Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
DISUSUN OLEH:
EVA ARDELIA SARI
1810221038
Disusun Oleh :
Eva Ardelia Sari 1810221038
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR PENGUJI
Disusun Oleh :
Eva Ardelia Sari 1810221038
Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Rencana Peningkatan Cakupan Jumlah
Peserta KB Aktif Di Dusun Dalangan Desa Kebonsari Kecamatan Borobudur
Kabupaten Magelang Bulan November 2019”. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat tugas Kepaniteraan Klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Borobudur.
Penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pihak
Puskesmas Borobudur dalam rangka meningkatkan kinerja Puskesmas, sehingga
dapat menjadi Puskesmas unggulan di Wilayah Kabupaten Magelang. Dalam
proses pembuatan laporan ini, penulis banyak memperoleh bimbingan informasi
dan pengarahan untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr.Hartoyo,M.Kes selaku pembimbing,
2. dr.Yuniar,M.P.H selaku pembimbing selama berada di Puskesmas Borobudur
3. Seluruh pegawai Puskesmas Borobdur.
4. Bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, dan warga desa Kebonsari,
5. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik moril & materil,
6. Seluruh teman-teman Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat atas
kerjasamanya dan semoga kita semua mendapatkan hasil yang maksimal
selama menjalani kegiatan kepaniteraan klinik ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
ini, oleh karena itu penulis menerima semua saran dan kritikan yang membangun
guna penyempurnaan tugas laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
V.4 Definisi Operasional Variabel .................................................................... 19
V.5 Ruang Lingkup ........................................................................................... 19
V.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................................................... 20
V.7 Sampel dan Besar Sampel .......................................................................... 20
BAB VI ................................................................................................................. 21
HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 21
VI.1 Keadaan Umum ........................................................................................ 21
VI.2 Hasil Survei .............................................................................................. 26
VI.3 Hasil Wawancara ...................................................................................... 35
BAB VII ................................................................................................................ 37
ANALISIS PENYEBAB MASALAH ................................................................. 37
VII.1 Analisis Penyebab Masalah ..................................................................... 37
VII.2 Rekapitulasi Penyebab Masalah .............................................................. 40
BAB IX ................................................................................................................. 51
PENUTUP............................................................................................................. 51
IX.1 Kesimpulan ............................................................................................... 51
IX.2 Saran ......................................................................................................... 52
LAMPIRAN .......................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 31 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah .............................. 46
Tabel 32 Plan Of Action Pemecahan Masalah...................................................... 48
Tabel 33 Ghan Chart ............................................................................................. 50
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Borobudur tahun 2017 .... ii22
Grafik 2 Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Borobudur 2017 ....... ii23
Grafik 3 Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Borobudur 20ii
Grafik 4 Diagram Proporsi Menurut Jenis Kelamin ........................................... ii24
Grafik 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia .................................................... ii25
ix
DAFTAR BAGAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
pada bulan Januari sampai Oktober 2019 yaitu 74.53%, angka ini sudah
mencapai target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu
sebesar 70%. Namun berdasarkan data Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) bulan Mei 2018 di Dusun Dalangan, Desa
Kebonsari memiliki angka cakupan jumlah peserta KB aktif rendah yaitu
sebesar 20%.
Oleh karena itu, penulis mengangkat masalah rendahnya cakupan
jumlah peserta KB aktif di Dusun Dalangan, Desa Kebonsari, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang yang akan dibahas dalam laporan ini.
I.3 Tujuan
I.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis dan mengidentifikasi penyebab rendahnya cakupan
jumlah peserta KB aktif di Dusun Dalangan, Desa Kebonsari, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang pada bulan November 2019 dan menyusun
rencana tindak lanjut dalam pemecahan masalah tersebut.
I.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan rendahnya cakupan
jumlah peserta KB aktif di Dusun Dalangan, Desa Kebonsari, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang pada bulan November 2019.
b. Mencari alternatif pemecahan masalah bagi PUS yang belum menjadi
peserta KB aktif di Dusun Dalangan, Desa Kebonsari, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang pada bulan November 2019.
2
c. Menyusun rencana kegiatan dari alternatif masalah yang terpilih
I.4 Manfaat
1. Memberikan data mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
keluarga tentang program KB di Dusun Dalangan, Desa Kebonsari,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada bulan November 2019.
2. Memberikan saran kepada Puskesmas Borobudur dalam pengambilan
keputusan mengenai program pelayanan KB.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai
standar;
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan;
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok;
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunya akses sarana air bersih, dan
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Profil
Kesehatan Keluarga (PROKESGA) berupa formulir Prokesga yang terdiri
dari 5 blok, yaitu Blok I (pengenalan tempat), Blok II (keterangan keluarga),
Blok III (Keterangan pengumpul data), Blok IV (Keterangan anggota
keluarga) dan Blok V (Keterangan Individu). Maing-masing terdiri dari
sejumlah pertanyaan yang dibutuhkan untuk menilai Indikator Keluarga
Sehat (IKS).4
Pengisian form data individu dengan cara menanyakan per item
pertanyaan langsung kepada responden. Jawaban pertanyaan diisikan sesuai
jawaban responden pad akoran yng disediakan di lembar form.4
Selain prokesga, terdapat pula Paket Informasi Keluarga
(selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk
lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang
dihadapinya, misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk
keluarga yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita
untuk keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk
mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.4
5
fertilitas (manusia sebagai objek) menjadi pengutamaan kesehatan
reproduksi perorangan dengan menghormati hak reproduksi setiap individu
(manusia sebagai subjek). Program keluarga berencana memiliki makna
yang strategis, komprehensif dan fundamental dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan
bahwa keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas.
Terdapat tiga indikator tambahan yang berkaitan dengan KB dalam
Millenium Development Goals (MDGs) 2015 target 5b (Akses Universal
terhadap Kesehatan Reproduksi) yang diharapkan akan memberikan
kontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan ibu. Indikator tersebut
adalah Contraceptive Prevalence Rate (CPR), Age Spesific Fertility Rate
(ASFR) dan unmet need. Target nasional indikator tersebut pada tahun 2015
adalah CPR sebesar 65%, ASFR usia 15-19 tahu sebesar 30/1000
5
perempuan usia 15-19 tahun dan unmet need sebesar 6,5%.
Penyebab unmet need yaitu akses pelayanan yang dipengaruhi oleh
pengetahuan dan transportasi, Kualitas layanan terhadap pemilihan alat
kontrasepsi, pemahaman efek samping yang ditimbulkan oleh masing-
masing metode kontrasepsi dan hubungan antara wanita dan provider,
hambatan biaya, hambatan sosial, budaya dan norma agama. Dalam satu
dekade terakhir, keberhasilan pelayanan Keluarga Berencana di Indonesia
mengalami suatu keadaan stagnan yang ditandai dengan kurangnya
perbaikan beberapa indikator KB yaitu CPR, unmet dan Total Fertility Rate
(TFR).6
Berdasarkan data Survei Demografi dan kesehatan Indonesia
BKKBN pada bulan Februari tahun 2017 telah ditentukan sasaran terbaru
diantaranya menurunkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) dari
2,6 menjadi 2,28 anak per wanita, meningkatkan pemakaian alat/obat
kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) dari 61,9 persen menjadi
6
66,0 persen, dan menurunkan kebutuhan ber-KB yang tidak terlayani
(unmet need) dari 11,4 persen menjadi 9,91 persen pada tahun 2019.7
Upaya dalam menurunkan tingkat kelahiran dilakukan dengan
mengajak PUS untuk berkeluarga berencana, sementara bagi penduduk
yang belum memasuki usia subur (Pra-PUS) diberikan pemahaman dan
pengertian mengenai keluarga berencana. Sebagaimana diketahui bahwa
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah sasaran utama dari pelayanan KB. KB
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha
penurunan tingkat kelahiran Pelayanan KB terdapat pada Rumah Sakit,
Puskesmas, dokter praktik swasta, bidan praktik swasta dan bidan desa.8
7
menunda/mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta
menghentikan/mengakhiri kehamilan atau kesuburan.
Cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya:
1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2. Melumpuhkan sperma.
3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana
adalah dengan menggunakan kontrasepsi, Tetapi terdapat kendala berupa
banyaknya jenis kontrasepsi yang beredar dipasaran dan masyarakat hanya
mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut sedangkan
informasi-infomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi
maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan,
belum lagi adanya pandangan-pandangan atau norma budaya lingkungan
dan orang tua yang dapat membuat pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu
dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu diperlukan suatu
layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi
dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping maupun
kontraindikasinya. Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak
dapat lepas dari efek samping dan risiko yang kadang-kadang dapat
merugikan kesehatan, namun demikian yang harus dipikirkan adalah
benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang
lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi. Adapun syarat
metode kontrasepsi yang ideal adalah:10
1. Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila
digunakan
2. Berdayaguna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan
akan dapat mencegah kehamilan
3. Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh
lingkungan budaya di masyarakat
4. Terjangkau harganya oleh masyarakat
5. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan
akan segera pulih, kecuali untuk kontrasepsi mantap.
8
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang
nyata, salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker
uterus dan ovarium, penggunaan kondom Program KB menentukan kualitas
keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan
serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah
kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko
kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami
istri, keluarga dan masyarakat, KB juga dapat mencegah penularan penyakit
menular seksual, seperti HIV. Metode-metode dengan efektivitas bervariasi
yang saat ini digunakan adalah:
1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obat-obatan
2. Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria maupun wanita
3. Kontrasepsi dengan obat-obatan spermatisida
4. Kontrasepsi hormonal (oral, suntik, implant)
5. Kontrasepsi dengan AKDR
6. Kontrasepsi mantap (tubektomu dan vasektomi)
Dalam pemilihan metode kontrasepsi pada hasil grafik
menggambarkan bahwa sebagian besar PUS peserta KB di Indonesia masih
mengandalkan kontrasepsi suntikan (59,57%) dan pil (20,71%) dari total
pengguna KB. Sedangkan persentase pengguna Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) terbesar adalah pengguna IUD (7,30%) dan Susuk KB
(6,21%). Adapun peserta KB pria yang ada hanya mencapai sekitar 1,27%
(MOP = 0,27% dan Kondom = 1%).11
Bila dikaitkan dengan tujuan penggunaan kontrasepsi serta
efektivitasnya, tren yang ada tidak memberikan gambaran yang positif
karena sebagian besar peserta KB masih menggunakan kontrasepsi jangka
pendek. Pada grafik dapat kita lihat rasio penggunaan Non-MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) dan MKJP setiap tahun semakin tinggi, atau
pemakaian kontrasepsi non-MKJP lebih besar dibandingkan dengan
pemakaian kontrasepsi MKJP. Padahal Couple Years Protection (CYP)
Non-MKJP yang berkisar 1-3 bulan memberi peluang besar untuk putus
penggunaan kontrasepsi (20-40%). 12
9
Gambar 1. Pemakaian MKJP dan Non MKJP Tahun 1991-200210
10
Tabel 1. Distribusi Persentase Peserta KB yang Mengalami
Masalah dengan Alat/Cara KB yang digunakan Menurut Metode yang
Dipakai12
11
3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)
Faktor pendorong merupakan faktor yang menyebabkan seseorang
menginginkan atau menilai bahwa pelayanan tersebut layak digunakan
seperti perilaku petugas kesehatan atau promosi positif mengenai suatu
produk kesehatan.
12
BAB III
ANALISIS MASALAH
13
Cakupan Jumlah Peserta = Jumlah Peserta KB Aktif/Jumlah PUS x 100%
KB Aktif = 26 / 130 x 100% = 20%
14
BAB IV
KERANGKA PENELITIAN
INPUT
- Man: Pasangan Usia
Subur, Ibu Bersalin, Bidan,
Koordinator KB, Bidan
PROSES
Desa, Kader, PLKB
- P1: Penjadwalan
- Money: Dana
Posyandu,
PuskesmasBLUD
Penjadwalan
(Badan Layanan Umum
penyuluhan KB
Daerah)
- P2: Pelaksanaan
- Methode: Penyuluhan KB, OUTPUT
pelayanan KB sesuai
promosi KB. Cakupan
standar, pelaksanaan
- Material : Lahan dan Keluarga
Posyandu,
bangunan Posyandu, yang
pelaksanaan
Puskesmas, Praktek Bidan mengikuti
penyuluhan KB.
swasta, fasilitas pelengkap Program KB
- P3: Pencatatan dan
penunjang pelayanan KB
pelaporan pelayanan.
- Machine : Alat kontrasepsi
KB
KB, alat penunjang
pemasangan kontrasepsi
KB, alat pengukuran tanda LINGKUNGAN
vital, Kartu Peserta KB, Pengetahuan, sikap dan perilaku
15
IV.2 Kerangka Konsep
Faktor Puskesmas
1. Bidan koordinator KB, Bidan
Desa, kader, PLKB
2. Dana Puskesmas yang berasal
dari BLUD
3. Pelayanan KB sesuai SOP
4. Penjadwalan dan pelaksanaan
penyuluhan KB
5. Alat kontrasepsi, peralatan
penunjang pemasangan alat
kontrasepsi dan alat pengukuran Cakupan Jumlah Peserta KB
tanda-tanda vital. Aktif di Desa Kebonsari,
6. Kartu Peserta KB, buku Kecamatan Borobudur,
pencatatan KB. Kabupaten Magelang.
7. Pencatatan dan pelaporan
pelayanan KB.
16
BAB V
METODE PENELITIAN
17
V.3 Batasan Judul
Laporan yang berjudul “Rencana Peningkatan Cakupan Jumlah
Peserta KB Aktif di Dusun Dalangan, Desa Kebonsari, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang Bulan November 2019” memiliki batasan
pengertian judul sebagai berikut:
18
V.4 Definisi Operasional Variabel
Tabel 5. Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional
1 Pasangan Usia Pasangan suami isteri dimana laki-laki berusia ≥ 10 tahun dan
Subur (PUS) perempuan berusia 10-54 tahun dan sudah menikah di Dusun
Dalangan, Desa Kebonsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang bulan November 2019
3 Pengetahuan Tingkat kepandaian yang diukur dengan pengisian kuesioner
mengenai program keluarga berencana. Pengetahuan dpat
dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu:
1. Baik, jika skor ≥ 80%
2. Cukup, jika skor 60-80%
3. Kurang, jika skor ≤ 60%
4 Sikap Perbuatan yang berdasarkan pendirian yang diukur dengan
pengisian kuesioner mengenai program keluarga berencana.
5 Perilaku Tanggapan atau reaksi yang diukur dengan pengisian kuesioner
mengenai program keluarga berencana
6 Pendidikan Jenjang pendidikan yang pernah diikuti oleh ibu tidak KB
sampai penelitian dilakukan
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. S1
7 Usia Umur ibu tidak KB dihitung sejak lahir sampai penelitian
dilakukan
1. 10-20 th
2. 21-30 th
3. 31-40 th
4. 41-50 th
5. 51-54 th
8 Jumlah Anak Total anak yang dilahirkan dan masih hidup sampai pada saat
dilakukan survey.
19
4. Metode : Kuesioner, wawancara dan pencatatan data.
5. Materi : Evaluasi keluarga yang mengikuti program KB.
20
BAB VI
HASIL PENELITIAN
21
VI.1.2 Wilayah Administrasi Pemerintahan
Kecamatan Borobudur secara administratif dibagi menjadi 20 desa yang
terdiridari 149 dusun. Di wilayah Kecamatan Borobudur hanya ada satu Puskesmas
sehingga wilayah kerja Puskesmas sama dengan wilayah Kecamatan Borobudur.
Desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Borobudur antara lain :
1) Giripurno 11) Tanjungsari
2) Giritengah 12) Karanganyar
3) Tuksongo 13) Tegalarum
4) Majaksingi 14) Kembanglimus
5) Kenalan 15) Wringinputih
6) Bigaran 16) Bumiharjo
7) Sambeng 17) Borobudur
8) Candirejo 18) Karangrejo
9) Ngargogondo 19) Ngadiharjo
10) Wanurejo 20) Kebonsari
Luas wilayah Kecamatan Borobudur kurang lebih 55,18 km². Luas wilayah
menurut desa di Kecamatan Borobudur disajikan pada grafik 1.
0.65
1.4
Luas wilayah kerja Kecamatan Borobudur yang paling luas yaitu Desa
Ngadiharjo sebesar 5,90 km², sedangkan yang paling kecil yaitu Desa Tanjungsari
sebesar 0,65 km².
22
VI.1.3 Kondisi Demografi
VI.1.3.1 Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Borobudur Tahun 2017 sebesar 61.305 jiwa.
Jumlah penduduk menurut desa disajikan pada grafik 2.
5,801
5,0424,2924,374
3,6603,287
2,8602,7792,5952,5172,1412,119
1,9541,8051,7391,3581,3101,2701,225
23
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Tahun 2017
Grafik 3. Kepadatan Penduduk menurut Desa di Kecamatan Borobudur
Tahun 2017
24
Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Desa di Wilayah
Puskesmas Borobudur Tahun 2017
No. Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
1 Giripurno 1295 1222 2517
2 Giritengah 1663 1624 3287
3 Tuksongo 1833 1827 3660
4 Majaksingi 1433 1427 2860
5 Kenalan 633 637 1270
6 Bigaran 625 600 1225
7 Sambeng 670 688 1358
8 Candirejo 2218 2156 4374
9 Ngargogondo 891 848 1739
10 Wanurejo 2195 2097 4292
11 Borobudur 4579 4598 9177
12 Tanjungsari 648 662 1310
13 Karanganyar 934 871 1805
14 Karangrejo 1411 1368 2779
15 Ngadiharjo 2599 2443 5042
16 Kebonsari 1091 1028 2119
17 Tegalarum 1309 1286 2595
18 Kembanglimus 998 956 1954
19 Wringinputih 2943 2858 5801
20 Bumiharjo 1086 1055 2141
Total 31054 30251 61305
Sumber Data: Disdukcapil kabupaten Magelang
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44 Perempuan
35-39 Laki-Laki
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
25
Berdasarkan proporsi penduduk menurut usia di Kecamatan Borobudur jumlah
penduduk terbanyak yaitu berusia 35 - 39 tahun.
26
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)
Suami Responden
Tidak Sekolah 0 0%
SD 5 16,67%
SMP 10 33,33%
SMA 15 50%
S1 0 0%
Jumlah 30 100%
27
Islam 60 100%
Kristen 0 0%
Katolik 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Jumlah 60 100%
28
KB dan 20% yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang program
KB.
3. Sikap Responden
Kuestioner terdiri dari 6 pertanyaan yang dibuat untuk mengukur sikap
terkait motivasi responden dalam mengikuti program KB. Untuk setiap
pertanyaan dengan jawaban “tidak setuju” diberi nilai 1, sedangkan
untuk jawaban “setuju” diberi nilai 0. Nilai dari jawaban setiap
responden dijumlahkan, kemudian dikategorikan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat sikap terkait motivasi responden dalam mengkuti
program KB. Penilaian
Tingkat sikap baik bila skor >75%-100%
Tingkat sikap cukup bila skor 60%-75%
Tingkat sikap kurang bila skor <60%
29
Tabel 17. Hasil kuesioner sikap responden dalam motivasi mengikuti
program KB
Sikap Responden Jumlah Persentase
Baik 20 33.33%
Cukup 10 16.67%
Kurang 30 50%
Jumlah 60 100%
4. Perilaku responden
a. Alasan Responden Tidak Menggunakan KB Saat Ini
Tabel 18. Alasan Responden Tidak Menggunakan KB Saat Ini
Alasan Responden Tidak Jumlah Persentase (%)
Menggunakan KB Saat Ini
Hamil 0 0%
Belum Memiliki Anak 0 0%
Ingin Menambah Anak 10 16.67%
Usia Tidak Muda 10 23,33%
Tidak Memiliki Biaya atau 0 0%
Jaminan Kesehatan
Anggapan KB Bertentangan 14 16.67%
dengan Agama atau Adat
Anggapan KB Tidak Aman 8 13.33%
Alasan Lain 18 30%
Jumlah 60 100%
30
KB tidak aman. Sedangkan 18 responden memiliki alasan lain yaitu belum
berencana untuk KB, takut mengalami perubahan hormon, takut menambah
berat badan.
31
Berdasarkan data tersebut, 10 responden yang pernah menjadi
peserta KB aktif sebelumnya mendapatkan pelayanan KB di Bidan Desa
terdekat dengan pemberi pelayanan KB adalah Bidan.
32
Keadaan Alat Jumlah Persentase (%)
Kontrasepsi
Bersih 20 100%
Kotor 0 0%
Jumlah 20 100%
33
5. Bagaimana pendapat Anda
mengenai biaya pelayanan KB
tersebut?
a. Mahal a. 0 a. 0%
b. Sedang b. 20 b. 33.33%
c. Murah c. 40 c. 66.67%
6. Apakah suami Anda mendukung
untuk mengikuti program KB?
a. Ya a. 48 a. 77%
b. Tidak b. 10 b. 19,2%
c. Tidak tahu c. 2 c. 3,8%
7. Apakah keluarga Anda (ayah, ibu,
mertua, kakak, adik, ipar)
mendukung untuk mengikuti
program KB?
a. Ya a. 38 a. 63,33%
b. Tidak b. 22 b. 36.67%
c. Tidak tahu c. 0 c. 0%
8. Apakah Anda pernah mendapat
atau mengikuti penyuluhan
tentang program KB oleh tenaga
kesehatan (bidan desa)?
a. Pernah a. 46 a. 76.67%
b. Tidak pernah b. 14 b. 23.33%
9. Apakah Anda pernah mendapat
atau mengikuti penyuluhan
tentang program KB oleh
penyuluh/petugas lapangan KB?
a. Pernah a. 18 a. 30%
b. Tidak pernah b. 42 b. 70%
10. Apakah Anda pernah mendapat
atau mengikuti penyuluhan
tentang program KB oleh kader?
a. Pernah a. 32 a. 53.33%
b. Tidak pernah b. 28 b. 46.67%
11. Apakah Anda pernah mendapat
atau menemukan brosur/leaflet
atau poster tentang informasi
program KB di posyandu atau
PKD atau puskesmas?
a. Pernah a. 16 a. 26.66%
b. Tidak pernah b. 44 b. 73.33%
34
12. Apakah Anda pernah melihat,
mendengar atau membaca iklan di
TV, radio, koran atau majalah
tentang informasi program KB?
a. Pernah a. 48 a. 80%
b. Tidak pernah b. 12 b. 20%
35
c. Beberapa kader memiliki kepercayaan bahwa menggunakan KB
akan merusak jadwal haid sehinga bertentangan dengan
kepercayaan yang dianut.
2. Koordinator KB dan Bidan Desa Kebonsari
Dari hasil wawancara dengan koordinator KB dan bidan Desa
Kebonsari, penyebab rendahnya cakupan jumlah peserta KB aktif di
Dusun Dalangan yaitu:
a. Terdapat wanita usia subur belum berencana mengikuti program
KB. Beberapa wanita usia subur juga tidak menggunakan KB karena
takut perubahan hormon dan takut menambah berat badan.
b. Terdapat beberapa fasilitas kesehatan di sekitar Dusun Dalangan
berupa 1 praktek bidan desa, posyandu dan Puskesmas.
c. Penyuluhan KB dilaksanakan hanya ketika ada kegiatan tertentu
saja, tidak ada jadwal tertentu dari PLKB untuk melakukan
penyuluhan tentang KB.
36
BAB VII
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
37
praktik bidan desa dan Puskesmas
Borobudur.
38
Pelaksanaan pelayanan KB Pelayanan KB sesuai standar
P2 sudah sesuai standar. hanya terdapat di Praktik
39
VII.2 Rekapitulasi Penyebab Masalah
Dilakukan konfirmasi dengan pihak Puskesmas dari penyebab masalah
yang sudah dijabarkan pada tabel diatas, didapatkan rekapitulasi penyebab
masalah sebagai berikut :
1. Tidak semua kader kesehatan di Dusun Dalangan memiliki
pengetahuan tentang program KB.
2. Kurangnya tingkat sikap dan perilaku PUS terhadap program KB.
3. Belum terlaksana penyuluhan untuk PUS tentang program KB secara
rutin.
4. Pelayanan KB sesuai standar hanya terdapat di Praktik bidan desa dan
Puskesmas.
5. Belum terlaksananya sosialisasi oleh PLKB mengenai KB.
6. Kurangnya evaluasi oleh koordinator KIA-KB maupun bidan desa
terhadap hasil evaluasi tiap bulan sehingga memungkinkan ditemukan
adanya kesalahan input data.
7. Kondisi tingkat Pendidikan, Sosial, Ekonomi PUS di dusun Dalangan
yang masih rendah.
8. Beberapa wanita usia subur beranggapan bahwa KB bertentangan
dengan agama
9. Beberapa wanita usia subur merasa takut bahwa memakai KB akan
mengakibatkan perubahan hormon dan takut menambah berat badan.
40
Belum terlaksana penyuluhan untuk PUS tentang
PROSES program KB secara rutin.
P1
Kurangnya evaluasi oleh koordinator
KIA-KB maupun bidan desa terhadap
• Pelayanan KB sesuai standar hanya hasil evaluasi tiap bulan sehingga
terdapat di Praktik bidan desa dan P3 memungkinkan ditemukan adanya
Puskesmas. P2 kesalahan input data.
• Belum terlaksananya sosialisasi
oleh PLKB.
42
7 Kondisi Pendidikan, Sosial, Ekonomi Penyuluhan untuk PUS tentang tujuan
masyarakat Dusun Dalangan yang dan manfaat penggunaan KB dalam
rendah. meningkatkan kesejahteraan keluarga.
8 Beberapa wanita usia subur Penyuluhan untuk PUS tentang tujuan
beranggapan bahwa KB akan dan manfaat penggunaan KB dalam
mengangu jadwal haid yang meningkatkan kesejahteraan keluarga.
bertentangan dengan agama
9 Beberapa wanita usia subur merasa Penyuluhan untuk PUS tentang tujuan
takut bahwa memakai KB akan dan manfaat penggunaan KB dalam
mengakibatkan penambahan berat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
badan.
43
VIII.2 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah
44
VIII.3 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka
selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
menggunakan metode kriteria matriks. Penentuan prioritas pemecahan
masalah adalah untuk menentukan pemecahan masalah yang paling efektif,
efesien dan mudah dilakukan sehingga pemecahan masalah tersebut mampu
menyelesaikan masalah yang ada dengan efisien dan efektif, dengan
menggunakan metode MIV/C :
𝑀𝑥𝐼𝑥𝑉
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 =
𝐶
M = Magnitude, besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
I = Importancy, pentingnya penyelesaian masalah
V = Vulnerability, sensitifitas cara penyelesain masalah
C = Cost, biaya
Skor :
Magnitude, besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
1 = Sangat kurang dapat menyelesaikan masalah
2 = Kurang dapat menyelesaikan masalah
3 = Cukup dapat menyelesaikan masalah
4 = Dapat menyelesaikan masalah
5 = Sangat dapat menyelesaikan masalah
Important, pentingnya penyelesaian masalah
1 = Sangat kurang penting
2 = Kurang penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting
Vulnerability, sensitifitas cara penyelesaian masalah
1 = Sangat kurang sensitif
2 = Kurang sensitif
3 = Cukup sensitif
4 = Sensitif
5 = Sangat sensitif
45
Cost, biaya
1 = Sangat tidak mahal
2 = Tidak mahal
3 = Cukup mahal
4 = Mahal
5 = Sangat mahal
46
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan
masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks, maka didapatkan
urutan prioritas alernatif pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Penyuluhan terhadap PUS untuk mengikuti program KB.
2. Koordinasi dan konfirmasi kembali kepada penyelenggara program KB
dan kepada PLKB agar dijalankannya penyuluhan ke desa mengenai
KB.
3. Pembinaan kader untuk upaya menigkatkan pengetahuan kader tentang
KB dan untuk menjadi peserta KB aktif sehingga dapat memberikan
contoh dan dapat memotivasi PUS.
4. Evaluasi bersama hasil kegiatan program KB tiap bulan oleh
koordinator KIA-KB dan bidan desa.
47
Tabel 32. Plan of Action Pemecahan Masalah
Tolak Ukur
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode
Proses Hasil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Penyuluhan terhadap Meningkatkan Masyarakat Rumah Bidan Desa, 1x/bulan BOK Pemaparan materi Terlaksananya Meningkatnya
PUS untuk mengikuti pengetahuan, sikap, dan Dusun kader, PLKB, yang berisi tentang penyuluhan pengetahuan,
program KB perilaku masyarakat Dalangan, Posyandu Kader, penyuluhan program KB sikap, dan perilaku
terutama PUS tentang khususnya Petugas program KB secara rutin dan PUS tentang
program KB dalam PUS Promosi terjadwal program KB
mensejahterakan keluarga Kesehatan
2 Koordinasi dan Meningkatkan keterlibatan Koordinator Puskesmas PLKB, 1x/bulan BOK Melakukan Terlaksananya Meningkatnya
konfirmasi kembali sektor lain untuk ikut KIA-KB, Bidan Desa pengecekan koordinasi terkait kegiatan
kepada memberikan penyuluhan PLKB kegiatan program penyelenggaraan penyuluhan
penyelenggara sehingga kegiatan KB yang belum penyuluhan ke mengenai KB
program KB dan penyuluhan dapat dilaksanakan di desa mengenai secara rutin.
kepada PLKB agar diberlakukan secara rutin desa KB.
dijalankannya
penyuluhan ke desa
mengenai KB
3 Pembinaan kader Meningkatkan Kader Praktik Bidan Desa, 1x/bulan BOK Pemaparan materi Terlaksananya Meningkatnya
untuk upaya pengetahuan kader tentang kesehatan Bidan Petugas yang berisi tentang pembinaan kader pengetahuan dan
menigkatkan program KB, pemilihan Desa, Promosi program KB untuk upaya keikutsertaan
pengetahuan kader jenis KB yang sesuai dan Posyandu Kesehatan meningkatkan kader terhadap KB
tentang KB dan untuk cocok dan pencegahan efek pengetahuan dan aktif sehingga
menjadi peserta KB samping KB sehingga untuk menjadi dapat memberikan
aktif sehingga dapat dapat memotivasi PUS di peserta KB aktif contoh dan
memberikan contoh dusun sehingga dapat motivasi kepada
dan dapat memotivasi memberikan PUS
PUS motivasi PUS
48
4 Evaluasi bersama Puskesmas Koordinator 1x/bulan BOK Melakuakn Terlaksananya Meningkatnya
hasil kegiatan KIA-KB pengecekan data evaluasi bersama pendataan peserta
program KB tiap dan bukti hasil hasil kegiatan KB aktif di Dusun
bulan oleh kegiatan program program KB tiap Dalangan
koordinator KIA-KB KB yang telah bulan oleh
dan bidan desa dilaksanakan koordinator KIA-
KB dan bidan desa
49
Tabel 33. Gann Chart Pemecahan Masalah
50
BAB IX
PENUTUP
IX.1 Kesimpulan
Salah satu indikator yang ada di Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Puskesmas Borobudur bulan Januari – Oktober 2019 adalah cakupan keluarga
yang mengikuti program KB yaitu 74.53%, angka ini sudah mencapai target
dimana berdasarkan tetapan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu
sebesar 70%. Namun, berdasarkan data Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) terdapat salah satu Dusun yang cakupan jumlah
peserta KB aktif masih rendah adalah Dusun Dalangan Desa Kebonsari
Kecamatan Borobudur memiliki cakupan keluarga yang mengikuti program
KB yaitu sebesar 20%.
Berdasarkan analisis penyebab masalah, didapatkan faktor penyebab
yaitu tidak semua kader kesehatan di Dusun Dalangan memiliki pengetahuan
tentang program KB, kurangnya tingkat sikap dan perilaku PUS terhadap
program KB, belum terlaksana penyuluhan untuk PUS tentang program KB
secara rutin, pelayanan KB sesuai standar hanya terdapat di Praktik bidan desa
dan Puskesmas, belum terlaksananya sosialisasi oleh PLKB mengenai KB,
kurangnya evaluasi oleh koordinator KIA-KB maupun bidan desa terhadap
hasil evaluasi tiap bulan sehingga memungkinkan ditemukan adanya
kesalahan input data, kondisi tingkat Pendidikan, Sosial, Ekonomi PUS di
dusun Dalangan yang masih rendah, beberapa wanita usia subur beranggapan
bahwa KB akan mempengaruhi jadwal haid yang tidak sesuai dengan agama,
beberapa wanita usia subur merasa takut bahwa memakai KB akan
mengakibatkan perubahan hormon dan takut menambah berat badan.
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
maka didapatkan urutan alternatif pemecahan masalah adalah penyuluhan
terhadap PUS untuk mengikuti program KB, koordinasi dan konfirmasi
kembali kepada penyelenggara program KB dan kepada PLKB agar
dijalankannya penyuluhan ke desa mengenai KB, pembinaan kader untuk
upaya menigkatkan pengetahuan kader tentang KB dan untuk menjadi peserta
51
KB aktif sehingga dapat memberikan contoh dan dapat memotivasi PUS dan
evaluasi bersama hasil kegiatan program KB tiap bulan oleh koordinator KIA-
KB dan bidan desa.
IX.2 Saran
1. Dilaksanakannya penyuluhan terhadap pasangan usia subur untuk
mengikuti program KB secara rutin dan sesuai dengan tingkat usia dan
pendidikan.
2. Dilaksanakannya koordinasi dan konfirmasi kembali kepada penyelenggara
program KB dan kepada PLKB agar dijalankannya penyuluhan ke desa
mengenai KB.
3. Dilaksanakannya pembinaan kader untuk upaya menigkatkan pengetahuan
kader tentang KB dan untuk menjadi peserta KB aktif sehingga dapat
memberikan contoh dan dapat memotivasi pasangan usia subur.
4. Dilaksanakannya evaluasi bersama hasil kegiatan program KB tiap bulan
oleh koordinator KIA-KB dan bidan desa.
52
LAMPIRAN
Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Usia Subur Tentang Program
Keluarga Berencana di Dusun Dalangan, Desa Kebonsari, Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang.
Identitas Responden
Tanggal :
Nama :
Umur :
Umur saat menikah :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan terakhir istri :
Pendidikan terakhir suami :
Pekerjaan istri :
Pekerjaan suami :
Pendapatan per bulan :
Jumlah anak :
Usia anak :
53
g. Tidak tahu
5. Dimanakah pelayanan KB dapat diberikan? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Rumah sakit
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. Praktik bidan desa
e. Klinik swasta
f. Tidak tahu
6. Siapakah yang bisa memberikan pelayanan KB? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Dokter
b. Bidan
c. Tidak tahu
7. Bagaimanakah keadaan yang tidak perlu mengikuti program KB? (jawaban boleh
lebih dari satu)
a. Menopause
b. Hamil
c. Menyusui secara teratur
d. Tidak tahu
8. Kapan pengguna KB perlu kontrol atau memeriksakan diri ke tenaga kesehatan?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Rutin (1 kali/bulan atau 1 kali/3 bulan atau 1 kali/tahun)
b. Ketika ada keluhan
c. Tidak perlu
d. Tidak tahu
9. Efek samping apa saja yang dapat timbul pada pengguna KB? (jawaban boleh lebih
dari satu)
a. Menstruasi tidak teratur
b. Berat badan naik
c. Perdarahan
d. Keputihan
e. Sakit kepala atau pusing
f. Tidak tahu
SIKAP
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
1. Bagaimana pendapat anda mengenai pepatah “banyak anak, banyak rejeki”?
TS/S
2. Memiliki 2 anak belum cukup, jika belum memiliki anak laki-laki dan perempuan.
Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
TS/S
3. Seorang ibu yang sudah memiliki 3 anak perempuan, namun tidak mau mengikuti
program KB karena belum memiliki anak laki-laki. Bagaimana pendapat anda
mengenai hal ini?
TS/S
4. Seorang ibu tidakmau mengikuti program KB, karena menurutnya mahal. Bagaimana
pendapat anda mengenai hal ini?
TS/S
5. Seorang ibu tidak mau mengikuti program KB, karena menurutnya tidak aman.
Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
TS/S
54
6. Seorang ibu tidak mau mengikuti program KB, karena menurutnya tidak akan bisa
memiliki anak lagi. Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini?
TS/S
PERILAKU
1. Apakah Anda mengikuti program KB saat ini?
a. Ya,saya menggunakan.................................................................................
b. Tidak, karena:
1) Hamil
2) Belum memiliki anak
3) Ingin menambah anak
4) Usia tidak muda
5) Tidak memiliki biaya atau jaminan kesehatan
6) KB bertentangan dengan agama atau adat
7) KB tidak aman
8) Alasan lain:.............................................................................................
2. Jika jawaban nomor 1 tidak, apakah Anda pernah mengikuti program KB
sebelumnya?
a. Ya,saya menggunakan................................................................................
b. Tidak
3. Jika jawaban nomor 2 ya, dimana Anda mendapatkan pelayanan KB tersebut?
a. Rumah sakit
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. PKD (Poliklinik Kesehatan Desa)
e. Praktik bidan desa
4. Jika jawaban nomor 2 ya, siapa yang memberikan pelayanan KB tersebut?
a. Dokter, jenis kelamin:.................................................................................
b. Bidan
c. Tidak ingat
5. Jika jawaban nomor 2 ya, bagaimana pelayanan dokter atau bidan selama pemasangan
KB tersebut?
a. Baik
b. Buruk
6. Jika jawaban nomor 2 ya, apakah dokter atau bidan memberikan konsultasi mengenai
pemilihan jenis kontrasepsi?
a. Ya
b. Tidak
7. Jika jawaban nomor 2 ya, bagaimana keadaan tempat periksa saat pelayanan KB
tersebut?
a. Bersih dan nyaman
b. Kotor dan tidak nyaman
8. Jika jawaban nomor 2 ya, bagaimana keadaan alat kontrasepsi saat pelayanan KB
tersebut?
a. Bersih
b. Kotor
9. Apakah di lingkungan sekitar Anda tersedia fasilitas kesehatan untuk memperoleh
pelayanan KB?
a. Ada, di.......................................................................................................
b. Tidak ada
c. Tidak tahu
10. Berapa jarak antara fasilitas kesehatan pelayanan KB dengan rumah Anda?
a. < 1 km
b. > 1 km
55
c. Tidak tahu
11. Bagaimana Anda dapat menjangkau fasilitas kesehatan pelayanan KB?
a. Jalan kaki
b. Dengan sepeda
c. Dengan motor
d. Dengan mobil
e. Dengan angkutan umum
12. Untuk mendapatkan pelayanan KB, apakah Anda harus membayar?
a. Ya, sebesar.........................................................................................
b. Tidak
c. Tidak tahu
13. Bagaimana pendapat Anda mengenai biaya pelayanan KB tersebut?
a. Mahal
b. Sedang
c. Murah
14. Apakah suami Anda mendukung untuk mengikuti program KB?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
15. Apakah keluarga Anda (ayah, ibu, mertua, kakak, adik, ipar) mendukung untuk
mengikuti program KB?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
16. Apakah Anda pernah mendapat atau mengikuti penyuluhan tentang program KB oleh
tenaga kesehatan (bidan desa)?
a. Pernah
b. Tidak pernah
17. Apakah Anda pernah mendapat atau mengikuti penyuluhan tentang program KB oleh
penyuluh/petugas lapangan KB?
a. Pernah
b. Tidak pernah
18. Apakah Anda pernah mendapat atau mengikuti penyuluhan tentang program KB oleh
kader?
a. Pernah
b. Tidak pernah
19. Apakah Anda pernah mendapat atau menemukan brosur/leaflet atau poster tentang
informasi program KB di posyandu atau PKD atau puskesmas?
a. Pernah
b. Tidak pernah
20. Apakah Anda pernah melihat, mendengar atau membaca iklan di TV, radio, koran
atau majalah tentang informasi program KB?
a. Pernah
b. Tidak pernah
56
57
58
59
Tabel Input hasil pengetahuan responden
No. Pertanyaan
Jumlah % Kategori
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 1 4 4 2 3 1 3 20 76,92 Cukup
2 1 0 1 2 1 1 1 1 1 9 34,62 Kurang
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 34,62 Kurang
4 1 0 1 6 4 2 2 2 5 23 88,46 Baik
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
7 1 0 1 6 4 2 2 2 3 21 80,77 Baik
8 1 0 1 6 4 2 2 2 3 21 80,77 Baik
9 1 0 1 2 1 1 1 1 2 10 38,46 Kurang
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
11 1 0 1 1 3 2 1 1 2 12 46,15 Kurang
12 1 1 1 5 4 2 1 2 3 20 76,92 Cukup
13 1 0 1 2 2 2 2 1 2 13 50 Kurang
14 1 0 1 4 2 2 2 1 2 15 57,69 Kurang
15 1 0 1 6 3 2 2 2 2 19 73,08 Cukup
16 1 0 1 5 4 2 1 0 5 19 73,08 Cukup
17 1 0 1 1 1 2 1 1 3 11 42,31 Kurang
18 1 1 1 6 3 2 2 0 5 21 80,77 Baik
19 1 0 1 1 1 1 1 1 3 10 38,46 Kurang
20 1 0 1 4 3 2 1 1 2 15 57,69 Kurang
21 1 1 1 6 4 2 2 1 3 21 80,77 Baik
22 1 1 1 3 2 2 1 1 2 14 53,85 Kurang
23 1 0 1 6 4 2 2 0 4 20 76,92 Cukup
24 1 1 1 1 3 2 0 0 0 9 34,62 Kurang
25 1 0 1 6 2 0 0 1 0 11 42,31 Kurang
26 1 0 1 6 4 2 2 1 4 21 80,77 Baik
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 34,62 Kurang
28 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
29 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
60
30 1 0 1 1 3 2 1 1 2 12 46,15 Kurang
31 1 0 1 5 4 2 1 0 5 19 73,08 Cukup
32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
33 1 0 1 6 3 2 2 2 2 19 73,08 Cukup
34 1 0 1 5 4 2 1 0 5 19 73,08 Cukup
35 1 0 1 6 4 2 2 0 4 20 76,92 Cukup
36 1 0 1 5 4 2 1 0 5 19 73,08 Cukup
37 1 1 1 4 4 2 3 1 3 20 76,92 Cukup
38 1 0 1 2 1 1 1 1 1 9 34,62 Kurang
39 1 1 1 3 0 0 0 1 1 9 34,62 Kurang
40 1 0 1 2 2 2 2 1 2 13 50 Kurang
41 1 0 1 6 4 2 2 2 5 23 88,46 Baik
42 1 1 1 6 3 4 0 0 5 21 80,77 Baik
43 1 1 1 6 4 2 2 1 3 21 80,77 Baik
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 34,62 Kurang
45 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
46 1 0 1 2 1 1 1 1 1 9 34,62 Kurang
47 1 0 1 2 1 1 1 1 2 10 38,46 Kurang
48 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
49 1 0 1 4 2 2 2 1 2 15 57,69 Kurang
50 1 0 1 6 4 2 2 2 5 23 88,46 Baik
51 1 1 1 5 4 2 1 2 3 20 76,92 Cukup
52 0 1 1 2 1 1 1 1 1 9 34,62 Kurang
53 1 0 1 6 4 2 2 1 4 21 80,77 Baik
54 1 0 1 6 4 2 2 1 4 21 80,77 Baik
55 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
56 1 0 1 1 3 2 1 1 2 12 46,15 Kurang
57 1 0 1 2 4 0 2 1 2 13 50 Kurang
58 1 0 1 1 1 1 1 1 3 10 38,46 Kurang
59 1 0 1 4 3 2 1 1 2 15 57,69 Kurang
60 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 30,77 Kurang
61
Tabel Input Hasil Sikap Responden
No
Pertanyaan
Responden Jumlah % Kategori
1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 1 1 1 6 100
Baik
2 0 1 1 1 1 1 5 83,33 Baik
3 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
4 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
5 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
6 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
7 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
8 1 0 0 0 1 1 3 50 Kurang
9 1 0 0 0 1 1 3 50 Kurang
10 0 0 1 1 1 1 3 50 Kurang
11 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
12 0 1 0 1 1 1 4 66,67 Cukup
13 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
14 1 1 1 1 0 0 4 66,67 Cukup
15 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
16 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
17 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
18 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
19 1 0 1 1 1 1 5 83,33 Baik
20 1 0 1 1 1 1 5 83,33 Baik
21 1 0 0 0 0 1 2 33,33 Kurang
22 0 0 1 0 0 1 2 33,33 Kurang
23 0 1 1 1 0 1 4 66,67 Cukup
24 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
25 0 0 1 1 1 1 4 66,67 Cukup
26 1 1 1 1 0 0 4 66,67 Cukup
62
27 0 0 0 0 0 1 1 16.67 Kurang
28 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
29 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
30 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
31 1 0 0 1 0 0 2 33.33 Kurang
32 1 1 0 0 0 0 2 33.33 Kurang
33 1 0 0 0 0 1 2 33.33 Kurang
34 1 1 1 0 0 0 3 50 Kurang
35 0 0 0 0 0 1 1 16.67 Kurang
36 1 0 0 0 0 0 1 16.67 Kurang
37 0 0 0 0 0 1 1 16.67 Kurang
38 1 1 0 0 0 0 2 33.33 Kurang
39 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
40 1 1 1 1 1 0 5 83.33 Baik
41 1 0 1 1 1 1 5 83.33 Baik
42 1 0 0 1 1 0 3 50 Kurang
43 1 1 0 0 0 0 2 33.33 Kurang
44 1 0 0 0 0 1 2 33.33 Kurang
45 1 0 0 0 1 1 3 50 Kurang
46 1 0 0 1 1 1 4 66.67 Cukup
47 1 0 1 1 1 0 4 66.67 Cukup
48 0 0 1 1 1 1 4 66.67 Cukup
49 1 0 0 0 1 0 2 50 Kurang
50 1 1 0 0 1 0 3 50 Kurang
51 0 1 1 0 0 1 3 50 Kurang
52 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
53 0 0 0 1 1 1 3 50 Kurang
54 1 1 1 0 0 1 4 66.67 Cukup
55 1 1 0 0 1 1 4 66.67 Cukup
56 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
57 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
63
58 1 1 1 1 1 1 6 100 Baik
59 1 1 1 1 1 0 5 83.33 Baik
60 1 1 0 1 1 1 5 83.33 Baik
64
31-40 Anggapan KB membuat Ya
35 3 gemuk
31-40 Anggapan KB membuat Ya
36 2 gemuk
37 31-40 3 KB bertentangan Ya
38 31-40 4 KB bertentangan Tidak
39 31-40 4 KB bertentangan Tidak
40 31-40 3 KB bertentangan Tidak
41 31-40 3 KB bertentangan Tidak
42 51-54 3 KB bertentangan Ya
43 51-54 3 KB bertentangan Ya
44 51-54 3 Usia tidak muda Tidak
45 51-54 3 Usia tidak muda Tidak
46 51-54 2 Usia tidak muda Tidak
47 51-54 2 Usia tidak muda Tidak
48 51-54 2 Usia tidak muda Tidak
49 51-54 2 Usia tidak muda Tidak
50 51-54 3 Usia tidak muda Tidak
51 51-54 3 Usia tidak muda Tidak
52 51-54 3 Usia tidak muda Tidak
53 51-54 3 KB bertentangan Tidak
54 51-54 3 KB bertentangan Ya
55 31-40 3 Anggapan KB tidak aman Ya
56 31-40 3 Anggapan KB tidak aman Tidak
57 51-54 4 Usia tidak muda Tidak
58 51-54 4 Usia tidak muda Tidak
59 51-54 3 Anggapan KB tidak aman Ya
60 51-54 3 Anggapan KB tidak aman Ya
65
Wawancara dengan responden
66
DAFTAR PUSTAKA
67
13. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Jawa Tengah.
Profil Program KBN Jawa Tengah, 2015. Semarang: BKKBN
14. Green, L.W., and M.W. Kreuter. Health Programe Planning: An
Educational and Ecological Approach, 4th, 2015. Boston: McGraw-Hill
68