BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sediaan Steril
Sediaan farmasi steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang
pada saat ini banyak digunakan terutama pada rumah sakit. Sediaan farmasi
steril sangat membantu pada saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik,
mempunyai luka terbuka yang harus diobati dan sebagainya. Dimana dalam
keadaan tersebut sangat dibutuhkan kondisi steril karena pada pengobatannya
langsung bersentuhan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh, dimasukkan
langsung ke dalam cairan atau rongga tubuh. Sangat memungkinkan terjadi
infeksi bila obatnya tidak steril (Turco, 1979).
Produk steril yang banyak diproduksi di industri farmasi adalah dalam
bentuk larutan terbagi (ampul) dan bentuk serbuk padat siap untuk digunakan
dengan diencerkan terlebih dahulu dengan larutan pembawa (vial). Sediaan
parental, bisa diberikan dengan berbagai rute : intra vena (i.v), sub cutan (s.c),
intradermal, intramuskular (i.m), intra articular, dan intrathecal. Bentuk sediaan
sangat mempengaruhi cara (rute) pemberian. Sediaan bentuk suspensi,
misalnya tidak akan pernah diberikan secara intravena yang langsung masuk ke
dalam pembuluh darah karena adanya bahaya hambatan kapiler dari partikel
yang tidak larut, meskipun suspensi yang dibuat telah diberikan dengan ukuran
partikel dari fase dispersi yang dikontrol dengan hati – hati. Demikian pula
obat yang diberikan secara intraspinal (jaringan syaraf di otak), hanya bisa
diberikan dengan larutan dengan kemurnian paling tinggi, oleh karena
sensivitas jaringan syaraf terhadap iritasi dan kontaminasi (Priyambodo, B.,
2007).
Wadah berhubungan erat dengan produk. Tidak ada wadah yang tersedia
sekarang ini yang benar-benar tidak reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat
fisika dan kimia mempengaruhi kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika
diberikan pertimbangan utama dalam pemilihan wadah pelindung (Lachman,
1994). Wadah terbuat dari berbagai macam bahan, wadah plastik, wadah gelas,
dan wadah dari karet. Wadah gelas masih tetap merupakan bahan pilihan untuk
wadah produk yang dapat disuntikkan. Gelas pada dasarnya tersusun dari
4
B. Deskripsi Bahan
1. Talkum
Talkum mengandung sedikit alumunium silikat yang merupakan
bahan alam yang terkadang mengandung beberapa mikroba seperti
Chlostridium welchii, Chlostridium tetani, dan Bacillus antrachis.
Menurut Martindale, talk steril memilki beberapa fungsi antara lain
sclerosant setelah terjadi drainase ganas pada efusi pleura dan
pneumotoraks spontan berulang. Mekanisme aksi terapetik talkum yang
dimasukkan ke dalam rongga pleura diduga dapat mengurangi reaksi
inflamasi dengan meningkatkan kerja pleura, mengurangi celah yang ada
dalam pleura dan menghindari reakumulas icairan pleura. Selain itu, talk
untuk efusi pleura bekerja dengan mengeluarkan udara, darah atau cairan
lain dalam paru-paru, mengembangkan paru-paru dan mencegah cairan
atau udara kembali ke dalam paru-paru. Talkum memiliki ukuran partikel
yang kecil sehingga mudah terpenetrasi ke dalam rongga pleura dan
menghasilkan onset yang cepat (Amin, et al, 2007).
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
a. Botol serbuk
b. Tutup botol/tutup aluminium
c. Autoklaf
d. Oven
e. Kaca arloji
f. Sendok
g. Porselen
h. Pinset
i. Spatula
j. Aluminium foil
k. Timbangan analitik
2. Bahan
a. Talkum
B. Formulasi
R/ Talk steril 10 g
s.u.e
C. Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Sterilisasi
25,09 24,83
By : kelompok 3
ineosTalk Komposisi : ineosTalk
TALKUM STERIL Talc .............. 10 gram TALKUM STERIL
INJEKSI INTRAVENA Aturan Pemakaian :
Dilarutkan dengan 100ml
NaCl 9%
Indikasi :
Menghilangkan ruam pada
kulit dan sebagai sklerosan
pada efusi pleura
Cara Penyimpanan :
Simpan pada suhu
dibawah 30oC
Efek samping :
Nyeri dada, demam, edema
paru emboli dan gangguan OUNISM®
pernafasan PT.OUNISM
Reg. No. DLT.0923423423 Banjarmasin, 67647
Mfg. Date/ Batch No./ Exp. Kalimantan Selatan,
Netto 10 gram
Tanpa ALKOHOL HET : Rp. indonesia
10
ineos TALC®
talkum steril
Komposisi :
Talc........................................................ 10 gr.
Farmakologi :
Indikasi :
Efek Samping:
Kemasan:
Netto 10 gram
SIMPAN PADA SUHU DIBAWAH 25oc DAN TERLINDUNG DARI CAHAYA
No. Reg : DTL 1426785642D3
No. Batch : 9767564
Mf. Date : Desember 2019
Exp. Date: Desember 2022
B. Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu melakukan pembuatan sediaan serbuk
talkum steril dengan tujuan agar mahasiswa mampu melakukan formulasi
dan evaluasi pembuatan sediaan serbuk talkum steril. Serbuk talkum
digunakan untuk pengobatan pneumothorax dan efusi pleura (agen
pleurodesis) (Martindale, 2009).
Sediaan yang dibuat pada praktikum ini adalah talkum steril yang
ditujukan untuk efusi pleura. Talkum dapat dilakukan dengan dua proses
yaitu kering dan basah tetapi apabila talkum dilakukan dalam keadaan basah
maka talkum tersebut akan rusak, sehingga lebih cocok menggunakan panas
kering karena talkum lebih stabil terhadap pemanasan ini, sehingga tidak
membuat talkum rusak dan sterilisasi ini tidak mengandung uap air yang
dapat diresap oleh talkum yang dapat menyebabkan talkum menjadi basah.
talkum dengan berat 24,83 gram. Berdasarkan dari hasil timbangan sebelum
dan sesudah di oven terdapat perbandingan yaitu berat talkum sebelum dan
sesudah dimasukkan ke dalam oven karena pada saat di oven serbuk
terpapar panas yang tinggi sehingga semua kadar air yang ada dalam vial
menguap dan kering. Sebelum berat talkum berkurang, diduga bahwa masih
ada sedikit kadar air yang terkandung dalam talkum atau juga bisa
disebabkan oleh wadah talkum yang masih sedikit basah/beruap di bagian
dalam sehingga terserap oleh talkum yang dimasukkan ke dalam wadah
(vial) tersebut. Selain itu juga waktu pemanasan di oven yang kurang lama
menyebabkan kadar air yang masih ada dalam wadah belum kering
sempurna.
Sediaan dapat dipastikan steril karena sebelumnya sudah terlebih
dahulu dilakukan sterilisasi alat dalam oven. Apabila ingin memastikan
kembali bisa menggunakan media agar untuk melihat apakah masih terdapat
mikroba atau tidak.
13
BAB V
KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini kami menggunakan sterilisasi panas kering terhadap
talkum yang disterilkan, sebelum melakukan sterilisasi talkum terlebih dahulu
kami melakukan validitas sterilisasi alat untuk menjamin sterilitas talkum.
Sterilisasi panas kering dipilih untuk talkum karena talkum jauh lebih stabil
dengan pemanasan jenis ini dibandingkan penggunaan sterilisasi panas basah
yang akan menyebabkan talkum menjadi rusak karena mudah ditumbuhi mikroba.
14
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Zulkifli, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV.
Jakarta: FKUI.
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
Ibrahim, F., Edisi IV, 391-397, 607-617, Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri,
Edisi Kedua, 1091-1098, UI Press, Jakarta.
Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth
Edition, Pharmaceutical Press, New York.
Turco S, King RE. Sterile Dosage Forms. Second edition. Philadelphia: Lea &
Febiger; 1979.
15
JAWABAN PERTANYAAN
dalam pleura dan menghindari reakumulasi cairan pleura. Selain itu, talk
untuk efusi pleura berkerja dengan mengeluarkan udara, darah atau cairan
lain dalam paru-paru. Talk memiliki ukuran partikel yang kecil sehingga
mudah terpenetrasi ke dalam rongga pleura dan menghasilkan onset yang
cepat (Amin, et al 2007).
b. Proses sterilisasi yang tepat
Proses sterilisasi dengan metode pamanasan kering karena talk merupakan
bahan atau sediaan yang stabil terhadap pemanasan. Waktu pemanasan
yang dilakukan praktikum ini, yaitu selama 20 menit dengan suhu 180oC
dengan menggunakan oven. Sterilisasi dengan oven tidak akan membuat
talk rusak. Selain itu sterilisasi ini tidak mengandung uap air yang dapat
menetes pada talk yang dapat menyebabkan talk menjadi basah.
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami
dehidrasi sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara
sehingga menyebabkan mikroba mati.