Anda di halaman 1dari 23

PONDASI DANGKAL DAN DALAM

Pondasi bangunan adalah kontruksi


yang paling terpenting pada
suatu bangunan.
Secara umum pondasi dibagi menjadi 2 yaitu pondasi dangkal dan dalam. Pondasi dipakai
pada bangunan-bangunan ditanah keras atau bangunan-bangunan sederhana. Termasuk
didalam jenis pondasi ini antara lain pondasi batu kali setempat, pondasi lajur batu kali,
pondasi tapak/pelat setempat (beton), pondasi lajur (beton), pondasi strouspile, dan pondasi
tiang pancang kayu.
Sementara pondasi dalam dipakai pada bangunan tanah-tanah lembek, bangunan yang
berbentang lebar (jarak antarkolom lebih dari 6 m), dan bangunan bertingkat. Termasuk
jenis pondasi ini antara lain pondasi tiang pancang (dari bahan beton, besi, pipa baja),
pondasi sumuran, pondasi borpile, dan lain-lain.
Syarat-Syarat Perencanaan Pondasi

1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah
pondasi khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit.
2. Kedalaman harus berada di bawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan
oleh pembekuan, pencairan, dan pertumbuhan tanaman.
3. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, pergelinciran atau pergeseran tanah.
4. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya
yang terdapat didalam tanah.\
5. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau
lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
6. Metode pemasangan harus seefektif dan seefisien mungkin.
7. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan elemen
pondasi dan elemen bangunan atas.
Pemilihan Pondasi

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan jenis pondasi dalam adalah:
1. Keadaan tanah yang akan dipasangi pondasi,
2. Batasan-batasan akibat konstruksi diatasnya (superstructure),
3. Faktor lingkungan,
4. Waku pekerjaan,
5. Biaya, dan
6. Ketersediaan material pembuatan pondasi di daerah tersebut.

Berdasar Daya Dukung Tanah


1. Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2 – 3 meter dibawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal.
2. Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi
bored pile.
3. Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Pondasi Dangkal
Shallow Foundation

Karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam
tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,
dibuat dari beton atau pasangan batu. Fungsi pondasi dangkal meneruskan beban dari dinding dan
kolom bangunan ke tanah keras.

Jenis-Jenis Pondasi Dangkal


a. Pondasi Setempat (Single Footing)
b. Pondasi Menerus (Continuous Footing)
c. Pondasi Pelat (Plate Foundation)
d. Pondasi Cakar Ayam
e. Pondasi Sarang Laba-laba
• Dipakai pada kedalaman tanah lebih
dari 1,20 m dari muka tanah dan
dipasang di bawah kolom-kolom utama
pendukung bangunan.
• Seluruh beban bangunan dilimpahkan
ke kolom-kolom utama, dan diteruskan
ke pondasi di bawahnya. Pondasi ini
tetap dihubungkan oleh balok sloof
dengan pondasi setempat lain, dan sloof
ditopang oleh pondasi batu kali.
• Pondasi setempat dipakai pada
kedalaman 1,50 – 4,00 m, dengan tanah
yang digali hanya pada dimana kolom-
kolom utamanya ditanam, sedangkan
galian di bawah balok sloof cukup
dengan 0,60 – 0,80 m.

Pondasi Setempat (Single Footing)


Pondasi Batu Kali

Konstruksi pondasi menerus yang sering digunakan untuk bangunan gedung satu lantai biasanya
menggunakan bahan batu kali (batu belah) yang sering disebut pondasi batu kali. Konstruksi pondasi
batu kali digunakan untuk meneruskan beban dinding pada lantai dasar. Komponen pondasi dangkal
menerus batu kali meliputi urugan pasir bawah pondasi, pasangan batu kosong (aanstamping), dan
pasangan batu kali.
Kombinasi Pondasi Setempat dan Batu Kali (Tampak Depan)
Pondasi Umpak (Pondasi tatapakan) : Pondasi tradisional untuk bangunan dengan kondisi tanah
pasir atau tanah liat kering yang bercadas. Pondasi ini dapat dijumpai di bangunan-bangunan
tradisional, atau bedeng pekerja pada proyek konstruksi
https://pekerjasipil.wordpress.com/2010/02/01/pondasi-umpak-sloof-precast/
P

Pondasi Tikar (Mat Foundation / Raft Foundation): digunakan untuk menyebarkan beban dari
struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur. Pondasi raft digunakan
ketika beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi pad saling
berinteraksi. Dapat dianalogikan sebagai kumpulan footplate yang kemudian di cor sebagai satu
kesatuan.
Pondasi Dalam
Deep Foundation

Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh dari permukaan
tanah. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam apabila perbandingan
antara kedalaman dengan lebar pondasi lebih dari sepuluh (Df/B >10). Material pondasi
dalam bisa dari kayu, baja, beton bertulang, dan beton pratekan.
Jenis-jenis pondasi dalam:
• Pondasi tiang pancang (pile)
Bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,beton, dan atau baja, yang digunakan untuk
meneruskan (mentransmisikan) beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang
lebih rendah di dalam massa tanah. Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah
untuk memindahkan atau mentrasfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (superstruktur)
ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam ( Hutami, 2013).
• Metode Hydraulic Jack In
Hidrolik sistem adalah suatu metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme
hydraulic jacking foundation system, dimana sistem ini telah mendapatkan hak paten dari United States,
United Kingdom, China dan New Zealand. Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan
pararel dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan sebuah
mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah
mekanisme pemegang (grip) tiang, kemudian tiang ditekan ke dalam tanah. Dengan sistem ini tiang
akan tertekan secara kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran.
• Driven Pile

Driven Piles are installed using impact or vibration hammers to a design


depth or resistance

Driven piles gain geotechnical capacity efficiently by displacing the soil immediately
adjacent. If penetration of dense soil is necessary, pre-drilling may be required for
the pile to reach the design depth. Types include timber, precast concrete, steel
tubes and H-piles, and sheet piles. The finished foundation element is designed to
resist compressive, uplift, and lateral loads. Driven piles can be used to provide
lateral support for earth retention walls. Sheet piles are the most common type of
driven piles for this application.
• Pondasi bore pile,
bahan yang digunakan untuk tipe pondasi ini adalah beton bertulang yang di cor di tempat (in situ).
Pelaksanaan pondasi tipe ini membutuhkan peralatan bor baik secara manual (diameter lubang bor
max 30 Cm) maupun menggunakan mesin bor untuk membuat lubang dengan kedalaman rencana.

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang,
digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam.Jenis pondasi dalam yang
dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.Pada
umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak.

Pondasi bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi tiang pancang atau pondasi dalam
lainya. Perbedaan di antara keduanya adalah pada cara pelaksanaan pengerjaanya. Jasa
pelaksanaan pondasi bore pile diawali dari pembuatan lubang di tanah dengan cara tanah di
bor terlebih dahulu kemudian penginstalan besi tulangan ke dalam lubang yang dilanjutkan
dengan pengecoran bor pile dengan tremi.
Pemasangan Bore Pile
Pondasi Franki (Franki Pile)
Tipe pondasi yang paling ekonomis pada kondisi tanah yang sesuai. yaitu jenis pondasi tiang
pancang yang betonnya dicor di lokasi dengan pembesaran di ujung bagian bawah. Tipe pondasi ini
banyak digunakan, karena pada kondisi tanah yang sesuai, jenis pondasi ini lebih ekonomis,
sehingga banyak dipilih sebagai pondasi gedung-Gedung tinggi di berbagai kota di Indonesia.
RPS PERTEMUAN KE V

HARDSKILL
Mahasiswa Memahami dan mampu menjelaskan
pelaksanaan pondasi sumuran.
SOFTSKILL
Mampu berfikir kritis, melakukan analisa, berinisiatif, dan
mampu mengkomunikasikan gagasan secara jelas &
terstruktur, serta mampu berkerjasama.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan
digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang relative dalam.

Persyaratan agar pondasi sumuran dapat digunakan sebagai berikut:


• Daya dukung pondasi harus lebih besar daripada beban yang dipikul.
• Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu sebesar 1 inch (2.54cm)

Cincin untuk
pondasi sumuran
Pondasi sumuran menggunakan silinder beton berdiameter
antara 60 cm – 80 cm dengan kedalaman 1–3 meter.
Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya,
diantaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof
haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang
diminati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil,
seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang
berlumpur
Ada beberapa metode pelaksanaan pondasi sumuran di lapangan, salah satunya dengan
menggunakan metode cincin. Dengan metode ini, sumuran terdiri dari pipa cincin besar
atau beton biasa atau beton bertulang dan biasa dikenal dengan gorong-gorong. Tebal
cincin umumnya 8-12 cm. Ukuran garis tengah bagian dalam bervariasi antara 70-150 cm.
Ukuran yang digunakan tergantung kebutuhan luas dasar pondasi hasil perhitungan beban
dan kekuatan tanah.

1. Digali perlapisan, ditindih antara 1 dengan yang lain sampai mecapai kedalaman tanah
keras.
2. Digali hingga mencapai tanah keras kemudian cincin beton dimasukkan satu per satu
Kelebihan :
• Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan
pengangkutan tiang pancang
• Tidak diperlukan alat berat
• Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu

Kekurangan :
• Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di control (karena batu dan adukan dilempar /
dituang dari atas.
• Pemakaian bahan boros
• Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan)
Kekuatan konstruksi beton siklop (cyclop) juga masih di bawah beton bertulang,
tetapi masih lebih baik daripada konstruksi pasangan batu, Penyebabnya karena,
beton siklop (cyclop) masih mampu menahan tegangan tarik dan tekan. Sedangkan,
untuk pasangan batu hanya mampu menahan gaya tekan. tetapi untuk menahan
tegangan tariknya sangat lemah. Beton siklop sering digunakan pada pembuatan
bendungan, pangkal jembatan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai