sikap siswa. Intervensi promosi kesehatan dilakukan dengan
metode ceramah, diskusi, demontrasi serta permainan menggunakan leaflet,
booklet dan gambar. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan design
pre experimental berupa the one gruop pretest-posttest design terhadap 153
responden yang diperoleh secara purposive sampling. Instrumen penelitian
dalam bentuk kuesioner dengan tehnik analisa data menggunakan uji stat istik
parametrik paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dengan nilai rerata
8,398 sebelum intervensi meningkat jadi 13,99 (p=0,000) dan peningkatan
sikap dengan nilai rerata 47,74 sebelum intervensi meningkat jadi 64,47
(p=0,000). Promosi kesehatan merupakan prioritas utama dan merupakan
salah satu intervensi keperawatan yang efektif meningkatkan tingkat
kesadaran siswa akan pentingnya cuci tangan dan jajanan sehat di sekolah.
Diharapkan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan sehat dapat
dijadikan salah satu tindakan keperawatan pada siswa di sekolah.
Promosi kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan sehat dilakukan
dengan menggunakan media berupa power point, leaflet dan booklet.
Menurut Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa kurang lebih 75% dari
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, sedang sisanya melalui indera
yang lain. Dengan menggunakan power point, leaflet Keumalasari,

6
Hasballah, Imran/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017) 5:18dan booklet
informasi yang disampaikan melalui mata lebih banyak, sehingga informasi
akan lebih mudah diterima oleh siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian
Khairani (2009) menyatakan bahwa adanya hubungan promosi kesehatan
melalui metode ceramah, demontrasi dan leaflet pada anak sekolah.Untuk
sikap, rata-rata skor sikap sebelum dilakukan intervensi pendidikan kesehatan
adalah 47,74 dan setelah intervensi pendidikan kesehatan adalah 64,47.
2.2 Tujuan Dilakukan Promosi Kesehatan Tentang Cuci Tangan Dan Jajanan
Sehat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan
cuci tangan dan jajanan sehat terhadap pengetahuan dan sikap siswa. Intervensi
promosi kesehatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, demontrasi serta
permainan menggunakan leaflet, booklet dan gambar.
2.3 Sasaran
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan perawat adalah individu,keluarga
dan lingkungan sekolah.Agar promosi kesehatan dapat tepat sasaran,maka
sasaran tersebut perlu dikenali lebih rinci dan jelas melalui pengelompokan
sasaran promosi kesehatan :
 Sasaran primer,yaitu mereka yang diharapkan dapat menerima perilaku baru
 Sasaran sekunder,yaitu mereka yang mempengaruhi sasaran primer
 Sasaran tersier,yaitu mereka yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan
seperti para pengambil keputusan atau penyandang dana.
2.4 Metode
Desain yang digunakan pada penelitain ini adalah quasi eksperimental
dengan rancangan penelitian the one group pretest-posttets design (rancangan
pra-pasca dalam satu kelompok), dimana semua responden diberikan intervensi
pendidikan/penyuluhan kesehatan tanpa kelompok pembanding. Pada penelitian
ini sebelum diberikan pendidikan/penyuluhan kesehatan semua responden
dilakukan pretest untuk menentukan pengetahuan dan sikap atau nilai awal
responden. Selanjutnya semua responden diberikan pendidikan/penyuluhan

7
kesehatan, setelah itu dilakukan posttest pada semua responden untuk
mengetahui efek perlakuan pada responden.
Penelitian Ameeta, et al. (2013), menunjukkan bahwa program pendidikan
kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan, meningkatkan manajemen
diri, serta membiasakan cuci tangan pakai sabun dan jajanan sehat baik di sekolah
maupun di rumah. Penelitian Hermawan, et al. (2013) bahwa program
penyuluhan kesehatan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan
sikap dalam pelaksanaan perilaku bersih sehat di sekolah guna meningkatkan
pelaksanaan kesehatan lingkungan sekolah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Adiwiryono (2010) bahwa penyuluhan
kesehatan dan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga orang tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa
pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera seseorang. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang.Promosi kesehatan dalam hal ini
pendidikan kesehatan merupakan aktivitas pembelajaran yang dirancang oleh
perawat sesuai kebutuhan klien. Pencapaian tujuan pendidikan kesehatan akan
lebih mudah dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dan dapat
meningkatkan kemudahan pemberian informasi. Menurut Nies dan McEwen
(2001) penggunaan alat bantu berupa tulisan akan lebih menghasilkan
peningkatan pengetahuan daripada kata-kata.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor sikap
yang bermakna antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi
pendidikan/penyuluhan kesehatan (p= 0,000). Hal ini sejalan dengan penelitian
Pratama (2013) adanya pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap `peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku dalam kebiasaan hidup bersih di
sekolahberdasarkan uji statistik paired t-test dengan p value dengan tingkat

8
kemaknaan ≤0,005 diperoleh nilai p= 0,001. Penelitian solehati, et al. (2015) juga
menyatakan bahwa ada pengaruh edukasi tentang PHBS terhadap pengetahuan
dan sikap siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi.Berdasarkan uraian
tentang hasil penelitian di atas, maka dapat diasumsikan bahwa sikap siswa dalam
mencuci tangan dan jajanan sehat di sekolah sangat dipengaruhi oleh pemahaman
siswa tersebut yang dapat diperoleh melalui pendidikan/penyuluhan kesehatan.
Pendidikan kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan sehat dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan siswa untuk dapat meningkatkan
pengetahuan siswa sehingga dapat menentukan sikap yang lebih baik dalam ber
perilaku bersih sehat di sekolah. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Lubis, et
al.(2013) bahwa pengaruh penyuluhan kesehatan melalui metode ceramah dan
diskusi dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam ber Perilaku
Hidup Bersih Sehat di sekolah.
Sosialisasi sejak dini oleh guru kepada siswa mengenai pesan-pesan yang ada
dalam perilaku bersih sehat melalui semua aktivitas harian di sekolah dikaitkan
dengan cuci tangan dan jajanan sehat dengan tujuan setiap anak akan terbiasa
dengan hal tersebut dan dapat saling mengingatkan antar mereka untuk selalu
melaksanakan praktik cuci tangan dan jajanan sehat. Semakin besar peran guru
dalam mensosialisasikan pesan perilaku bersih sehat maka siswa akan lebih baik
dalam mempraktikkannya di sekolah. Hal itu dimungkinkan karena biasanya
anak-anak patuh terhadap perintah gurunya sehingga bila gurunya semakin
berperan dalam Keumalasari, Hasballah, Imran/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2017)
5:19 mensosialisasikan cuci tangan dan jajanan sehat maka praktiknya juga akan
semakin baik.
Pendekatan yang dilakukan di sekolah sejalan dengan penelitian cevizci, et al.
(2014) bahwa adanya peningkatan pengetahuan dan pelatihan ketrampilan cuci
tangan yang dilakukan dengan pendekatan di sekolah, pendekatan ini akan terus
dilakukan dengan terbentuknya kurikulum yang permanen di sekolah. Penelitian
Garg, et al. (2013) menyatakan bahwa program promosi kesehatan dengan
berbasis sekolah bisa meningkatkan kesadaran siswa dalam perilaku hidup bersih

9
sehat dan senantiasa membuat program khusus untuk peningkatan hygienesiswa.
Selain terbentuknya kurikulum sekolah dukungan kepala sekolah, guru dan pihak
sekolah lainnya sangat penting untuk terlaksananya perilaku bersih sehat di
sekolah. Dukungan yang diberikan dapat berupa peraturan, sarana, dana, tenaga,
media, maupun kelengkapan untuk cuci tangan jajanan sehat seperti sabun, air,
tisu serta kantin yang bersih. Hal ini sejalan dengan penelitian Penelitian Assefa,
et al.(2014) juga menyatakan bahwa meningkatnya pengetahuan dan sikap
melalui pendekatan sekolah dikarenakan adanya keyakinan, motivasi, fasilitas
yang mendukung, dukungan keluarga, dukungan pihak sekolah serta memberikan
pelatihan secara kontinyu baik di sekolah maupun dirumah. Penelitian
Chittleborough, et al.(2012) juga menyatakan bahwa proporsi mencuci tangan
lebih banyak tidak hanya pada kebiasaan mencuci tangan tetapi disertai dengan
adanya fasilitas yang baik, norma yang berlaku dan dukungan dari pihak sekolah
itu sendiri.
2.5 Cara Mencuci Tangan Dengan Benar

1. Basahi tangan dengan air yang mengalir.


2. Tuang sabun cuci tangan secukupnya.
3. Usapkan 2 telapak tangan, jangan sampai kena air.
4. Usap jari-jari, jempol, dan selipan jari-jari.
5. Gosok kuku-kuku.
6. Gosok punggung tangan.
7. Bilas dengan air yang mengalir.
8. Keringkan dengan handuk bersih atau tisu.

2.6 Jananan Sehat


cookies bisa dikategorikan sebagai jajanan sehat apabila bahan-bahan yang
digunakan tepat. Pastikan cookies yang dimakan anak tidak terlalu mengandung
banyak gula. Agar lebih sehat, cookies bisa dikonsumsi dengan susu rendah
lemak sehingga si kecil mendapat jajanan yang bergizi.

10
Keju merupakan makanan yang kaya rasa dan mengenyangkan. Ia
memberikan protein dan kalsium pada anak. Keju termasuk jajanan sehat untuk anak,
asal tidak dikonsumsi di setiap waktu. Misalnya, jika makanan pokok anak sudah
mengandung keju, maka sebaiknya saat mengemil jangan diberikan lagi.

Banyak anak yang suka popcorn, dan kabar baiknya, camilan ini berasal dari
gandum utuh. Dalam tiga gelas popcorn, terdapat 4 gram serat, lho, Ma. Hal ini
membuat popcorn menjadi salah satu jajanan yang sehat untuk anak.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terdapat pengaruh promosi kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan sehat
terhadap peningkatan pengetahuan siswa dan terdapat juga pengaruh promosi
kesehatan tentang cuci tangan dan jajanan sehat terhadap peningkatan sikap siswa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adiwiryono, RM. (2010). Pesan Kesehatan: Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Anak Usia Dini dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat. VI(2). 52-64.

Akter, T., Ali, AM. (2014). Factors Influencing Knowledge and Practice of Hygiene
in Water, Sanitation, Hygiene (WASH) programme Areas of Bangladesh Rural
Advancement Committee. Rural and Remote Health. 14(2628).1-10.

Ameta, I. N., Soebagyo, B., Sumardiyono. (2013). Pengaruh promosi Kesehatan


PHBS Pada Tatanan Sekolah terhadap pengetahuan Siswa .

Jurnal Kedokteran UNS. 2(3). 342-349.Assefa, M., Kumie, A. (2014). Assesment of


Factors Influensing Hygiene Behavior Among Shcool Children In Mereb-Leke
Distric, Northerm Ethiopia: a Cross-Secsional Study. BMC Public Health. 14(5).
633-645.

Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan Departemen KesehatanRI.


(2006).Survei Kesehatan Nasional(SUSENAS). Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2000). BukuPedoman Pembinaan Program PHBSdi


Tatanan Pendidikan. Jakarta.

Eshun, S.E., Acquah, S., Acquaye, V.N.A. (2014). School Sanitation and Hygiene
Education: A Focus on Rural Community Basic School in Ghana.

Journal of Education and Practice. 5(13). 148-156.Ewles, L dan Simnet, I. (1994).


Promoting Health, A Practical Guide 2nd ed.

13

Anda mungkin juga menyukai