Anda di halaman 1dari 5

Tugas Imunologi

Mekanisme Respon Imun pada Gagal Ginjal Kronik (GGK)

Penyusun :

Kelompok 9
Ketua : Arif Rahman (1300023231)
Anggota : Rahmah Khoirun Nisa (11023210)
Wahyu Tika Lestari (1300023223)
Qanita Kamila (1300023244)
Dhiya’ul Husna R. (1300023249)

ABSTRAK

Hemodialisis merupakan tindakan invasif yang sering dilakukan pada pasien gagal ginjal
kronik untuk mempertahankan pasien dalam keadaan relatif sehat. Angka kesakitan dan
angka kematian pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis meningkat
sejalan dengan penurunan respons imun pada pasien terkait. Penurunan respons imun dapat
disebabkan keadaan uremia, defisiensi vitamin D, penimbunan besi yang berlebihan dan
akibat tindakan hemodialisis itu sendiri. Penurunan respons imun pada uremia disebabkan
oleh penurunan fungsi fagositosis leukosit polimorfonuklear (PMN) dan monosit, serta
penurunan aktivitas metabolik hexosemonophosphate shunt (HMS) yang diperlukan untuk
memproduksi reactive oxygen spesies (ROS) . Vitamin D berperan dalam perkembangan dan
fungsi makrofag. Penimbunan besi yang berlebihan akan merangsang pertumbuhan bakteri
dan meningkatkan virulensi bakteri. Tindakan hemodialisis menyebabkan penurunan respons
imun karena terjadinya neutropenia, limfositopenia dan hipokomplementemia yang terutama
disebabkan pengaruh jenis membran dialyzer.
A. LATAR BELAKANG vitamin D, penimbunan besi yang
Pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) berlebihan dan akibat tindakan
dengan kadar ureum dan kreatinin yang hemodialisis itu sendiri, serta tindakan
sangat tinggi, selain transplantasi ginjal, pencegahan yang mungkin dilakukan.
tindakan dialisis merupakan satu satunya Pengetahuan akan hal ini diharapkan dapat
cara untuk mempertahankan kelangsungan memperbaiki penatalaksanaan pasien
hidup pasien dengan tujuan menurunkan GGK.
kadar ureum, kreatinin dan zat-zat toksik
lainnya di dalam darah. B. ISI DAN PEMBAHASAN
Tindakan dialisis pada pasien ini harus Pada respons imun humoral, antigen
dilakukan secara rutin satu sampai dua kali akan ditangkap oleh makrofag atau antigen
per minggu. Pada tindakan dialisis, presenting cell (APC), kemudian masuk ke
hemodialisis lebih sering digunakan dalam sel dengan cara endositosis atau
dibandingkan peritoneal dialisis. pinositosis. Setelah diolah oleh sel-sel itu
Pada hemodialisis darah pasien maka antigen tersebut akan dipaparkan di
dipompa keluar dari pembuluh darah, permukaan sel APC bersama molekul
masuk ke dalam suatu alat tempat Major Histocompatibility Complex (MHC)
terjadinya proses difusi melalui membran kelas II. Sel T penolong akan mengenali
semipermeabel untuk membuang zat-zat kompleks antigen MHC kelas II tersebut
toksik dalam darah. melalui reseptor permukaannya dan sel ini
Tindakan hemodialisis merupakan suatu akan teraktivasi. Sel T penolong yang
tindakan invasif yang mempunyai risiko sudah teraktivasi akan mengeluarkan
untuk terjadinya infeksi. Pada pasien GGK sitokin dan merangsang sel B untuk
terjadi perubahan sistem imun yang berproliferasi menjadi sel plasma yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, dapat menghasilkan imunoglobulin.
dan keadaan ini mempermudah terjadinya (Gambar 1). Gambar 1. Gambaran
infeksi. respons imun humoral dan seluler yang
Infeksi merupakan penyebab utama diperantarai oleh kompleks APC-MHC
meningkatnya angka kesakitan dan angka kelas II sel T penolong.
kematian pada pasien hemodialisis.
Beberapa penelitian menunjukkan 12 %
sampai 20 % kematian pada pasien
hemodialisis disebabkan oleh infeksi.
Penyebab tingginya infeksi pada pasien
GGK selain menurunnya sistem imun, juga
disebabkan oleh adanya penyebab
sekunder seperti adanya diabetes dan
penyakit jantung paru pada GGK yang
akan memperberat risiko
infeksi.Penurunan sistem imun pada pasien
GGK didukung oleh ditemukannya reaksi
cutaneous anergy, menurunnya respons
terhadap vaksinasi, memanjangnya masa
penolakan allograft kulit dan ginjal, dan
delayed response leukosit pada tempat
inflamasi.
Pada makalah ini akan dibahas
mengenai sistem imun secara umum dan Defisiensi imunoglobulin dapat
perubahan respons imun pada penderita merupakan kelainan bawaan atau didapat.
GGK akibat keadaan uremia, defisiensi Hipogamaglobulinemia yang didapat,
umumnya disebabkan oleh kehilangan oleh fagosit dan memicu oxygen dependent
protein berlebihan seperti pada sindroma killing mechanisms.
nefrotik, luka bakar atau limfangiektasia Selain itu selama proses fagositosis
intestinal. Pada keadaan ini penderita diperlukan serangkaian aktivitas jalur
mudah mengalami infeksi berulang oleh metabolisme dan evaluasi aktivitas jalur
bakteri berkapsul seperti Streptococcus tersebut dapat mencerminkan kapasitas
pneumoniae atau Hemophilus influenzae fungsional proses fagositosis tersebut.
karena untuk fagositosis dibutuhkan Salah satu jalur metabolisme tersebut
opsonisasi oleh antibodi dalam jumlah adalah metabolisme glukosa melalui jalur
yang memadai. Respons imun seluler hexosemonophosphate shunt (HMS) untuk
didahului oleh interaksi antara sel T memproduksi reactive oxygen species
penolong dengan antigen yang disajikan (ROS), termasuk ion superoksida dan
oleh APC. Sel T penolong yang sudah hidrogen peroksida (H2O2) melalui sistem
teraktivasi akan memacu sel efektor yaitu NADPH oksidase. Pembentukan ROS ini
sel T sitotoksik dan sel B. Selanjutnya diperlukan oleh leukosit sebagai respons
melalui limfokin yang dihasilkan, sel T terhadap adanya mikroorganisme. Pada
akan memicu sel natural killer (NK), uremia aktivitas metabolisme glukose
makrofag, granulosit dan antibody melalui jalur tersebut menurun.
dependent cytotoxic cell (ADCC) atau cell Vanholder dkk melakukan penelitian
killer (sel K) untuk menghancurkan untuk mengetahui penggunaan glukose-1-
antigen. (Gambar 1) C selama proses dialisis oleh
polimorfonuklear (PMN) sebagai respons
PERUBAHAN RESPONS IMUN PADA terhadap Staphylococcus aureus.
PENDERITA GAGAL GINJAL Banyaknya penggunaan glukose-1-C
KRONIK dihitung dengan mengukur kadar CO2
Pada gagal ginjal kronik terbukti yang terbentuk. Dari penelitian ini
adanya penurunan respons imun tubuh diketahui bahwa respons metabolik
terhadap infeksi. Perubahan respons imun terhadap fagositosis akan memburuk
pada penderita gagal ginjal kronik dapat sejalan dengan makin beratnya uremia.
dikelompokkan menjadi 4 yaitu akibat Pada uremia ditemukan peptida yang
uremia, akibat defisiensi vitamin D, akibat mirip dengan ubiquitin yang dapat
penimbunan besi yang berlebihan dan menghambat kemotaksis neutrofil dan
akibat tindakan hemodialisis. penurunan kemampuan PMN untuk
berikatan dengan C5a, suatu faktor
Akibat uremia kemotaktik. Adanya hambatan kemotaksis
Pada penderita GGK kemampuan ginjal ini menyebabkan penurunan fungsi
untuk membuang ureum dan sisa fagositosis, sehingga menurunkan
metabolisme lainnya melalui urine kemampuan respons imun nonspesifik.
menurun sehingga menimbulkan keadaan Selain itu penurunan respons imun pada
uremia. uremia disebabkan penekanan cell
Pada uremia, penurunan respons imun mediated immunity yang disebabkan oleh
disebabkan penurunan fungsi fagositosis memendeknya umur limfosit, limfopenia,
leukosit polimorfonuklear (PMN) hambatan pada transformasi limfosit, dan
danmonosit. Fagositosis adalah suatu penekanan aktivitas limfosit T.
proses dilapisinya partikel asing oleh
substansi opsonin terutama IgG. Fagosit Akibat defisiensi vitamin D
mempunyai reseptor spesifik diantaranya Peran 1,25 dihidroksi-vitamin D [1,25
Fc domain IgG. Aktivasi reseptor Fc oleh (OH)2D3 = calcitriol = vitamin D] pada
partikel yang telah diopsonisasi respons imun telah dilaporkan walaupun
menyebabkan partikel asing dapat ditelan belum diketahui mekanismenya dengan
jelas. Pada pasien dengan GGK dapat Akibat penimbunan besi yang
dijumpai penurunan kadar vitamin D berlebihan
karena proses hidroksilasi dari 25 (OH) D3 Parameter yang dipergunakan untuk
menjadi 1,25 (OH)2D3 terjadi pada ginjal, mengetahui adanya penimbunan besi yang
sehingga penurunan massa ginjal pada berlebihan adalah bila kadar ferritin serum
pasien GGK menyebabkan rendahnya > 1000 ug/L. Mekanisme terjadinya
kadar vitamin D. infeksi pada keadaan penimbunan besi
Hasil penelitian yang dilakukan yang berlebihan kemungkinan disebabkan
terhadap 8 pasien uremia yang menjalani adanya kemampuan besi untuk
hemodialisis menunjukkan peningkatan merangsang pertumbuhan bakteri dan
aktivitas sel NK setelah pemberian meningkatkan virulensi bakteri.
calcitriol selama 28 hari. Diperkirakan Penimbunan besi yang berlebihan juga
defisiensi calcitriol merupakan faktor yang berperan terhadap fungsi fagositosis
berperan terhadap penurunan sel NK. neutrofil dan aktivitas mieloperoksidase.
Penemuan ini menunjukkan calcitriol Toksisitas besi terhadap neutrofil
merupakan suatu hormon imunostimulator disebabkan terbentuknya oksidan radikal
in vivo. yang berlebihan yang berpengaruh
Di dalam tubuh vitamin D berperan terhadap fungsi fagositosis melalui
dalam merangsang perkembangan dan peroksidasi membran lipid neutrofil.
pematangan fungsi makrofag, Kemampuan fagositosis neutrofil menjadi
meningkatkan ekspresi reseptor Fc dan C3 normal kembali bila pada pasien
(yang menunjukkan adanya aktivasi sel hemodialisis diberikan desferioksamin
dan peningkatan fungsi respons imun), dan sebagai chelating agent yang akan
meningkatkan kemotaksis dan fagositosis mengikat kelebihan besi sehingga akan
leukosit PMN. Disamping itu vitamin D menurunkan risiko infeksi. Saat ini dengan
juga berperan dalam produksi interleukin makin meningkatnya penggunaan
2. eritropoietin maka pemberian transfusi
Pada pasien hemodialisis transformasi packed red cell dapat dikurangi sehingga
limfosit berkurang dibanding pada orang penimbunan besi yangberlebihan dapat
normal, tetapi pemberian prekursor dihindari. Hoen dkk menemukan bahwa
vitamin D secara oral selama 4 minggu lebih dari 10 % pasien dengan kadar
dapat memperbaiki fungsi transformasi ferritin > 1000 ug/L menunjukkan
limfosit menjadi normal. Disamping itu penurunan kadar ferritin setelah
pemberian vitamin D pada pasien penggunaan eritropoietin dan hanya 5%
hemodialisis akan meningkatkan rasio sel pasien yang tetap memiliki kadar ferritin >
T penolong / sel T sitotoksik yang akan 1000 ug/L.
meningkatkan jumlah sel T CD4 + dan
penurunan jumlah sel T CD8 + sehingga Akibat tindakan hemodialisis
akan meningkatkan daya imunitas tubuh. Hemodialisis merupakan suatu proses
Vitamin D juga berperan meningkatkan difusi melalui membran semipermiabel
produksi interleukin 2 (IL-2), suatu sitokin untuk membuang substansi dalam darah
yang berperan merangsang pembelahan sel yang tidak diinginkan dengan penambahan
T, pertumbuhan sel B dan merangsang komponen tertentu. Tindakan hemodialisis
aktivitas monosit dan sel NK. Selain itu pada pasien dengan GGK yang bertujuan
vitamin D juga berperan pada produksi untuk membuang ureum dan sisa
gamma interferon yang berfungsi dalam metabolisme lainnya di dalam tubuh
imunoregulasi terhadap pertumbuhan dan ternyata membawa dampak terjadinya
diferensiasi sel B, aktivasi makrofag dan penurunan respons imun pada pasien
peningkatan efek ekspresi antigen. tersebut.
Penurunan respons imun yang terjadi dihubungkan dengan jenis membran
terutama disebabkan oleh jenis membran dialyzer yang dipakai. Pada pemakaian
dialisis yang dipakai. Membran dialisis membran dialyzer cuprophan dijumpai
ada 2 macam berdasarkan efek terhadap peningkatan jumlah limfosit natural killer
respons imun yaitu pertama, membran meningkatkan pergerakan limfosit natural
dialisis yang menyebabkan penurunan killer dari jaringan limfoid, sedangkan
respons imun misalnya cuprophan; kedua pada pemakaian membran dialyzer lainnya
membran dialisis yang tidak menyebabkan (poliakrilnitril dan polisulfon) tidak
penurunan respons imun / penurunan dijumpai keadaan demikian. Pada pasien
minimal yaitu polymethylmetacrylate hemodialisis dengan menggunakan
(PMMA), poliakrilnitril dan polisulfon membran cuprophan dijumpai penurunan
sehingga dianjurkan untuk menggunakan aktivitas sitotoksik limfosit natural killer.
membran dialisis yang efek terhadap Adanya peningkatan jumlah limfosit
penurunan respons imun seminimal natural killer dan penurunan aktivitas sel
mungkin. Pada pasien uremia dengan tersebut merupakan hal yang kontradiktif.
kadar kreatinin melampaui 6 mg/dL terjadi Penjelasan dari hal tersebut di atas adalah
penurunan bermakna kemampuan leukosit bahwa peningkatan jumlah limfosit
untuk melakukan fagositosis. Hal ini natural killer merupakan mekanisme
diperberat apabila digunakan membran kompensasi sistem imun untuk
dialisis yang mengaktifkan sistem meningkatkan produksi sel oleh karena
komplemen misalnya cuprophan. fungsinya yang menurun
Penggunaan cuprophan sebagai membran
dialisis akan menyebabkan penurunan D. KESIMPULAN
fungsi fagositosis yang jauh lebih besar Penderita GGK merupakan penderita
(60%). yang rentan terhadap infeksi. Hal ini
Pada 15 menit awal hemodialisis disebabkan oleh terjadinya penurunan
dijumpai penurunan jumlah neutrofil, yang respons imun yang diakibatkan antara lain
akan kembali normal setelah hemodialisis oleh keadaan uremia yang menyebabkan
selesai. Selama proses hemodialisis penurunan fagositosis PMN dan monosit,
neutrofil menghilang dari sirkulasi penekanan imunitas seluler, keadaan
disebabkan sekuestrasi melalui kapiler defisiensi vitamin D yang berperan dalam
pulmonar. Mekanismenya yaitu neutrofil merangsang perkembangan dan
menempel pada dinding endotel kapiler pematangan fungsi makrofag, peningkatan
pulmonar, yang merupakan permukaan ekspresi reseptor Fc dan C3, peningkatan
pembuluh darah pertama yang mengalami kemotaksis dan fagositosis PMN serta
kontak setelah darah meninggalkan penimbunan besi yang berlebihan dan
dialyzer. Mekanisme ini disebabkan oleh akibat tindakan hemodialisis. Dengan
adanya peningkatan ekspresi reseptor CD penanganan penderita secara steril dan
11b / CD 18 pada permukaan neutrofil penggunaan ulang alat dialisis sesuai
yang ada di dalam sirkulasi. Neutropenia standar yang dianjurkan serta pemberian
makin berat bila CD 11b / CD18 makin vaksinasi, chelating agent dan calcitriol,
banyak. CD 11b / CD18 makin banyak penderita GGK diharapkan dapat
dihubungkan dengan tipe dialyzer dan dipertahankan dalam kondisi yang relatif
penggunaan ulang dialyzer. sehat.
Hasil penelitian Gascon dkk
memperlihatkan penurunan jumlah absolut E. DAFTAR PUSTAKA
limfosit pada pasien hemodialisis dan Pusparini. 2000. Perubahan Respon
peningkatan jumlah subset limfosit natural Imun pada Penderita Gagal Ginjal Kronik
killer CD3 - /CD 56 + dan CD3 -/CD 16 +. yang Menjalani Hemodialisis. Jakarta:
Peningkatan jumlah limfosit natural killer Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

Anda mungkin juga menyukai