Anda di halaman 1dari 21

1

PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN KESEHATAN


INDONESIA

mata kuliah menejemen kesehatan dalam kebidanan

DISUSUN OLEH :
MONICA AFRILLIES HARDIANI
NIM : 1815301365

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI TAHUN 2019
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa , yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Manajemen Kesehatan dalam Kebidanan ini dengan judul
“Perencananaan dan Pengorganisasian dalam Kesehatan Indonesia” . Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kesehatan dalam
Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Fort De Kock
Bukittinggi

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna , untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini . Penulisan berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bukittinggi , 10 November 2019

( Hormat Penulis )
3

DAFTA ISI

COVER ..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan ........................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................... 6
A. Perencanaan dalam Kesehatan ................................................... 6
B. Pengorganisasian dalam Kesehatan ........................................... 13
BAB III PENUTUP .................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 21
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam
menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi
asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai individu yang
memegang tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Bidan juga
berperan dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat
terhadap pola hidup dan gaya hidup yang tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi
asuhan pada individu tapi juga terhadap keluarga, masyarakat, dan dalam
pelaksanaan diperlukan kerjasama antara semua pihak baik masyarakat,
pemerintah, tenaga kesehatan dan juga instansi atau lembaga terkait. Oleh karena
itu ,bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat
mengorganisasikan semua unsur unsur yang terlibat dalam pelayanannya dengan
baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak .
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik.
Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau
memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di
harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman
mengenai dasar-dasar manajemen dan perencanaan pengorganisasian dalam
pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang diberikan berkualitas.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada
klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan
pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
Perencanan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan agar
program-program untuk melaksanakan pendekatan manajemen terlaksana dengan
baik. Perencanaan yang adekuat mendorong pengelolaan terbaik sumber daya
5

yang ada. Selain perencanaan tentu pengorganisasian yang juga berperan dalam
mencapai manajemen pelayanan kebidanan yang baik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah “Bagaimana perencanaan dan
pengorganisasian pelayanan kebidanan?”.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui bagaimana perencananaan dan pengorganisasian
pelayanan kebidanan
6

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Perencanaan Pelayanan Kebidanan


1. Definisi
Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep
serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan demi masa depan yang lebih baik ( Le Breton).
Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang
bersifat pokok yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan
menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch
dan Deacon).
Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang
diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai
pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenberg).
Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan
dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat
untuk mencapai tujuan (Billy E. Goetz).
Perencanan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang
paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut. (Muninjaya, 2011)
Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan. (Simatupang, 2008)

2. Manfaat Perencanaan
Beberapa manfaat dari perencanaan adalah sebagai berikut (Wiludjeng
S, 2007):
a. Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan dan pengen-dalian
kegiatan sehari-hari perusahaan. Perencanaan yang telah disusun
7

dengan baik akan memudahkan para pelaksana untuk mengetahui


bahwa tindakan tersebut menyimpang atau telah sesuai dengan rencana.
b. Perencanaan dengan adanya perencanaan yang disusun (tentunya
sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan
ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang
tidak.
c. Perencanaan dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat dilakukan
secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.
(Arifin Syamsul,2018)

3. Keuntungan dan Kerugian Perencanaan


Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
a. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur
b. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang
tidak produktif
c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah
dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan sebagai standar.
d. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen
lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa
perencanaan juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-
fakta di masa yang akan datang dengan tepat
b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf
karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai
d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk
mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan
berikutnya
e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil
oleh staf.
8

4. Macam-Macam Perencanaan
Menurut Marwan Asri dan John Suprihanto (1986) bahwa perencanaan
dapat dipecah menjadi beberapa macam (Marwan A, 1991):
a. Menurut jangka waktunyaMenurut jangka waktunya, perencanaan dapat
dikelom-pokkan menjadi:
1) Perencanaan menengah: jangka waktu 1-2 tahun.
2) Perencanaan jangka pendek: jangka waktu 1 tahun atau kurang.
3) Perencanaan jangka panjang. jangka waktu 5 tahun atau lebih.
b. Menurut ruang lingkupnyaMenurut ruang lingkupnya, perencanaan dapat
dibagi menjadi 3 macam:
1) Perencanaan fisik.
2) Perencanaan fungsional.
3) Perencanaan menyeluruh.
Melihat tingkat hirarkis, ada tiga jenis perencanaan: perencanaan
strategis, taktis, dan operasional (Wiludjeng S, 2007):
a. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan
dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi.
Berkaitan dengan tujuan jangka panjang dan strategi dan tindakan untuk
mencapainya. Perencanaan ini merupakan proses dimana eksekutif/top
manajer meramal arah jangka panjang dari suatu entitas dengan
menetapkan target spesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan
kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan
yang dipilih (Wiludjeng S, 2007).Hal ini biasanya dilakukan dalam
organisasi pada ting-kat manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang
dilaku-kan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang
lebih dari 5 tahun. Perencanaan strategis juga merupa-kan suatu hal untuk
merencanakan strategi dalam segala hal atau dalam kehidupan sehari-hari
setiap orang (Wiludjeng S, 2007).
9

b. Perencanaan Taktis/Taktik
Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap
area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya
terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi
penggunaan sumber daya yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi.
Dalam perusahaan besar dengan mudah mengidentifikasi tingkat
perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian. Bagian taktis
merupakan proses yang berkelanjutan dan pengambilan keputusan untuk
menentukan tindakan (Wiludjeng S, 2007).Bagian ini dilakukan secara
sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem dan
subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik. Teknik ini
memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi sebagai dijalankan yang
secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain dan merupakan
teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dari efisiensi (Wiludjeng S, 2007).
c. Perencanaan Operasional
Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan
harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi
dan menafsirkan keputusan strategis dan membuat rencana yang akan
dilakukan, kemudian menjadi rencana operasional dan rincian yang akan
dijalankan pada tingkat operasional. Langkah pada tingkat operasional
sesuai dengan perencanaan taktis, yaitu mengidentifikasi prosedur
spesifik dan proses yang diperlukan di tingkat bawah organisasi,
menyajikan rencana aksi atau rencana operasional. Hal ini dihasilkan
oleh tingkat organisasi yang lebih rendah, dengan fokus pada kegiatan
rutin perusahaan. Oleh karena itu, rencana dikembangkan untuk waktu
yang singkat. Perencanaan operasional ini dilakukan pada karyawan di
tingkat terendah dari organisasi (Wiludjeng S, 2007).
d. Perencanaan Normatif
Perencanaan normatif mengacu pada standar, kebijakan serta peraturan
yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada
pembentukan standar, metodologi, dan metode untuk berfungsinya
10

kegiatan yang direncanakan. Standar-standar tentang pendirian aturan


dan atau undang-undang dan atau kebijakan dalam setiap kelompok atau
organisasi, terutama untuk menjaga pengendalian, pemantauan dan
pengembangan perencanaan dan pengembangan standar dan kebijakan
(Wiludjeng S, 2007).

5. Unsur-Unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab 6 pertanya-an yang
disebut sebagai unsur-unsur perencanaan, yaitu (Manullang M, 2001):
a. Tindakan apa yang harus dilakukan.
b. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan.
c. Dimana tindakan tersebut dilakukan.
d. Kapan tindakan tersebut dilakukan.
e. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut.
f. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Pendapat lain mengatakan bahwa suatu rencana harus mengandung
unsur-unsur (Manullang M, 2001):
a. Tujuan:
Menerangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan yang
dilakukan. Tujuan ini dapat bersifat material maupun bersifat moral.
b. Politik:
Merupakan peraturan-peraturan yang digariskan bagi tindakan-
tindakan organisasi yang dihubugnkan dengan tujuan yang akan
dicapai.
c. Prosedur:
Urutan-urutan pelaksanaan yang akan dilalui dan harus diikuti oleh
karyawan atau orang yang melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan
dalam mencapai tujuan.
d. Budget:
Ikhtisar dari masukan yang diharapkan akan diperoleh yang dikaitkan
dengan output yang dikeluarkan yang dinyatakan dalam bentuk angka-
angka.
11

e. Program:
Serangkaian tindakan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang,
terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur, dan budget.
Menurut Louis A. Allen (1958) kegiatan-kegiatan fungsi
perencanaan yaitu (Allen LA, 1958):1.
a. Forecasting :
Yaitu memperkirakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan pada
saat yang akan datang yang akan dilakukan oleh manajer. Kegiatan
yang dilakukan oleh manajer ini atas dasar sistematis dan kontinuitas
pekerjaan serta berdasarkan dimana ia bekerja.
b. Establising ojective:
Yaitu menentukan tujuan akhir yang akan dicapai dari apa yang telah
direncanakan keselu-ruhannya baik tujuan tiap pekerjaan maupun
tujuan globalnya.
c. Programming:
Yaitu dibuat suatu progam yang terdiri dari serangkaian tindakan
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada prioritas
pelaksanaan.
d. Sceduling:
Yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
e. Budgeting:
Yaitu penyusunan anggaran untuk mengap-likasikan sumber-sumber
yang ada atas dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini
dinyatkan dalam bentuk uang.
f. Develoving prosedur:
Yaitu menentukan cara yang tepat dalam penyelenggaraan pekerjaan
di dlaam rangka adanya efisiensi, efktivitas, dan keseragaman
pekerjaan.
12

g. Establising dan interpreting policy:


Yaitu manajer harus dapat menafsirkan kebijakan yang akan diambil
agar terjamin keselarasan dan keseragaman kegiatan serta tindakan
yang akan dilakukan.

6. Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan


Adapun langkah-langkah dalam menyusun perencanaan (planning)
adalah sebagai berikut (Sutarno NS, 2004):
a. Menetapkan sasaran Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan
apa saja yang ingin dicapai oleh organisasi, tanpa dasar yang jelas,
sumber daya yang ada akan meluas menyebar dengan menetapkan
prioritas dan merinci serta mengkalkulasi sasaran secara jelas maka
organisasi dapat mengarahkan sumber daya yang lebih efektif dan efisien
serta tepat guna dan tepat sasaran.
b. Merumuskan posisi organisasi posisi organisasi saat ini, pemimpin harus
mengetahui posisi organisasinya saat ini, misalnya sumber daya yang
dimiliki organisasinya saat ini. Kemudian, rencana baru dapat disusun
setelah diketahui posisi organisasinya, kekuatan-kekuatan yang akan
melaksanakan dari apa-apa yang telah direncanakan.
c. Mengidentifikasi berbagai faktor mengetahui faktor-faktor pendukung
dan penghambat selanjutnya perlu diketahui faktor-faktor balik dari
dalam maupun yang datang dari luar yang diperkirakan dapat membantu
dan mendukung serta yang menghambat organisasi untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.
d. Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran langkah terakhir
dalam menyusun perencanaan adalah mengembangkan berbagai
kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif ini dengan
memilih mana yang baik yang dianggap cocok dan memuaskan.
Berdasarkan langkah-langkah diatas, diketahui bahwa fungsi
perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan
sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber
13

daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang memungkinkan


pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan hasil-hasil
tersebut dengan rencana yang di buat. Banyak kegunaan dari pembuatan
perencanaan yakni terciptanya efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
kegiatan perusahaan, dapat melakukan koreksi atas penyimpangan sedini
mungkin, mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul menghindari
kegiatan, pertumbuhan dan perubahan yang tidak terarah dan terkontrol.

B. Pengorganisasian
1. Definisi
Pengertian organizing (pengorganisasian) disebutkan oleh beberapa
pakar adalah :
Organizing adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
perilaku yang efektif antara masing-masing orang sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam
melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam kondisi lingkungan yang ada
untuk mencapai tujuan dari sasaran(G.R. Terry)
Organizing adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka
yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan
membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan serta
menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan
organisasi atau para pejabatnya (Ensiklopedia administrasi)
Dengan melihat definisi organizing yang dikemukakan oleh kedua
pakar di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah
langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
14

2. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan
b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan haluan,
prosedur, metode, strategi peraturan
c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang
diusahakan untuk dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.
(Syafruddin, 2009)

3. Manfaat Pengorganisasian
Beberapa manfaat organisasi yaitu (Alam S, 2007):
a. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan
lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
b. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat
ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk
masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi
Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan
ksatria.
c. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup,
berorganisasi dapat menjadi solusi.
d. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu
berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi
tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai
dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.
Sedangkan, pengorganisasian bermanfaat untuk hal-hal berikut (Alam
S, 2007):
a. Memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan.
b. Mengakibatkan adanya spesialisasi dalam melaksanakan tugas.
c. Anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam
rangka mencapai tujuan.
15

4. Unsur-Unsur Pengorganisasian
Dilihat dari beberapa batasan pengorganisasian di atas dapat dilihat
beberapa unsur pokok yang perlu dipahami. Unsur-unsur pokok yang
dimaksud jika disederhanakan dapat dibedakan atas 3 macam yaitu :
a. Hal yang diorganisasikan ada dua macam:
1) Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang
ada dalam rencana sehingga terbentuk satu kesatuan yang terpadu,
yang secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2) Tenaga pelaksana
Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur
organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap
tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada
tanggung jawabnya.
b. Proses pengorganisasian
Proses yang dimaksud disini adalah yang menyangkut pelaksanaan
langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua
kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang
dibutuhkan, mendapatkan penagturan yang sebaik-baiknya, serta setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung jawab
pelaksanaanya.
c. Hasil pengorganisasian
Adalah terbentuk suatu wadah, yang pada dasarnya merupakan
perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana
yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegitan tersebut.
(Simatupang, 2008)
16

5. Prinsip pokok Organisasi


Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu
pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi. Prinsip
pokok yang dimaksud banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang
terpenting ialah:
a. Mempunyai pendukung
Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang yang bersepakat
untuk membentuk organisasi. Tentu mudah dipahami bahwa untuk satu
organisasi yang bersifat badan usaha, pendukung yang dimaksud di sisni
termasuk juga karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
b. Mempunyai tujuan
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat
umum dan ataupun yang bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang
dimaksud ini adalah sesuatu yang mengikat para pendukung yakni orang-
orang yang bersekutu dalam organisasi. Secara umum disebutkan makin
sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para pendukung, maka makin
kokoh lah ikatan persekutuan antara para pendukung. Agar organisasi
dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka tujuan organisasi ini
haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
c. Mempunyai kegiatan
Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai
kegiatan.Suatu organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut
memiliki kegiatan yang jelas dan terarah. Secara umum disebutkan,
makin aktif suatu organisasi melaksanakan kegiatannya, maka baik pula
lah organisasi tersebut. Sama halnya dengan tujuan, maka kegiatan ini
haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
d. Mempunyai pembagian tugas
Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya adalah
kegiatan yang dilakukan oleh para pendukung organisasi.Agar kegiatan
tersebut dapat terlaksana dengan baik, perlu diatur pembagian tugas
antara para pendukung. Secara umum disebut organisasi dinilai suatu
organisasi yang baik, apabila setiap tugas yang ada dalam organisasi
17

tersebut dapat dibagi habis antar para pendukung untuk selanjutnya setiap
pendukung tersebut mengetahui serta dapat melaksanakannya setiap
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Prinsip pembagian tugas ini
dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip bagi habis tugas.
e. Mempunyai perangkat organisasi
Agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung dapat
terlaksana, diperlukan adanya perangkat organisasi yang popular disebut
dengan satuan organisasi. Satuan organisasi banyak macamnya, yang jika
ditinjau menurut tugas, tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki
dapat dibedakan atas beberapa macam. Mulai dari yang bersifat pengarah
dan penentu kebijakan sampai dengan yang bersifat pelaksana kegiatan.
Tentu mudah dipahami setiap organisasi ini harus dimiliki fungsi dan
wewenangnya yang jelas. Prinsip memiliki fungsi yang seperti ini dalam
organisasi dikenal dengan nama prinsip fungsional.
f. Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang
Karena peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi tidak
sama, perlu diatur pembagian dan pendelegasian wewenang untuk setiap
satuan organisasi. Secara umum disebutkan, wewenang suatu organisasi
pimpinan semestinya hanya bersifat memutuskan hal-hal yang bersifat
penting saja. Sedangkan wewenang pengambilan keputusan yang bersifat
rutin harus didelegasikan kepada suatu organisasi yang lebih bawah.
Prinsip pendelegasian wewenang yang seperti ini dikenal dengan nama
prinsip pengecualian.
g. Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah
Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi bersifat kontinu, fleksibel serta
sederhana. Selanjutnya untuk menjamin kegiatan yang dilaksanakan oleh
setiap perangkat organisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan yakni
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada prinsip
kesatuan perintah serta kesatuan arah yang semuanya harus dapat
membentuk suatu hubungan mata rantai yang tak terputus. Sebab, apabila
18

tidak demikian halnya, akan menyebabkan tujuan organisasi akan sulit


dicapai (Syafruddin, 2009)

6. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada enam langkah dalam menyusun fungsi pengorganisasian:
a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada
saat fungsi perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok
organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi Untuk itu membagi
tugas pokok pada staf yang ada. Dari sini akan muncul gagasan
pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya sesuai dengan
kegiatan pokok.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis.
Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan
apa yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya.
Pengaturan ruangan dan dukungan alat-lat kerja adalah salah satu
contohnya.
e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf
yang dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami
oleh manajer personalia pada saat mengangkat atau memilih staf pejabat
atau yang akan melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi.
f. Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan
wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk
organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang
terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip
kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan
imunisasi. Staf puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi
kegiatan imunisasi hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan
wilayah kerjanya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain
19

diberikan tugas dan wewenang membantu melaksanakan kegiatan


imunisasi tersebut sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan
pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif (Syafruddin, 2009)
20

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang
paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut. Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan
adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan.
Sedangkan Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-
tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

B. Saran
Dalam peembuatan dan penulisan makalah ini penulis menyadari
masih banyak kekukarangan yang ada didalam makalan ini, maka dengan itu
diperlukanlah saran ataupun kritikan untuk membangun keyakinan penulis
agar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
21

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Syamsul Dkk.2018.Buku Ajar Dasar-Dasar Menejemen


Kesehatan.Pustaka Banua: Banjarmasin
https://angelinaps88.blogspot.com/2018/03/perencanaan-dan-
pengorganisasian.html (diakses pada tanggal 10-11-2019 pukul 21.32)
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/02/manajemen-pelayanan-
kesehatan.html (diaskses pada tanggal 10-11-2019 Pukul 21.15)

Anda mungkin juga menyukai