Anda di halaman 1dari 3

Kunci Sukses Itu Adalah Komunikasi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/arifrahman/kunci-sukses-itu-adalah-
komunikasi_550ab0aaa33311226a2e3d99

Anda mungkn tidak asing dengan wajah dan namanya, sering menghiasi spanduk atau papan
nama setiap kali menggelar seminar atau workshop yang digawangi oleh Santy Sastra
Producton. Sebuah even organizer yang dikomandani oleh seorang ibu bernama Santy Sastra.
Balakangan wajahnya pun kian akrab ketika menjadi salah satu calon legislatif pada pemilu
2009 lalu. Ibu dari dua orang putri ini kami temui dikantornya Santy Sastra Production di
Gatot Subroto. Parasnya yang masih terlihat muda seolah tidak mencerminkan sebagai wanita
yang sudah malang melintang sebagai publik speaking. Santy Sastra kemudian bercerita
tentang alasannya untuk terjun kepanggung politik. Bagaimana wanita ini melakukannya?
Berikut adalah petikan perbincangan kami : Bagaimana awal mengawali karirnya? Saya
sebenarnya berasal dari Banyuangi, keluarga dari etnis Tionghoa dan dikeluarga, saya satu-
satunya yang paling berbeda, karena tidak mengikuti jejak bisnis keluarga yang sudah ada.
Bisnis keluarga? Iya, bisnis konvensional, toko bangunan yang sudah dirintis sejak dari kakek
moyang dulu. Dan saudara-saudara saya yang perempuan, diminta untuk ikut dengan
permintaan orang tua, mulai dari jodoh dan sebagainya diatur. Sementara Saya dari SD sudah
suka denger radio, suka meniru suara penyiar dan saat SMP, saya sudah mejadi penyiar radio.
Dan itu bukan kebetulan, tapi karena awalnya sering main keradio waktu itu, akhirnya jadilah
penyiar. Waktu SMA saya pindah ke Bali, kemudian bertemu jodoh disini dan jadilah orang
Bali. Tetap berkarir sebagai penyiar? Masih sama, saat SMA saya masih senang dengar radio,
dan kemudian melamar jadi penyiar radio. Waktu itu radionya masih di channel AM yang
sekarang sudah nggak ada. Dari penyiar kemudian menjadi marketing radio, ada kesempatan
jadi MC sampai akhirnya jadi moderator, belakangan saya kemudian mencoba mendalami
jadi instruktur. Saat itukah dibuka Santy Sastra Production & Santy Sastra Public Speaking?
Santy Sastra production itu event organizer, mulai berbadan hukum sejak tahun 2004, tapi
perjalanannya sudah jauh sebelumnya. Tapi kalau Santy sastra public speaking, itu saya buka
karena ada peluang. Saya kan awalnya dikenal sebagai MC Wedding Party dari tahun 1986.
Kalau sekarang kegiatan itu sudah saya limpahkan ke anak-anak didik kami disini. Walaupun
kalau ada permintaan khusus, masih saya diterima untuk mengharmatinya, karena profesi MC
itu kan nggak pernah mati ya. Nah Santy Sastra Public Speaking ini mulai dari tahun 2008.
Awalnya pelatihan penyiar dan presenter. Artinya profesi MC, peresenter ini kan komunikasi,
dan saya diberi talenta untuk itu, karenanya saya dalami dan seriusi. Dan materi kita tidak
semata komunikasi, tapi juga pengembangan diri. Karena sebetulnya ketakutan seseorang
untuk bicara didepan umum itu pada dasarnya karena ada tramatis-traumatis, atau
kepribadian yang masih tertutup. Jadi saya buat Santy Sastra Public Speaking ini sebagai
pelatihan yang dibawah naungan yayasan Santy Sastra. Karena orang sukses itu orang yang
bisa berkomounikasi Bagaimana dengan sistem dan kurikulumnya? Itu dia, kalau orang
itukan metodenya ATM, amati, tiru dan modifikasi. Nah karena ini berdasar dari pengalaman
saya, jadi sistemnya agak susah buat orang lain menirunya. Karena semua yang kita terapkan
disini adalah hasil dari pengalaman saya, jadi saya nggak takut tersaingi. Kita disini jalan
dengan pelatihan presenter yang dilengkapi dengan praktek langsung, pemantapannya disini
dan siarannya di Duta FM. Dalam 1 paket latihan itu 4 kali pertemuan dengan hanya
membayar Rp. 350 ribu per bulan. Namun setelah 4 kali pertemuan itu, siswa masih tetap
boleh datang untuk mengasah kemapuannya. Mereka tidak eprlu membayar lagi, tapi disini
kami siapkan kotak donasi. Dan mereka boleh memasukkan berapa saja dikotak tersebut. Jadi
nggak ada expire-nya, kapanpun datang untuk latihan kita layani. Dan setiap harinya ada
tenaga pengajarnya yang berbeda-beda, dan nantinya mereka saat lulus akan mendapatkan
sertifikat. Tapi untuk tahun depan sistemnya kita rubah, menjadi 8 kali pertemuan. Sudah
berapa banyak siswanya sampai saat ini? Kalau berdasar data kita dari tahun 2004 itu, sudah
mencapai 2013-an siswa. Namun 3-4 tahun terakhir ini, kita banyak melakukan in house
training ke perusahaan, dan itu belum kehitung. Berapa siswa dalam satu kelas dan umumnya
dari kalangan mana? Minimal 25 orang, tapi kalau workshop di hotel itu bisa lebih. Mereka
umumnya dari personal atau dari perusahaan swasta. Justru jarang yang berasal dari pelajar.
Bagaimana hasil pelatihan ini bagi siswa? Hal yang paling penting itu, mereka diakui oleh
masyarakat dan ilmu yang mereka dapatkan disini bermanfaat. Dan berdasar pengalaman dari
mereka yang sudah ikut pelatihan kami, mereka lebih gampang untuk mencari kerja. Apa
bedanya dengan sekolah pengembangan diri yang lain? Kami lebih mendaerah, pelatih dan
tenaga pengajar juga dari kami sendiri, tidak diambil dari luar, walaupun banyak instruktur
dari luar yang ingin bergabung dengan kita, namun bukannya kami menolak, tapi agak susah
untuk menyesuaikan dengan sistem kurikulum kami jika tenaga pengajarnya bukan dari
lulusan kami sendiri. Namun dengan teman-teman kita bisa saling kolaborasi. Misalkan
dengan pak Dewa Muku, kita pernah workshop bareng, atau Gobind Vandef guru spiritual.
Bagaimana rencana kedepan? Kita pinginnya buka cabang atau franchise, karena kita kan
harus terus naik kelas, nggak boleh mandeg. Kita lagi cari formatnya, ada beberapa teman
yang sudah menawarkan untuk membuka pelatihan seperti ini didaerah, masih kita
pertimbangkan. Mudah-mudahan kedepan ada yang tergerak untuk memulainya. Dan
program kami juga akan dirubah, mulai tahun depan bukan 4 kali pertemuan lagi dalam satu
paket, tapi 8 kali. Bagaimana dengan di Duta FM? Saya adalah station manager, pengelola
radio tersebut, bertanggung jawab pada operasional, cuma ijin yang masih satu payung
dengan Cassanova grup. Dan di Duta FM itu saya ibarat ibunya, yang melahirkan Duta sejak
awal. Dulunya owener menawakan saya untuk mengelola radio tersebut, walapun awalnya
ragu, tapi owener meyakinkan bahwa saya bisa. Jadi dengan bekal kepercayaan, dan bekerja
dengan hati, maka sampai hari ini sudah 10 tahun saya di Duta FM. Tapi dengan
perkembangan alternatif media yang marak saat ini, bukankah bisnis radio semakin
ditinggalkan? Radio itu unik, sampai kapanpun akan tetap ada peminatnya. Beda dengan
media-media lain, mungkin berkurang itu benar. Tidak seperti jaman dulu, waktu itu kita itu
kayak artis. Acara seperti Saur Sepuh itu kan heboh. Nah saat ini kita harus pintar mengelola
pendapatan dari pemasang iklan. Dan bagaimana membuat radio itu semakin berkembang.
Radio juga harus segmented, supaya diingat sama orang, makanya Duta FM itu kan radio
dengan pangsa pasar perempuan. Belakangan terjun ke politik, apa yang mendasari keputusan
itu? Awalnya saya gabung digarda wanita, saya ketua garda wanita untuk wilayah di Bali.
Pada tahun 2009 saya di PDF, Partai Damai Sejahtera dan ikut menjadi caleg. Hasil suara
pemilihan saya cukup besar, tapi suara dari partai kecil sehingga gagal waktu itu. Sekarang
gabung dengan Nasional Demokrat.Saya ketua Denpasar untuk partainya, sementara untuk
garda wanita saya ketua Balinya. Terjun kepolitik karena ya itu tadi, saya tipe orang yang
mau terus naik kelas. Selama ini orang bilang politik itu tabu dan kotor, saya terjaun karena
ingin tahu. Karenanya saya terjun ke partai yang baru. Ada keinginan yang belum tercapai?
Kepingin nulis buku biografi saya, tapi nulis sendiri, nggak dibantu orang lain, karena kalau
dibuatin orang lain itu rasanya nggak pas, dulu pernah ada yang nulis tentang biografi saya,
tapi kok nggak sesuai ya.. berbeda gitu. Dan ini yang masih belum kesampaian. Trims a lot
atas waktu dan share pengalamannya. Sama-sama semoga bermanfaat ya.. Lembaga pelatihan
public speaking nya telah menelurkan lebih dari 2000 siswa Santy Sastra Public Speaking,
lembaga pengembangan diri dan komunikasi ini sudah berhasil meluluskan lebih dari 2000
orang. Berdiri sejak tahun 2008 bertempat di Jalan Gatot Subroto VI no 27. Namun bukan
hanya menerima siswa yang datang untuk belajar, namun tenaga pengajar dari yayasan ini
juga bisa di minta untuk mengisi training atau workshop ke perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan jasanya. Selama 3-4 tahun terakhir kegiatan inilah yang mulai banyak
dilakukan. Santy Sastra sebagai pendirinya melihat hal ini sebagai peluang, ketika
komunikasi sebagai dasar dari seseorang untuk bisa sukses ternyata tidak dimiliki oleh semua
orang. Itulah sebabnya kenapa kemudian lembaga pelatihan ini dibuat. Dan mereka yang
sudah ikut pelatihan di lembaga ini, lebih gampang untuk mencari kerja. Padahal biaya yang
dikeluarkan pun tidak banyak, hanya dengan Rp. 350 ribu untuk 4 kali pertemuan. Bahkan
setelah 4 kali pertemuan pun siswa masih boleh untuk datang. Artinya layanan pelatihan ini
no expire date. Disini siswa bisa praktek langsung, baik untuk pelatihan presenternya,
ataupun menjadi penyiar. Diruang pelatiahannya, sudah tersedia seperangkat alat komunikasi
yang umum digunakan di station radio, dan siswa bisa langsung praktek, bahkan mereka
nantinya bisa magang di radio Duta FM untuk pendalamannya. Kedepan, lembaga ini
berharap bisa membuka cabangnya atau franchise sehingga bisa menjangkau lebih banyak
orang untuk berbagi pengalaman dan ilmun, tentu saja karena komunikasi menurut Santy
Sastra adalah kunci sukses seseorang untuk menang dalam persaingan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/arifrahman/kunci-sukses-itu-adalah-
komunikasi_550ab0aaa33311226a2e3d99

Anda mungkin juga menyukai