Tugas RMK Ak Sektor Publik Sap 4
Tugas RMK Ak Sektor Publik Sap 4
Dosen Pengampu: Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA.
Diusulkan oleh:
Kelompok 9
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Ringkasan Materi Kuliah tentang Peran dan Sistem
Pengendalian Akuntansi Manajemen Sektor Publik ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si.,
Ak. CA. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Penyusun
Akuntansi Manajemen Sektor Publik
a. Perumusan strategi
b. Perencanaan dan pengendalian aktivitas
c. Pengambilan keputusan
d. Pengoptimalan penggunaan sumber daya
e. Pengungkapan kepada shareholders dan pihak luar organisasi
f. Pengungkapan kepada karyawan, dan
g. Perlindungan aset
A. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Setiap organisasi baik organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas,
yaitu: (1) perencanaan, (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3)
komunikasi informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-orang dalam
organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6) pengendalian, dan (7)
penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang
lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang
digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban. Pusat
pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab
terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan
kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Tujuan dibuatnya pusat-pusat
pertanggungjawaban adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien, dan
7. Sebagai alat pengendalian anggaran
Pusat-pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat 4 pusat pertanggungjawaban yaitu :
1. Pusat Biaya (Expense Center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran
kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bulan nilai output yang dihasilkan).
Pusat biaya banyak dijumpai pada sektor publik karena output yang dihasilkan seringkali ada
akan tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat diukur secara fisik tidak dalam nilai rupiahnya.
Contoh pusat biaya adalah dep. produksi, Dinas Sosial dan DPU
2. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan adalah pusat petanggungjawaban yang prestasi manjernya dinilai
berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contohnya Dinas Pendapatan Daerah dan dep.
pemanasaran
3. Pusat Laba ( Profit Center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input (expenses) dan
output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajernya dinilai berdasarkan laba yang
dihasilkan. Contoh: BUMD dan BUMN, obyek pariwisata milik PEMDA, bandara dan
pelabuhan.
4. Pusat Investasi (Investment Center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh: Departemen Riset dan Pengembangan dan
Balitbang
Suatu organisasi besar seperti pemerintah daerah dapat dianggap sebagai suatu pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban yang besar tersebut dapat dipeca-pecah lagi
menjadi pusat pertanggungjawaban yang lebih kecil hingga pada level pelayanan atau program,
misalnya dinas-dinas atau subdinas-subdinas. Pusat pertanggungjawan tersebut selanjutnya
menjadi dasar untuk perencanaan dan pengendalain anggaran serta penilaian kinerja pada unit
ybs. Manajer pusat pertanggungjawaban sebagai budget holder memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan anggaran. Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumberdaya input berupa
tenaga kerja, material dsbnya yang dengan input tsb diharapkan dapat menghasilkan output
dalam bentuk barang atau pelayanan pada kualitas dan kuantitas tertentu. Anggaran
mencerminkan nilai rupiah dari input yang dialokasikan ke pusat-pusat pertanggungjawaban dan
output yang diharapkan atau level aktivitas yang dihasilkan. Pengendalian anggran meliputi
pengukuran terhadap output dan belanja riil yang dilakukan dibandingkan dengan anggaran.
Adanya perbedaan antara hasil yang dicapai dan jumlah anggaran kemudaian dianalisis untuk
diketahui penyebabnya dan dicari siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya perbedaan
tersebut, sehiungga dapat segera dilakukan tindakan korektif. Tindakan tsb biasa dilakukan pada
perusahaan-perusahaan swasta. Pada organisasi publik, mekanisme tsb perlu dilakukan sebagai
salah satu cara pengendalian anggaran.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai berlanja (pengeluaran)
yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran. Laporan kinerja
disiapkan dan dikirim ke setiap level manajemen untuk dievaluasi kinerjanya, yaitu
dibandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan anggaran. Jika sistem pengendalian
anggaran berjalan dengan baik maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan
dan tepat waktu. Informasi yang relevan harus up to date (terbaru) dan biaya yang dikendalikan
secara langsung (controllable) dengan biaya-biaya yang tidak dikendalikan (uncontrollable) oleh
manajer pusat pertanggungjawaban.
Pusat pertanggungjawaban berfunmgsi sebagai pengemban budget holder, maka proses
penyiapan dan pengendalian anggaran harus menjadi fokus perhatian manajer pusat
pertanggungjawaban. Keberadaan depatemen anggaran dan komite anggaran pada pusat
pertanggungjawaban sangat perlu untuk membentu terciptanya anggaran yang efektif.
Komite anggaran biasanya terdiri dari para pimpinan puncak seperti kepala departemen,
kepala dinas, kepala biro dan sebagainya. Komite anggaran juga memiliki peran yang vital.
Komite anggaran bertugas menuyusun anggran untuk tiap-tiap unitoperasi. Departemen anggaran
dan komite anggaran merupakan perangkat yang berat pada pusat pertanggungjawaban,
karenanya pusat pertanggungjawaban merupakan alat yang sangat vital untuk pelaksanaan dan
pengendalian anggaran selain itu juga merupakan basis pengukuran kinerja yaitu
membendingkan apa yang telah dicapai oleh pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan
anggaran yang telah ditetapkan.
D. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan cara
komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam
organisasi yang terdiri dari: (1) perumusan strategi, (2) perencanaan strategi, (3)
penganggaran, (4) operasional, dan (5) evaluasi kinerja. Saluran informasi informal dapat
dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu pertemuan informal, diskusi dll.
Dalam suatu organisasi setiap individu pasti mempunyai tujuan person. Untuk menyingkapi
ini perlu adanya jembatan yang mampu menghantarkan organisasi mencapai tujuannya, yaitu
tercapainya keselarasan antara tujuan individu dan tuuan oraganisasi. Dalam hal ini hendaknya
pengendalian manajemen dapat digunakan sebagai jembatan untuk mewujudkan goal
congruence yaitu keselaran antara tujuan individu dan tujuan organisasi.
Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, saran, target, arah dan
kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggungjawab
manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh dewan
legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya merupakan acuan bagi eksektutif dalam
berindak.
Proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi oleh
perkembangan di sektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta, tahap paling awal dari
manajemen startegik pada sektor publik adalah perencanaan. Perencanaan dimulai dari
perumusan strategi. Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri
dari lima komponen dasar:
1. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif
organisasi dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target yang akan
dicapai.
2. Analisis atau scanning di lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran
faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus
dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
3. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan strategic.
4. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
5. Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Sementara itu, Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi proses
perumusan strategi:
Perbedaan dengan perumusan strategi adalah bahwa perumusan strategi merupakan proses
untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses menentukan
bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-
rencana strategik. Dalam proses perumusan strategi, manajemen memutuskan visi,misi dan
tujuan oganisasi. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk
program-program.
Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur dan skedul
yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan rencana strategik akan
mengalami masalah dalam penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran yang terlalu
berat, alokasi sumber daya yang tidak tepat sasaran.
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer
puncak dengan manajer level bawah. Adanya komunikasi ini akan memungkinkan terjadi
persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level bawah mengenai strategi terbaik untuk
tujuan organisasi yang ditetapkan.