Anda di halaman 1dari 5

FORMAT PROSES KEPERAWATAN TEORI

“MADELEINE LEININGER”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I

Dosen Pembimbing :

Iva Milia Hani S.Kep., Ns.,

Disusun Oleh :

1. Frida Anice Putri S (153210017)


2. Martha Permadi (153210024)

PROGRAM STUDI STRATA 1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN
CENDIKIA MEDIKA
JOMBANG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN MADELEINE LEININGER

Model Keperawatan

 Pada tahun 1970-an dan awal 1980-an, Mendeline Leininger membuat model konseptual
tentang pemberian asuhan transkultural. Konsepnya : “Sunrise Model” dipublikasikan
diberbagai buku dan artikel jurnal dan menarik banyak perhatian dari berbagai penjuru
dunia
 Hal ini menghasilkan dikembangkannya konsep kerangka kerja pemberian asuhan
transkultural, yang mengakui adanya perbedaaan (diversitas), dan persamaan (universalitas)
dalam pemberian asuhan di budaya yang berbeda.

Konsep Inti Teori Madeline Leininger

 Asuhan
 Budaya
 Asuhan Transkultural
 Diversitas asuhan kultural
 Universal Asuhan Kultural

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya. Pengkajian dirancang berdasarkan 7
komponen yang ada pada “ Leininger’s Sunrise models” dalam teori keperawatan transkultural
Leininger yaitu :

1. Faktor teknologi (technological factors)


Berkaitan dengan pemanfaatan teknologi keshatan maka perawat perlu mengkaji berupa :
persepsi pasien tentang penggunaaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan
kesehatan saat ini, alasan mencari bantuan kesehatan.
2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup (religious and Philosophical factors)
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa,
mempunyai konsep diri yang utuh, status pernikahan, persepsi dan cara pandang pasien terhadap
kesehatan atau penyebab penyakit.
3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan ( Kinship & Social factors)
Pada faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan
nama panggilan di dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status,
tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan pasien dengan kepala
keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga misalnya arisan keluarga, kegiatan yang
dilakukan bersama masyarakat misalnya : ikut kelompok olah raga atau pengajian.
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural values & Lifeways)
Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah :
posisi dan jabatan misalnya ketua adat atau direktur, bahasa yang digunakan, bahasa non verbal
yang ditunjukkan pasien, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang
berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan dan persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, misalnya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat
pergi ke sekolah atau ke kantor.
5. Faktor kebijakan dan peraturan Rumah Sakit (Political and Legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural
(Andrew & Boyle, 1995), seperti jam berkunjung, pasien harus memakai baju seragam, jumlah
keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban pasien, cara pembayaran untuk pasien yang
dirawat.
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang perlu dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan pasien,
sumber biaya pengobatan , kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan
7. Faktor pendidikan (educational factors)
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan pasien meliputi tingkat pendidikan
pasien dan keluarga, serta jenis pendidikannnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Perawat merumuskan masalah yang dihadapi Pasien dan keluarganya adalah :
 Perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin berbagi
sebagai nilai yang penting untuk Pasien dan keluarganya.
 Perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yang bergantung pada
ketiga aspek tersebut.
 Hal lain yang ditemukan adalah suatu pola yang dapat membangun kehidupan social dan
aspek penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluargaan dan ekonomi yang sangat
besar mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan
C. Perencanaan dan Implementasi
Perencanaan dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi sebagai
pedoman Leininger (1984) ; Andrew & Boyle, 1995 yaitu :
 Perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care preservation/maintenance) bila
budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan,
 Mengakomodasi/menegosiasi budaya (Cultural care accommodation atau negotiations)
apabila budaya pasien kurang mendukung kesehatan
 Mengubah dan mengganti budaya pasien dan keluarganya (Cultural care repartening /
recontruction).
Adapun implementasi yang dilakukan terkait masalah yang telah ditemukan :
1. The goal of culture care preservation or maintenance :

 Agama dapat digunakan sebagai mekanisme yang memperkuat dalam merawat pasien.
Dipandang penting untuk konsultasi dengan toko agama seperti ustad di mesjid.
 Membantu pasien untuk menghilangkan persepsi negatif yang mengatakan bahwa dosa di
masa lalu mempengaruhi keadaan sakitnya dan mendapatkan pertolongan dari hasil
berkonsultasi kepada " dukun" yang memindahkan beberapa kutukan kepadanya.
 Pengobatan yang baik adalah adanya kepedulian dari keluarga pasien dan teman-temannya
yang juga berperan untuk kesembuhan pasien.

2. Culture Care accommodation or Negotiation:


 Perawat merencanakan kordinasi dengan tata kota untuk memperbaiki lingkungan yang
tidak sehat dan selokan yang meluap di halaman tetangga pasien.
 Perawat lain (yang merawat Pasien) akan mengidentifikasi dan menetapkan obat-obatan
untuk menentukan apakah sesuai dengan metode yang digunakan pada pasien.

3. Culture care Repatterning or restructuring:

 Kepedulian akan aspek social budaya perlu untuk dipertimbangkan, seorang ahli diet akan
dikirim untuk menyusun menu pasien dan mengatasi anemia yang dialami.
 Perawat juga akan membantu pasien dalam menghentikan kebiasaan merokok, penyuluhan
tentang pengaruh rokok terhadap, dan anjurkan para perokok untuk merokok di luar
ruangan.

D. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap :
 keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan
 Negosiasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya
 Restrukturisasi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai