Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAN DI DESA LEMOH BARAT

KABUPATEN MINAHASA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 DESA LEMOH BARAT

CHRISTIANA KOKUMBOTI (14061148)


I WAYAN SEPTIAN (14061044)
INGRID ROTTIE (14061146)
JESICA MEGANSA (14061031)
JUWITA HARAS (11061118)
MAGDALENA KIALIAN (14061039)
MEIGITA ONIBALA (14061112)
MOUREIN SAGIMAN (14061127)
NADYA MEYVA DURADO (14061032)
NANCY MONICA MADJID (14061003)
SANTI DWI YANTI (14061102)
TIRSA MANOPO (14061110)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah
kesehatan, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi
yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas SDM yang dilakukan
secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan
yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat Indonesia di
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa dan
Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
Suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio,
spiritual yang komprehensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang
diberikan tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara
mandiri.
Kegiatan pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan ( promotif ) dan
pencegahan penyakit ( preventif )yang diberikan dan ditekankan kepada upaya pelayanan
kesehatan primer ( Primary Health Care/ PHC ) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan
etika profesi keperawatan sehingga setiap orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat
mencapai hidup sehat dan produktif.
Warga yang berpenghasilan rendah dan mempunyai salah satu atau lebih anggota keluarga
yang bermasalah ataupun potensial bermasalah kesehatan ( rentan terhadap penyakit atau
masalah kesehatan ), termasuk pula yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu, kelompok tertarik untuk membahas mengenai asuhan keperawatan yang harus
dilakukan pada masyarakat yang sebagian besarnya memiliki pekerjaan sebagai petani di Desa
Lemoh Barat Kabupaten Minahasa.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek keperawatan komunitas di Desa Lemoh Barat, mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas yang mempunyai masalah yang lazim
terjadi dalam komunitas
2. Tujuan Khusus

Menerapkan asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan kepada


individu, keluarga,dan masyarakat pada umumnya, yaitu sebagai berikut:

- Melakukan pengkajian data keperawatan atau kesehatan kepada individu, keluarga,


dan masyarakat
- Merumuskan masalah atau diagnosa keperawatan, membuat perencanaan , dan
pemecahannya atau solusinya melalui musyawarah masyarakat desa (MMD)
- Melaksanakan tindakan keperawatan kepada individu dan kelompok khususnya
keluarga dan masyarakat pada umumnya.
- Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan komunitas.
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan laporan ini, yaitu mahasiswa mampu memenuhi laporan tugas
mata kuliah keperawatan komunitas.

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan dalam penulisan laporan Asuhan Keperawatan Komunitas
Kelompok III Desa Lemoh Barat, kami membuat sistematika penulisan dalam 6 (enam) Bab ,
yaitu, Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka, Bab ini berisi teori-teori
pendukung penganalisaan dan pengembangan system, yang meliputi : teori dari masalah yang
diangkat and konsep teori yang diangkat (teori Dorothea Orem), konsep teori ini adalah konsep
teori yang disesuaikan dengan masalah yang diangkat. Bab III: Kerangka Konsep, Bab ini
berisi WOC (Web of Caustion), atau konsep teori dari model teori Dorothea Orem. Dan
aplikasi teori keperawatan dalam asuhan keperawatan. Bab IV : Aplikasi Asuhan
Keperawatan, Berisi pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas yang dapat dilihat dari
tiga dimensi komunitas yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi dan dimensi system. Masing –
masing dimensi ini merupakan ini mempunyai berbagai variable dimana antara satu dengan
yang lainnya dapat saling melengkapi. Kemudian ada analisa data komunitas, data yang dimuat
disini adalah data yang mendukung masalah keperawatan. Selain analisa data, ada juga
diagnosa keperawatan komunitas, rencana keperawatan komunitas, implementasi dan evaluasi
keperawatan komunitas yang berbentuk table. Bab V : Pembahasan, Berisi pembahasan dari
setiap diagnosa keperawatan komunitas. Bab VI : Penutup, Berisi Penutupan dari laporan ini
dimana terdapat kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif


Manajemen kesehatan tidak efektif memiliki definisi yaitu pola pengaturan dan
pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik hidup sehari-hari untuk pengobatan penyakit dan
sekuelanya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik. Masalah
Keperawatan ini terdapat pada domain1: Promosi Kesehatan, dan pada Kelas 2: Manajemen
Kesehatan.

Batasan Karakteristik pada masalah ini, yaitu : 1).Kegagalan untuk mencakupkan


kebiasaan pengobatan ke dalam kehidupan sehari-hari; 2).Kegagalan untuk melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor resiko; 3).Membuat pilihan dalam ketidakefektifan hidup sehari-hari
untuk memenuhi tujuan kesehatan; 4).Mengungkapkan keinginan untuk mengatasi penyakit; dan
5). Mengungkapkan kesulitan dalam regimen yang diteteapkan.

Faktor yang berhubungan dengan masalah keperawatan ini, yaitu Kompleksitas sistem
pelayanan kesehatan, Kompleksitas regimen terapeutik, Komflik keputusan, Kesulitan ekonomi,
Tuntutan berlebihan (mis individu,keluarga), Pola perawatan kesehatan keluarga,
Ketidakadekuatan jumlah petunjuk untuk bertindak, Kurang pengetahuan, Regimen, Hambatan
yang dirasakan, Ketidakberdayaan, Keseriusan yang dirasakan, Kerentanan yang dirasakan,
Keuntungan yang dirasakan, dan Kurang dukungan social.

Adapun contoh tujuan/KriteriaEvaluasi pada masalah ini dengan menggunaan Bahasa


NOC, yaitu sebagai berikut: 1). Menunjukkan Perilaku Kepatuhan, dibuktikan dengan indikator
sebagai berikut(sebutkan nilainya 1-5;tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau
menunjukkan secara konsisten); 2). Mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan dari
berbagai sumber; 3). Menjelaskan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat; 4).
Melaporkan penggunaan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat; 5).Melaporkan
penggunaan strategi untk memaksimalkan kesehatan; 6). Melakukan pemeriksaan diri dan
pemantauan diri; dan 7).Menggunakan layanan kesehatan yang sesuai kebutuhan
Intervensi Prioritas NIC ada dua yaitu pendidikan kesehatan dan bantuan modifikasi diri.
Pendidikan Kesehatan adalah pengembangan dan penentuan anjuran serta pengalaman belajar
untuk memfasilitasi adaptasi yang disadari terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Sedangkan bantuan Modifikasi Diri merupakan
penguatan pengaturan diri untuk berubah oleh pasien guna mencapai tujuan penting kepribadian.

Aktivitas kolaboratif pada masalah ini yaitu konsultasikan dengan layanan komunitas
sebagai langkah utama untuk meningkatkan kesehatan pasien/keluarga, libatkan pasien/keluarga
dalam konsultasi tersebut.

Sedangkan aktivitas lain yang dapat dilakukan yaitu : 1). Diskusikan dengan
pasien/keluargatentang kebiasaan sehat dan tentukan perilaku manaa yang mungkin diubah untuk
mencapai kesehatan yang optimal(misalnya diet, berhetin merokok,mengurangi stres dan
program latihan); 2). Bantu pasien untuk mengenali kemungkinan hambatan untuk mengubah
perilaku; 3). Tekankan pentingnya pemantauan diri pada saat mengubah perilaku; 4). Bantu
pasien untuk mengidentifikasi penghargaan intrinsik dan ekstrinsik yang dapat berperan sebagai
motivator untuk mengubah perilaku; 5). Bantu pasien untuk mengenali keberhasilan kecil; dan
6).Pendidikan kesehatan (NIC): Rencanakan tindak lanjut jangka panjang untuk menguatkan
perilaku sehat adaptasi gaya hidup.

2.2 Defisit Pengetahuan


Deficit pengetahuan merupakan ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan tentang penyakit atau masalah tertentu. Factor yang berhubungan dengan masalah ini
adalah Keterbatasan kognitif, Kesalahan dalam memahami informasi yang ada, Kurang
pengalaman, Kurang perhatian didalam belajar, Kurang kemampuan mengingat kembali dan
Kurang familier dengan sumber-sumber informasi.
Batasan karakteristik pada masalah keperawatan ini ada dua yaitu subjektif dan objektif.
Subjektif yaitu Mengungkapkan masalah secara verbal. Sedangkan objektif yaitu Tidak
mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat, Performa uji tidak akurat, dan Perilaku yang
tidak sesuai atau terlalu berlebihan (histeris, bermusuhan, agitasi atau apatis).
Intervensi keperawatan NIC pada masalah ini yaitu pengkajian keluarga, penyuluhan
untuk pasien/keluarga, aktivitas kolaboratif misalnya dengan memberi informasi tentang sumber-
sumber komunitas yang dapat menolong pasien dalam mempertahankan program terapi,
Aktivitas lain berupa : berinteraksi dengan pasien dengan cara yang tidak menghakimi untuk
memfasilitasi pembelajaran, serta perawatan dirumah.

2.3 Ansietas
Factor yang berhubungan dengan masalah keperawatan ini adalah terpajan toksin, dimana
adanya hubungan keluarga/hereditas, Transmisi dan penularan interpersonal, Krisis situasi dan
maturasi, Stress, Penyalahgunaan zat, Ancaman kematian, Ancaman atau perubahan pada status
peran, fungsi peran, lingkungan, status kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi, Ancaman
terhadap konsep diri, dan Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang
esensial, Kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Batasan karakteristiknya yaitu ada pada Perilaku, Afektif, Fisiologis, Parasimpatis,
Simpatis, Kognitif. Dimana batasan karakeristik yang pertama perilaku, yaitu :Penurunan
produktivitas, Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup, Gerakan
yang tidak relevan, Gelisah, Memandang sekilas, Insomnia, Kontak mata buruk, Resah,
Menyelidik dan tidak waspada. Yang kedua afektif, yaitu:Gelisah, Kesedihan yang mendalam,
Distress, Ketakutan, Perasaan tidak adekuat, Fokus pada diri sendiri, Peningkatan kekhawatiran,
Iritabilitas, Gugup, Gembira berlebihan, Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten,
Marah, Menyesal, Perasaan takut, Ketidakpastian, dan Khawatir. Yang ketiga Fisioliogis, yaitu:
Wajah tegang, Peningkatan keringat, Peningkatan keteganbgan, Terguncang, Gemetar/tremor,
dan suara bergetar. Yang keempat parasimpatis, yaitu Nyeri abdomen, Penurunan TD, nadi,
Diare, Pingsan, Keletihan, Mual, Gangguan tidur, Kesemutan pada ekstremitas, danSering
berkemih. Yang kelima simpatis, yaitu: Anoreksia, Mulut kering, Wajah kemerahan, Jantung
berdebar-debar, Peningkatan TD, nadi, reflek, pernapasan, Dilatasi pupil, Kesulitan bernapas,
Kedutan otot dan Kelemahan. Yang keenam Kognitif, yaitu: Kesadaran terhadap gejala-gejala
fisiologis, Bloking fikiran, Konfusi, Penurunan lapang pandang, Kesulitan untuk berkonsentrasi,
Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, Keterbatasan kemampuan untuk
belajar, Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik, Mudah lupa, Gangguan perhatian,
Melamun dan Kecenderungan untuk menyalahkan ornag lain.
Intervensi keperawatan NIC untuk masalah keperawatan ini terbagi menjadi pengkajian
keluarga, penyuluhan untuk pasien dan keluarga, aktivitas kolaboratif dan aktivitas lainnya.
2.2 Konsep Teori Keperawatan Defisit Care Menurut Dorothea Orem
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat
maupun sakit " (Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu
sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
a) Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang
perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi
hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
 Pemeliharaan intake udara
 Pemeliharaan intake air
 Pemeliharaan intake makanan
 Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
 Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
 Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
 Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.
b) Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori self care deficit diterapkan bila :
 Anak belum dewasa
 Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
 Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan
datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
c) Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya.
Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
 The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan
memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
 The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit
atau kecelakaan.
 The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar
mampu melakukan perawatan mandiri.
 Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Mengarahkan klien
4) Mensupport klien
Keyakinan dan nilai – nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
 Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self
care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
 Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan
untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
 Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
 Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care
yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
Tiga kategori self care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care requisite), yaitu :
 Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan
berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
a. Pemeliaharaan kecukupan intake udara
b. Pemeliharaan kecukupan intake cairan
c. Pemeliaharaan kecukupan makanan
d. Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
e. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia
f. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
g. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk
menjadi normal.
 Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat perkembangn individu
dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
 Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan
yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
1. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
 Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit.
 Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
 Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan.
 Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan self care klien. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada
praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
 Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
 Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
 Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
 Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan oleh perawat
untuk menunjukkan proses profesional-teknologi dari tindakan keperawatan beserta proses
perencanaan dan evaluasi Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses
keperawatan
Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
 Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan interprestasi membuat
keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan manajemen kasus. “Diagnosa keperawatan
penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data tentang kemampuan pasien dalam perawatan
diri dan kebutuhan akan terapi perawatan diri serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991,
hal. 270)
 Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan perawatan diri.
Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data yang valid
tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan pasien dalam hubungan
melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi perawatan diri , melindungi pengembangan
kemampuan perawatan diri. ( Orem, 1991)
 Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling).
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien secara terus
menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah ditentukan dan mengatur
kemampuan untuk mengembangkan perawatan diri. Di tahap ini, tindakan perawat adalah
menghasilkan dan mengatur system keperawatan. (Orem, 1991)
Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan. Teori
ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan, tindakan klinis,
administrasi, riset, dan system informasi keperawatan.
Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan praktek
keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing system, dan self-care deficit
mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat dikembangkan dengan ilmu
pengetahuan dan penelitian.
Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis,
namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain dari
model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam system mencakup kapasitas individu
untuk gerakan fisik.
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat
maupun sakit " (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self
care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak
mampu.
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
d) Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang
perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi
hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
 Pemeliharaan intake udara
 Pemeliharaan intake air
 Pemeliharaan intake makanan
 Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
 Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
 Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
 Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.
e) Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori self care deficit diterapkan bila :
 Anak belum dewasa
 Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
 Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan
datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
f) Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya.
Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
 The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan
memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
 The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit
atau kecelakaan.
 The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar
mampu melakukan perawatan mandiri.
 Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :
5) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
6) Mengajarkan klien
7) Mengarahkan klien
8) Mensupport klien
Keyakinan dan nilai – nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
 Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self
care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
 Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan
untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
 Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan
perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
 Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care
yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
Tiga kategori self care
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care requisite), yaitu :
 Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan
berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah :
h. Pemeliaharaan kecukupan intake udara
i. Pemeliharaan kecukupan intake cairan
j. Pemeliaharaan kecukupan makanan
k. Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
l. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia
m. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
n. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk
menjadi normal.
 Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat perkembangn individu
dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
 Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan
yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
2. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
 Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit.
 Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
 Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan.
 Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan self care klien. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
d. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
e. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
f. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada
praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
 Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
 Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
 Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
 Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan oleh perawat
untuk menunjukkan proses profesional-teknologi dari tindakan keperawatan beserta proses
perencanaan dan evaluasi Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses
keperawatan
Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
 Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan interprestasi membuat
keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan manajemen kasus. “Diagnosa keperawatan
penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data tentang kemampuan pasien dalam perawatan
diri dan kebutuhan akan terapi perawatan diri serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991,
hal. 270)
 Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan perawatan diri.
Merancang system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data yang valid
tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan pasien dalam hubungan
melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi perawatan diri , melindungi pengembangan
kemampuan perawatan diri. ( Orem, 1991)
 Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling).
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien secara terus
menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah ditentukan dan mengatur
kemampuan untuk mengembangkan perawatan diri. Di tahap ini, tindakan perawat adalah
menghasilkan dan mengatur system keperawatan. (Orem, 1991)
Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan. Teori
ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan, tindakan klinis,
administrasi, riset, dan system informasi keperawatan.
Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan praktek
keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing system, dan self-care deficit
mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat dikembangkan dengan ilmu
pengetahuan dan penelitian.
Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis,
namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain dari
model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam system mencakup kapasitas individu
untuk gerakan fisik.
BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Web Of Causation


Konsep teori menurut Dorothea Orem

SELF CARE
R R BASIC
CONDITIONING
FACTORS :

SELF CARE SELF CARE 1. Umur


DEMAND AGENCY 2. Jenis
kelamin
R 3. Riwayat
penyakit
SELF CARE
keturunan
DEFISIT
R R 4. Suku dan
kebiasaan
5. Status
perkemban
gan
NURSING 6. Status
AGENCY/SYSTEM kesehatan
dan
kesejahtera
an
7. Tingkat
pengetahua
n
8. Sumber
Masalah keperawatan : informasi
1. Management kesehatan
tidak efektif
2. Deficit pengetahuan
3. Ansietas
3.2 Aplikasi Teori Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat
maupun sakit " (Orem's, 1980).
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing.
Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
g) Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang
perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi
hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem
mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
 Pemeliharaan intake udara
 Pemeliharaan intake air
 Pemeliharaan intake makanan
 Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
 Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
 Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
 Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.
h) Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori self care deficit diterapkan bila :
 Anak belum dewasa
 Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
 Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan
datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
i) Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat,
pasien atau keduanya.
Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan
kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
 The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan
memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
 The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit
atau kecelakaan.
 The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar
mampu melakukan perawatan mandiri.
 Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Mengarahkan klien
4) Mensupport klien
Keyakinan dan nilai – nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
- Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma
atu koping dan efeknya.
- Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan.
- Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self
care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
- Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.

Sudah terlihat jelas bahwa teori dari Dorothea Orem ini berbicara tentang perawatan diri
secara mandiri dari individu maupu kelompok masyarakat. Apabila individu maupun suatu
kelompok masyarakat tidak mampu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri maka
dibutuhkan tenaga perawat untuk memebantu individu atau kelompok tersebut dalam melakukan
perawatan diri tersebut.
Deficit perawatan diri dapat terjadi karena berbagai factor yaitu usia, jenis kelamin,
Riwayat, penyakit keturuna, Suku dan kebiasaan, Status perkembangan, Status kesehatan dan
kesejahteraan, Tingkat pengetahuan, Sumber informasi, dan lain-lain. Jika sudah terjadi deficit
perawatan diri maka dibutukan nursing system untuk menangani masalh tersebut. Pelayanan atau
tindakan keperawatan dapat bersifat total ataupun hanya untuk kebutuhan tertentu sesuai dengan
kondisi klien.

Perawatan diri dari sample yang kami ambil dipengaruhi oleh suku dan kebiasaan yang
ada di daerah tersebut yang menyebabkan pola kesehatan khususnya pola makan dari setiap
individu tidak terkontrol. Sehingga kami mengambil satu masalah keperawatan yaitu
management kesehatan tidak efektif. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh minimnya ketersediaan
sumber informasi sehingga informasi kesehatan dari masyarakat masih sangat kurang. Ataupun
ada sebagian kecil masyarakat yang sudah tahu tentang penyakit yang dialaminya seperti
hypertensi tetapi mereka tidak tahu cara untuk menjaga agar tekanan darah tidak naik. Masih
banyak masyarakat yang bertanya-tanya tentang penyakit yang mereka alami tersebut. Sehingga
kami mengangkat masalah keperawatan yaitu defisit pengatahuan. Ketidaktahuan masyarakat
tentang penyakit yang dialami membuat mereka khawatir tentang komplikasi lanjut dari penyakit
yang dialami sehingga kami mengangkat masalah keperawatan yaitu ansietas. Dari masalah-
masalah yang telah kami prioritaskan tersebut, maka sebagai perawat kami melakukan berbagai
intervensi yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.
BAB IV
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas


P engkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari tiga dimensi komunitas
yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi dan dimensi system. Masing-masing dimensi ini
mempunyai berbagai variable dimana antara satu dengan yang lainnya dapat saling
melengkapi. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Dimensi Lokasi
a. Batasan Komunitas
Batas wilayah diDesa Lemoh barat menggunakan tugu perbatasan. Wilayah
lemoh barat terletak diantara perbatasan kecamatan Tombariri dengan desa
Lemoh Uner.
Batas wilayah desa Lemoh adalah sebagai berikut:

Utara Mokupa, Tombariri, Minahasa


Selatan Perkebunan Paniki
Barat Perkebunan Gudang Garam
Timur Desa Agotey, Pineleng, Minahasa

b. Lokasi Pelayanan Kesehatan

Lokasi pelayanan kesehatan yang berada pada kecamatan Tombariri Timur


berada pada Desa Lolah, yaitu Puskesmas Lolah. Jarak yang dapat ditempuh
sekitaran 8 menit dari desa Lemoh Barat dengan menggunakan kendaraan
umum. Namun tidak jarang juga masyarakat diDesa Lemoh Barat, jika
mengalami penurunan kesehatan mendatangi dokter keluarga atau
perawat/mantra yang ada didesa lemoh barat.

c. Flora dan Fauna


Flora yang ada diDesa Lemoh Barat, yaitu pohon jati, kelapa, cengkeh, dan
pala. Sedangkan Fauna yang ada diDesa Lemoh Barat adalah anjing, ayam,
bebek, kucing, babi, kuda, sapi, tikus, ular kelapa (ular hijau).
d. Lingkungan Buatan :
Di Desa Lemoh barat terdapat sarana olah raga, yaitu lapangan voli,
bulutangkis, dan tenis meja.

2. Dimensi Populasi
a. Ukuran

Jumlah Kepala Keluarga diDesa Lemoh Barat yaitu jumlah kepala keluarga,
jumlah pasangan usia subur

b. Komposisi penduduk

 Berdasarkan Kelompok Umur

Berikut ini adalah diagram pie komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur :

Flora

TINGKATAN USIA
0-1th 2-5th 6-11th 12-16th 17-25th 26-35th 36-45th 46-55th 56-65th >65th

7% 2% 5%

10% 8%

12%
13%

12%

19%
12%

Berdasarkan diagram pie kelompok umur, persentase tertinggi ada pada


kelompok umur 36-45 tahun atau pada usia produktif, yaitu 19%, yang diikuti
oleh kelompok umur 46-55 tahun dengan persentase yaitu 13%. Selanjutnya
ada kelompok umur 26-35 tahun, 17-25 tahun dan 12-16 tahun yang memiliki
persentase yang sama yaitu masing – masing 12%. Dan selanjutnya ada
kelompok umur 56-65 tahun dengan persentase yaitu 10%, 6-11 tahun : 8%,
kelompok umur >65 tahun : 7%, kelompok umur 2-5 tahun: 5%, dan yang
paling sedikit adalah kelompok umur 0-1 tahun yaitu 2%.

 Berdasarkan Jenis Kelamin


Dibawah ini adalah diagram pie dan piramida komposisi penduduk
berdasarkan jenis kelamin.

JENIS KELAMIN

50% 50%

LAKI-LAKI PEREMPUAN

PIRAMIDA PENDUDUK
>66
56-65
46-55
36-45
26-35
17-25
12-16
6-11
2-5
0-1
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40

PERSENTASE LAKI-LAKI PERSENTASE PEREMPUAN


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa komposisi berdasarkan
jenis kelamin, laki – laki dan perempuan memiliki persentase yang seimbang
yaitu 50%.

c. Budaya Penduduk :

Desa Lemoh dulunya sebuah desa kesatuan, yang telah dimekarkan menjadi
empat desa, yaitu;

1. Lemoh Timur
2. Lemoh atau Lemoh Induk
3. Lemoh Uner
4. Lemoh Barat

Asal mula penduduk desa Lemoh adalah berasal dari desa Mandolang;
adalah satu kelompok masyarakat yang mengadakan suatu perjalanan panjang
sejak tahun 1730 mengembara dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk
mendapatkan tempat pemukiman yang baru dan dapat dijadikan satu
perkampungan dengan dipimpin oleh pemimpin rakyat yang disebut Teterusan
(pemahaman sekarang adalah pemerintah), yang di mulai dari kepemimpinan
dotu Gumerung dan dotu Polii.
Dalam perjalanan mereka, tiba ditempat yang bernama Sawangan yang
memiliki tanah yang luas dan rata serta diapit oleh dua sungai yang besar yaitu
sungai Tambala dan sungai Sawangan. Tempat ini kemudian diberi nama
“LemouTua” Dinamakan Lemou (artinya : Suara burung parau) karena oleh
pemimpin rakyat secara adat yang disebut : Tonaas (pemahaman sekarang
adalah pemimpin jemaat), dimana mereka telah mendengar adanya suara
burung yang mengartikan bahwa di tanah ini boleh dijadikan sebagai tempat
tinggal.
Namun rupanya di tanah Lemou Tua ini masyarakat tidak dapat hidup
dengan tenang karena selain adanya bahaya banjir kalau hujan lebat sebab
diapit oleh dua sungai juga adanya binatang katak yang cukup banyak yang
selalu menganggu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Inilah alasan desa
Lemou Tua ditinggalkan sekitar tahun 1740. Perjalanan dilanjutkan dari
Lemou Tua ke tempat – tempat lainnya untuk mendapatkan tempat pemukiman
yang layak dan memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Adapun tempat –
tempat yang pernah dijadikan tempat tinggal walaupun hanya sementara
adalah:
1. Lawiong (Tahun 1740 – 1742),
2. Sinogelan (Tahun 1743 – 1746),
3. Welas (1747 – 1749),
4. Popokal (1750 – 1755) dan terakhir
5. Desa Teling pada tahun 1756.

Yang dipimpin oleh dotu Silap. Di desa Teling ini sebenarnya sudah ada
penduduk yang telah lebih dahulu menepati desa tersebut. Kemudian di antara
pemimpin rakyat terjadi kesepakatan antara lain adalah : untuk membagi
kedudukan tempat tinggal baik untuk rakyat Lemou dan rakyat Teling dengan
batas adalah lorong Ranosui dan Lorong Kauneran, dimana rakyat Teling
menempati tanah di bagian atas dan rakyat Lemoh tanah di bagian bawah,
selanjutnya apabila pemimpin salah satu desa meninggal maka untuk
sementara pemimpin yang ada di desa lainnya menjadi pemimpin di kedua
desa tersebut.

Ketika tahun 1770 pemimpin desa Teling meninggal maka diadakanlah


musyawarah antara pemimpin dan masyarakat Lemou dan Teling, untuk
membuat dua desa ini menjadi satu. Dan di dalam menentukan memakai nama
apa untuk penyatuan kedua desa ini maka disepakati mengadakan adu kekuatan
lewat pertandingan tarik tali antara rakyat desa Lemou dan Teling dengan
aturan bahwa siapa yang menang maka nama desa pemenanglah yang akan
digunakan.

Kemudian yang tampil sebagai pemenang adalah rakyat dari desa Lemou
karena itu penyatuan dua desa ini akhirnya dinamakan Desa Lemou, dan
sekarang menjadi Desa Lemoh. Pada tanggal 3 Oktober 2007 desa Lemoh
dimekarkan menjadi 3 desa yaitu Desa Lemoh, Lemoh Timur, dan Lemoh
Barat. Serta setahun kemudian dimekarkan lagi menjadi 4 Desa, yaitu dengan
tambahan Desa Lemoh Uner.

d. Kelas social penduduk:

Kelas social/ tingkat kesejahteraan penduduk di Desa Lemoh Barat memiliki rata
– rata yaitu pada keluarga sejahtera II, dimana masyarakat diDesa Lemoh Barat
memiliki indikator Keluarga Sehat II menurut BKKBN tahun 2011:

1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai agama dan


kepercayaan masing-masing.
2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru
dalam setahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap rumah
5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan
tugas/ fungsi masing-masing
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yag bekerja untuk memperoleh
penghasilan
7. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 bisa baca tulisan latin
8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi.

e. Mobilitas Penduduk

Jenis kependudukan diDesa Lemoh Barat adalah penduduk menetap.

3. Dimensi Sistem Sosial


a. Sistem kesehatan

Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia diDesa Lemoh Barat yaitu ada Kader
Posyandu, bidan praktek, mantri, dan dokter keluarga. Jumlah kader kesehatan di
Desa Lemoh Barat ada 13 orang. Jenis pembiayaan kesehatan/asuransi kesehatan
rata – rata masyarakat didesa lemoh Barat adalah menggunakan BPJS Kesehatan
dan KIS.

Jenis penyakit terbanyak diDesa ini adalah Hipertensi, Kolesterol, Gastritis, Gouth
Artritis, Gatal-gatal, Ispa, Diabetes, rematik, stroke, dan katarak.

Tingkatan kondisi lingkungan di Desa Lemoh Barat rata-ratanya yaitu cukup baik,
dimana kondisi lingkungan yang cukup bersih karena masih terlihat kotoran-
kotoran hewan dijalan dibeberapa tempat, namun di tempat lain tidak. Kemudian
masyarakat di Desa Lemoh Barat menggunakan saluran air limbah (selokan/got),
serta sampah yang dibuang pada lubang penampungan kemudian dibakar.

b. Tipe keluarga

Dibawah ini adalah diagram pie tipe keluarga


TIPE KELUARGA

8%
5%
9%

16% 62%

NUCLEAR FAMILY EXTENDED FAMILY DYAD FAMILY SINGLE PARENT KELUARGA USIA LANJUT

Dilihat dari diagram pie tersebut tipe keluarga diDesa Lemoh Barat dari yang terbanyak
adalah Nuclear Family atau keluarga inti dimana dalam satu keluarga terdiri dari suami,
istri dan anak, dengan persentase diagram yaitu 62%.

c. Sistem ekonomi:
Rata – rata mata pencaharian masyarakat diDesa Lemoh Barat adalah sebagai
petani.
d. Sistem rekreasi:
Tidak ada sarana rekreasi di Desa Lemoh Barat.
e. Sistem komunikasi
Masyarakat di Desa Lemoh Barat mendapatkan informasi melalui HP, TV ,
majalah dan Koran. Sedangkan dalam penyampaian informasi secara langsung
menggunakan pengeras suara dari Kantor Hukum Tua atau tempat – tempat
yang memiliki pengeras suara.
f. Sistem keagamaan:

Sebagian besar masyarakat di Desa Lemoh Barat beragama Kristen (Katolik ataupun
protestan).

g. Sistem legal:
peraturan/ketentuan yang digunakan adalah peraturan pemerintah desa lemoh
Barat, pemerintah kecamatan Tombariri Timur, kabupaten Minahasa, Provinsi
Sulut, dan NKRI
4.2 Analisa Data Komunitas
1. Klasifikasi Data

 Data Penyakit Terbanyak di Desa Lemoh Barat

DAFTAR MASALAH KESEHATAN DI DESA LEMOH BARAT

9%
9%
38%
12%

16%
16%

Hipertensi (26) Kolesterol (11) Gastritis (11) Gout Artritis (8) Gatal" (6) Diabetes (6)

Dari diagram pie diatas menjelaskan bahwa penyakit terbanyak di Desa Lemoh
Barat adalah Hipertensi dengan persentase sebesar 38%, diikuti dengan kolesterol dan
gastritis yang memiliki persentase yang sama yaitu masing – masing sebesar 16%. Dan
juga dilengkapi dengan hasil wawancara bersama dengan perangkat desa, bahwa memang
benar, penyakit terbanyak di Desa Lemoh Barat adalah Hipertensi. Maka dari data
tersebut kami mengangkat masalah kesehatan terbanyak di Desa Lemoh Barat adalah
Hipertensi.

 Data yang Menunjang Masalah Keperawatan Komunitas


PENDIDIKAN TERAKHIR

8%1%
2%
31%

33%

25%

SD (95) SMP (75) SMA/SMK (102) D3 (7) S1 (25) S2 (2)

Dari diagram diatas dapat kita simpulkan bahwa, pendidikan terakhir terbanyak di
Desa Lemoh Barat adalah SMA/SMK, dan yang paling sedikit adalah S2. Dari data
tersebut, jika dilihat dari tingkat pendidikan seharusnya informasi tentang kesehatan
sudah cukup. Namun, karena keterbatasan sumber informasi khususnya tentang masalah
kesehatan terbaru, mengakibatkan masyarakat di Desa Lemoh barat kurang mengetahui
informasi – informasi tentang penyakit/ masalah kesehatan, yang mencakup tentang
pencegahan, penyebab dan penanganan masalah kesehatan. Sehingga kami mengangkat
masalah keperawatan yaitu, deficit pengetahuan dan ansietas.
Selain itu, dari hasil wawancara yang dilakukan pada saat pengkajian, kami
mendapatkan data bahwa kebiasaan/kebudayaan diDesa Lemoh Barat mengenai pola
makan sangat tidak terkontrol. Hal ini juga didukung oleh data yang didapatkan pada
pelaksanaan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa), dimana sebagian besar masyarakat
memberikan score 5 pada masalah manajemen kesehatan tidak efektif. Sehingga, kami
mengangkat masalah keperawatan manajemen kesehatan tidak efektif.
2. PRIORITAS MASALAH (PUBLIC HEARING)

DAFTAR
NO.
MASALAH BESAR TINGKAT MUDAH PERHATIAN
NO TOTAL PRIORITAS
KESEHATAN MASALAH KEPARAHAN DIATASI MASYARAKAT
MASALAH
KOMUNITAS
Manajemen
1 Kesehatan 5 5 5 5 20 1
Tidak Efektif
Defisit
2 4 4 3 4 15 2
Pengetahuan
3 Ansietas 3 2 3 3 11 3
Ket:
1. Proses Public hearing (tahap ini juga dikenal dengan musyawarah masyarakat desa/MMD)
Proses ini diawali dengan penjelasan tentang klasifikasi (diagram pie) dan interpretasi data yang menunjang masalah, lengkapi juga
dengan dokumentasi masalah (jika ada).
2. Penilaian Prioritas masalah
Untuk menilai besar masalah, tingkat keparahan, mudah diatasi, dan perhatian masyarakat menggunakan Rating scale = 0-5, yang
dipilih adalah scale yang paling banyak dipilih masyarakat dalam public hearing/musyawarah masyarakat desa. 0 = Tidak ada
masalah (0 % masalah)
1 = Sangat rendah (20% masalah)
2 = Rendah (40% masalah)
3 = Sedang (60% masalah)
4 = Tinggi (80% masalah)
5 = Tinggi Sekali (100% masalah
4.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Ndx
1 Manajemen kesehatan tidak efektif pada masyarakat di Desa Lemoh Barat berhubungan dengan kekurangan dukungan
sosial tentang pola makan yang sehat yang dilihat dari kebiasaan yang ada dalam masyarakat

Ket: Manajemen kesehatan tidak efektif = terdapat di Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2017, Domain
Penyuluhan dan pembelajaran (Hal.256)

2 Defisit pengetahuan masyaraakat Desa Lemoh Barat tentang masalah penyakit hipertensi berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi tentang pencegahan dan penanganan penyakit tersebut

Ket: Defisit Pengetahuan= trdapat di Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2017, Domain Penyuluhan dan
pembelajaran (Hal. 246)

3 Ansietas yang dialami oleh masyarakat Desa Lemoh Barat berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
komplikasi dari masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat

Ket: Ansietas = terdapat di Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2017, Domain Integritas Ego (Hal. 180)
4.4 PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
RENCANA
NO MASALAH TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
KEGIATAN
1. Manajemen Setelah dilakukan 1. Pelatihan Kader 1. Kader muda Jumat, 19 Kantor hukum Rp. 240.000,- K.3
kesehatan tidak program keperawatan kesehatan perwakilan mei 2017 tua desa
efektif pada komunitas selama 2 dari jaga 1-5 lemoh barat
masyarakat di hari diharapkan
Desa Lemoh masyarakat Desa
Barat Lemoh Barat mampu 2. Penyuluhan 2. Masyarakat Rabu, 24 Kel.Suluh -
berhubungan memelihara kesehatan kesehatan Desa Lemoh mei 2017 Tewuh
dengan dengan cara yang komunitas Barat
kekurangan efektif
dukungan sosial
tentang pola
makan yang
sehat yang
dilihat dari
kebiasaan yang
ada dalam
masyarakat
2. Defisit Setelah dilakukan 1. Penyuluhan 1. Masyarakat Tgl. 24 Mei Kel. Suluh- - K.3
pengetahuan program keperawatan kesehatan Desa Lemoh 2017 Tewuh
masyaraakat komunitas selama 3 secara kelompok Barat
Desa Lemoh hari diharapkan di Ibadah Kolom
Barat tentang masyarakat Desa 2. Penyuluhan 2. Badan Tgl. 24 mei Kel. -
masalah Lemoh Barat mampu kesehatan di pengurus 2017
penyakit menerima informasi ibadah PKK dan anggota
hipertensi dengan baik serta PKK
berhubungan dapat
dengan kurang mengimplementasikan
terpaparnya tindakan perawatan
informasi kesehatan secara
tentang efektif dan dilakukan
pencegahan dan secara mandiri.
penanganan
penyakit
tersebut
3 Ansietas yang Setelah dilakukan 1. Pengukuran 1. Masyarakat Tgl. 22-24 Kantor - K3
dialami oleh program keperawatan tekanan darah Desa Lemoh mei 2017 Hukum tua
masyarakat Desa komunitas selama 3 Gratis Barat desa Lemoh
Lemoh Barat hari diharapkan Barat
berhubungan masyarakat Desa
dengan Lemoh Barat mampu 2. Shering masalah 2. Masyarakat Tgl. 22-24 Kantor -
kurangnya Mengontrol perasaan kesehatan Desa lemoh mei 2017 Hukum tua
pengetahuan cemas atau takut secara Individu Barat desa Lemoh
tentang terhadap masalah Barat
komplikasi dari kesehatan dan
masalah komplokasi yang 3. Senam 3. Masyarakat Tgl. 24 Mei Kantor Rp. 185.000,-
kesehatan yang mungkin terjadi. Hypertensi Desa lemoh 2017 Hukum tua
dialami oleh Barat Jam 16:00 desa Lemoh
masyarakat yang WITA Barat
ditandai dengan
merasa khawatir
terhadap akibat
dari kondisi yang
di hadapi dan
merasa bingung
tentang cara
penanganan dari
masalah
kesehatan
4.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

NO MASALAH KEPERAWATAN KEGIATAN EVALUASI


1. Manajemen kesehatan tidak efektif pada 1. Melatih kader kesehatan Jumat, 19 mei 2017
masyarakat di Desa Lemoh Barat tentang
Hasil: melatih kader kesehatan tentang Melatih kader kesehatan tentang cara
masalah penyakit hipertensi berhubungan
cara mengukur tekanan darah. Jumlah mengukur tekanan darah. Jumlah kader
dengan kurang terpaparnya informasi tentang
kader yang ikut sebanyak 8 orang. yang ikut sebanyak 8 orang. Kegiatan
pencegahan dan penanganan penyakit tersebut
dimulai tidak sesuai dengan waktu yang
ditetapkan yaitu terdapat
keterlambatan selama 30 menit. Hal ini
diakibatkan karena keterlambatan para
peserta.

2. Melakukan penyuluhan kesehatan Rabu, 24 mei 2017


komunitas
Hasil:
2. Defisit pengetahuan masyaraakat Desa Lemoh 1. Melakukan penyuluhan Rabu. 24 mei 2017
Barat tentang masalah penyakit hipertensi kesehatan secara kelompok di ibadah
berhubungan dengan kurang terpaparnya kolom
informasi tentang pencegahan dan
penanganan penyakit tersebut 2. Penyuluhan kesehatan di ibadah Rabu, 24 mei 2017
PKK
3. Ansietas yang dialami oleh masyarakat Desa 1. Melakukan pengukuran tekanan Rabu, 24 mei 2017
Lemoh Barat yang ditandai dengan merasa darah Gratis
khawatir terhadap akibat dari kondisi yang di
Hasil: pengukuran tekanan darah gratis
hadapi dan merasa bingung tentang cara
dilakukan pada hari senin sampaai rabu
penanganan dari masalah kesehatan
bertempat di kantor hukum tua desa
lemoh barat
2. Melakukan sharing masalah
kesehataan secara Individu
Rabu, 24 mei 2017

Hasil: sharing tentang masalah kesehatan


secara individu dilaksanakan bersamaan
dengan pengukuran tekanan darah gratis.
Masyarakkat yang datang untuk
mengukur tekanan darah langsung
diberikan penyuluhan kesehatan secara
individu. Masyarakat koopeeratif.
3. Melaksanakan senam Hypertensi
Kamis, 25 mei 2017
Hasil:
ANALISA
Dx/Int.
S(strength) W(weakness) O(opportunity) T(treath)
1/1 Manfaat dari pelatihan kader kesehatan Hambatan dari Peserta pelatihan Kader Ancaman yang
yang dilaksanakan di Desa Lemoh barat pelaksanaan kegiatan ini kesehatan merupakan menghambat
adalah Kader-kader yang telah dilatih terletak pada waktu yang utusan dari setiap jaga terselenggaranya
mampu melanjutkan program yang telah ditetapkan untuk yang ada di desa lemoh kegiatan pelatihan kader
sebelumnya telah dilakukan mahasiswa dimulaikannya pelatihan barat. Adapun jumlah kesehatan di desa lemoh
agar kesehatan masyarakat khususnya yang kader kesehatan. peserta yang hadir barat “tidak ada”
penderita hipertensi tetap terkontrol dan Pelaksanaan tertunda sebanyak 8 orang
dapat lebih meningkatkan kesehatan dalam waktu kurang lebih
masyarakat khususnya di desa lemoh barat. 30 menit dikarenakan
keterlambatan para
pesetra pelatiihan.

2/1 Manfaat dari pelaksanaan penyuluhan Peserta penyuluhan Ancaman yang


kesehatan di ibadah kolom ini yaitu untuk kesehatan merupakan menghambat
memperkaya informasi tentang masalah masyarakat desa Lemoh terselenggaranya
kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat Barat yang tergabung kegiatan ini
desa Lemoh Barat. dalam kolom 2.

2/2 Manfaat dari pelaksanaan penyuluhan Peserta penyuluhan Ancaman yang


kesehatan di ibadah PKK dimaksudkan kesehatan merupakan menghambat
untuk menambah pengetahuan para ibu-ibu badan pengurus dan terselenggaranya
tentang penyakit atau masalah kesehatan anggota PKK desa Lemoh kegiatan ini
khusunya hypertensi dan kolesterol. Barat.

3/1 Manfaat dari pelaksanaan kegiatan Hambatan dari Yang datang untuk Ancaman yang
pengukuran tekanan darah gratis adalah pelaksanaan kegiatan mengukur tekanan darah menghambat
untuk membantu masyarakat desa Lemoh pengukuran tekanan gratis adalah masyarakat terselenggaranya
Barat dalam mengontrol tekanan darah darah gratis ini adalah desa Lemoh Barat kegiatan ini adalah
mereka. kehadiran masyarakat masyarakat yang datang
masih kurang dari yang untuk mengukur tekanan
diharapkan memiliki persepsi bahwa
kami akan memberikan
obat-obatan.

Yang datang untuk Belum ditemukan adanya


3/2 Manfaat dari pelaksanaan kegiatan sharing Hambatan dari mengikuti sharing masalah ancaman yang
masalah kesehatan secara individu adalah pelaksanaan kegiatan kesehatan secara individu menghambat
untuk membantu masyarakat desa Lemoh sharing ini adalah adalah masyarakat desa terselenggaranya
Barat dalam mengatur pola makan. Karena kehadiran masyarakat Lemoh Barat kegiatan ini.
sebagian besar masyarakat yang mengikuti masih kurang dari yang
kegiatan ini adalah penderita hypertensi. diharapkan Yang datang untuk
mengikuti senam Belum ditemukan adanya
3/3 Manfaat dari pelaksanaan senam hypertensi Hambatan dari hypertensi adalah ancaman dalam
ini adalah untuk membantu para penderita pelaksanaan kegiatan masyarakat desa Lemoh pelaksanaan kegiatan ini
hypertensi dalam mengatur pola hidup yang senam hypertensi ini Barat
baik dalam berolahraga dan untuk adalah
mengontrol tekanan darah.
BAB V
PEMBAHASAN

Dari Bab-bab sebelumnya dapat diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) diagnosa keperawatan
komunitas di Desa Lemoh Barat, yaitu: 1). Manajemen kesehatan tidak efektif pada masyarakat
di Desa Lemoh Barat berhubungan dengan kekurangan dukungan sosial tentang pola makan
yang sehat yang dilihat dari kebiasaan yang ada dalam masyarakat; 2).Defisit pengetahuan
masyaraakat Desa Lemoh Barat tentang masalah penyakit hipertensi berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi tentang pencegahan dan penanganan penyakit tersebut; dan 3). Ansietas
yang dialami oleh masyarakat Desa Lemoh Barat berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang komplikasi dari masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat
Diagnosa-diagnosa keperawatan komunitas tersebut telah ditentukan dalam MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa), yang telah dihadiri oleh perangkat-perangkat Desa Lemoh
Barat. Dan data-data dari pengkajian keluarga yang dilakukan pada hari kedua saat praktek
keperawatan komunitas ini. Data – data yang mendukung kami untuk menarik ketiga diagnose
keperawatan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Data penyakit – penyakit terbanyak di Desa
Lemoh Barat; dan 2). Data-data yang mendukung diagnose keperawatan komunitas.
Dari diagnosa-diagnosa tersebut kami melaksanakan program keperawatan komunitas,
berupa: 1). Pelatihan kader kesehatan yang diikuti oleh 8 peserta yang merupakan utusan dari
lima jaga yang ada di Desa Lemoh Barat; 2). Pengukuran tekanan darah gratis yang dilakukan di
Kantor Hukum Tua Desa Lemoh Barat selama tiga hari berturut-turut (22-24 Mei 2017) yang
melibatkan masyarakat Desa Lemoh Barat; 3). Sharing masalah kesehatan secara individu yang
dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pengukuran tekanan darah gratis. Jadi semua
masyarakat yang melakukan pengukuran tekanan darah gratis langsung diberikan penyuluhan
kesehatan secara mandiri; 4). Penyuluhan Kesehatan di Ibadah Kolom yang dilaksanakan pada
hari/ tanggal Rabu, 24 Mei 2017 bertempat pada Kel. S-T yang dihadiri oleh masyarakat Desa
Lemoh Barat yang tergabung dalam kolom II; 5). Penyuluhan Kesehatan di Ibadah PKK yang
dilaksanakan pada hari/tanggal rabu, 24 Mei 2017 bertempat pada Kel. Maweteng jaga III, yang
dihadiri oleh badan pengurus dan anggota PKK; dan yang terakhir 6). Senam Hipertensi yang
dilaksanakan pada hari/tanggal Kamis, 25 Mei 2017 bertempat di halaman Kantor Hukum Tua
Desa Lemoh Barat, yang diikuti oleh masyarakat Desa Lemoh Barat.
Program kerja yang dilakukan oleh kelompok kami bertujuan untuk memperkaya
pengetahuan masyarakat Desa Lemoh Barat tentang pencegahan, penyebab dan penanganan
penyakit/ masalah kesehatan khususnya penyakit hipertensi; selain itu program ini juga bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Desa Lemoh Barat dalam hal ini untuk
mengatur kebiasaan pola makan yang sehat; serta untuk mengontrol tekanan darah para penderita
hipertensi yang berada di Desa Lemoh Barat.
BAB VI
PENUTUP

KESIMPULAN
Didesa Lemoh Barat Kami menemukan penyakit terbanyaknya yaitu Hipertensi. Dan
Diagnosa-diagnosa keperawatan komunitas yang telah kami tentukan dalam MMD (Musyawarah
Masyarakat Desa), yang telah dihadiri oleh perangkat-perangkat Desa Lemoh Barat. Dan data-
data dari pengkajian keluarga yang dilakukan pada hari kedua saat praktek keperawatan
komunitas ini. Data – data yang mendukung kami untuk menarik ketiga diagnose keperawatan
tersebut adalah sebagai berikut: 1). Data penyakit – penyakit terbanyak di Desa Lemoh Barat;
dan 2). Data-data yang mendukung diagnose keperawatan komunitas.
Adapun program – program yang kami lakukan dimaksudkan untuk mengatasi masalah-
masalah keperawatan yang kami temukan pada masyarakat di Desa Lemoh Barat.

SARAN
Kesehatan sangatlah penting, sehingga apabila terdapat masalah kesehatan haruslah
segera ditindaklanjuti agar tidak terjadi komplikasi lanjut dari masalah kesehatan tersebut.
Namun, lebih baik mencegah daripada mengobati, sehingga seluruh masyarakat yang ada di
Desa Lemoh Barat memiliki status kesehatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://aplikasi .bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx
LAMPIRAN

Penerimaan Mahasiswa oleh Hukum Tua Desa Lemoh Barat


Penerimaan mahasiswa oleh Ibu Camat Kecamatan Tombariri Timur

Pengambilan Sample Random


Pengkajian Keperawatan Komunitas di Desa Lemoh Barat
Rapat dengan perangkat desa lemoh barat
Pelaksanaan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
Pelatihan Kader Kesehatan di Desa Lemoh Barat
Pelaksanaan Pemeriksaan Tekanan Darah Gratis

Penyuluhan Kesehatan di Ibadah PKK


Penyuluhan kesehatan di Ibadah PKK

penyuluhan Kesehatan di Ibadah Kolom 2


Senam Hypertensi di Kantor Hukum Tua Lemoh Barat

Anda mungkin juga menyukai