Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya

masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang

hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat,memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yangbermutu secara adil dan merata,

serta memiliki derajat kesehatan yang optimal adalah tujuan dari pembangunan

kesehatan.

Angka kejadian luka kanker tidak sepenuhnya diketahui namun Schiech

(2002) melaporkan jumlah luka kanker 9% dari jumlah pasien kanker. Luka

kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker sampai menembus lapisan

dermis dan epidermis kulit, sehingga menonjol keluar atau bentuknya menjadi

tidak beraturan. Sel kanker yang menonjol keluar kulit umumnya berupa

benjolan yang keras, sukar digerakkan, berbentuk seperti bunga kol, mudah

terinfeksi sehingga menyebabkan lendir, cairan, darah dan bau yang tidak

sedap. Gejala yang sering ditemukan pada luka kanker diantaranya adalah

molodor dan eksudat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian luka kanker ?

1
2. Bagaimana Patofisiologi dari luka kanker ?

3. Apa saja tanda dan gejala luka kanker ?

4. Bagaimana pelaksanaan luka kanker ?

5. Bagaimana SOP perawatan luka kanker ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu luka kanker

2. Untuk mengetahui patofisiologi luka kanker

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala luka kanker

4. Untuk mengetahui pelaksanaan luka kanker

5. Untuk mengetahui SOP perawatan luka kanker

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Luka Kanker

Luka kanker merupakan luka kronik yang berhubungan dengan kanker

stadium lanjut. Hoplamazian (2006) meyebutkan definisi luka kanker sebagai

kerusakan integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker. Infiltrasi sel

kanker juga akan merusak pembuluh darah dan pembuluh lymph yang terdapat

dikulit (Grocott, 2003).

Jaringan kanker yang rapuh seringkali berupa luka yang sulit sembuh. Luka

kanker disebut juga fungating malignant wound atau pun malignant cutaneous

wound. Sel kanker dapat tumbuh di manapun di bagian tubuh manusia.

Begitupun luka kanker juga dapat berada di lokasi manapun, di dada, perut,

kepala, leher, kulit, vulva (vagina), blader (kandung kencing), dan di manapun.

3
B. Patofisiologi

Luka kanker berhubungan dengan infiltrasi dan poliferasi sel kanker menuju

epidermis kulit. Tumor ini dapat tumbuh secara cepat lebih kurang 24 jam

dengan bentuk seperti cauliflower (Naylor, 2002). Luka kanker dapat pula

berkembang dari tumor local menuju epithelium (Kalinski,dkk., 2005). Selain

itu, luka kanker dapat terjadi akibat metastase kanker (Sciech, 2002).

Sel kanker akan tumbuh terus menerus dan sulit untuk dikendalikan. Sel

kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas

kapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan

kulit . Sel kanker tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat

dan merusak pembuluh darah kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit.

Akibatnya jaringan dan lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka

kanker, infiltrasi sel kanker dapat dilihat pada gambar (Naylor, 2003).

Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri,

baik bakteri aerob atau anaerob (Bale,dkk., 2004). Cooper dan Grey (2005)

menyebutkan bahwa proporsi bakteri anaerob yang relatif tinggi pada luka

kanker. Bakteri anaerob berkolonisasi pada luka kanker dan melepaskan

volatile fatty acid sebagai sisa metabolik yang bertanggung jawab terhadap

malodor dan pembentukan eksudat pada luka kanker (Kalinski,dkk., 2005).

C. Tanda dan Gejala

1. Malodor

Malodor merupakan sensasi yang dirasakan reseptor olfactory yang

terletak dibelakang hidung. Produksi odor pada luka kanker selalu dirasakan

4
dan dapat menstimulasi reflek gag maupun muntah. Malodor pada luka

kanker merupakan sumber bau yang menyengat bagi pasien, keluarga,

maupun petugas kesehatan (Kalinski,dkk., 2005).

Penyebab malodor sebenarnya belum diketahui, namun beberapa hal

yang berkontribusi terhadap malodor sudah menjadi postulat yaitu

terjadinya infeksi, kolonisasi bakteri anaerob, dan nekrosis pada jaringan

(Bale,dkk., 2004). Bakteri anaerob yang berhubungan dengan malodor

yaitu: Bacteroides spp, Prevotella spp, Fusobacterium nucleatum,

Clostridium perfringens, dan Anaerobic cocci (Draper, 2005). Volatile fatty

acid sebagai hasil akhir metabolisme dari kolonisasi bakteri anaerob

merupakan hal yang menimbulkan malodor pada luka kanker

(Kalinski,dkk., 2005). Pengkajian malodor masih tergolong subyektif

karena tergantung dari penilaian seseorang untuk mengenal bau dengan

lebih baik.

Menurut Bates-Jensen wound assessment tool (Bates-Jensen &

Sussman, 1998) beberapa kriteria yang dapat memonitor bau dan dapat

membantu dalam pengkajian dan evaluasi perawatan yaitu ;

a. Bau kuat : bau tercium kuat dalam ruangan (6- 10 langkah dari pasien)

dengan balutan tertutup.

b. Bau sedang : bau tercium kuat dalam ruangan (6- 10 langkah dari pasien)

dengan balutan terbuka.

c. Bau ringan : bau tercium bila dekat dengan penderita pada saa balutan

dibuka.

5
d. Bau tidak ada : bau tidak tercium saat disamping penderita.

Malodor juga dapat diukur menggunakan skor odor dari skala analog

visual. Malodor dari luka kanker pasien diberi skor 0 – 10 ; 0 = tidak ada

bau, 1 – 4 = bau sedikit ofensif, 5 – 8 = bau cukup ofensif , 9 – 10 = bau

sangat ofensif (Kalinski,dkk., 2005)

2. Eksudat

Luka kanker juga mengeluarkan eksudat yang berlebihan dan tidak

terkontrol. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan sekresi faktor

permeabilitas vaskular oleh sel tumor merupakan penyebab pengeluaran

eksudat yang berlebihan. Produksi eksudat juga akan meningkat ketika

terjadi infeksi dan rusaknya jaringan karena protease bakteri (Naylor, 2002).

Eksudat adalah setiap cairan yang merupakan filter dari system

peredaran darah pada daerah peradangan. Komposisinya bervariasi, tetapi

umumnya terdiri dari air dan zat-zat yang terlarut pada cairan sirkulasi

utama seperti darah. Dalam hal ini, darah akan berisi beberapa protein

plasma, sel darah putih, trombosit dan sel darah merah (apabila terjadi kasus

kerusakan vascular lokal) (Crisp & Taylor, 2001).

Jumlah eksudat juga dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang

diambil dari Bates-Jensen wound assessment tool (Bates-Jensen &

Sussman, 1998). Hasil pengukuran dikategorikan berdasarkan proporsi

balutan yang terpapar eksudat. Jumlah eksudat diukur dengan membagi area

menjadi 4 bagian.

Kategori pengukuran digambarkan sebagai berikut:

6
a. Tidak ada = jaringan luka tampak kering

b. Kurang = jaringan luka tampak lembab, tidak terdapat eksudat yang

diukur pada balutan

c. Kecil = jaringan luka tampak basah, kelembaban terdistribusi pada luka,

drainase pada balutan ≤25%

d. Sedang = jaringan luka tampak jenuh, drainase dapat terdistribusi pada

luka, drainase pada balutan >25% s.d. ≤75%.

e. Besar = jaringan luka basah, drainase bebas, dapat terdistribusi pada

luka, drainase pada balutan ≥ 75%.

3. Nyeri

Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan nyeri pada luka kanker

yaitu penekanan tumor pada saraf dan pembuluh darah dan kerusakan saraf

yang biasanya menimbulkan nyeri neuropati Naylor, 2002b). Jika luka

kanker mengenai dermis pasien akan merasakan superficial stinging. Nyeri

juga dapat terjadi pada saat melakukan prosedur pencucian luka atau

pengangkatan balutan yang lengket pada dasar luka (Jones, 1998, dalam

Naylor, 2002b).

4. Perdarahan

Luka kanker biasanya rapuh sehingga mudah berdarah terutama bila

terjadi trauma saat penggantian balutan (Hallet, 1995; Jones et al, 1998,

dalam Naylor, 2002b). Perdarahan spontan juga bisa terjadi jika tumor

merusak pembuluh darah besar. Selain itu, perdarahan dapat terjadi karena

penurunan fungsi platelet akibat tumor.

7
D. Penatalaksanaan Luka kanker

1. Obat Anti Kanker

Wollina (pada 12th congress of the European Academy of Dermatology

and Venerology in Germany) menyebutkan tindakan yang dilakukan pada

pasien dengan luka kanker tidak hanya untuk mendorong kesembuhan, tapi

juga untuk mencegah dan mengatasi infeksi, mengontrol dan mencegah

perdarahan, menampung drainase dari luka, mengontrol dan mencegah

malodor, dan mendorong kenyamanan pasien (Rutledge, 2003).

Luka kanker sulit untuk disembuhkan tanpa terapi yang agresif, seperti

pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi. Pemberian obat anti kanker

harus mempertimbangkan potensi keuntungan bagi pasien, misalnya untuk

mengontrol gejala pada luka kanker dan efek samping yang timbul yang

dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Tindakan yang biasanya dilakukan

adalah radioterapi. Tindakan ini akan merusak sel kanker dan menurunkan

ukuran luka, juga meminimalkan eksudat, perdarahan maupun nyeri

(Naylor, 2002b). Penggunaan kemoterapi single-agent atau low-dose juga

efektif menurunkan gejala yang terdapat pada luka kanker, tapi memiliki

respon minimal pada kanker lanjut.

2. Pencucian luka

Luka kanker direkomendasikan untuk dicuci menggunakan irigasi

lembut dengan NaCl 0,9% atau air yang hangat. Irigasi dingin dengan

tekanan tinggi dihindari karena dapat menyebabkan nyeri atau

ketidaknyamanan bagi pasien. Penggunaan antiseptik topikal, misalnya:

8
chlorhexidine, povidone-iodine, hydrogen peroxide dan sodium

hypochlorite juga dihindari karena dapat merusak jaringan dan

menimbulkan nyeri (Gould, 1998, dalam Naylor, 2002b).

9
E. SOP Perawatan Luka Kanker

10
11
12
13
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Luka kanker seringkali menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari

penderita kanker, agar klien mempunyai kualitas hidup yang baik maka luka

kanker membutuhkan penanganan dan perawatan khusus.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip perawatan luka yang holistik maka

diharapkan kualitas hidup klien tetap baik walaupun klien mempunyai luka di

tubuhnya.

B. Saran

Pembaca mampu menjadikan makalah ini sebagai refrensi pembelajaran,

namun tak lupa untuk tetat mengimbangi dengan berbagai refrensi yang ada

karena sejatinya makalah ini masih membutuhkan saran maupun kritik yang

sifatnya membangun dari pembaca sekalian.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21171/ruf-nov2007-

2%20%282%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y

http://yankes.kemkes.go.id/read-perawatan-luka-kanker-4230.html

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/386033624-SOP-PERAWATAN-LUKA-

KANKER-pdf.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai