178 674 1 PB PDF
178 674 1 PB PDF
Marulak Pardede
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum,
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM,
Kementerian Hukum dan HAM-RI,
Jalan : H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. 12940
marulakp@yahoo.com)
Abstrak
Permasalahan reformasi birokrasi adalah kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan
secara efektif dan efisien. Struktur kelembagaan, tidak saling sinkron dengan berbagai ketentuan
lainnya, menyebabkan timbulnya proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan pengambilan
keputusan, dan akhirnya menciptakan budaya feodal pada aparatur. Karena itu, perubahan pada
sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses pelayanan dan
pengambilan keputusan dalam birokrasi. Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan
dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan
birokrasi yang efektif dan efisien. Dengan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis; dan
tipe penelitian ini adalah deskriptif; serta Alat Penelitian yang dipergunakan adalah Studi kepustakaan/
Library Studies, dan Studi Dokumen dari bahan primer dan sekunder, dan metode analisis data kualitatif,
dapat dikemukakan bahwa: reformasi birokrasi yang dituangkan dalam bentuk ketentuan peraturan
perundang-undangan dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM, khususnya yang berkaitan erat
dengan keberadaan jabatan fungsional peneliti hukum pada Badan Penelitian dan pengembangan
hukum dan HAM, belum selaras, sinkron dengan berbagai ketentuan yang berlaku, terutama Peraturan
yang dikeluarkan oleh LIPI tentang pedoman pemilihan bidang kepakaran peneliti.Oleh karena
itu, perlu dilakukan reformasi birokrasi ulang, dengan cara terlebih dahulu melakukan sinkronisasi
dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait dengan nomenklatur, keberadaan jabatan
fungsional peneliti di lingkungan BALITBANG Hukum dan HAM-RI, Kementerian Hukum dan HAM-
RI, agar fungsional peneliti hukum, dapat memberikan kontribusi penting bagi kemajuan tugas dan
fungsi BALITBANG HUKUM dan HAM masa kini dan terutama masa mendatang.
Kata Kunci: Reformasi Birokrasi, Kepakaran Peneliti
Abstract
One of the bureaucracy reform problems is ineffective and not efficient of government institutional.
Institutional structure has not synchronized with other provisions leading a complicated process,
slowness of service and decision-making, and ultimately creating a culture of feudal of apparatus.
Therefore, change the institutional structure will promote efficiency and effectiveness, and
1. Makalah merupakan Hasil Penelitian Mandiri, diselenggarakan dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran
bagi pembinaan dan pembangunan hukum nasional.
59
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
acceleration of service process and decision-making in bureaucracy. It is hoped will drive a creation
culture/behavior more conducive in bringing bureaucracy better. This research uses sociological
juridical approach method; its type is descriptive, and data is library studies, that is primary and
secondary data with qualitative data analysis. The result of this research shows that the bureaucracy
reform outlined in regulation in the Ministry of Law and Human Rights, especially associated with law
researchers at theAgency of Research and Development of Law and Human Rights has not been
harmony, sync with the various provisions, especially regulations issued by Indonesia Institute of
Sciences (LIPI) on guidelines for the selection of the field of expertise of researchers. It is necessary
for the synchronization and harmonization of legislation relating to nomenclature, legal researchers
are expected to provide important contributions to the advancement of the duties and functions of the
Agency of Research and Development of Law and Human Rights, today and upcoming.
Keywords: bureaucracy reform, expertise of researcher
2. Bivitri Susanti, S.H. LL.M., PhD, :”Menyoal Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang Undangan di Indonesia, Makalah
disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan
Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan
Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Halaman 4-11.
3. Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf, S.H., M.H. : “Evaluasi Peraturan Perundang Undangan Sebagai Bagian Manajemen
Peraturan Perundang Undangan”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Konstelasi
Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis dan Evaluasi
Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Halaman 4-10.
60
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
(RPJPN) 2005-2025, dan Peraturan Presiden kebijakan; dan e. Pusat pengembangan data
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana dan informasi penelitian hukum dan HAM.
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Dengan kebijakan reformasi birokrasi
(RPJMN) 2010-2014. Salah satu prioritas tersebut diatas, pada unit Eselon I
peraturan tersebut adalah pemantapan (Unit Utama), tampaknya tidak terdapat
reformasi birokrasi instansi.Oleh karena penambahan maupun pengurangan jumlah
itu, ruang lingkup Grand Design Reformasi struktur organisasi sebelumnya, akan
Birokrasi 2010-2025 difokuskan pada tetapi terjadi perubahan nomenklatur, yaitu
reformasi birokrasi pemerintah.Perubahan Badan Penelitian dan Pengembangan HAM
pada sistem kelembagaan diharapkan akan dirubah menjadi BADAN PENELITIAN
dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN
yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan HAM. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
birokrasi yang efektif dan efisien.4 Intelektual, dirubah menjadi DIR.JEND
Dengan dikeluarkannya Peraturan Kekayaan Intelektual (KI). Di level Unit Eselon
Menteri Hukum dan HAM-RI Nomor 29 Tahun II, dilakukan perubahan nomenklatur, yaitu
2015 tanggal, 29 September 2015 tentang Pusjianbang Set.Jend dan PUSLITBANG
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BPHN, digabung kedalam BALITBANG
Hukum dan HAM-RI, sebagai tindak lanjut dari HUKUM DAN HAM. Sedangkan di BPHN
Perpres.No.7 Tahun 2015 tentang Organisasi ditambah pusat Analisa dan Evaluasi Paraturan
Kementerian Negara, dan Perpres No.44 tahun perundang-undangan..............dst.5 Dengan
2015 tentang Kemenkumham-RI, yang antara demikian maka, seluruh pejabat fungsional
lain mengatur tentang: penataan kembali peneliti dilingkungan Kementerian Hukum dan
organisasi dan tata kerja kemenkumham. HAM, telah dikumpulkan di Balitbang Hukum
Adapun tugas dan fungsi BALITBANG HUKUM dan HAM. Serta penempatannya disesuaikan
DAN HAM, dalam Pasal 1100 disebutkan dengan nomenklatur pusat masing-masing.
tugas: melaksanakan penelitian dan Apabila dikaji secara mendalam,
pengembangan di bidang hukum dan HAM. tampaknya kebijakan reformasi birokrasi
Fungsinya Pasal 1101: penyusunan kebijakan Kementerian ini, mengandung beberapa
teknis, program, dan anggaran pengkajian, permasalahan, diantaranya keberadaan
penelitian dan pengembangan dibidang Badan Penelitian dan Pengembangan
hukum dan HAM; pelaksanaan pengkajian, Hukum dan HAM. Sesuai dengan namanya,
penelitian dan pengembangan hukum dan semestinya badan ini hanya akan terdiri dari
HAM; pemantauan, evaluasi dan pelaporan pusat penelitian dan pengembangan hukum;
tugasnya. Dalam Pasal 1102: Balitbang dan pusat pengembangan HAM. Namun
hukum dan HAM terdiri atas: a. Sekrertariat; b. dalam kenyataannya, tidak demikian. Begitu
Pusat penelitian dan pengembangan hukum; juga dengan Eselon III maupun IV, yang antara
c. Pusat penelitian dan pengembangan HAM; lain membagi penelitian dan pengembangan
d. Pusat pengkajian dan pengembangan hukum bidang Substansi Hukum; Struktur
4. Grand Design Reformasi Birokrasi2010 – 2025, Diperbanyak olehKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 81 TAHUN 2010GRAND
DESIGN REFORMASI BIROKRASI 2010-2025.
5. Edward James Sinaga, “Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM”, Draft Laporan Akhir Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan,
BALITBANG HUKUM DAN HAM, Kemenkumham, Tahun 2016, halaman 7.
61
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
Hukum; dan Masyarakat dan Budaya, juga Pengembangan Hukum dan HAM, telah
dapat menjadi masalah, karena didalam sejalan/selaras/sinkron dengan berbagai
pembagian bidang hukum, tidak mengenal ketentuan yang berlaku, terutama Peraturan
pembagian hukum yang demikian itu. LIPI tentang pedoman pemilihan bidang
Selain itu, bila dikaitkan dengan bidang kepakaran peneliti? Untuk itu, bagaimanakah
kepakaran jabatan fungsional peneliti, sebaiknya BLUE PRINT/GRAND DESIGN
juga mengandung berbagi permasalahan, KELEMBAGAAN BALITBANG HUKUM
terutama bila dikaitkan dengan ijasah, DAN HAM-RI dimasa mendatang?
penilaian angka kredit, terutama mengenai Tujuan
ketentuan mengenai kepakaran. Pedoman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Penilaian angka kredit Jabatan Fungsional
apakah kebijakan reformasi birokrasi
Peneliti yang berlaku saat ini, adalah
kelembagaan yang tertuang dalam ketentuan
Peraturan Kepala LIPI nomor 2 Tahun 2014
peraturan perundang-undangan di lingkungan
Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Kementerian Hukum dan HAM, khususnya
Peneliti. Ditetapkan di Jakarta, 15 Juli 2014,
yang berkaitan erat dengan keberadaan
dan diundangkan di Jakarta, 16 Juli 2014.
jabatan fungsional peneliti hukum pada Badan
Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan
Penelitian dan Pengembangan Hukum dan
Ketua LIPI ini mulai berlaku pada tanggal, 2
HAM, telah atau belum sejalan/selaras/sinkron
Januari 2015, antara lain menetapkan, bahwa
dengan berbagai ketentuan yang berlaku,
karya tulis ilmiah yang dapat dinilai menjadi
terutama Peraturan LIPI tentang pedoman
angka kredit adalah, hasil penelitian yang
pemilihan bidang kepakaran peneliti.
sesuai dengan bidang kepakarannya. Untuk
menentukan bidang kepakaran, LIPI telah Metode Penelitian
mengeluarkan PERATURAN KEPALA LIPI Sejalan dengan maksud dan tujuan
NOMOR 1 TAHUN 2016 Tentang Pedoman penelitian yang ingin dicapai, maka
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti. tipe penelitian ini adalah deskriptif, yaitu
Peraturan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, memberikan gambaran (deskripsi) mengenai
tanggal, 04 Februari 2016, yang antara lain obyek penelitian dengan pemilihan bahan
menjelaskan : Rumpun Kepakaran; Bidang yang representatif. Tipe perencanaan
Kepakaran; dan Bidang Penelitian.6 penelitian adalah penelitian hukum normatif,
Rumusan Masalah dalam pengertian sebagaimana dimasudkan
oleh Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, yaitu
Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas,
penelitian yang meliputi asas-asas hukum,
maka yang menjadi pokok permasalahan
sinkronisasi hukum dan perbandingan hukum.
dalam penelitian ini, adalah: Apakah kebijakan
Metode analisis data yang dipergunakan
reformasi birokrasi kelembagaan yang tertuang
dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data
dalam ketentuan peraturan perundang-
yang berupa angka sedapat mungkin disajikan
undangan dilingkungan Kementerian Hukum
dalam bentuk angka.Sifat dan Bentuk Laporan
dan HAM, khususnya yang berkaitan erat
penelitian ini, adalah Deskriptif-analitis.7
dengan keberadaan jabatan fungsional
peneliti hukum pada Badan Penelitian dan
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, : “Pedoman
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti”, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI), Tahun 2016.
7. Soekanto, Soerjono & Mamudji, Sri.Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.(Jakarta: CV.Rajawali, 1985),
15. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986), halaman 50.
62
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
63
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
2015 tentang Kemenkumham-RI, yang antara dikumpulkan di Balitbang hukum dan HAM.
lain mengatur tentang: penataan kembali Serta penempatannya disesuaikan dengan
organisasi dan tata kerja Kemenkumham. nomenklatur pusat masing-masing.9
Adapun tugas dan fungsi BALITBANG Selanjutnya, dalam Pasal 1128 s/d 1141
HUKUM DAN HAM, dalam Pasal 1100 tentang Pusat Penelitian dan Pengembangan
disebutkantugas: melaksanakan penelitian dan Hukum, antara lain ditetapkan baha, Puslitbang
pengembangan di bidang hukum dan HAM. Hukum terdiri atas Bidang Penelitian dan
Fungsinya Pasal 1101: penyusunan kebijakan Pengembangan:
teknis, program, dan anggaran pengkajian, • Bidang Substansi Hukum, terdiri atas, Sub
penelitian dan pengembangan dibidang Bidang Penelitian dan Pengembangan
hukum dan HAM; pelaksanaan pengkajian, Formulasi Hukum, Sub Bidang Penelitian
penelitian dan pengembangan hukum dan dan Pengembangan Implementasi
HAM; pemantauan, evaluasi dan pelaporan Hukum;
tugasnya. Dalam Pasal 1102: Balitbang • Bidang Struktur Hukum, terdiri atas Sub
Hukum dan HAM terdiri atas: a. Sekrertariat; b. Bidang Kelembagaan, dan Sub Bidang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum; Penegakan Hukum;
c. Pusat Penelitian dan Pengembangan HAM; • Bidang Masyarakat dan Budaya hukum,
d. Pusat Pengkajian dan Pengembangan terdiri atas Sub Bidang Penelitian dan
Kebijakan; dan e. Pusat Pengembangan Data Pengembangan Masyarakat; dan Sub
dan Informasi Penelitian Hukum dan HAM. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Dengan kebijakan reformasi birokrasi Budaya Hukum.
tersebut diatas, pada unit Eselon I (Unit Pemerintah telah menjalankan program
Utama) tidak terdapat penambahan maupun reformasi birokrasi nasionalsejak tahun
pengurangan jumlah struktur organisasi 2010. Hingga saat ini pelaksanaan reformasi
sebelumnya, akan tetapi terjadi perubahan birokrasi nasional telah memasuki tahap
nomenklatur, yaitu Badan Penelitian dan kedua yang ditandai dengan disusunnya
Pengembangan HAM diubah menjadi Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019
BALITBANG HUKUM DAN HAM. Direktorat melalui PERMENPANNo. 11 Tahun 2015.
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, diubah Dalam Road Map tersebut ditetapkan 3 (tiga)
menjadi DIR.JEND Kekayaan Intelektual (KI). sasaran dan 8 (delapan) area perubahan
Di level Unit eselon II, dilakukan perubahan reformasi birokrasi 2015-2019, yaitu: Birokrasi
nomenklatur, yaitu Pusjianbang Set.Jend dan yang bersih dan akuntabel; efektif dan efisien;
PUSLITBANG BPHN, digabung kedalam serta memiliki pelayanan publik berkualitas.
BALITBANG HUKUM DAN HAM. Sedangkan Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi
di BPHN ditambah pusat Analisa dan Evaluasi birokrasi sebagaimana disebutkan di atas,
Paraturan perundang-undangan.............. ditetapkan area perubahan reformasi
dst. Dengan demikian maka, seluruh
8 birokrasi.Perubahan-perubahan pada area
pejabat fungsional peneliti dilingkungan tertentu dalam lingkup birokrasi diharapkan
Kementerian Hukum dan HAM, telah menciptakan kondisi yang kondusif untuk
mendukung pencapaian tiga sasaran
8. Pocut Eliza (Kepala Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional),, :”Peran Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum
Nasional Dalam Pembentukan dan Pembaruan Hukum; Sinergitas Tugas Fungsi BPHN, DIT.Jend.PP, Dan
BALITBANG HUKUM DAN HAM Dalam Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan), Halaman 2-6.
9. Edward James Sinaga, “Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM”, Draft Laporan Akhir Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan,
BALITBANG HUKUM DAN HAM, Kemenkumham, Tahun 2016, halaman 7.
64
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
10. DR. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H., :”Perencanaan Peraturan Perundang Undangan di Lingkungan DPR sebagai
Bagian Manajemen Peraturan Perundang Undangan, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum
Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat
Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober
2016. Halaman 2-8.
11. Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H., M.Hum. :”Perencanaan Peraturan Perundang Undangan Sebagai Bagian
Manajemen Peraturan Perundang Undangan”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum
Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat
Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober
2016.
65
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
12. Dr. Himawan Estu Bagijo, S.H., M.H. (Sekjen Asosiasi Pengajar HTN HAN Indonesia), :”Menggali Original Intent Desain
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan
Hukum Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh
Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06
Oktober 2016. Halaman 4-6.
66
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
masing K/L dan Pemda akan mendorong birokrasi yang dirancang dengan outcomes
perubahan mind set dan culture set pada oriented harus memperhatikan pemanfaatan
setiap birokrat ke arah budaya yang lebih sumber daya yang ada secara efisien dan
profesional, produktif, dan akuntabel. profesional. Reformasi birokrasi harus
Setiap perubahan diharapkan dapat dilaksanakan secara efektif sesuai dengan
memberikan dampak pada penurunan praktek target pencapaian sasaran reformasi birokrasi.
KKN, pelaksanaan anggaran yang lebih baik, Outputs dan outcomes dari pelaksanaan
manfaat program-program pembangunan kegiatan dan program ditentukan secara
bagi masyarakat meningkat, kualitas realistik dan dapat dicapai secara optimal.
pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik Reformasi birokrasi harus dilaksanakan
meningkat, produktivitas aparatur meningkat, secara konsisten dari waktu ke waktu, dan
kesejahteraan pegawai meningkat, dan hasil- mencakup seluruh tingkatan pemerintahan,
hasil pembangunan secara nyata dirasakan termasuk individu pegawai.Pelaksanaan
seluruh masyarakat. Secara bertahap, upaya program dan kegiatan dilakukan secara sinergi.
tersebut diharapkan akan terus meningkatkan Satu tahapan kegiatan harus memberikan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. dampak positif bagi tahapan kegiatan lainnya,
Kondisi ini akan menjadi profil birokrasi yang satu program harus memberikan dampak
diharapkan. positif bagi program lainnya.Kegiatan yang
Reformasi birokrasi bertujuan untuk dilakukan satu instansi pemerintah harus
menciptakan birokrasi pemerintah yang memperhatikan keterkaitan dengan kegiatan
profesional dengan karakteristik adaptif, yang dilakukan oleh instansi pemerintah
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan lainnya, dan harus menghindari adanya
bebas KKN, mampu melayani publik, netral, tumpang tindih antarkegiatan di setiap instansi.
sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh Reformasi birokrasi memberikan ruang gerak
nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. yang luas bagi K/L dan Pemda untuk melakukan
Adapun area perubahan yang menjadi tujuan inovasi-inovasi dalam penyelenggaraan
reformasi birokrasi meliputi seluruh aspek pemerintahan, pertukaran pengetahuan,
manajemen pemerintahan.Seluruh program dan best practices untuk menghasilkan
dan kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitan kinerja yang lebih baik. Reformasi birokrasi
dengan reformasi birokrasi harus dapat harus dilakukan sesuai dengan peraturan
mencapai hasil (outcomes) yang mengarah perundang-undangan.Pelaksanaan reformasi
pada peningkatan kualitas kelembagaan, birokrasi harus dimonitor secara melembaga
tatalaksana, peraturan perundang-undangan, untuk memastikan semua tahapan dilalui
manajemen SDM aparatur, pengawasan, dengan baik, target dicapai sesuai dengan
akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, rencana, dan penyimpangan segera dapat
perubahan pola pikir (mind set) dan budaya diketahui dan dapat dilakukan perbaikan.
kerja (culture set) aparatur. 1. PENILAIAN ANGKA KREDIT, IJASAH
Kondisi ini diharapkan akan meningkat- DAN BIDANG KEPAKARAN.
kan kepercayaan masyarakat dan membawa Pedoman Penilaian angka kredit Jabatan
pemerintahan Indonesia menuju pada Fungsional Peneliti yang berlaku saat ini, adalah
pemerintahan kelas dunia. Pelaksanaan Peraturan Kepala LIPI nomor 2 Tahun 2014
reformasi birokrasi yang dirancang dengan Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
outcomes oriented harus dilakukan secara Peneliti. Ditetapkan di Jakarta, 15 Juli 2014,
terukur dan jelas target serta waktu dan diundangkan di Jakarta, 16 Juli 2014.
pencapaiannya. Pelaksanaan reformasi Berdasarkan ketentuan pasal 5 Peraturan
67
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
Ketua LIPI ini mulai berlaku pada tanggal, 2 Hukum. Oleh karenanya, menurut pendapat
Januari 2015. Antara lain menetapkan, bahwa penulis, jika bertitik tolak dari Peraturan LIPI
karya tulis ilmiah yang dapat dinilai menjadi tersebut diatas, maka seharusnya Pusat
angka kredit adalah, hasil penelitian yang Penelitian HAM, BALITBANG HUKUM
sesuai dengan bidang kepakarannya. Untuk DAN HAM, Kementerian Hukum dan HAM,
menentukan bidang kepakaran, LIPI telah seyogianya digabungkan dengan Pusat
mengeluarkan PERATURAN KEPALA LIPI Penelitian Hukum, begitu juga dengan pejabat
NOMOR 1 TAHUN 2016 Tentang Pedoman fungsional peneliti HAM nya, dilebur kedalam
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti. fungsional peneliti hukum pada Pusat Peneliti
Peraturan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, Hukum.
tanggal, 04 Februari 2016, yang antara lain Sedangkan Manajemen dan Kebijakan
menjelaskan: Rumpun Kepakaran; Bidang (Management and Policy), ditetapkan dalam
Kepakaran; dan Bidang Penelitian. Akan kolom angka tersendiri, yaitu kolom angka 29,
tetapi apabila dikaitkan dengan nomenklatur yang terdiri dari angka 29.01 sampai dengan
dan keberadaan peneliti di lingkungan 29.09. Menurut pemikiran penulis, semestinya
BALITBANG HUKUM dan HAM, tampaknya fungsional Peneliti pada Pusat Pengkajian dan
belum sinkron, selaras, dan harmonis.13 Kebijakan, BALITBANG HUKUM DAN HAM
Di dalam lampiran PERATURAN KEPALA RI, lebih tepat masuk dalam rumpum jabatan,
LIPI NOMOR 1 TAHUN 2016, tanggal, 04 kepakaran ini. Dengan perkataan lain, Badan
Februari 2016, tentang rumpun kepakaran Penelitian Hukum dan HAM, dapat dirubah
peneliti, antara lain ditegaskan bahwa, pada menjadi Badan Penelitian Hukum, Manajemen
kolom angka 38, ditetapkan sebagai rumpun dan Kebijakan, Kementerian Hukum. Nama
bidang Hukum, Keadilan dan Penegakan kementerian pun dapat dirubah menjadi
hukum (Law, Justice and Law Enforcement). Kementerian Hukum saja, karena HAM sudah
Rumpun kepakaran Hukum ini, terdiri dari merupakan bagian dari Hukum.
bidang kepakaran 38.01 (Bidang Kepakaran Apabila disimak lebih mendalam struktur
Hukum Tata Negara/Constitusional Law) organisasi Balitbang Kementerian Hukum dan
sampai dengan 38.22. (bidang Kepakaran HAM dewasa ini, khususnya untuk jabatan
Hukum Pajak/Tax Law). Bidang hukum sudah fungsional peneliti, terlihat bahwa struktur
dibagi, ditetapkan secara limitatif. organisasinya belum sejalan dengan bidang
Satu hal yang sangat menarik dan sangat tugasnya. Misalnya :
perlu diperhatikan dalam hal ini, adalah, • Bila dilihat dari isinya, semestinya
Bidang Kepakaran sebagaimana ditetapkan nama BALITBANG HUKUM DAN HAM,
didalam kolom 38.05, yaitu bidang kepakaran semestinya sesuai dengan nomenklatur,
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Law and namanya, yaitu: BALITBANG HUKUM,
Human Right). Bidang ini ditetapkan sebagai HAM, KEBIJAKAN DAN DATA DAN
bidang kepakaran yang merupakan bagian INFORMASI.Atau nama pusat-
dari rumpun kepakaran Hukum, Keadilan pusatnya semestinya harus terdiri dari
dan Penegakan Hukum. Dengan demikian, pusat penelitian dan pengembangan
Hukum dan HAM saja (Sesuai dengan
bidang HAM merupakan bagian yang tidak
nama Badannya). Akan tetapi dalam
terpisahkan dari bidang Bidang Kepakaran
kenyataannya, malah muncul pusat
13. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, : “Pedoman
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti”, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI), Tahun 2016.
68
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
14. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, : “Pedoman
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti”, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI), Tahun 2016.
69
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
bidang kepakaran yang dipilih. Hal seperti dibanding reformasi di bidang politik, ekonomi,
ini menurut hemat penulis, akan mengalami dan hukum. Oleh karena itu, pada tahun
permasalahan yang sangat serius dalam 2004, pemerintah telah menegaskan kembali
beberapa waktu ke depan, mengingat sistem akan pentingnya penerapan prinsipprinsip
pengaturan dan pengorganisasian jabatan clean government dan good governance yang
fungsional oleh LIPI, saat ini sudah mulai secara universal diyakini menjadi prinsip yang
memasuki sistem on-line, e-peneliti. Untuk itu, diperlukan untuk memberikan pelayanan
Balitbang hukum dan HAM dipandang perlu prima kepada masyarakat. Berkaitan dengan
untuk menyesuaikan dan menyelesaikan hal tersebut, program utama yang dilakukan
permasalahan ini. pemerintah adalah membangun aparatur
2. BLUE PRINT/GRAND DESIGN negara melalui penerapan reformasi birokrasi.
BALITBANG HUKUM DAN HAM. Dengan demikian, reformasi birokrasi
gelombang pertama pada dasarnya secara
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia
bertahap mulai dilaksanakan pada tahun
tahun 1997, pada tahun 1998 telah
2004.
berkembang menjadi krisis multidimensi.
Kondisi tersebut mengakibatkan adanya Pada tahun 2011, seluruh kementerian
tuntutan kuat dari segenap lapisan masyarakat dan lembaga (K/L) serta pemerintah daerah
terhadap pemerintah untuk segera diadakan (Pemda) ditargetkan telah memiliki komitmen
reformasi penyelenggaraan kehidupan dalam melaksanakan proses reformasi
berbangsa dan bernegara.Sejak itu, telah birokrasi. Pada tahun 2014 secara bertahap
terjadi berbagai perubahan penting yang dan berkelanjutan, K/L dan Pemda telah
menjadi tonggak dimulainya era reformasi di memiliki kekuatan untuk memulai proses
bidang politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi, tersebut, sehingga pada tahun 2025,
yang dikenal sebagai reformasi gelombang birokrasi pemerintahan yang profesional
pertama.Perubahan tersebut dilandasi oleh dan berintegritas tinggi dapat diwujudkan.
keinginan sebagian besar masyarakatuntuk Sementara itu, pada pidato kenegaraan
mewujudkan pemerintahan demokratis dan dalam rangka memperingati ulang tahun
mempercepat terwujudnya kesejahteraan ke-64 Kemerdekaan RI di depan Sidang
rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai dasar DPR RI tanggal 14 Agustus 2009, Presiden
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan menegaskan kembali tekad pemerintah
UUD 1945.15 untuk melanjutkan misi sejarah bangsa
Indonesia untuk lima tahun mendatang, yaitu
Dalam perkembangan pelaksanaan
melaksanakanreformasi gelombang kedua,
reformasi gelombang pertama, reformasi di
termasuk reformasi birokrasi.
bidang birokrasi mengalami ketertinggalan
15. Untuk mewujudkan hal itu, sejak beberapa tahun yang lalu, telah ditetapkan beberapa Tap MPR RI, di antaranya:
• Tap MPR RI Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan dalam rangka Penyelamatan dan
Normalisasi Kehidupan Nasional;
• Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, yang ditindaklanjuti
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN;
• Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa;
• Tap MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN;
• Tap MPR RI Nomor II/MPR/2002 yang mengamanatkan percepatan pertumbuhan ekonomi nasional termasuk
reformasi birokrasi dan membangun penyelenggaraan negara dan dunia usaha yang bersih;
• Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2002 yang mengamanatkan pemberantasan KKN, penegakan dan kepastian
hukum, serta reformasi birokrasi dengan penekanan pada kultur birokrasi yang transparan, akuntabel, bersih dan
bertanggungjawab, serta dapat menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara.
70
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
Reformasi gelombang kedua bertujuan birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga
untuk membebaskan Indonesia dari dampak terendah dan melakukan terobosan baru
dan ekor krisis yang terjadi sepuluh tahun yang (innovation breakthrough) denganlangkah-
lalu.Pada tahun 2025, Indonesia diharapkan langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-
berada pada fase yang benar-benar bergerak sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas
menuju negara maju.16 Berkaitan dengan yang ada (out of the box thinking), perubahan
hal tersebut, reformasi birokrasi bermakna paradigma(a new paradigm shift), dan dengan
sebagai sebuah perubahan besar dalam upaya luar biasa (business not as usual).
paradigma dan tata kelola pemerintahan Oleh karena itu, reformasi birokrasi nasional
Indonesia.Selain itu, reformasi birokrasi juga perlu merevisi dan membangun berbagai
bermakna sebagai sebuah pertaruhan besar regulasi, memodernkan berbagai kebijakan
bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong dan praktek manajemen pemerintah pusat
tantangan abad ke-21.17 Akan tetapi, jika dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi
gagal dilaksanakan, reformasi birokrasi hanya instansi pemerintah dengan paradigma dan
akan menimbulkan ketidakmampuan birokrasi peran baru. Upaya tersebut membutuhkan
dalam menghadapi kompleksitas yang suatu grand design dan road map reformasi
bergerak secara eksponensial di abad ke-21, birokrasi yang mengikuti dinamika perubahan
antipati, trauma, berkurangnya kepercayaan penyelenggaraan pemerintahan sehingga
masyarakat terhadap pemerintah, dan menjadi suatu living document. 18
ancaman kegagalan pencapaian pemerintahan a. Hubungan Antar Pusat-Pusat pada
yang baik (good governance),bahkan BALITBANG HUKUM DAN HAM .
menghambat keberhasilan pembangunan Dalam pelaksanaan program kegiatan
nasional. Balitbanghukum dan HAMsaat ini, tampaknya
Reformasi birokrasi berkaitan dengan belum terlihat adanya pola, mekanisme kerja
ribuan proses tumpang tindih (overlapping) dalam satu sistem yang saling terkait dan
antarfungsi-fungsi pemerintahan, melibatkan berkelanjutan diantara pusat-pusat, dimana
jutaan pegawai, dan memerlukan anggaran suatu kegiatan dilakukan dengan tahapan
yang tidak sedikit. Selain itu, reformasi Perencanaan - Pelaksanaan – Publikasi dan
birokrasi pun perlu menata ulang proses Dokumentasi. Masing-masing pusat seolah-
16. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025, visi pembangunan nasional adalah INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR.
17. Jika berhasil dilaksanakan dengan baik, reformasi birokrasi akan mencapai tujuan yang diharapkan, di antaranya:
mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang
bersangkutan; menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy; meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat;meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;meningkatkan efisiensi
(biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas organisasi;menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif,
proaktif, dan efektif dalam menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.
18. Grand Design Reformasi Birokrasi adalah rancangan induk yang berisi arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi
nasional untuk kurun waktu 2010-2025. Sedangkan Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasionalisasi
Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rencana
rinci reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang
jelas. Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ditetapkan dengan Peraturan Presiden, sedangkan Road Map
Reformasi Birokrasi 2010-2014 ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi agar dapat memiliki sifat fleksibilitas sebagai suatu living document. Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025 dan Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 merupakan penyempurnaan dari Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman
Umum Reformasi Birokrasi dan Permenpan Nomor: PER/04/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen
Usulan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah.
71
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
19. Pocut Eliza (Kepala Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional),, :”Peran Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum
Nasional Dalam Pembentukan dan Pembaruan Hukum; Sinergitas Tugas Fungsi BPHN, DIT.Jend.PP, Dan
BALITBANG HUKUM DAN HAM Dalam Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan).
20. Dhana Putra (Direktur Perancangan Peraturan Perundang-Undangan, :”Tugas Fungsi DITJEN Peraturan Perundang-
Undangan Dalam Menunjang Sinergitas Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan”, Makalah Disampaikan
Dalam Pertemuan ilmiah Peneliti Hukum, Kebijakan, dan Meta Analisis Data, Diselenggarakan Oleh BALITBANG
HUKUM dan HAM, Jakarta 26 September 2016. Halaman 7.
72
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
73
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
PENUTUP
Kesimpulan
Ketentuan peraturan perundang-
undangan dilingkungan Kementerian Hukum
dan HAM, khususnya yang berkaitan erat
dengan keberadaan jabatan fungsional
peneliti hukum pada Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM, belum
selaras, sinkron dengan berbagai ketentuan
21. Prof. Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H., M.Hum. :”Kewenangan Lembaga Negara Dan LPNK Dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Konstelasi
Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis dan Evaluasi
Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Halaman 2-6.
74
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
75
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77
Pocut Eliza (Kepala Pusat Analisis dan Konstelasi Politik Dalam Pembangunan
Evaluasi Hukum Nasional),, :”Peran Pusat Peraturan Perundang Undangan”,
Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis
Dalam Pembentukan dan Pembaruan dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan
Hukum; Sinergitas Tugas Fungsi BPHN, Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel
DIT.Jend.PP, Dan BALITBANG HUKUM Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016.
DAN HAM Dalam Proses Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan). Peraturan perundang-undangan
Rini Friastuti : “Putusan MK: Pemilu Serentak Undang-Undang Dasar Negara Republik
Untuk Pemilu 2019”, detik News, Kamis, Indonesia Tahun 1945;
23/01/2014 15:12 WIB. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
Supratman Andi Agtas, :”Perencanaan tentang Penyelenggara Negara yang
Peraturan Perundang Undangan di Bersih dan Bebas KKN;
Lingkungan DPR sebagai Bagian Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Manajemen Peraturan Perundang tentang Perubahan atas Un-dang-
Undangan, Makalah disampaikan dalam Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Pokok-pokok Kepegawaian;
Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Peraturan Perundang Undangan”, tentang Keuangan Negara;
Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Perbendaharaan Nega-ra;
Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016.
tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan
Strong, C.F. 2004, Konstitusi-konstitusi Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Politik Modern: Kajian tentang Sejarah
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
dan Bentukbentuk Konstitusi Dunia,
Sistem Perencanaan Pembangunan
Diterjemahkan dari Modern Political
Nasional;
Constitution: An Introduce tothe
Comparative Study of Their History Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
and Existing Form, Nuansa dengan tentang Pemerintahan Daerah;
Nusamedia,Bandung. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
Soekanto, Soerjono & Mamudji, Sri. Penelitian tentang Rencana Pembangunan Jangka
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Panjang Nasional Tahun 2005–2025;
(Jakarta: CV.Rajawali, 1985), 15. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian tentang Kementerian Negara;
Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
1986. tentang Pelayanan Publik;
Sardji.Hak Asasi Manusia Dalam Prospektif Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005
UUD 1945. En & Hill. Jakarta, 1991 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Soedjono.Penanaman Modal Asing di Negara Menengah Nasional Tahun 2004-2009;
Berkembang. CV.Mandar Maju. Bandung, Keputusan Presiden Nomor 84/P/2009
1999 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia
Widodo Ekatjahjana, ”Kewenangan Lembaga Bersatu II Periode 2009-2014;
Negara Dan LPNK Dalam Pembentukan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010
Peraturan Perundang-Undangan”, tentang Rencana Pembangu-nan Jangka
Makalah disampaikan dalam Seminar Menengah Nasional Tahun 2010–2014;
Pembangunan Hukum Nasional,
76
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)
77