LAPORAN MKD - Kelompok 2 PDF
LAPORAN MKD - Kelompok 2 PDF
KELOMPOK II
KELAS (A)
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 5
B. Perundang-undangan .................................................................... 7
BAB III. HASIL .............................................................................................. 9
A. Langkah Penyelesaian Tugas ........................................................ . 9
B. Hasil Ceklist Manajemen Keadaan Darurat ................................... 9
BAB IV. PEMBAHASAN ............................................................................... 18
A. Struktur Organisasi Tanggap Darurat ........................................... 18
B. Jalur Evakuasi dan Komunikasi .................................................... 19
C. Sistem Proteksi Kebakaran............................................................ . 19
D. Pelaksanaan TanggapDarurat ........................................................ . 21
E. Pemeliharaan Sistem Proteksi Kebakaran ..................................... . 22
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 24
A. Kesimpulan ..................................................................................... 24
B. Saran ................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
dan terlatih, dilengkapi sarana dan prasarana yang baik serta sistem dan prosedur
yang jelas. Tim tersebut perlu mendapatkan pelatihan baik teori atau praktek
paling sedikit enam bulan sekali. Bagusnya kinerja Tim Tanggap Darurat akan
sangat menentukan berhasilnya pelaksanaan Penanggulangan Keadaan
Emergency. Dan akhirnya tujuan mengurangi kerugian seminimal mungkin baik
harta benda atau korban manusia akibat keadaan emergency akan dapat dicapai.
Dalam hal Manajemen Tanggap Darurat, Keadaan darurat bisa diartikan
dalam beberapa definisi yang berbeda-beda tergantung pada latar belakang dan
konteks kejadiannya. Akan tetapi pada dasarnya semua mengandung pengertian
yang sama, yaitu suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan
yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk
hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda dan lain-
lain. Seseorang yang terkena serangan jantung, stroke atau demam yang tinggi bisa
dikategorikan ke dalam keadaan darurat. Demikian juga dengan kecelakaan kerja,
kebakaran, peledakan atau pencemaran bahan kimia beracun di tempat kerja
adalah beberapa. Contoh keadaan darurat yang sering terjadi, yang semuanya itu
tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana akan terjadi.
Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan
dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja bisa terjadi. Bahkan
di instansi-instansi yang mempunyai keterlibatan dalam keadaan darurat ini seperti
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Barat, yang
pernah mengalami kejadian kebakaran dan perlu di tanggulangi, dimana pada saat
itu sebagian internal Rumah Sakit ikut dalam hal tanggap darurat bencana untuk
mengevakuasi seluruh pasien yang terkena dampak dari bencana kebakaran
tersebut. Maka untuk itu kita harus selalu mengembangkan kemampuan kita
tentang bagaimana memanage keadaan darurat mulai dari persiapan, latihan dan
penanggulangan darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau
terulangnya keadaan darurat. Pencegahan disini adalah berupa totalitas
pelaksanaan program-program K3 mulai dari tingkat nasional, perusahaan sampai
3
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui sistem tanggap darurat dan evakuasi apabila terjadi
bencana di perusahaan.
b) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam
penanganan evakuasi / tanggap darurat saat menghadapi bencana di
perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi dalam penerapan sistem penanganan evakuasi /
tanggap darurat terhadap bencana.
2. Sebagai bahan masukan bagi pegawai dalam hal tata cara penanganan khusus
sistem evakuasi / tanggap darurat terutama dalam hal penyelamatan manusia
dan harta benda apabila terjadi bencana sewaktu – waktu.
3. Sebagai penambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman, khusus tentang
penanganan yang dapat diterapkan dalam sistem evakuasi / tanggap darurat di
bagi penulis sendiri.
4. Terjalin kerjasama yang baik dengan pihak institusi pendidikan dalam
kaitannya peningkatan sumber daya manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TinjauanPustaka
1. Pengertian kebakaran
Kebakaran adalah peristiwa saat munculnya reaksi kimia dari segitiga api
(panas,bahan,oksigen). Reaksi kimia inilah yang menyebabkan api semakin
membesar dan terjadi peristiwa kebakaran.
2. Faktor penyebab kebakaran
a. Peralatanlistrik
b. Kompor gas
c. Benda-benda yang mudah terbakar
d. Panas
3. Klasifkasi kebakaran
a. Kebakaran kelas A
Kebakaran bahan padat kecuali logam, misal: kayu, kertas, plastik, dll.
b. Kebakaran kelas B
Kebakaran karena bahan cair dan gas, misal: bensin, solar, minyak tanah,
gas alam, gas LPG, dll.
c. Kebakaran kelas C
Kebakaran yang terjadi pada instalasi listrik.
d. Kebakaran kelas D
Kebakaran pada benda-benda logam, misalnya: magnesium dan
alumunium.
4. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
a. Unit penanggulangan kebakaran
5
6
(√)
(√)
1. Per-Undang-Undangan
a. Sudahkah dimiliki sertifikat √ Sudah terdapat sertifikat
kebakaran terbaru yang kebakaran kelas D.
9
10
18
19
telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 186
tahun 1999 bahwa regu penanggulangan kebakaran harus mempunyai kursus teknis
penanggulangan kebakaran kelas c dan d atau telah mengikuti kursus teknis
penanggulangan kebakaran tingkat dasar I dan II.
B. Jalur Evakuasi dan Komunikasi
Jalur evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area
yang aman (titik kumpul). Jalur evakuasi di PLN Sukoharjo terdiri dari jalur
menuju tangga darurat dan jalur menuju titik kumpul luar gedung. Jalur evakuasi
di PT. PLN UP3 Sukoharjo cukup lebar dan mudah dilewati. PT. PLN UP3
Sukoharjo juga bekerja sama dengan Dinas Pemadam kebakaran Surakarta, Rumah
sakit Dr.Oen, POLRES Surakarta, POLTRES Sukoharjo dan POLSEK Grogol.
Hal ini sudah sesuai dengan persyaratan Permen RI nomor 36 tahun 2005 pasal
59, setiap gedung harus menyediakan sarana evakuasi yang meliputi: Pintu darurat,
jalur evakuasi, dan penyediaan tangga darurat.
C. Sistem Proteksi Kebakaran
1. Sistem Proteksi Aktif
Sarana proteksi aktif yang digunakan di PLN Sukoharjo dalam mencegah
terjadinya kebakaran didalam gedung yaitu menggunakan APAR (Alat
Pemadam Api Ringan). APAR yang disediakan di PLN Sukoharjo berjumlah 5
dengan rincian jenis APAR yaitu powder/tepung. Jenis APAR ini disesuaikan
dengan karakteristik sumber bahaya potensial di tempat kerja. Penempatan
APAR di pasang di dinding yang dapat mudah terlihat dan terjangkau oleh
karyawan disertai pemberian tanda dan petunjuk penggunaan.
Hal tersebut sudah sesuai berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No.Per- 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR, pada pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap
satu/kelompok APAR harus ditempatkan pada posisi yang mudah untuk dilihat,
mudah dijangkau dan diambil serta dilengkapi pula dengan pemberian
20
Sukoharjo belum sesuai dengan persyaratan menurut NFPA 101 karena titik
kumpul yaitu tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi. Lokasinya
memiliki akses menuju tempat lebih aman dan tidak menghalangi
kendaraan penanggulangan kebakaran.
Dengan demikian PT. PLN (Persero) UP3 Sukoharjo telah sesuai dengan
standar Pemeliharaan APAR berdasarkan Permenakertrans
No.Per.04/MEN/1980, yaitu “Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2
(dua) kali dalam setahun, cacat pada alat perlengkapan pemadam api ringan
yang ditemui waktu pemeriksaan, harus segera diperbaiki atau alat tersebut
segera diganti dengan yang tidak cacat.”
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada pelaksanaan sistem tanggap darurat kebakaran di perusahaan, PT. PLN
(Persero) UP3 Sukoharjo melalui pihak P2K3 telah memiliki regu tim tanggap
darurat di UP3 dan tiap ULP ,ini telah sesuai dengan telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor sebagai 20/PRT/M/2009.
2. Jalur evakuasi di PLN Sukoharjo terdiri dari jalur menuju tangga darurat dan
jalur menuju titik kumpul luar gedung. Jalur evakuasi di PT. PLN UP3
Sukoharjo cukup lebar dan mudah dilewati , ini sudah sesuai dengan
persyaratan Permen RI nomor 36 tahun 2005 pasal 59.
3. Penempatan APAR di pasang di dinding yang dapat mudah terlihat dan
terjangkau oleh karyawan disertai pemberian tanda dan petunjuk penggunaan.
Hal tersebut sudah sesuai berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.Per- 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan
pemeliharaan APAR, pada pasal 4 ayat 1.
4. PLN Sukoharjo belum sesuai dengan persyaratan menurut NFPA 101 karena
titik kumpul yaitu tersedia tempat berhimpun setelah evakuasi. Lokasinya
memiliki akses menuju tempat lebih aman dan tidak menghalangi kendaraan
penanggulangan kebakaran.
5. Pelatihan yang di lakukan secara berkala oleh perusahaan telah menunjukan
bahwa PT. PLN (Persero) UP3 Sukoharjo telah sesuai berdasarkan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum PU No. 20/PRT/M/2009.
6. PT. PLN (Persero) UP3 Sukoharjo belum melaksanakan simulasi tanggap
darurat, sehingga hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 26 Tahun 2009. Serta belum sesuai dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 186 Tahun 1999 pasal 2 ayat 2 poin f
24
25
B. SARAN
1. Mempertahankan program yang sudah sesuai dengan perundang undangan
2. Memperbaiki program yang belum terealisasi
DAFTAR PUSTAKA