Anda di halaman 1dari 18

Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya


sebanyak orang yang mendefinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada
prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau
lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam
suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan
umpan balik.
Gambar 1.1 menggambarkan apa yang dapat kita namakan model universal komunikasi.
Komunikasi mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas
dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau
komunikasi masa. Gambaran ini juga menunjukkan adanya beberapa komponen komunikasi
yang terlibat. Selain itu untuk mendapatkan proses komunikasi yang baik tidak bisa dilepaskan
dari pengaruh lingkungan.

Konteks
(Lingkungan)

Saluran
atau Pesan
media Umpan balik

Sumber Sumber
atau atau
enkoder enkoder
Penerima Gangguan Penerima
atau atau
dekoder
Gambar 1.1 Model Universal Komunikasi (PPSDM Depkes RI, 2006)
dekoder

Pesan Umpan Saluran


balik atau
media

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 2

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari
kehidupan manusia, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berkomunikasi dengan
lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat bayi dilahirkan adalah tanda
komunikasi (Widjaja, 1986).
Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling
pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peran
penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara berpikirnya
berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam melaksanakan segala kegiatan dan
aktivitasnya. Kegiatan dan aktivitas itu akan terselenggara dengan baik melalui proses
komunikasi antar manusia. Komunikasi menjadi bahan dari kehidupan manusia. Berhasilnya
suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung
dalam proses komunikasi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber (resource), pesan
(message), saluran (channel, media) dan penerima (receiver, audience).
Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar
pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada hakekatnya
setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber pesan, saluran, dan
penerimaan, disamping masih terdapat pula unsur pengaruh (effect) dan umpan balik
(feedback). Setiap komunikasi senantiasa menambah efek positif atau efektivitas komunikasi.
Komunikasi tanpa efektivitas adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi
adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat
pesan yang diterima baik langsung maupun tak langsung maupun media massa jika perubahan
itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif (Anwar Arifin;
1984).

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Beberapa ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:
1. Menurut Book (1980) dimana ahli ini mengkhususkan human communication
menyampaikan bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang mengendalikan lingkungannya dengan (1) membangun
hubungan antar sesama manusia. (2) melalui pertukaran informasi. (3) untuk

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 3

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain. (4) serta berusaha mengubah sikap
dan tingkah laku.
2. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan
sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata , gambar, figur grafik,
dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya di sebut
komunikasi. ( Bernard Berelson dan Bary A,Stener)
3. Setiap tindakan komunikasi di pandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima. (Thedore M.
Newcomb).
4. Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah
perilaku orang lain (komunikate). ( Carl I. Hovland)
5. Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada
penerima dengan niat yang di sadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
(Gerald R Miller)
6. Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Everett
M. Rogers).
7. Komunikasi (internasional) adalah suatu proses menyortir, memilih dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikia rupa sehingga membantu pendengar
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang di
maksudkan komunikator. ( Raymond S. Ross)
Dari definisi di atas ternyata tidak hanya satu definisi yang memberi pengertian
mengenai komunikasi tetapi bisa di ambil kesimpulan bahwa komunikasi mengandung unsur:
Sumber (sources), pegirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), dan
pembicara (speaker). Sehingga akan menarik sekali untuk terus menggali tentang definisi
komunikasi.

C. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Dalam pembahasan yang lalu kita mendefinisikan komunikasi dan menjelaskan
beberapa komponen komunikasi. Selanjutnya kita akan menggali sifat atau hakikat atau

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 4

karakteristik komunikasi dengan menyajikan delapan prinsip komunikasi. Memahami prinsip-


prinsip ini sangat penting untuk memahami komunikasi dalam segala bentuk dan fungsinya.
1. Komunikasi adalah paket isyarat
Perilaku komunikasi, apakah ini melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau kombinasi
dari keduanya, biasanya terjadi dalam "paket". Biasanya, perilaku verbal dan nonverbal saling
memperkuat dan mendukung. Semua bagian dari sistem pesan biasanya bekerja bersama-sama
untuk mengkomunikasikan makna tertentu. Kita tidak mengutarakan rasa takut dengan kata-
kata sementara seluruh tubuh kita bersikap santai. Kita tidak mengungkapkan rasa marah sambil
tersenyum. Seluruh tubuh baik secara verbal maupun nonverbal bekerja bersama-sama untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan kita.
Dalam segala bentuk komunikasi, apakah antarpribadi, kelompok kecil, pidato di muka
umum, atau media masa, kita kurang memperhatikan sifat paket dari komunikasi. Ia berlalu
begitu saja. Tetapi bila ada ketidakwajaran bila jabatan tangan yang lemah menyertai salam
verbal, bila gerak-gerik gugup menyertai pandangan yang tajam, bila kegelisahan menyertai
ekspresi nyaman dan santai kita memperhatikannya. Selalu saja kita mulai mempertanyakan
ketulusan, dan kejujuran orang yang bersangkutan.

Pesan yang kontradiktif


Bayangkanlah seseorang yang mengatakan "Saya begitu senang bertemu dengan anda,"
tetapi. berusaha menghindari kontak mata langsung dan melihat kesana-kemari untuk
mengetahui siapa lagi yang hadir. Orang ini mengirimkan pesan yang kontradiktif. Kita
menyaksikan pesan yang kontradiktif (juga dinamai "pesan berbaur" oleh beberapa penulis)
pada pasangan yang mengatakan bahwa mereka saling mencintai tetapi secara nonverbal
melakukan hal-hal yang saling menyakiti, misalnya datang terlambat untuk suatu janji penting,
mengenakan pakaian yang tidak disukai pasangannya, menghindari kontak mata, atau tidak
saling menyentuh.
Pesan-pesan tersebut ada juga yang mengatakan sebagai "diskordansi" (discordance)
merupakan akibat dari keinginan untuk mengkomunikasikan dua emosi atas perasaan yang
berbeda. Sebagai contoh, anda mungkin menyukai seseorang dan ingin mengkomunikasikan
perasaan positif ini, tetapi anda juga tidak menyukai orang itu dan ingin mengkomunikasikan
perasaan negatif ini juga. Hasilnya adalah anda mengkomunikasikan kedua perasaan itu, satu

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 5

secara verbal dan lainnya secara nonverbal.


2. Komunikasi adalah proses penyesuaian
Komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan sistem isyarat
yang sama. Ini jelas kelihatan pada orang-orang yang menggunakan bahasa berbeda. Anda tidak
akan bisa berkomunikasi dengan orang lain jika sistem bahasa anda berbeda. Tetapi, prinsip ini
menjadi sangat relevan bila kita menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan
sistem isyarat yang persis sama. Orang tua dan anak, misalnya, bukan hanya memiliki
perbedaan kata yang berbeda, melainkan juga mempunyai arti yang berbeda untuk istilah yang
mereka gunakan.
Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasikan isyarat orang lain, mengenali
bagaimana isyarat-isyarat tersebut digunakan, dan memahami apa artinya. Mereka yang
hubungannya akrab akan menyadari bahwa mengenali isyarat-isyarat orang lain memerlukan
waktu yang sangat lama dan seringkali membutuhkan kesabaran. Jika kita ingin benar-benar
memahami apa yang di maksud seseorang, bukan sekadar mengerti apa yang dikatakan atau
dilakukannya, kita harus mengenal sistem isyarat orang itu.
3. Komunikasi mencakup dimensi isi dan hubungan
Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau
sesuatu yang berada di luar (bersifat ekstern bagi) pembicara dan pendengar. Tetapi, sekaligus,
komunikasi juga menyangkut hubungan di antara kedua pihak. Sebagai contoh, seorang atasan
mungkin berkata kepada bawahannya, "Datanglah ke ruang saya setelah rapat ini." Pesan
sederhana ini mempunyai aspek isi (kandungan, atau content) dan aspek hubungan (relational).
Aspek isi mengacu pada tanggapan perilaku yang diharapkan yaitu, bawahan menemui
atasan setelah rapat. Aspek hubungan menunjukkan bagaimana komunikasi dilakukan. Bahkan
penggunaan kalimat perintah yang sederhana sudah menunjukkan adanya perbedaan status di
antara kedua pihak Atasan dapat memerintah bawahan. Ini barangkali akan lebih jelas terlihat
bila kita membayangkan seorang bawahan memberi perintah kepada atasannya. Hal ini akan
terasa janggal dan tidak layak karena melanggar hubungan normal antara atasan dan bawahan.
Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin tetap sama tetapi aspek
hubungannya dapat berbeda, atau aspek hubungan tetap sama sedangkan isinya berbeda.
Sebagai contoh, atasan dapat mengatakan kepada bawahan "Sebaiknya anda menjumpai saya
setelah rapat ini" atau "Dapatkah kita bertemu setelah rapat ini?" Dalam kedua hal, isi pesan
pada dasarnya sama artinya, pesan dikomunikasikan untuk mendapatkan tanggapan perilaku

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 6

yang sama tetapi dimensi hubungannya sangat berbeda. Dal kalimat pertama, jelas tampak
hubungan atasan dengan bawahan, bahkan terasa kesan merendahkan bawahan. Pada yang
kedua, atasan mengisyaratkan hubungan yang lebih setara dan memperlihatkan penghargaan
kepada bawahan.
Ketidakmampuan membedakan dimensi isi dan hubungan
Banyak masalah di antara manusia disebabkan oleh ketidakmampuan mereka mengenali
perbedaan antara dimensi isi dan hubungan dalam komunikasi. Perbedaan atau perselisihan
yang menyangkut dimensi isi relatif mudah dipecahkan: Relatif mudah untuk memeriksa fakta
yang dipertengkarkan. Sebagai contoh, kita dapat memeriksa buku atau bertanya kepada
seseorang tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Tetapi, pertengkaran yang menyangkut
dimensi hubungan jauh lebih sulit diselesaikan, sebagian karena kita jarang sekali mau
mengakui bahwa per tengkaran itu sesungguhnya menyangkut soal hubungan, bukan soal isi.
4. Komunikasi melibatkan transaksi simetris dan komplementer
Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer. Dalam hubungan simetris dua
orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang
lainnya. Jika salah seorang mengangguk, yang lain mengangguk, jika yang satu menampakkan
rasa cemburu, yang lain memperlihatkan rasa cemburu; jika yang satu pasif, yang lain pasif.
Hubungan ini bersifat setara (sebanding), dengan penekanan pada meminimalkan perbedaan di
antara kedua orang yang bersangkutan.
Cara lain melihat hubungan simetris adalah dalam bentuk persaingan dan perebutan
pengaruh di antara dua orang. Masing-masing orang dalam hubungan simetris perlu
menegaskan kesebandingan atau keunggulannya dibanding yang lain. Hubungan simetris
bersifat kompetitif; masing-masing pihak berusaha mempertahankan kesetaraan atau
keunggulannya dari yang lain. Jika, misalnya, salah satu pihak mengatakan bahwa sesuatu itu
harus dilakukan dengan cara tertentu, pihak yang lain akan menangkapnya sebagai pernyataan
bahwa ia tidak cukup kompeten untuk memutuskan bagaimana sesuatu itu harus dilakukan.
Terjadilah perebutan pengaruh. Tentu saja, kericuhan ini sebenarnya tidak menyangkut tentang
bagaimana sesuatu itu harus dilakukan. Kericuhan lebih menyangkut tentang siapa yang berhak
memutuskan. Kericuhan ini lebih menyangkut siapa pihak yang lebih kompeten. Seperti dapat
dengan mudah dipahami, tuntutan pengakuan akan kesetaraan (atau keunggulan) seringkali
menimbulkan pertengkaran dan permusuhan.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 7

Dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang berbeda.


Perilaku salah seorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam
hubungan komplementer perbedaan di antara kedua pihak dimaksimumkan. Orang menempati
posisi yang berbeda; yang satu atasan, yang lain bawahan; yang satu aktif, yang lain pasif; yang
satu kuat, yang lain lemah . Pada masanya, budaya membentuk hubungan seperti ini misalnya,
hubungan antara guru dan murid, atau antara atasan dan bawahan. Walaupun hubungan
komplementer umumnya produktif di mana perilaku salah satu mitra melengkapi atau
menguatkan perilaku yang lain, masih ada masalah. Salah satu masalah dalam hubungan
komplementer, yang dikenal baik oleh banyak mahasiswa, adalah yang disebabkan oleh
kekakuan yang berlebihan. Sementara hubungan komplementer antara seorang ibu yang
melindungi dan membimbing dengan anaknya yang sangat bergantung kepadanya pada suatu
saat sangat penting dan diperlukan untuk kehidupan si anak, hubungan yang sama ketika anak
ini beranjak dewasa menjadi penghambat bagi pengembangan anak itu selanjutnya. Perubahan
yang begitu penting untuk pertumbuhan tidak dimungkinkan terjadi.

5. Rangkaian komunikasi dipunkuasi


Peristiwa komunikasi merupakan transaksi yang kontinyu. Tidak ada awal dan akhir
yang jelas. Sebagai pemeran serta atau sebagai pengamat tindak komunikasi, kita membagi
proses kontinyu dan berputar ini ke dalam sebab dan akibat, atau ke dalam stimulus dan
tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan arus kontinyu komunikasi ini ke dalam potongan-
potongan yang lebih kecil. Kita menamai beberapa di antaranya sebagai sebab atau stimulus
dan lainnya sebagai efek atau tanggapan.
Setiap tindakan merangsang tindakan yang lain. Masing-masing tindakan berfungsi
sebagai stimulus bagi yang lain. Tetapi, tidak ada stimulus awal. Masing-masing kejadian dapat
dianggap sebagai stimulus dan masing-masing kejadian dapat pula dianggap sebagai efek,
tetapi tidak bisa ditentukan mana yang stimulus dan mana yang tanggapan. Jika kita
menghendaki komunikasi efektif jika kita ingin memahami maksud orang lain maka kita harus
melihat rangkaian kejadian seperti yang dipunktuasi orang lain. Selanjutnya, kita harus
menyadari bahwa punktuasi kita tidaklah mencerminkan apa yang ada dalam kenyataan,
melainkan merupakan persepsi kita sendiri yang unik dan bisa keliru.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 8

Komunikasi adalah proses transaksional


Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para
komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan.
Komunikasi adalah proses
Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupun kita mungkin
membicarakan komunikasi seakan-akan ini merupakan suatu yang statis, yang diam,
komunikasi tidak pernah seperti itu. Segala hal dalam komunikasi selalu membuat kita akan
berubah termasuk orang yang kita ajak berkomunikasi, dan lingkungan kita.
Komponen-komponen komunikasi saling terkait
Dalam setiap proses transaksi, setiap komponen berkaitan secara integral dengan setiap
komponen yang lain. Komponen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independen:
Masing-masing komponen dalam kaitannya dengan komponen yang lain. Sebagai contoh, tidak
mungkin ada sumber tanpa penerima, tidak akan ada pesan tanpa sumber, dan tidak akan umpan
balik tanpa adanya penerima. Karena sifat saling bergantung ini, perubahan pada sembarang
komponen proses mengakibatkan perubahan pada komponen yang lain. Misalnya, anda sedang
berbincang-bincang dengan sekelompok teman, kemudian ibu anda datang masuk ke
kelompok. Perubahan "khalayak" ini akan menyebabkan perubahan-perubahan lain. Barangkali
anda atau teman-teman anda akan mengubah bahan pembicaraan atau mengubah cara
membicarakannya. Ini juga dapat mempengaruhi berapa sering orang tertentu berbicara, dan
seterusnya. Apa pun perubahan yang pertama, perubahan-perubahan lain akan menyusul
sebagai akibatnya.

Komunikator bertindak sebagai satu kesatuan


Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu kesatuan
yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai makhluk yang utuh. Kita
tidak dapat bereaksi, misalnya, hanya pada tingkat emosional atau intelektual saja, karena kita
tidak demikian terkotak-kotak. Kita pasti akan bereaksi secara emosional dan intelektual, secara
fisik dan kognitif. Kita bereaksi dengan tubuh dan pikiran. Barangkali akibat terpenting dari
karakteristik ini adalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi ditentukan bukan hanya
oleh apa yang dikatakan, melainkan juga oleh cara kita menafsirkan apa yang dikatakan. Reaksi
kita terhadap sebuah film, misalnya, tidak hanya bergantung pada kata-kata dan gambar dalam

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 9

film tersebut melainkan pada semua yang ada pada kita tentang pengalaman masa lalu kita,
emosi kita saat itu, pengetahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan banyak lagi faktor lain. Jadi,
dua orang yang mendengarkan sebuah pesan seringkali menerimanya dengan arti yang sangat
berbeda. Walaupun kata-kata dan simbol yang digunakan sama, setiap orang menafsirkannya
secara berbeda.
6. Komunikasi tak terhindarkan
Anda mungkin menganggap bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan,
dan termotivasi secara sadar. Dalam banyak hal ini memang demikian. Tetapi, seringkali pula
komunikasi terjadi meskipun seseorang tidak merasa berkomunikasi atau tidak ingin
berkomunikasi. Dalam situasi interaksi, anda tidak bisa tidak berkomunikasi. Tidaklah berarti
bahwa semua perilaku merupakan komunikasi; misalnya, jika sang murid melihat ke luar
jendela dan guru tidak melihatnya, komunikasi tidak terjadi.
Selanjutnya, bila kita dalam situasi interaksi, kita tidak bisa tidak menanggapi pesan dari
orang lain. misalnya, jika kita melihat seseorang melirik ke arah kita, kita pasti bereaksi dengan
cara tertentu. Seandainyapun kita tidak bereaksi secara aktif atau secara terbuka, ketiadaan
reaksi ini sendiri pun merupakan reaksi, dan itu berkomunikasi. Kita tidak bisa tidak bereaksi.
Sekali lagi, jika kita tidak menyadari lirikan itu, jelas bahwa komunikasi tidak terjadi.
7. Komunikasi bersifat tak reversibel
Anda dapat membalikkan arah proses beberapa sistem tertentu. Sebagai contoh, anda
dapat mengubah air menjadi es dan kemudian mengembalikan es menjadi air, dan anda dapat
mengulang-ulang proses dua arah ini berkali-kali sesuka anda. Proses seperti ini dinamakan
proses reversibel. Tetapi ada sistem lain yang bersifat tak reversibel (irreversible). Prosesnya
hanya bisa berjalan dalam satu arah, tidak bisa dibalik. Anda, misalnya, dapat mengubah buah
anggur menjadi minuman anggur (sari anggur), tetapi anda tidak bisa mengembalikan sari
anggur menjadi buah anggur. Komunikasi termasuk proses seperti ini, proses tak reversibel.
Sekali anda mengkomunikasikan sesuatu, anda tidak bisa tidak mengkomunikasikannya. Tentu
saja, anda dapat berusaha mengurangi dampak dari pesan yang sudah terlanjur anda sampaikan;
anda dapat saja, misalnya, mengatakan, "Saya sangat marah waktu itu; saya tidak benar-benar
bermaksud mengatakan seperti itu." Tetapi apa pun yang anda lakukan untuk mengurangi atau
meniadakan dampak dari pesan anda, pesan itu sendiri, sekali telah dikirimkan dan diterima,
tidak bisa dibalikkan. (Ada pepatah Indonesia yang mengatakan, nasi telah menjadi bubur.)

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 10

Prinsip ini mempunyai beberapa implikasi penting komunikasi dalam segala macam
bentuknya. Sebagai contoh, dalam interaksi antarpribadi, khususnya dalam situasi konflik, kita
perlu hati-hati untuk tidak mengucapkan sesuatu yang mungkin nantinya ingin kita tarik
kembali. Pesan yang mengandung komitmen suatu pesan "aku cinta kepadamu" dengan segala
macam variasinya juga perlu diperhatikan , lika tidak, kita mungkin terpaksa mengikatkan diri
kita pada suatu posisi yang mungkin nantinya kitt sesali. Dalam situasi komunikasi publik atau
komunikasi masa, di mana pesan-pesan didengar oleli ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang,
sangatlah penting kita menyadari bahwa komunikasi kita bersifat tak reversibel.

D. MODEL KOMUNIKASI
Pada proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Poses komunikasi melalui
model-model komunikasi itu sendiri, yaitu:
1. Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa
setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama:
a. Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan
b. Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
c. Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.
2. Model Komunikasi David K.Berlo
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses
Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses
sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
Proses utama adalah sebagai berikut:
a. Source (sumber), sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam
komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya
melibatkan individu, namun dalam hal ini sumber juga melibatkan banyak individu.
Misalnya, dalam organisasi, partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering
dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
b. Message (pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan
disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif,
edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 11

cara, yaitu verbal dan nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media
komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
c. Channel (media dan saluran komunikasi), sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3
bagian yaitu lisan, tertulis, dan elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk
mengirimkan pesan tersebut. Misalkan secara personal (komunikasi interpersonal),
maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media
telepon, telegram, handphone, dimana media ini bersifat pribadi. Sedangkan
komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak
(koran, surat kabar, majalah, dll), sedangkan media elektornik dapat menggunakan
internet, TV dan radio. Namun untuk internet, termasuk media yang fleksibel, karena
bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika
anda membuka website maka media ini bersifat massal, namun jika anda chatting
melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda
menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah menjadi media
yang bersifat intrapersonal (kepada diri sendiri).
d. Receiver (penerima pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari
komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan
sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi
tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.
Sedangkan yang termasuk proses sekunder adalah:
a. Feedback (umpan balik), umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh
penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran (khalayak),
namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis
mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja artikel kita
ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media
mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang.
b. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah
sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan
(baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh
yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan
konatif)

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 12

c. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu


komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
1) Lingkungan Fisik (letak geografis dan jarak)
2) Lingkungan Sosial Budaya (adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial)
3) Lingkungan Psikologis (pertimbangan kejiwaan seseorang ketika menerima
pesan)
4) Dimensi Waktu (musim, pagi, siang, dan malam)
3. Model Komunikasi Bovee dan Thill
Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa
proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan:
a. Pengirim memiliki sebuah ide atau gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya
gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut.
b. Ide dirubah menjadi pesan ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak
dapat dibaca oleh orang lain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut
menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi
suatu pesan dinamakan ENCODING.
c. Pemindahan pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut
harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (verbal,
nonverbal, lisan atau tertulis), dan media komunikasinya (tatap muka, telepon, surat,
laporan, dll)
d. Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima.
e. Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen
perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya
dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita
ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 13

BAB II
KOMUNIKASI EFEKTIF

A. PENGERTIAN
Yang dimaksudkan dengan komunikasi efektif menurut Steward L Tubbs dan Sylvia
Moss meliputi:
a. Pengertian: adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan
oleh comunicator.
b. Kesenangan: pada dasarnya komunikasi bukan sekedar penyampaian informasi saja dan
membentuk adanya saling pengertian, namun komunikasi juga ditujukan untuk
mendapatkan kehangatan dalam interaksi dengan informasi atau pesan yang
menyenangkan orang lain.
c. Mempengaruhi sikap: domain utama proses komunikasi sesungguhnya adalah
mempengaruhi sikap orang lain, untuk dapat mempengaruhi orang lain maka diperlukan
suatu pendekatan psikologis berupa emotional appeals, ini bisa dilakukan apabila dalam
komunikasi melakukan pendekatan psikologis.
d. Hubungan sosial yang baik: komunikasi ditujukan untuk mencipatakan hubungan sosial
yang terbina dengan baik. Pada konteks berserikat dan berasosiasi (inclusion) maka
diperlukan komunikasi untuk bisa meneguhkan hubungan antar anggota kelompok.
Pada konteks ingin menguasai dan dikuasai (control). Sementara itu pada konteks
affection yaitu ingin dicintai dan mencintai perlu mutlak komunikasi agar kebutuhan
tersebut dapat terungkapkan.
e. Tindakan: mempengaruhi orang lain dapat berhasil apabila orang tersebut melakukan
tindakan nyata seperti apa yang di inginkan dan ini merupakan indikator terkahir selain
empat item terurai di atas. Tindakan merupakan akumulasi dari proses komunikasi dan
ini memerlukan pengetahuan mekanisme faktor psikologi yang mempengaruhi tindakan
seseorang.
Jadi Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan
perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi Efektif adalah saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan
sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 14

B. SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF


Untuk menciptakan komunikasi efektif diperlukan beberapa hal, yaitu:
1. Kontak Mata.
Hal pertama yang dilakukan seorang pembicara yang baik adalah menatap lawan bicara
dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu cara
yang membantu untuk menciptakan kesan baik pada lawan bicara. Usahakan
mempertahankan kontak mata sepanjang pembicaraan, agar lawan bicara anda tak
merasa diabaikan.
2. Ekspresi Wajah.
Wajah merupakan cermin kepribadian individual. Ekspresi wajah mengungkapkan
pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagai contoh: sebuah senyum
mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang, mengangkat alis mata menunjukan
ekpresi heran, mengernyitkan dahi menyampaikan ketakutan dan kegelisahan. Semua
emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda
yang tergambar di wajah. Jadi saat melakukan komunikasi tunjukan ekspresi bahwa
anda tertarik dengan bahan pembicaraan.
3. Postur Tubuh.
Setiap gerak-gerik tubuh saat berbicara mesti dikoordinasikan dengan kekuatan
meyakinkan dari anda. Mereka bisa jadi semacam tambahan untuk cara efektif yang
dapat ditangkap secara visual daripada secara verbal. Sebagai contoh: menundukan
kepala menunjukkan penyelesaian pernyataan, mengangkat kepala menunjukkan akhir
pertanyaan, terlalu sering menggerakan bagian tubuh mengungkapkan sedang bergegas
atau kebingungan. Untuk itu perhatikan gerak-gerik anda saat melakukan komunikasi
dengan lawan bicara.
4. Selera Berbusana.
Busana memiliki tugas penting dalam menimbulkan kesan. Orang yang berbusana
sesuai dengan struktur tubuh mereka nampak lebih menarik. Penampilan fisik seseorang
dan busana yang dikenakan membuat dampak pasti pada proses komunikasi. Kita semua
berbusana dan mungkin banyak diantara kita tak terlalu memperhatikan, namun hal
kecil ini memiliki peran untuk sebuah efektif. Jika kita memperhatikan bagaimana cara
berbusana, hal itu akan memperbaiki kemampun komunikasi kita.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 15

Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting


dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk
berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan, komunikasi kita anggap sebagai hal yang
otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya
dengan efektif. Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulis
dengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara
efektif, apalagi bagaimana menjadi pendengar yang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu
ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses
pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun pendidikan informal lainnya.
Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk
menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan
sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita
menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari
teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling
dalam (etika karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap kita.
Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun
dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Berusaha benar-benar mengerti orang lain. Ini adalah
dasar dari apa yang disebut emphatetic communication (komunikasi empatik). Ketika kita
berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya ”berkomunikasi” dalam salah satu dari empat
tingkat. Kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang
baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita
memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak
benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi
empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain memahami
karakter dan maksud atau tujuan atau peran orang lain.
Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan, hal-
hal yang kecil adalah hal-hal yang besar. Menjelaskan harapan, penyebab dari hampir semua
kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar
peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit. Meminta maaf dengan tulus ketika
anda membuat penarikan. Memperlihatkan integritas pribadi. Integritas pribadi menghasilkan
kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 16

Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif.


Karena tidak ada persahabatan atau team work tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan
ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar
kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita
dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita. Integritas
bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif.

C. TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF


Berikut adalah beberapa teknik komunikasi efektif yang dapat dipergunakan
dalam kehidupan sehari-hari :
1. Mengecek persepsi dengan pemberi pesan
Seperti yang disebutkan sebelumnnya, dalam komunikasi tak lepas dari proses
interpretasi pesan atau persepsi. Guna mendapatkan komunikasi yang efektif, yang
perlu kita lakukan adalah menyamakan persepsi. Jika kita sebagai penerima pesan dan
merasa persepsi terhadap pesan itu subjektif, kita perlu langsung mengkonfirmasikan
pada pengirim pesan apakah benar persepsi kita itu. Dengan mengkonfirmasi langsung,
kita dapat menerima penjelasan dari maksud sesungguhnya atas pesan yang
disampaikan itu dari si pengirim
2. Melatih kemampuan komunikasi verbal
Komunikasi verbal memang bukan satu-satunya elemen komunikasi, namun
peranannya tidak bisa dianggap enteng. Dalam melatih komunikasi verbal, hal pertama
yang harus kita perhatikan adalah melihat dengan siapa kita berbicara. Tentunya kita
perlu membedakan bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan ketika bicara
dengan teman, bagaimana dengan orang yang lebih tua, atau dengan rekan bisnis
professional.
3. Melatih kemampuan komunikasi non verbal
Komunikasi non-verbal bisa dianggap lebih memiliki peranan kuat dibanding
komunikasi verbal. Namun, penggunaannya sedikit lebih sulit karena terkadang tidak
begitu kita perhatikan dengan seksama. Komunikasi non-verbal terdiri dari gerak tubuh,
mimik wajah, penampilan fisik, sentuhan, jarak personal, lingkungan, dan bahkan
kediaman. Diam dapat mengkomunikasikan banyak hal, seperti apakah orang itu sedang
marah atau tidak nyaman karena berada di lingkungan yang baru.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 17

Karena komunikasi non-verbal memiliki peranan yang kuat, kita perlu terus berlatih
untuk mengontrolnya. Misalnya, mengontrol mimik wajah. Mungkin saja wajah kita
memang cenderung seperti orang tidak ramah sehingga kerap membuat orang lain salah
paham. Kita dapat melatihnya dengan sering-sering senyum di depan kaca atau senam
wajah supaya lebih rileks.
Komunikasi non-verbal juga memegang peranan penting dalam berkomunikasi via
media, terutama media sosial yang kerap digandrungi banyak orang. Karena tidak
bertemu langsung, orang tidak dapat melihat mimik wajah atau intonasi suara yang
bicara sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman. Kita dapat mengatasinya dengan
penggunaan bahasa tulisan dan tanda baca yang tepat. Seperti misalnya, menghindari
penggunaan huruf kapital pada banyak kata dan tanda seru.
4. Mendengarkan dengan baik
Mendengarkan tidak kalah pentingnya dengan penyampaian itu sendiri, supaya kita
dapat menerima pesan sesuai yang dimaksud oleh pengirim pesan. Yang paling penting
dalam mendengarkan adalah fokus pada apa yang disampaikan. Jangan melihat ke
berbagai arah, tapi lihatlah si penerima pesan dan apa yang ia sampaikan.
Dengan mendengarkan baik-baik dan memberi tanggapan, orang akan merasa dihargai.
Hal itu dapat mendukung ia untuk menyampaikan pesan lebih baik lagi, sehingga kita
pun dapat menerima pesan jauh lebih baik. Namun kita tidak perlu merasa kalau
mendengarkan adalah suatu beban, namun dengarkan saja dengan santai sehingga kita
dapat menyimak lebih baik.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019


Modul Pelatihan Konsep Dasar Komunikasi 18

Referensi

--------- 2000. Berbicara Efektif: Teknik Modern untuk komunikasi yang Dinamis. Pustaka
Delapratasa. Jakarta..
Arifin, Anwar. 1988. Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar Ringkas, Rajawali Press. Jakarta.
Carnegie, Dale 1999. Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain. Gramedia. Jakarta.
dePorter, Bobbi, et.al.2000. Quantum Teaching, Kaifa. Bandung.
Joedono, S.B. 2001. “Pengendalian Ektern Perilaku Dalam Teori Organisasi”, Usahawan No.
10. Lembaga Penerbit Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Jurnal Ilmiah “Manajemen & Bisnis”
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Neil Aryanti, 2002. Membentuk Komunikasi Dalam Dunia Kerja Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Vol. 02 No. 01 April
2002
Nitisemito, Alex . S. 1982. Manajemen Personalia, Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Robbin, James G dan Jones, Babara S. 1982. Effective Communication for Today Manager.
Terjemahan R. Truman Sirait, Tulus Jaya. Jakarta.

SURYA ACADEMY Pengetahuan Umum - 500 Komunikasi - 2019

Anda mungkin juga menyukai