Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM GELAS 1

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Laboraturium Teknik Perawatan

Tanggal Praktikum: 27 November 2019


Tanggal Pengumpulan Laporan: 04 Desember 2019
Dosen Pembimbing: Tifa Paramitha, S.T., M.T.

Oleh:
Dhea Elita Permana 171411040

Kelompok 2 (3B)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Hasil suatu proses kimia sangat dipengaruhi oleh kondisi pada waktu reaksi tersebut
berlangsung baik tekanan, temperatur, katalis serta adanya kontaminan. Kontaminan selain
dapat berasal dari ketidak murnian zat yang bereaksi juga dapat berasal dari reaksi antara zat
dengan tempat terjadinya reaksi tersebut. Karena itu dalam melakukan suatu proses kimia
perlu diperhatikan bahan dari tempat berlangsungnya reaksi tersebut. Salah satu bahan
peralatan kimia yang sering digunakan karena sifatnya yang inert adalah gelas.

Gelas adalah benda yang transparan, cukup kuat, biasanya tidak bereaksi dengan
barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang
sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan
di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat kaca
ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau dengan
pemanasan

1.2. Tujuan Praktikum


1. Membuat pipet tetes dan tabung reaksi dengan menggunakan bahan gelas.
2. Menentukan metoda terbaik untuk membentuk pipet tetes dan tabung reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Gelas
Gelas adalah benda yang transparan, cukup kuat, biasanya tidak bereaksi dengan
barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang
sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan
dalam banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat
kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau
dengan pemanasan.
2.2. Sifat Gelas
Ada beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki kelebihan dibanding dengan
material lainnya, antara lain:
1. Sifat estetika atau keindahan
2. Sifat tembus pandang secara optik (transparan)
3. Sifat elastik
4. Sifat ketahanan terhadap zat/reaksi kimia
Namun kekurangan dari gelas adalah sifat nya yang getas dan mudah pecah.
2.3. Proses Pembentukan Gelas
Secara teknik, gelas mempunyai beberapa definisi yang tergantung dari proses
pembentukan gelas, struktur atom dan keadaan termodinamisnya. Secara empiris, gelas
adalah material non-organik hasil dari proses pendingan tanpa melalui proses kristalisasi.
Sedangkan definisi berdasarkan struktur, gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai
struktur seperti halnya keramik atau logam.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk membuat gelas, yaitu:
1. Proses pendinginan dengan cepat
2. Proses polimerisasi
2.4. Pemanfaatan Gelas
Peralatan gelas laboratorium merujuk pada berbagai peralatan laboratorium yang
terbuat dari kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam laboratorium
kimia dan biologi. Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah dibuat dari plastik,
namun peralatan kaca masih sering digunakan oleh karena sifat kaca yang inert, transparan,
dan tahan panas. Kaca borosilikat, dahulu dinamakan Pyrex, sering digunakan karena
sifatnya yang tahan dengan tegangan termal. Untuk beberapa aplikasi, kwarsa digunakan
oleh karena ia tahan panas dalam temperatur yang tinggi dan memiliki sifat terawang di
beberapa spektrum elektromagnetis. Di beberapa aplikasi, terutama pada botol
penyimpanan, gelas berwarna coklat tua biasanya digunakan untuk menghindarkan zat yang
disimpan dari cahaya luar. Peralatan yang terbuat dari material lainnya juga digunakan untuk
tujuan tertentu, misalnya asam hidroflorida yang disimpan dalam polietilena karena asam ini
dapat melarutkan kaca.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
- Alat: - Bahan yang digunakan
1. Pemotong gelas 1. Pipa kaca
2. Burner 2. Gas Elpiji
3. Kacamata Pelindung
3.2. Prosedur Kerja
1. Prosedur Pemotongan Gelas

Siapkan juga alat


pemong gelas,
Siapkan gelas yang
usahakan tajam untuk
akan dipotong
mempermudah proses
pemotongan.

Buatlah goresan pada Pisahkan pipa gelas


pipa gelas dengan dengan menekan keluar
menggunakan serta menarik pipa gelas
pemotong gelas dengan kearah saling berlawan
panjang sepertiga dari hingga pipa gelas
keliling pipa gelas terpisah.

2. Prosedur Pembuatan Tabung Reaksi

Lakukan proses
Siapkan gelas yang pemotongan pada bagian Memegang salah satu
telah dipotong ujung pipa gelas dengan ujung pipa gelas dan
sebelumnya burner agar tidak ada satu pipa yang pejal
bagian yang tajam

Panaskan pada satu Tiup perlahan selagi


Setelah pipa telah
bagian pipa gelas panas sehingga
melunak putar, isi serta
dengan burner hingga terbentuk gelembung
gabungkan ujung salah
lunak serta dilakukan agar permukaan
satu pipa
pemutaran tabung. menjadi lebih rata
3. Prosedur Pembuatan Tabung Reaksi

Lakukan proses
Siapkan gelas
pemotongan pada bagian
yang telah Memegang kedua
ujung pipa gelas dengan ujung pipa gelas
dipotong
burner agar tidak ada
sebelumnya
bagian yang tajam

tarik pipa pada kedua


Panaskan bagian pipa
ujungnya pada saat
gelas di tengah- Setelah pipa telah
gelas sudah tidak
tengah hingga lunak melunak, jauhkan
terlalu panas, kemudian
serta dilakukan dari api
potong pipa hingga
pemutaran pipa.
menjadi pipet.

3.3. Keselamatan Kerja


1. Gunakan kacamata pelindung agar saat praktikum mata terhindar dari serpihan gelas
2. Gunakan sepatu tertutup agar kaki tidak terkena pecahan atau serpihan gelas
3. Harus menggunakan jas lab atau wearpack
4. Dalam penggunaan burner harus hati – hati serta sesuai dengan prosedur, agar tidak
membahayakan praktikan yang sedang melakukan praktikum.
5. Setelah melakukan praktikum, jika ada pecahan atau serpihan kaca yang berserakan
harus dibersihkan agar tidak melukai mahasiswa yang lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan pembentukan pipet tetes dan
tabung reaksi. terdapat 3 proses dalam pembentukan ini yaitu pemotongan, pemanasan dan
pembentukan. Oleh karena itu, praktikum diawali dengan menghidupkan api. Api yang
terbentuk berasal dari gas elpiji yang dikontakkan dengan oksigen agar api yang terbentuk
semakin baik. Api yang baik dapat dilihat dari warna apinya itu sendiri, yaitu warna biru.

Untuk membuat pipet tetes, pertama-tama dilakukan pemotongan pada pipa.


Sebaiknya tidak terlalu pendek karena akan menyulitkan saat proses selanjutnya. Teknik
peotongan ini menggunnakan sebuah alat yang nantinya akan menggores bagian dari pipa.
Sebaiknya ketika penggoresan pipa cukup setengah lingkaran saja, karena jika penuh satu
lingkaran, dikhawatirkan goresan ujung awal dan ujung akhir tidak saling menyambung.
Setelah penggoresan lalu dapat dipatahkan sendiri dengan tangan. Patahan tersebut akan
mengikuti goresan sehingga hasilnya akan rapi

Saat pemanasan dilakukan di salah satu titik yaitu di tengah tengah pipa nya. Setealah
dirasa sudah lunak dan dapat dibentuk. Perlahan-lahan pipa dijauhkan dari api, dan sesaat
hal itu dilakukan, mulai tarik perlahan pada kedua ujung pipa. Sehingga diameter pipa yang
telah dipanaskan akan mengecil. Setelah itu dilakukan proses pendinginan. Dan setelah itu
bagian tengah dari produk yang telah jadi tersebut dipotong sehingga dihasilkan pipet tetes.

Factor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembuatan pipet tetes ini ialah, saat
proses pemanasan usahakan pemanasan sedikit digeser kekanan dan kekiri sehingga ketika
pipa akan ditarik, pipa yg dapat ditarik cukup panjang sehingga menyerupai pipet tetes. Yang
kedua, agar pipet tetes bentuknya simetris, saat pemanasan pastikan dipanaskan dengan
memutar sehingga panasnya merata. Selain itu, saat pipet akan ditarik jangan dilakukan
dengan cepat karena pipanya akan putus dan juga jangan ketika masih panas langsung
ditarik, karena akan cepat putus juga.
Setelah proses tersebut beres dilakukan proses pendinginan, penyimpanan harus sangat
hati-hati dikarenakan tidak terlihat kaca yang panas sehingga apabila terkena kulit akan
menyebabkan luka bakar.

Untuk pembuatan tabung reaksi, sama halnya dengan pipet tetes diawali dengan
pemotongan, lalu dilakukan pemanasan pada pipa di salah satu ujungnya. Pemanasan harus
dengan baik diputar agar panas yang terkena pada gelas merata. Apabila dirasa mulai
melunak, salah satu tangan yang memegang batang gelas yang pejal ditempelkan keujung
pipa yang melunak tadi, dan dicoba untuk di gabungkan ujung pipanya. Usahakan agar
ujungnya cukup rapid an tidak ada gumpalan.

Api yang dipakai haruslah sangat panas untuk mempermudah proses pembentukan,
setelah salah satu ujung pipanya menyatu, ketika masih panas yang ditandai dengan
merahnya warna gelas, tiup ujung sebelahnya yang masih dingin. Peniupan ini akan
membentuk gelembung diujung pipa yang panas. Peniupan juga tidak boleh terlalu kencang
karena akan terbentuk gelembung yang terlalu besar. Selain itu peniupan ini juga berfungsi
untuk meratakan permukaan pada pipa yang dipanaskan tadi. Setelah selesai dilakukan
pendinginan.

Berikut ini ialah hasil dari pembuatan pipet tetes dan tabung reaksi:

Pipet Tetes Tabung Reaksi


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
 Dalam pembuatan pipet tetes dan tabung reaksi pemanasan harus secara merata dengan
memutar mutar pipanya
 Menarik gelas pada pembuatan pipet tetes harus secara perlahan karena gelas mudah
patah
 Peniupan tabung reaksi harus saat ujung pipa masih panas
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. “Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia”. http://www.alatlabor.com/article/detail.


( Diakses tanggal 22 September 2019)
Ratih, Nadia. 2014. “Makalah Kaca”. http://nadiaratih.blogspot.co.id/2014. (Diakses tanggal 22
September 2019)

Anda mungkin juga menyukai