Anda di halaman 1dari 19

Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK


ASASI MANUSIA TERKAITKEPAKARAN PENELITI HUKUM1
(Bureaucracy Reform Policy of The Ministry of Law and Human Rights on
Expertise of Lawl Researcher)

Marulak Pardede
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum,
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM,
Kementerian Hukum dan HAM-RI,
Jalan : H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. 12940
marulakp@yahoo.com)

Tulisan Diterima:9 Februari 2017;Direvisi:15 Maret 2017;


Disetujui Diterbitkan: 20 Maret 2017

Abstrak
Permasalahan reformasi birokrasi adalah kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan
secara efektif dan efisien. Struktur kelembagaan, tidak saling sinkron dengan berbagai ketentuan
lainnya, menyebabkan timbulnya proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan pengambilan
keputusan, dan akhirnya menciptakan budaya feodal pada aparatur. Karena itu, perubahan pada
sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas, dan percepatan proses pelayanan dan
pengambilan keputusan dalam birokrasi. Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan
dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan
birokrasi yang efektif dan efisien. Dengan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis; dan
tipe penelitian ini adalah deskriptif; serta Alat Penelitian yang dipergunakan adalah Studi kepustakaan/
Library Studies, dan Studi Dokumen dari bahan primer dan sekunder, dan metode analisis data kualitatif,
dapat dikemukakan bahwa: reformasi birokrasi yang dituangkan dalam bentuk ketentuan peraturan
perundang-undangan dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM, khususnya yang berkaitan erat
dengan keberadaan jabatan fungsional peneliti hukum pada Badan Penelitian dan pengembangan
hukum dan HAM, belum selaras, sinkron dengan berbagai ketentuan yang berlaku, terutama Peraturan
yang dikeluarkan oleh LIPI tentang pedoman pemilihan bidang kepakaran peneliti.Oleh karena
itu, perlu dilakukan reformasi birokrasi ulang, dengan cara terlebih dahulu melakukan sinkronisasi
dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait dengan nomenklatur, keberadaan jabatan
fungsional peneliti di lingkungan BALITBANG Hukum dan HAM-RI, Kementerian Hukum dan HAM-
RI, agar fungsional peneliti hukum, dapat memberikan kontribusi penting bagi kemajuan tugas dan
fungsi BALITBANG HUKUM dan HAM masa kini dan terutama masa mendatang.
Kata Kunci: Reformasi Birokrasi, Kepakaran Peneliti

Abstract
One of the bureaucracy reform problems is ineffective and not efficient of government institutional.
Institutional structure has not synchronized with other provisions leading a complicated process,
slowness of service and decision-making, and ultimately creating a culture of feudal of apparatus.
Therefore, change the institutional structure will promote efficiency and effectiveness, and

1. Makalah merupakan Hasil Penelitian Mandiri, diselenggarakan dalam rangka memberikan sumbangan pemikiran
bagi pembinaan dan pembangunan hukum nasional.

59
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

acceleration of service process and decision-making in bureaucracy. It is hoped will drive a creation
culture/behavior more conducive in bringing bureaucracy better. This research uses sociological
juridical approach method; its type is descriptive, and data is library studies, that is primary and
secondary data with qualitative data analysis. The result of this research shows that the bureaucracy
reform outlined in regulation in the Ministry of Law and Human Rights, especially associated with law
researchers at theAgency of Research and Development of Law and Human Rights has not been
harmony, sync with the various provisions, especially regulations issued by Indonesia Institute of
Sciences (LIPI) on guidelines for the selection of the field of expertise of researchers. It is necessary
for the synchronization and harmonization of legislation relating to nomenclature, legal researchers
are expected to provide important contributions to the advancement of the duties and functions of the
Agency of Research and Development of Law and Human Rights, today and upcoming.
Keywords: bureaucracy reform, expertise of researcher

PENDAHULUAN publik yang sesuai dengan harapan


masyarakat, harapan bangsa Indonesia yang
Latar Belakang
semakin maju dan mampu bersaing dalam
Reformasi yang sudah dilakukan sejak dinamika global yang semakin ketat, kapasitas
terjadinya krisis multidimensi tahun 1998 dan akuntabilitas kinerja birokrasi semakin
atau lebih dari sepuluh tahun terakhir telah baik, SDM aparatur semakin profesional, serta
berhasil meletakkan landasan politik bagi mind-set dan culture-set yang mencerminkan
kehidupan demokrasi di Indonesia. Berbagai integritas dan kinerja semakin tinggi.
perubahan dalam sistem penyelenggaraan
Beberapa peraturan perundang-
negara, revitalisasi lembaga-lembaga tinggi
undangan di bidang aparatur negara masih
negara, dan pemilihan umum dilakukan
ada yang tumpang tindih, inkonsisten, tidak
dalam rangka membangun pemerintahan
jelas, dan multitafsir.Selain itu, masih ada
negara yang mampu berjalan dengan baik
pertentangan antara peraturan perundang-
(good governance).Dalam bidang ekonomi,
undangan yang satu dengan yang lainnya,
reformasi juga telah mampu membawa
baik yang sederajat maupun antara peraturan
kondisi ekonomi yang semakin baik, sehingga
yang lebih tinggi dengan peraturan di
mengantarkan Indonesia kembali ke dalam
bawahnya atau antara peraturan pusat
jajaran middle income countries (MICs).Oleh
dengan peraturan daerah.2 Di samping itu,
karena itu, Indonesia dipandang sebagai
banyak peraturan perundang-undangan
negara yang berhasil melalui masa krisis
yang belum disesuaikan dengan dinamika
dengan baik.
perubahan penyelenggaraan pemerintahan
Pada tahun 2019, diharapkan dapat dan tuntutan masyarakat.3 Rencana
diwujudkan kualitas penyelenggaraan pembangunan aparatur negara yang holistik
pemerintahan yang baik, bersih, dan bebas sudah dituangkan dalam Undang-Undang
korupsi, kolusi, serta nepotisme. Selain itu, No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
diharapkan pula dapat diwujudkan pelayanan Pembangunan Jangka Panjang Nasional

2. Bivitri Susanti, S.H. LL.M., PhD, :”Menyoal Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang Undangan di Indonesia, Makalah
disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan
Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan
Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Halaman 4-11.
3. Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf, S.H., M.H. : “Evaluasi Peraturan Perundang Undangan Sebagai Bagian Manajemen
Peraturan Perundang Undangan”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Konstelasi
Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis dan Evaluasi
Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Halaman 4-10.

60
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

(RPJPN) 2005-2025, dan Peraturan Presiden kebijakan; dan e. Pusat pengembangan data
Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana dan informasi penelitian hukum dan HAM.
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Dengan kebijakan reformasi birokrasi
(RPJMN) 2010-2014. Salah satu prioritas tersebut diatas, pada unit Eselon I
peraturan tersebut adalah pemantapan (Unit Utama), tampaknya tidak terdapat
reformasi birokrasi instansi.Oleh karena penambahan maupun pengurangan jumlah
itu, ruang lingkup Grand Design Reformasi struktur organisasi sebelumnya, akan
Birokrasi 2010-2025 difokuskan pada tetapi terjadi perubahan nomenklatur, yaitu
reformasi birokrasi pemerintah.Perubahan Badan Penelitian dan Pengembangan HAM
pada sistem kelembagaan diharapkan akan dirubah menjadi BADAN PENELITIAN
dapat mendorong terciptanya budaya/perilaku DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN
yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan HAM. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
birokrasi yang efektif dan efisien.4 Intelektual, dirubah menjadi DIR.JEND
Dengan dikeluarkannya Peraturan Kekayaan Intelektual (KI). Di level Unit Eselon
Menteri Hukum dan HAM-RI Nomor 29 Tahun II, dilakukan perubahan nomenklatur, yaitu
2015 tanggal, 29 September 2015 tentang Pusjianbang Set.Jend dan PUSLITBANG
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BPHN, digabung kedalam BALITBANG
Hukum dan HAM-RI, sebagai tindak lanjut dari HUKUM DAN HAM. Sedangkan di BPHN
Perpres.No.7 Tahun 2015 tentang Organisasi ditambah pusat Analisa dan Evaluasi Paraturan
Kementerian Negara, dan Perpres No.44 tahun perundang-undangan..............dst.5 Dengan
2015 tentang Kemenkumham-RI, yang antara demikian maka, seluruh pejabat fungsional
lain mengatur tentang: penataan kembali peneliti dilingkungan Kementerian Hukum dan
organisasi dan tata kerja kemenkumham. HAM, telah dikumpulkan di Balitbang Hukum
Adapun tugas dan fungsi BALITBANG HUKUM dan HAM. Serta penempatannya disesuaikan
DAN HAM, dalam Pasal 1100 disebutkan dengan nomenklatur pusat masing-masing.
tugas: melaksanakan penelitian dan Apabila dikaji secara mendalam,
pengembangan di bidang hukum dan HAM. tampaknya kebijakan reformasi birokrasi
Fungsinya Pasal 1101: penyusunan kebijakan Kementerian ini, mengandung beberapa
teknis, program, dan anggaran pengkajian, permasalahan, diantaranya keberadaan
penelitian dan pengembangan dibidang Badan Penelitian dan Pengembangan
hukum dan HAM; pelaksanaan pengkajian, Hukum dan HAM. Sesuai dengan namanya,
penelitian dan pengembangan hukum dan semestinya badan ini hanya akan terdiri dari
HAM; pemantauan, evaluasi dan pelaporan pusat penelitian dan pengembangan hukum;
tugasnya. Dalam Pasal 1102: Balitbang dan pusat pengembangan HAM. Namun
hukum dan HAM terdiri atas: a. Sekrertariat; b. dalam kenyataannya, tidak demikian. Begitu
Pusat penelitian dan pengembangan hukum; juga dengan Eselon III maupun IV, yang antara
c. Pusat penelitian dan pengembangan HAM; lain membagi penelitian dan pengembangan
d. Pusat pengkajian dan pengembangan hukum bidang Substansi Hukum; Struktur

4. Grand Design Reformasi Birokrasi2010 – 2025, Diperbanyak olehKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 81 TAHUN 2010GRAND
DESIGN REFORMASI BIROKRASI 2010-2025.
5. Edward James Sinaga, “Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM”, Draft Laporan Akhir Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan,
BALITBANG HUKUM DAN HAM, Kemenkumham, Tahun 2016, halaman 7.

61
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

Hukum; dan Masyarakat dan Budaya, juga Pengembangan Hukum dan HAM, telah
dapat menjadi masalah, karena didalam sejalan/selaras/sinkron dengan berbagai
pembagian bidang hukum, tidak mengenal ketentuan yang berlaku, terutama Peraturan
pembagian hukum yang demikian itu. LIPI tentang pedoman pemilihan bidang
Selain itu, bila dikaitkan dengan bidang kepakaran peneliti? Untuk itu, bagaimanakah
kepakaran jabatan fungsional peneliti, sebaiknya BLUE PRINT/GRAND DESIGN
juga mengandung berbagi permasalahan, KELEMBAGAAN BALITBANG HUKUM
terutama bila dikaitkan dengan ijasah, DAN HAM-RI dimasa mendatang?
penilaian angka kredit, terutama mengenai Tujuan
ketentuan mengenai kepakaran. Pedoman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Penilaian angka kredit Jabatan Fungsional
apakah kebijakan reformasi birokrasi
Peneliti yang berlaku saat ini, adalah
kelembagaan yang tertuang dalam ketentuan
Peraturan Kepala LIPI nomor 2 Tahun 2014
peraturan perundang-undangan di lingkungan
Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Kementerian Hukum dan HAM, khususnya
Peneliti. Ditetapkan di Jakarta, 15 Juli 2014,
yang berkaitan erat dengan keberadaan
dan diundangkan di Jakarta, 16 Juli 2014.
jabatan fungsional peneliti hukum pada Badan
Berdasarkan ketentuan Pasal 5 Peraturan
Penelitian dan Pengembangan Hukum dan
Ketua LIPI ini mulai berlaku pada tanggal, 2
HAM, telah atau belum sejalan/selaras/sinkron
Januari 2015, antara lain menetapkan, bahwa
dengan berbagai ketentuan yang berlaku,
karya tulis ilmiah yang dapat dinilai menjadi
terutama Peraturan LIPI tentang pedoman
angka kredit adalah, hasil penelitian yang
pemilihan bidang kepakaran peneliti.
sesuai dengan bidang kepakarannya. Untuk
menentukan bidang kepakaran, LIPI telah Metode Penelitian
mengeluarkan PERATURAN KEPALA LIPI Sejalan dengan maksud dan tujuan
NOMOR 1 TAHUN 2016 Tentang Pedoman penelitian yang ingin dicapai, maka
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti. tipe penelitian ini adalah deskriptif, yaitu
Peraturan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, memberikan gambaran (deskripsi) mengenai
tanggal, 04 Februari 2016, yang antara lain obyek penelitian dengan pemilihan bahan
menjelaskan : Rumpun Kepakaran; Bidang yang representatif. Tipe perencanaan
Kepakaran; dan Bidang Penelitian.6 penelitian adalah penelitian hukum normatif,
Rumusan Masalah dalam pengertian sebagaimana dimasudkan
oleh Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, yaitu
Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas,
penelitian yang meliputi asas-asas hukum,
maka yang menjadi pokok permasalahan
sinkronisasi hukum dan perbandingan hukum.
dalam penelitian ini, adalah: Apakah kebijakan
Metode analisis data yang dipergunakan
reformasi birokrasi kelembagaan yang tertuang
dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data
dalam ketentuan peraturan perundang-
yang berupa angka sedapat mungkin disajikan
undangan dilingkungan Kementerian Hukum
dalam bentuk angka.Sifat dan Bentuk Laporan
dan HAM, khususnya yang berkaitan erat
penelitian ini, adalah Deskriptif-analitis.7
dengan keberadaan jabatan fungsional
peneliti hukum pada Badan Penelitian dan

6. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, : “Pedoman
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti”, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI), Tahun 2016.
7. Soekanto, Soerjono & Mamudji, Sri.Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.(Jakarta: CV.Rajawali, 1985),
15. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986), halaman 50.

62
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

PEMBAHASAN Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-


Undangan; Direktorat Administrasi Hukum
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Umum; Direktorat Jenderal Pemasyarakatan;
Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Direktorat Jenderal Imigrasi; Direktorat
Kedudukan, Tugas Susunan Organisasi Jenderal Kekayaan Intelektual; Direktorat
Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Jenderal Hak Asasi Manusia; Inspektorat
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Jenderal; Badan Pembinaan Hukum Nasional;
tentang Kementerian Hukum dan HAM, antara Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum
lain disebutkan bahwa: Tugas kementerian dan HAM; Badan Pengembangan Sumber
hukum dan HAM adalah membantu Presiden Daya Manusia Hukum dan HAM; Staf Ahli
dalam menyelenggarakan sebagian tugas Bidang Politik dan Keamanan; Staf Ahli
pemerintahan di bidang hukum dan HAM, Bidang Ekonomi; Staf Ahli Bidang Sosial;
yang meliputi: Pengembangan kelembagaan Staf Ahli Bidang Sosial; Staf Ahli Bidang
dan kapasitas kelembagaan; Peraturan Hubungan Antar Lembaga dan; Stah Ahli
Perundang-undangan; Administrasi Hukum BidangPenguatan Reformasi Birokrasi.
umum; Pemasyarakatan; Kekayaan Kementerian Hukum dan HAM
Intelektual; HAM; Pembinaan Hukum mengemban visi Terwujudnya Sistem dan
Nasional; dan Penelitian dan pengembangan Politik Hukum Nasional yang mantap dalam
hukum dan HAM. rangka tegaknya supremasi hukum dan Hak
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Asasi Manusia untuk menunjang tercapainya
Menteri Hukum dan HAM-RI Nomor 29 Tahun kehidupan masyarakat yang aman, bersatu,
2015, tanggal, 29 September 2015Tentang rukun, damai, adil dan sejahtera. Sedangkan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian misinya adalah menyusun perencanaan
Hukum dan HAM-RI, dalam pasal 2, antara hukum; membentuk, menyempurnakan
lain ditegaskan, bahwa Kementerian dan memperbaharui peraturan perundang-
Hukum dan HAM-RI mempunyai tugas undangan; melaksanakan penerapan hukum,
menyelenggarakan urusan pemerintahan pelayanan hukum dan penegakan hukum;
dibidang hukum dan HAM untuk membantu melakukan pembinaan dan pengembangan
presiden dalam menyelenggarakan hukum; meningkatkan dan memantapkan
pemerintahan Negara. Pasal 3, Untuk kesadaran hukum masyarakat; meningkatkan
melaksanakan tugasnya, Kementerian dan memantapkan jaringan dokumentasi dan
Hukum dan Ham menyelenggarakan fungsi, informasi hukum nasional; melaksanakan
antara lain: perumusan, penetapan dan penelitian dan pengembangan hukum dan
pelaksanaan kebijakan di bidang peraturan HAM; meningkatkan pembinaan sumber daya
perundang-undangan, administrasi hukum manusia aparatur hukum; meningkatkan dan
umum, pemasyarakatan, keimigrasian, melindungi karya intelektual dan karya budaya
kekayaan intelektual, dan hak asasi manusia, yang inovatif dan inventif; meningkatkan
pelaksanaan pembinaan hukum nasional; sarana dan prasarana hukum.
pelaksanaan penelitian dan pengembangan Dengan dikeluarkannya Peraturan
bidang hukum dan HAM; pelaksanaan Menteri Hukum dan HAM-RI Nomor 29 Tahun
pengembangan SDM bidang hukum dan 2015 tanggal, 29 September 2015 tentang
HAM. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Mengenai organisasi Kementerian Hukum Hukum dan HAM-RI, sebagai tindak lanjut dari
dan HAM, sebagaimana diatur didalam Pasal PerpresNo.7 Tahun 2015 tentang Organisasi
4, ditegaskan, terdiri dari : Sekretaris Jenderal; Kementerian Negara, dan Perpres No.44 tahun

63
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

2015 tentang Kemenkumham-RI, yang antara dikumpulkan di Balitbang hukum dan HAM.
lain mengatur tentang: penataan kembali Serta penempatannya disesuaikan dengan
organisasi dan tata kerja Kemenkumham. nomenklatur pusat masing-masing.9
Adapun tugas dan fungsi BALITBANG Selanjutnya, dalam Pasal 1128 s/d 1141
HUKUM DAN HAM, dalam Pasal 1100 tentang Pusat Penelitian dan Pengembangan
disebutkantugas: melaksanakan penelitian dan Hukum, antara lain ditetapkan baha, Puslitbang
pengembangan di bidang hukum dan HAM. Hukum terdiri atas Bidang Penelitian dan
Fungsinya Pasal 1101: penyusunan kebijakan Pengembangan:
teknis, program, dan anggaran pengkajian, • Bidang Substansi Hukum, terdiri atas, Sub
penelitian dan pengembangan dibidang Bidang Penelitian dan Pengembangan
hukum dan HAM; pelaksanaan pengkajian, Formulasi Hukum, Sub Bidang Penelitian
penelitian dan pengembangan hukum dan dan Pengembangan Implementasi
HAM; pemantauan, evaluasi dan pelaporan Hukum;
tugasnya. Dalam Pasal 1102: Balitbang • Bidang Struktur Hukum, terdiri atas Sub
Hukum dan HAM terdiri atas: a. Sekrertariat; b. Bidang Kelembagaan, dan Sub Bidang
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum; Penegakan Hukum;
c. Pusat Penelitian dan Pengembangan HAM; • Bidang Masyarakat dan Budaya hukum,
d. Pusat Pengkajian dan Pengembangan terdiri atas Sub Bidang Penelitian dan
Kebijakan; dan e. Pusat Pengembangan Data Pengembangan Masyarakat; dan Sub
dan Informasi Penelitian Hukum dan HAM. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Dengan kebijakan reformasi birokrasi Budaya Hukum.
tersebut diatas, pada unit Eselon I (Unit Pemerintah telah menjalankan program
Utama) tidak terdapat penambahan maupun reformasi birokrasi nasionalsejak tahun
pengurangan jumlah struktur organisasi 2010. Hingga saat ini pelaksanaan reformasi
sebelumnya, akan tetapi terjadi perubahan birokrasi nasional telah memasuki tahap
nomenklatur, yaitu Badan Penelitian dan kedua yang ditandai dengan disusunnya
Pengembangan HAM diubah menjadi Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019
BALITBANG HUKUM DAN HAM. Direktorat melalui PERMENPANNo. 11 Tahun 2015.
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, diubah Dalam Road Map tersebut ditetapkan 3 (tiga)
menjadi DIR.JEND Kekayaan Intelektual (KI). sasaran dan 8 (delapan) area perubahan
Di level Unit eselon II, dilakukan perubahan reformasi birokrasi 2015-2019, yaitu: Birokrasi
nomenklatur, yaitu Pusjianbang Set.Jend dan yang bersih dan akuntabel; efektif dan efisien;
PUSLITBANG BPHN, digabung kedalam serta memiliki pelayanan publik berkualitas.
BALITBANG HUKUM DAN HAM. Sedangkan Untuk mewujudkan ketiga sasaran reformasi
di BPHN ditambah pusat Analisa dan Evaluasi birokrasi sebagaimana disebutkan di atas,
Paraturan perundang-undangan.............. ditetapkan area perubahan reformasi
dst. Dengan demikian maka, seluruh
8 birokrasi.Perubahan-perubahan pada area
pejabat fungsional peneliti dilingkungan tertentu dalam lingkup birokrasi diharapkan
Kementerian Hukum dan HAM, telah menciptakan kondisi yang kondusif untuk
mendukung pencapaian tiga sasaran

8. Pocut Eliza (Kepala Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional),, :”Peran Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum
Nasional Dalam Pembentukan dan Pembaruan Hukum; Sinergitas Tugas Fungsi BPHN, DIT.Jend.PP, Dan
BALITBANG HUKUM DAN HAM Dalam Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan), Halaman 2-6.
9. Edward James Sinaga, “Dampak Restrukturisasi Organisasi Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM”, Draft Laporan Akhir Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan,
BALITBANG HUKUM DAN HAM, Kemenkumham, Tahun 2016, halaman 7.

64
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

reformasi birokrasi. Pembangunan hukum Perguruan Tinggi, organisasi propesi,


harus responsif terhadap perkembangan lembaga swadaya masyarakat, dan instansi
masyarakat, sehingga dengan demikian terkait lainnya. Dalam kaitan tersebut diatas,
program pembentukan peraturan perundang- dalam pelaksanaan penelitian hukum, desain,
undangan baik di pusat maupun didaerah, bentuk, pola, kerangka penelitian hukum pun,
harus didahului dengan kegiatan penelitian tidak seragam, tidak ada standard yang baku.
hukum yang nantinya dapat diajadikan Masing-masing instansi maupun organisasi
sebagai bahan hukum dalam penyusunan terkait lainnya mempunyai desain sendiri-
peraturan daerah maupun kepentingan sendiri, dan tidak terikat satu sama lain. Oleh
penyusunan peraturan perundang-undangan karena itu, perlu diadakan aktivitas-aktivitas
yang bersifat nasional.10 dalam suatu koordinasi dan kerjasama dalam
Terciptanya hukum yang berwibawa pengembangan dan pemanfaatan penelitian
adalah tugas dan tanggung jawab para hukum antar instansi baik dipusat maupun
penyelenggara negara dibidang hukum, untuk didaerah, kalangan akademis, lembaga
membangun hukum nasional ke arah hukum pengkajian dan penelitian hukum, organisasi
yang lebih baik.Oleh karena itu Politik Hukum Profesi hukum, dan lembaga swadaya
Nasional telah mencanangkan suatu program masyarakat.Pengembangan koordinasi dan
pembangunan sistem hukum nasional. kerjasama ini didasarkan kenyataan adanya
Program ini mencakup kegiatan penelitian tuntutan kapasitas dan kapabilitas sebagai
hukum, yang ditujukan untuk menunjang aparat peneliti hukum.
kegiatan perancangan peraturan perundang- Penelitian hukum seyogianya
undangan. Penelitian hukum difokuskan pada dilaksanakan secara terpadu yang meliputi
permasalahan-permasalahan hukum yang semua aspek kehidupan dan terus
berinterelasi dengan hukum pada tingkat ditingkatkan agar hukum nasional senantiasa
daerah (lokal), nasional, dan internasional. dapat menunjang dan mengikuti dinamika
Oleh karena itu semestinya dibutuhkan pembangunan, sesuai dengan perkembangan
koordinasi pemanfaatan hasil-hasil penelitian aspirasi masyarakat, serta kebutuhan hukum
hukum antara pusat dan daerah sebagai masa kini dan masa depan. Dalam rangka
wahana untuk kepentingan para peneliti pengembangan dan pemanfaatan hasil
hukum dalam pembangunan hukum.11 penelitian hukum baik di pusat maupun di
Pejabat fungsional peneliti hukum di daerah, perlu terus ditingkatkan kerja sama
Indonesia saat ini tersebar diberbagai instansi antar lembaga penelitian baik dipusat maupun
yang terkait dengan pembangunan hukum, didaerah, perguruan tinggi, badan penelitian
seperti BALITBANG HUKUM DAN HAM, internasional di bidang hukum dan lembaga
Baleg DPR, Kejaksaan Agung, Mahkamah lainnya yang terkait secara terkoordinasi.
Agung, Puslitbang/Biro-biro Hukum K/L, Pembangunan Hukum merupakan suatu
proses yang mencakup komponen yakni:

10. DR. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H., :”Perencanaan Peraturan Perundang Undangan di Lingkungan DPR sebagai
Bagian Manajemen Peraturan Perundang Undangan, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum
Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat
Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober
2016. Halaman 2-8.
11. Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H., M.Hum. :”Perencanaan Peraturan Perundang Undangan Sebagai Bagian
Manajemen Peraturan Perundang Undangan”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum
Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat
Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober
2016.

65
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

materi, aparatur, budaya dan kesadaran Selanjutnya, GDRB 2010-2025 dan


hukum masyarakat, sarana dan prasarana RMRB 2010-2014, RMRB 2015-2019,
hukum, maka upaya pembinaan terus menerus RMRB 2020-2024, menjadi pedoman bagi
di sektor pembinaan aparatur peneliti hukum K/L dan Pemda dalam menyusun road map
merupakan salah satu tugas pembangunan masing-masing dalam pelaksanaan reformasi
Bidang Hukum itu sendiri. Peneliti Hukum birokrasi. Arah kebijakan reformasi birokrasi
sebagai aparatur pelaksana Pembangunan adalah:Pembangunan aparatur negara
Hukum mempunyai kebutuhan yang khusus dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk
yang pada dasarnya belum dapat tertangani meningkatkan profesionalisme aparatur negara
sepenuhnya oleh lembaga formal yang ada. dan untuk mewujudkan tata pemerintahan
Untuk mewujudkan aparatur peneliti hukum yang baik, baik di pusat maupun di daerah
yang baik diperlukan sistem pembinaan yang agar mampu mendukung keberhasilan
memadai antara lain perlu adanya suatu pembangunan di bidang lainnya (UU No.
wahana untuk mengembangkan kreativitas 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025).
para peneliti itu sendiri. Sebab, peneliti dituntut Kebijakan pembangunan di bidang hukum dan
untuk terus berkarya sebagai prasyarat aparatur diarahkan pada perbaikan tata kelola
eksistensi dan peningkatan karirnya.12 pemerintahan yang baik melalui pemantapan
Oleh karena itu, wahana penunjang pelaksanaan reformasi birokrasi (Perpres No.
yang dapat membantu pembinaan para 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014).
peneliti hukum seperti forum-forum ilmiah Sedangkan, visi reformasi birokrasi adalah
secara periodik untuk mempresentasikan “Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia”. Visi
hasil-hasil kajian dan penelitian, penerbitan, tersebut menjadi acuan dalam mewujudkan
jurnal hukum, buletin kegiatan perlu tersedia, pemerintahan kelas dunia, yaitu pemerintahan
sebagaimana telah dilakukan oleh Majalah yang profesional dan berintegritas tinggi
Hukum selama ini.Grand Design Reformasi yang mampu menyelenggarakan pelayanan
Birokrasi bertujuan untuk memberikan arah prima kepada masyarakat dan manajemen
kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintahan yang demokratis agar mampu
nasional selama kurun waktu 2010-2025 menghadapi tantangan pada abad ke-21
agar reformasi birokrasi di K/L dan Pemda melalui tata pemerintahan yang baik pada
dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, tahun 2025.
konsisten, terintegrasi, melembaga, dan Penyempurnaan kebijakan nasional di
berkelanjutan. Kebijakan pelaksanaan bidang aparatur akan mendorong terciptanya
reformasi birokrasi meliputi visi pembangunan kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan
nasional, arah kebijakan reformasi birokrasi, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
visi, misi, tujuan, dan sasaran reformasi masing-masing K/L dan Pemda, manajemen
birokrasi.Grand Design Reformasi Biro-krasi pemerintahan dan manajemen SDM aparatur
(GDRB) 2010-2025 menjadi pedoman dalam yang efektif, serta sistem pengawasan dan
penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi akuntabilitas yang mampu mewujudkan
(RMRB) 2010-2014. pemerintahan yang berintegritas tinggi.
Implementasi hal-hal tersebut pada masing-

12. Dr. Himawan Estu Bagijo, S.H., M.H. (Sekjen Asosiasi Pengajar HTN HAN Indonesia), :”Menggali Original Intent Desain
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan
Hukum Nasional, Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh
Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06
Oktober 2016. Halaman 4-6.

66
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

masing K/L dan Pemda akan mendorong birokrasi yang dirancang dengan outcomes
perubahan mind set dan culture set pada oriented harus memperhatikan pemanfaatan
setiap birokrat ke arah budaya yang lebih sumber daya yang ada secara efisien dan
profesional, produktif, dan akuntabel. profesional. Reformasi birokrasi harus
Setiap perubahan diharapkan dapat dilaksanakan secara efektif sesuai dengan
memberikan dampak pada penurunan praktek target pencapaian sasaran reformasi birokrasi.
KKN, pelaksanaan anggaran yang lebih baik, Outputs dan outcomes dari pelaksanaan
manfaat program-program pembangunan kegiatan dan program ditentukan secara
bagi masyarakat meningkat, kualitas realistik dan dapat dicapai secara optimal.
pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik Reformasi birokrasi harus dilaksanakan
meningkat, produktivitas aparatur meningkat, secara konsisten dari waktu ke waktu, dan
kesejahteraan pegawai meningkat, dan hasil- mencakup seluruh tingkatan pemerintahan,
hasil pembangunan secara nyata dirasakan termasuk individu pegawai.Pelaksanaan
seluruh masyarakat. Secara bertahap, upaya program dan kegiatan dilakukan secara sinergi.
tersebut diharapkan akan terus meningkatkan Satu tahapan kegiatan harus memberikan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. dampak positif bagi tahapan kegiatan lainnya,
Kondisi ini akan menjadi profil birokrasi yang satu program harus memberikan dampak
diharapkan. positif bagi program lainnya.Kegiatan yang
Reformasi birokrasi bertujuan untuk dilakukan satu instansi pemerintah harus
menciptakan birokrasi pemerintah yang memperhatikan keterkaitan dengan kegiatan
profesional dengan karakteristik adaptif, yang dilakukan oleh instansi pemerintah
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan lainnya, dan harus menghindari adanya
bebas KKN, mampu melayani publik, netral, tumpang tindih antarkegiatan di setiap instansi.
sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh Reformasi birokrasi memberikan ruang gerak
nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. yang luas bagi K/L dan Pemda untuk melakukan
Adapun area perubahan yang menjadi tujuan inovasi-inovasi dalam penyelenggaraan
reformasi birokrasi meliputi seluruh aspek pemerintahan, pertukaran pengetahuan,
manajemen pemerintahan.Seluruh program dan best practices untuk menghasilkan
dan kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitan kinerja yang lebih baik. Reformasi birokrasi
dengan reformasi birokrasi harus dapat harus dilakukan sesuai dengan peraturan
mencapai hasil (outcomes) yang mengarah perundang-undangan.Pelaksanaan reformasi
pada peningkatan kualitas kelembagaan, birokrasi harus dimonitor secara melembaga
tatalaksana, peraturan perundang-undangan, untuk memastikan semua tahapan dilalui
manajemen SDM aparatur, pengawasan, dengan baik, target dicapai sesuai dengan
akuntabilitas, kualitas pelayanan publik, rencana, dan penyimpangan segera dapat
perubahan pola pikir (mind set) dan budaya diketahui dan dapat dilakukan perbaikan.
kerja (culture set) aparatur. 1. PENILAIAN ANGKA KREDIT, IJASAH
Kondisi ini diharapkan akan meningkat- DAN BIDANG KEPAKARAN.
kan kepercayaan masyarakat dan membawa Pedoman Penilaian angka kredit Jabatan
pemerintahan Indonesia menuju pada Fungsional Peneliti yang berlaku saat ini, adalah
pemerintahan kelas dunia. Pelaksanaan Peraturan Kepala LIPI nomor 2 Tahun 2014
reformasi birokrasi yang dirancang dengan Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
outcomes oriented harus dilakukan secara Peneliti. Ditetapkan di Jakarta, 15 Juli 2014,
terukur dan jelas target serta waktu dan diundangkan di Jakarta, 16 Juli 2014.
pencapaiannya. Pelaksanaan reformasi Berdasarkan ketentuan pasal 5 Peraturan

67
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

Ketua LIPI ini mulai berlaku pada tanggal, 2 Hukum. Oleh karenanya, menurut pendapat
Januari 2015. Antara lain menetapkan, bahwa penulis, jika bertitik tolak dari Peraturan LIPI
karya tulis ilmiah yang dapat dinilai menjadi tersebut diatas, maka seharusnya Pusat
angka kredit adalah, hasil penelitian yang Penelitian HAM, BALITBANG HUKUM
sesuai dengan bidang kepakarannya. Untuk DAN HAM, Kementerian Hukum dan HAM,
menentukan bidang kepakaran, LIPI telah seyogianya digabungkan dengan Pusat
mengeluarkan PERATURAN KEPALA LIPI Penelitian Hukum, begitu juga dengan pejabat
NOMOR 1 TAHUN 2016 Tentang Pedoman fungsional peneliti HAM nya, dilebur kedalam
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti. fungsional peneliti hukum pada Pusat Peneliti
Peraturan ini mulai berlaku sejak ditetapkan, Hukum.
tanggal, 04 Februari 2016, yang antara lain Sedangkan Manajemen dan Kebijakan
menjelaskan: Rumpun Kepakaran; Bidang (Management and Policy), ditetapkan dalam
Kepakaran; dan Bidang Penelitian. Akan kolom angka tersendiri, yaitu kolom angka 29,
tetapi apabila dikaitkan dengan nomenklatur yang terdiri dari angka 29.01 sampai dengan
dan keberadaan peneliti di lingkungan 29.09. Menurut pemikiran penulis, semestinya
BALITBANG HUKUM dan HAM, tampaknya fungsional Peneliti pada Pusat Pengkajian dan
belum sinkron, selaras, dan harmonis.13 Kebijakan, BALITBANG HUKUM DAN HAM
Di dalam lampiran PERATURAN KEPALA RI, lebih tepat masuk dalam rumpum jabatan,
LIPI NOMOR 1 TAHUN 2016, tanggal, 04 kepakaran ini. Dengan perkataan lain, Badan
Februari 2016, tentang rumpun kepakaran Penelitian Hukum dan HAM, dapat dirubah
peneliti, antara lain ditegaskan bahwa, pada menjadi Badan Penelitian Hukum, Manajemen
kolom angka 38, ditetapkan sebagai rumpun dan Kebijakan, Kementerian Hukum. Nama
bidang Hukum, Keadilan dan Penegakan kementerian pun dapat dirubah menjadi
hukum (Law, Justice and Law Enforcement). Kementerian Hukum saja, karena HAM sudah
Rumpun kepakaran Hukum ini, terdiri dari merupakan bagian dari Hukum.
bidang kepakaran 38.01 (Bidang Kepakaran Apabila disimak lebih mendalam struktur
Hukum Tata Negara/Constitusional Law) organisasi Balitbang Kementerian Hukum dan
sampai dengan 38.22. (bidang Kepakaran HAM dewasa ini, khususnya untuk jabatan
Hukum Pajak/Tax Law). Bidang hukum sudah fungsional peneliti, terlihat bahwa struktur
dibagi, ditetapkan secara limitatif. organisasinya belum sejalan dengan bidang
Satu hal yang sangat menarik dan sangat tugasnya. Misalnya :
perlu diperhatikan dalam hal ini, adalah, • Bila dilihat dari isinya, semestinya
Bidang Kepakaran sebagaimana ditetapkan nama BALITBANG HUKUM DAN HAM,
didalam kolom 38.05, yaitu bidang kepakaran semestinya sesuai dengan nomenklatur,
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Law and namanya, yaitu: BALITBANG HUKUM,
Human Right). Bidang ini ditetapkan sebagai HAM, KEBIJAKAN DAN DATA DAN
bidang kepakaran yang merupakan bagian INFORMASI.Atau nama pusat-
dari rumpun kepakaran Hukum, Keadilan pusatnya semestinya harus terdiri dari
dan Penegakan Hukum. Dengan demikian, pusat penelitian dan pengembangan
Hukum dan HAM saja (Sesuai dengan
bidang HAM merupakan bagian yang tidak
nama Badannya). Akan tetapi dalam
terpisahkan dari bidang Bidang Kepakaran
kenyataannya, malah muncul pusat

13. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, : “Pedoman
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti”, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI), Tahun 2016.

68
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

pengkajian dan pengembangan kepakaran Bidang Hukum, Keadilan dan


kebijakan. Mengapa nomenklaturnya Penegakan Hukum (Law, Justice and Law
tidak disebut saja, Pusat Penelitian dan Enforcement) (38), adalah termasuk Bidang
Pengembangan Kebijakan? Hukum dan Hak Asasi Manusia (Law and
• Ada pusat pengembangan data dan Human Right) (38.05). Sedangkan kepakaran
informasi hasil penelitian. DIsetiap bidang Manajemen dan Kebijakan, bukan
pusat tersebut, terdapat fungsional merupakan bagian dari dari bidang hukum,
peneliti hukum seluruhnya. Semestinya, namun mempunyai bidang tersendiri, yaitu
kalau di pusat inimau diadakan jabatan Nomor 29, Manajemen dan Kebijakan
fungsional, seharusnya adalah fungsional
(Management and Policy).
Pustakawan; Pranata Komputer, yang
menginduk ke instansi Perpustakaan Salah satu hal yang sangat menarik untuk
Nasinoal. diperhatikan dalam penilaian angka kredit
• Selanjutnya, bila dilihat dari segi jabatan fungsional peneliti ini, adalah kategori
pembidangan yang dikerjakan oleh Eselon unsur: 2.1. Unsur Utama, I. Pendidikan (Sesuai
III, ditetapkan adanya Bidang Substansi dengan nomenklatur Lampiran Peraturan
Hukum; Struktur hHkum; dan Bidang Kepala LIPI nomor 2 Tahun 2014 Tentang
Masyarakat dan Budaya Hukum, yang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti.
tentunya ditempati oleh para fungsional Ditetapkan di Jakarta, 15 Juli 2014), dalam
peneliti hukum. Dikaitkan dengan keterangan angka 2, ditegaskan : “Ijazah yang
bidang kepakaran peneliti hukum yang diajukan pertama kali untuk menduduki JFP,
ditetapkan oleh LIPI, maka tidak dikenal tidak harus terkait dengan bidang kepakaran.
adanya peneliti hukum bidang kepakaran Setelah menduduki jabatan fungsional
sebagaimana disebutkan diatas.Pada peneliti, seorang peneliti harus mengajukan
umumnya yang dikenal adalah, misalnya:
ijazah selanjutnya yang sesuai dengan bidang
ahli peneliti, atau peneliti utama, atau
kepakarannya”.
peneliti hukum bidang Hukum Ekonomi,
peneliti bidang hukum perdata, adat, dll. Pada kenyataannya, saat ini beberapa
pejabat fungsional peneliti di Balitbang Hukum
Dalam ketentuan tentang bidang
dan HAM, memilih untuk meniti karier di jalur
kepakaran, antara untuk menentukan
jabatan fungsional peneliti hukum. Ijasah
bidang kepakaran, LIPI telah mengeluarkan
yang pertamakali diajukan untuk menduduki
PERATURAN KEPALA LIPI NOMOR 1
jabatan fungsional peneliti hukum, yang
TAHUN 2016 Tentang Pedoman Pemilihan
bersangkutan bukan sarjana hukum. Yang
Bidang Kepakaran Peneliti. Peraturan ini mulai
bersangkutan sudah cukup lama menduduki
berlaku sejak ditetapkan, tanggal, 04 Februari
jabatan fungsional peneliti hukum. Juga telah
2016, yang antara lain menjelaskan: Rumpun
mengajukan karya-karya ilmiah tentang
Kepakaran; Bidang Kepakaran; dan Bidang
hukum, untuk dinilai sebagai angka kredit,
Penelitian.14 Akan tetapi apabila dikaitkan
sebagai syarat untuk kenaikan jabatan,
dengan nomenklatur dan keberadaan peneliti
telah mengalami kenaikan pangkat dan
di lingkungan BALITBANG HUKUM dan HAM,
jabatan. Namun yang menjadi permasalahan,
tampaknya tidak sinkron, tidak selaras, dan
sampai saat ini yang bersangkutan belum
tidak harmonis.Dalam ketentuan tersebut,
mengajukan ijasah selanjutnya sesuai dengan
antara lain ditetapkan bahwa Rumpun

14. Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, : “Pedoman
Pemilihan Bidang Kepakaran Peneliti”, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI), Tahun 2016.

69
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

bidang kepakaran yang dipilih. Hal seperti dibanding reformasi di bidang politik, ekonomi,
ini menurut hemat penulis, akan mengalami dan hukum. Oleh karena itu, pada tahun
permasalahan yang sangat serius dalam 2004, pemerintah telah menegaskan kembali
beberapa waktu ke depan, mengingat sistem akan pentingnya penerapan prinsipprinsip
pengaturan dan pengorganisasian jabatan clean government dan good governance yang
fungsional oleh LIPI, saat ini sudah mulai secara universal diyakini menjadi prinsip yang
memasuki sistem on-line, e-peneliti. Untuk itu, diperlukan untuk memberikan pelayanan
Balitbang hukum dan HAM dipandang perlu prima kepada masyarakat. Berkaitan dengan
untuk menyesuaikan dan menyelesaikan hal tersebut, program utama yang dilakukan
permasalahan ini. pemerintah adalah membangun aparatur
2. BLUE PRINT/GRAND DESIGN negara melalui penerapan reformasi birokrasi.
BALITBANG HUKUM DAN HAM. Dengan demikian, reformasi birokrasi
gelombang pertama pada dasarnya secara
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia
bertahap mulai dilaksanakan pada tahun
tahun 1997, pada tahun 1998 telah
2004.
berkembang menjadi krisis multidimensi.
Kondisi tersebut mengakibatkan adanya Pada tahun 2011, seluruh kementerian
tuntutan kuat dari segenap lapisan masyarakat dan lembaga (K/L) serta pemerintah daerah
terhadap pemerintah untuk segera diadakan (Pemda) ditargetkan telah memiliki komitmen
reformasi penyelenggaraan kehidupan dalam melaksanakan proses reformasi
berbangsa dan bernegara.Sejak itu, telah birokrasi. Pada tahun 2014 secara bertahap
terjadi berbagai perubahan penting yang dan berkelanjutan, K/L dan Pemda telah
menjadi tonggak dimulainya era reformasi di memiliki kekuatan untuk memulai proses
bidang politik, hukum, ekonomi, dan birokrasi, tersebut, sehingga pada tahun 2025,
yang dikenal sebagai reformasi gelombang birokrasi pemerintahan yang profesional
pertama.Perubahan tersebut dilandasi oleh dan berintegritas tinggi dapat diwujudkan.
keinginan sebagian besar masyarakatuntuk Sementara itu, pada pidato kenegaraan
mewujudkan pemerintahan demokratis dan dalam rangka memperingati ulang tahun
mempercepat terwujudnya kesejahteraan ke-64 Kemerdekaan RI di depan Sidang
rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai dasar DPR RI tanggal 14 Agustus 2009, Presiden
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan menegaskan kembali tekad pemerintah
UUD 1945.15 untuk melanjutkan misi sejarah bangsa
Indonesia untuk lima tahun mendatang, yaitu
Dalam perkembangan pelaksanaan
melaksanakanreformasi gelombang kedua,
reformasi gelombang pertama, reformasi di
termasuk reformasi birokrasi.
bidang birokrasi mengalami ketertinggalan

15. Untuk mewujudkan hal itu, sejak beberapa tahun yang lalu, telah ditetapkan beberapa Tap MPR RI, di antaranya:
• Tap MPR RI Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan dalam rangka Penyelamatan dan
Normalisasi Kehidupan Nasional;
• Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, yang ditindaklanjuti
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN;
• Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa;
• Tap MPR RI Nomor VIII/MPR/2001 tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN;
• Tap MPR RI Nomor II/MPR/2002 yang mengamanatkan percepatan pertumbuhan ekonomi nasional termasuk
reformasi birokrasi dan membangun penyelenggaraan negara dan dunia usaha yang bersih;
• Tap MPR RI Nomor VI/MPR/2002 yang mengamanatkan pemberantasan KKN, penegakan dan kepastian
hukum, serta reformasi birokrasi dengan penekanan pada kultur birokrasi yang transparan, akuntabel, bersih dan
bertanggungjawab, serta dapat menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara.

70
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

Reformasi gelombang kedua bertujuan birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga
untuk membebaskan Indonesia dari dampak terendah dan melakukan terobosan baru
dan ekor krisis yang terjadi sepuluh tahun yang (innovation breakthrough) denganlangkah-
lalu.Pada tahun 2025, Indonesia diharapkan langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-
berada pada fase yang benar-benar bergerak sungguh, berfikir di luar kebiasaan/rutinitas
menuju negara maju.16 Berkaitan dengan yang ada (out of the box thinking), perubahan
hal tersebut, reformasi birokrasi bermakna paradigma(a new paradigm shift), dan dengan
sebagai sebuah perubahan besar dalam upaya luar biasa (business not as usual).
paradigma dan tata kelola pemerintahan Oleh karena itu, reformasi birokrasi nasional
Indonesia.Selain itu, reformasi birokrasi juga perlu merevisi dan membangun berbagai
bermakna sebagai sebuah pertaruhan besar regulasi, memodernkan berbagai kebijakan
bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong dan praktek manajemen pemerintah pusat
tantangan abad ke-21.17 Akan tetapi, jika dan daerah, dan menyesuaikan tugas fungsi
gagal dilaksanakan, reformasi birokrasi hanya instansi pemerintah dengan paradigma dan
akan menimbulkan ketidakmampuan birokrasi peran baru. Upaya tersebut membutuhkan
dalam menghadapi kompleksitas yang suatu grand design dan road map reformasi
bergerak secara eksponensial di abad ke-21, birokrasi yang mengikuti dinamika perubahan
antipati, trauma, berkurangnya kepercayaan penyelenggaraan pemerintahan sehingga
masyarakat terhadap pemerintah, dan menjadi suatu living document. 18
ancaman kegagalan pencapaian pemerintahan a. Hubungan Antar Pusat-Pusat pada
yang baik (good governance),bahkan BALITBANG HUKUM DAN HAM .
menghambat keberhasilan pembangunan Dalam pelaksanaan program kegiatan
nasional. Balitbanghukum dan HAMsaat ini, tampaknya
Reformasi birokrasi berkaitan dengan belum terlihat adanya pola, mekanisme kerja
ribuan proses tumpang tindih (overlapping) dalam satu sistem yang saling terkait dan
antarfungsi-fungsi pemerintahan, melibatkan berkelanjutan diantara pusat-pusat, dimana
jutaan pegawai, dan memerlukan anggaran suatu kegiatan dilakukan dengan tahapan
yang tidak sedikit. Selain itu, reformasi Perencanaan - Pelaksanaan – Publikasi dan
birokrasi pun perlu menata ulang proses Dokumentasi. Masing-masing pusat seolah-

16. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025, visi pembangunan nasional adalah INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR.
17. Jika berhasil dilaksanakan dengan baik, reformasi birokrasi akan mencapai tujuan yang diharapkan, di antaranya:
mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik oleh pejabat di instansi yang
bersangkutan; menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy; meningkatkan mutu pelayanan kepada
masyarakat;meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;meningkatkan efisiensi
(biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas organisasi;menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif,
proaktif, dan efektif dalam menghadapi globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.
18. Grand Design Reformasi Birokrasi adalah rancangan induk yang berisi arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi
nasional untuk kurun waktu 2010-2025. Sedangkan Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasionalisasi
Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rencana
rinci reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang
jelas. Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 ditetapkan dengan Peraturan Presiden, sedangkan Road Map
Reformasi Birokrasi 2010-2014 ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi agar dapat memiliki sifat fleksibilitas sebagai suatu living document. Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025 dan Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 merupakan penyempurnaan dari Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman
Umum Reformasi Birokrasi dan Permenpan Nomor: PER/04/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen
Usulan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah.

71
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

olah bekerja secara sendiri-sendiri. Dalam Bidang Hukum: Perdata Internasional;


kaitan tersebut, untuk mengatasi masalah Pidana Internasional; Laut; Perjanjian;
dimaksud, dikemukakan beberapa alternatif Pengangkutan Udara; Tenaga Nuklir; ,
solusinya, antara lain: dll)
• Hendaknya dibuat Keputusan Kepala • PUSAT PENELITIAN HUKUM DUNIA
Balitbang Hukum dan HAM tentang MAYA (Cyber Law); (Terdiri atas :
Juklak dan Juknis masing-masing pusat, Transaksi Elektronik; Perlindungan
yang menjelaskan, antara lain:pekerjaan Informasi Elektronik; Penipuan Online;
dimuai dari mana dan berakhir Pornografi; Bukti Digital; HOAX; dll)
dimana, sebagai tindak lanjut dari • PUSAT INFORMASI DATA DAN
PERMENKUMHAM tentang ORTALA. DOKUMENTASI HUKUM,
• Untuk mengharmoniskan hubungan Masing-masing pusat meliputi kegiatan
kerja antar pusat-pusat, serta untuk awal sampai akhir (dari hulu sampai hilir),
meniadakan tumpang tindih pekerjaan misalnya: Kegiatan penulisan karya ilmiah,
antar pusat, seyogianya Balitbang Hukum pengkajian, penelitian, Pertemuan ilmiah,
dan HAM dirubah struktur oganisasi dan seminar, lokakarya, harmonisasi, sinkronisasi,
tatalaksananya menjadi, misalnya:
FGD, CLE, sampai penyusunan naskah
• SEKRETARIS BADAN; akademis peraturan perundang-undangan.
• PUSAT PENELITIAN HUKUM Hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan
TATA NEGARA; (Antara lain terdiri oleh Pusat-pusat tersebut, seyogianya
atas bidang hukum: PEMDA; Ilmu dipublikasikan, didokumentasikan dan
Perundang-Undangan; Konstitusi; disebarluaskan oleh PUSDATIN.
Kepegawaian; HAM; Kewarganegaraan
b. Antar Unit-Unit Kementerian Hukum
dan Keimigrasian; Administrasi Negara;
dan HAM.
Administrasi Keuangan Negara; Pajak;
• Perlu dilakukan koordinasi dan sosialisasi
• PUSAT PENELITIAN HUKUM PIDANA;
rencana dan hasil hasil kegiatan penelitian
(Antara lain terdiri atas bidang
Balitbang Hukum dan HAM, dengan
hukum: KUHP; KUHAP; Pidana Adat,
Unit-Unit Eselon I di jajaran Kementerian
Internasional; Islam; ADR; dll)
Hukum dan HAM mengenai hasil yang
• PUSAT PENELITIAN HUKUM telah, sedang dan akan dikerjakan oleh
PERDATA; (terdiri atas: Bidang Balitbang Hukum dan HAM. Terutama
Hukum Dagang, Kontrak, Kepailitan; koordinasi dan kerjasama dengan
Korporasi; Waris; Acara Perdata; Pasar BPHN,19 Dit.jend. Peraturan Perundang-
modal; Penanaman Modal; Koperasi; Undangan. Dengan perkataan lain,
Perlindungan Konsumen, HKI; Adat; perlu dibuat Standar Operasional (SOP)
Kesehataan; Ketenagakerjaan; Islam; business process, siapa mengerjakan
Agraria; Lingkungan; Tata Ruang, Udara; apa; pekerjaan dimulai darimana dan
Kelautan, dll) berakhir dimana.20
• PUSAT PENELITIAN HUKUM • Balitbang Hukum dan HAM perlu
INTERNASIONAL; (terdiri atas menyusun rencana program tahunan

19. Pocut Eliza (Kepala Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional),, :”Peran Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum
Nasional Dalam Pembentukan dan Pembaruan Hukum; Sinergitas Tugas Fungsi BPHN, DIT.Jend.PP, Dan
BALITBANG HUKUM DAN HAM Dalam Proses Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan).
20. Dhana Putra (Direktur Perancangan Peraturan Perundang-Undangan, :”Tugas Fungsi DITJEN Peraturan Perundang-
Undangan Dalam Menunjang Sinergitas Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan”, Makalah Disampaikan
Dalam Pertemuan ilmiah Peneliti Hukum, Kebijakan, dan Meta Analisis Data, Diselenggarakan Oleh BALITBANG
HUKUM dan HAM, Jakarta 26 September 2016. Halaman 7.

72
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

kegiatan penelitian dan pengembangan saja yang memerlukan pengaturan atau


yang dibutuhkan oleh seluruh unit eselon pemikiran kearaha penyelesaian hukum
satu dilingkungan kementerian hukum yang diperlukan di daerah, menurut
dan HAM. kepentingan masyarakat daerah
c. Antar Kementerian. setempat. Mengingat setiap daerah
mempunyai karakteristik tersendiri
• Dalam rangka pelaksanaan program
mengenai permasalahan hukum.
penelitian hukum untuk menunjang
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
Penyusunan Rencana Pembangunan
dipikirkan untuk merancang program
Hukum Nasional yang menyeluruh
kegiatan rutin berupa pemetaaan
(Comprehensive),Balitbang Kementerian
permasahan hukum di daerah.
Hukum dan HAM perlu mengadakan
kerjasama dengan berbagai instansi/ • Terkait dengan permasalahan tersebut
departemen, agar program perencanaan diatas, untuk pelaksanaan penguatan
yang ditetapkan oleh pemerintah, menjadi tugas dan fungsiBadan Penelitian dan
pegangan dari rencana pembangunan Pengembangan Hukum dan HAM,
hukum nasional yang dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM di Kantor
berbagai Kementerian/Lembaga, Wilayah, perlu diciptakan hubungan
Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, kerja antara Badan Penelitian dan
Kepolisian, Fakultas Hukum, Konsultan Pengembangan Hukum dan HAMdengan
Hukum/Pengacara dan Organisasi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Professi Hukum lainnya. Dengan adanya baik dalam hubungan koordinatif maupun
satu rencana pembangunan hukum konsultatif. Untuk itu, perlu diadakan,
nasional yang menjadi acuan semua dibentuk jabatan fungsional peneliti
kalangan, sehingga pembangunan hukum di Kantor Wilayah Kementerian
hukum nasional akan menuju satu titik Hukum dan HAM diseluruh Indonesia.
yang sama. Pejabat peneliti hukum dimaksud, tetap
bekerja di kantor wilayah, dan untuk
• Hasil-hasil penelitian Balitbang
pembinaan jabatan kenaikan pangkat,
Kementerian Hukum dan HAM,
dan berbagai urusan kepegawaian
hendaknya perlu disosialisasikan kepada
lainnya tetap berada dibawah binaan
biro hukum terkait, diluar Kementerian
BALITBANG HUKUM DAN HAM di
Hukum dan HAM.
Jakarta.
d. Peranan Balitbang Kementerian
e. Pelaksanaan Program Kegiatan.
Hukum dan HAM pada KANWIL dalam
kaitannya dengan Semangat Otonomi • Dalam penunjukan pelaksana penelitian,
Daerah. maupun anggota tim penelitian dan
pengembangan, perlu melibatkan anggota
• Dalam kaitannya dengen pelaksanaan
tim dari instansi eksternal Kementerian
Otonomi Daerah, Balitbang Kementerian
Kumham, hendaknya memperhatikan
Hukum dan HAM perlu mengadakan
syarat-syarat dan kwalifikasi untuk
koordinasi, membangun jaringan
menjadi personalia peneliti hukum.
kemitraan (Networking) dan kerja sama
dengan Kantor Wilayah Kemenkum • Perlu dilakukan evaluasi personalia,
HAM, Pemerintah Daerah, mengenai pembiayaan dan hasil-hasil penelitian,
pembangunan di bidang hukum di dan pengkajian.
daerah, sehingga kegiatan pembangunan • Perlu dioptimalkan hasil kegiatan
hokum nasional tidak hanya berorientasi penelitian yang merupakan produk
pada kepentingan pemerintah pusat, andalan, selama ini dirasakan kurang
tetapi justru dimulai dari pembangunan dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait,
berbagai aspek kehidupan hukum apa karena: terbentur dengan masalah

73
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

biaya, administrasi keuangan, rentang yang berlaku, terutama peraturan yang


waktu, sehingga tidak mampu mengejar dikeluarkan oleh LIPI tentang pedoman
percepatan penyusunan naskah/RUU/ pemilihan bidang kepakaran peneliti.
RPP yang sedang berjalan. Disamping Saran
itu, tidak ada kewajiban dalam suatu
penyusunan RUU/RPP harus disertai Perlu dilakukan reformasi birokrasi ulang
dengan naskah akademis yang dibuat dilingkungan Kemenkumham, khususnya
berdasarkan hasil penelitian dari dilingkungan kelembagaan BALITBANG
BALITBANG HUKUM DAN HAM. Untuk HUKUM DAN HAM, BPHN, Dit,jend. PP,
itu, dimasa mendatang Penyusunan BPSDM, dengan cara terlebih dahulu
Naskah Akademis perlu dilakukan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi
langkah sebagai berikut: peraturan perundang-undangan terkait
• Perlu disediakan anggaran yang cukup dengan nomenklatur, keberadaan jabatan
memadai, yang disesuaikan sistem fungsional peneliti di lingkungan BALITBANG
pembiayaan, administrasi keuangan Hukum dan HAM-RI, Kementerian Hukum
dengan percepatan penyusunan suatu dan HAM-RI, agar fungsional peneliti hukum,
RUU/RPP, dengan cara pelaksanaan dapat memberikan kontribusi penting bagi
penyusunannya dengan biaya yang relatif kemajuan tugas dan fungsi BALITBANG
lebih memadai, rentang waktu yang lebih HUKUM dan HAM masa kini dan terutama
fleksibel, personalia yang representatif.
masa mendatang.
• Perlu diupayakan agar pelaksanaan
UU No.12 Tahun 2011 dilakukan sesuai
dengan maksud dan tujuan pembuatan
undang-undang dimaksud, khususnya
yang berkaitan dengan ketentuan yang
mewajibkan bahwa penyusunan suatu
RUU/RPP harus didahului dengan
kegiatan Penyusunan Naskah Akademis
dan naskah akademis yang dimaksud
adalah hasil penelitian.21

PENUTUP
Kesimpulan
Ketentuan peraturan perundang-
undangan dilingkungan Kementerian Hukum
dan HAM, khususnya yang berkaitan erat
dengan keberadaan jabatan fungsional
peneliti hukum pada Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan HAM, belum
selaras, sinkron dengan berbagai ketentuan

21. Prof. Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H., M.Hum. :”Kewenangan Lembaga Negara Dan LPNK Dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan”, Makalah disampaikan dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Konstelasi
Politik Dalam Pembangunan Peraturan Perundang Undangan”, Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis dan Evaluasi
Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Halaman 2-6.

74
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

DAFTAR PUSTAKA Undangan”, Makalah Disampaikan


Dalam Pertemuan ilmiah Peneliti Hukum,
Arief, ”Efektifitas Peran Mkhamah Konstitusi Kebijakan, dan Meta Analisis Data,
Sebagai Penjaga konstitusi (Perspektif Diselenggarakan Oleh BALITBANG
Pembinaan Hukum dan Demokrasi)”, HUKUM dan HAM, Jakarta 26 September
Makalah disampaikan dalam Continuing 2016
Legal Education (CLE)di Puslitbang Enny Nurbaningsih, :”Perencanaan Peraturan
BPHN, Kementerian Hukum dan HAM- Perundang Undangan Sebagai Bagian
RI, tanggal, 03 M3i 2013 di Jakarta. Manajemen Peraturan Perundang
Asep Warlan Yusuf: “Evaluasi Peraturan Undangan”, Makalah disampaikan dalam
Perundang Undangan Sebagai Bagian Seminar Pembangunan Hukum Nasional,
Manajemen Peraturan Perundang Konstelasi Politik Dalam Pembangunan
Undangan”, Makalah disampaikan dalam Peraturan Perundang Undangan”,
Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis
Konstelasi Politik Dalam Pembangunan dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan
Peraturan Perundang Undangan”, Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel
Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016.
dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Himawan Estu Bagijo,(Sekjen Asosiasi
Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Pengajar HTN HAN Indonesia), :”Menggali
Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Original Intent Desain Pembentukan
AS. Hikam Politik Kewarganegaraan Landasan Peraturan Perundang-Undangan di
Redemokratisasi di Indonesia. Jakarta Indonesia”, Makalah disampaikan dalam
Penerbit Erlangga. 1999. Seminar Pembangunan Hukum Nasional,
Bivitri Susanti, :”Menyoal Jenis dan Hierarki Konstelasi Politik Dalam Pembangunan
Peraturan Perundang Undangan di Peraturan Perundang Undangan”,
Indonesia, Makalah disampaikan dalam Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis
Seminar Pembangunan Hukum Nasional, dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan
Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel
Peraturan Perundang Undangan”, Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016.
Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis Edward James Sinaga, “Dampak
dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Restrukturisasi Organisasi Terhadap
Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel Efektifitas Pelaksanaan Tugas dan
Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016. Fungsi Di Lingkungan Kementerian
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Hukum dan HAM”, Draft Laporan Akhir
Departemen Kehakiman-RI, “Pola Pikir Pusat Pengkajian dan Pengembangan
dan Kerangka Sistem Hukum Nasional, Kebijakan, BALITBANG HUKUM DAN
Jakarta 1995/1996. HAM, Kemenkumham, Jakarta, 2016.
Bagir Manan, Penelitian Terapan Di Bidang Jurnal Tata Negara, Pemikiran Untuk
Hukum, Loka Karya, Nopember 1993. Demokrasi dan Negara Hukum, Prinsip
Keadilan dan Feminisme, Pusat Studi
Daniel S. Lev, Hukum Dan Politik di Indonesia,
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum
Kesinambungan dan Perubahan, Cet I,
Universitas Indonesia.
LP3S, Jakarta, 1990.
J. Kristiadi, “Sistem Pemilu: Proporsional, Distrik
Dahana Putra (Direktur Perancangan
atau Campuran”, makalah disampaikan
Peraturan Perundang-Undangan, :”Tugas
pada Dialog Nasional tentang “Agenda
Fungsi DITJEN Peraturan Perundang-
Pemilu: Visi, Tantangan dan Prospek”,
Undangan Dalam Menunjang Sinergitas
Depok, 20-21 Juli 1998
Penyusunan Peraturan Perundang-

75
JIKH Vol. 11 No. 1 Maret 2017 : 59 - 77

Pocut Eliza (Kepala Pusat Analisis dan Konstelasi Politik Dalam Pembangunan
Evaluasi Hukum Nasional),, :”Peran Pusat Peraturan Perundang Undangan”,
Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis
Dalam Pembentukan dan Pembaruan dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan
Hukum; Sinergitas Tugas Fungsi BPHN, Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel
DIT.Jend.PP, Dan BALITBANG HUKUM Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016.
DAN HAM Dalam Proses Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan). Peraturan perundang-undangan

Rini Friastuti : “Putusan MK: Pemilu Serentak Undang-Undang Dasar Negara Republik
Untuk Pemilu 2019”, detik News, Kamis, Indonesia Tahun 1945;
23/01/2014 15:12 WIB. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
Supratman Andi Agtas, :”Perencanaan tentang Penyelenggara Negara yang
Peraturan Perundang Undangan di Bersih dan Bebas KKN;
Lingkungan DPR sebagai Bagian Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
Manajemen Peraturan Perundang tentang Perubahan atas Un-dang-
Undangan, Makalah disampaikan dalam Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Seminar Pembangunan Hukum Nasional, Pokok-pokok Kepegawaian;
Konstelasi Politik Dalam Pembangunan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Peraturan Perundang Undangan”, tentang Keuangan Negara;
Diselenggarakan Oleh Pusat Analisis Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Perbendaharaan Nega-ra;
Pembinaan Hukum Nasional, di Hotel
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
Bidakara, Jakarta, 06 Oktober 2016.
tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan
Strong, C.F. 2004, Konstitusi-konstitusi Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Politik Modern: Kajian tentang Sejarah
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
dan Bentukbentuk Konstitusi Dunia,
Sistem Perencanaan Pembangunan
Diterjemahkan dari Modern Political
Nasional;
Constitution: An Introduce tothe
Comparative Study of Their History Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
and Existing Form, Nuansa dengan tentang Pemerintahan Daerah;
Nusamedia,Bandung. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
Soekanto, Soerjono & Mamudji, Sri. Penelitian tentang Rencana Pembangunan Jangka
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Panjang Nasional Tahun 2005–2025;
(Jakarta: CV.Rajawali, 1985), 15. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian tentang Kementerian Negara;
Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
1986. tentang Pelayanan Publik;
Sardji.Hak Asasi Manusia Dalam Prospektif Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005
UUD 1945. En & Hill. Jakarta, 1991 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Soedjono.Penanaman Modal Asing di Negara Menengah Nasional Tahun 2004-2009;
Berkembang. CV.Mandar Maju. Bandung, Keputusan Presiden Nomor 84/P/2009
1999 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia
Widodo Ekatjahjana, ”Kewenangan Lembaga Bersatu II Periode 2009-2014;
Negara Dan LPNK Dalam Pembentukan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010
Peraturan Perundang-Undangan”, tentang Rencana Pembangu-nan Jangka
Makalah disampaikan dalam Seminar Menengah Nasional Tahun 2010–2014;
Pembangunan Hukum Nasional,

76
Kebijakan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum……(Marulak Pardede)

Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2010


tentang Pembentukan Komite Pengarah
Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim
Reformasi Birokrasi Nasional.

77

Anda mungkin juga menyukai