Lapkas Hepatitis
Lapkas Hepatitis
milyar orang di dunia dan sekitar 240 juta merupakan pengidap virus Hepatitis B
kronis, penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan 170 juta orang dan sekitar
VHB dan VHC. Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor
East Asian Region). Sekitar 23 juta penduduk Indonesia telah terinfeksi Hepatitis
10.391 sampel serum yang diperiksa, prevalensi HBsAg positif 9.4% yang
Hepatitis B virus.1
Pada tanggal 20 Mei 2010 World Health Assembly (WHA) dalam sidangnya
tentang Hepatitis Virus, yang menyerukan semua negara anggota WHO untuk
komprehensif. Sebagai pemrakarsa resolusi ini adalah tiga negara anggota WHO,
yaitu Indonesia, Brazil dan Columbia. Dalam resolusi ini, ditetapkan tanggal 28
Juli menjadi Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day. Peringatan hari
1
TINJAUAN PUSTAKA
1. HEPATITIS A
virus. Virus Hepatitis A bersifat termostabil, tahan asam dan tahan terhadap
empedu. Virus ini diketahui dapat bertahan hidup dalam suhu ruangan selama
lebih dari 1 bulan. Pejamu infeksi VHA hanya terbatas pada manusia dan
beberapa binatang primata. Virus dapat diperbanyak secara in vitro dalam kultur
Manifestasi Klinis
Mulainya infeksi HAV biasanya mendadak dan disertai oleh keluhan sistemik
demam, malaise, mual, muntah anoreksia dan perut tidak enak. Prodromal ini
mungkin ringan dan sering tidak kentara pada bayi dan anak pra-sekolah. Diare
sering terjadi pada anak, tetapi konstipasi lebih lazim terjadi pada dewasa. Icterus
dapat juga tidak begitu kentara pada anak kecil (muda) sehingga ia dapat
terdeteksi hanya dengan uji laboratorium. Bila terjadi, ikterus dan urin berwarna
gelap biasanya terjadi sesudah gejala-gejala sistemik. Berbeda dengan HAV pada
anak, kebanyakan infeksi HAV pada dewasa bergejala dan dapat berat. Gejala-
gejala infeksi HAV meliputi nyeri kuadran kanan atas, urin berwarna gelap dan
icterus. Lama gejala-gejala biasanya kurang dari satu bulan dan nafsu makan,
penderita dengan infeksi HAV akan sembuh sempurna, tetapi kumat dapat terjadi
2
HAV ditularkan dari orang ke orang melalui mekanisme fekal-oral. HAV
diekskresi dalam tinja, dan dapat bertahan di lingkungan untuk jangka waktu
lama. Orang bisa tertular apabila mengkonsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh HAV dari tinja. Kadang-kadang, HAV juga diperoleh melalui
kelelahan, sakit perut, mual dan muntah, demam, diare, urin gelap dan tinja
yang pucat.
fase ikterik, di mana penyakit kuning berkembang di tingkat bilirubin total
melebihi 20 - 40 mg/l. Pasien sering minta bantuan medis pada tahap penyakit
mereka. Fase icteric biasanya dimulai dalam waktu 10 hari gejala awal.
tetap menular selama 1 - 2 minggu. Tingkat kematian rendah (0,2% dari kasus
meluas terjadi selama 6 pertama - 8 minggu pada masa sakit. Dalam hal ini,
pengembangan ensefalopati hati terkait dengan koma dan kejang, ini adalah
bertambahnya usia, dan kelangsungan hidup ini jarang terjadi lebih dari 50
tahun.
masa penyembuhan, berjalan lambat, tetapi pemulihan pasien lancar dan
3
lengkap. Kejadian kambuh hepatitis terjadi dalam 3 - 20% dari pasien, sekitar
Diagnosis
Diagnosis infeksi HAV harus dipikirkan bila ada riwayat ikterus pada kontak
keluarga, teman, teman sekolah atau jika anak atau keluarga telah berwisata
kedaerah endemik. Diagnosis dibuat dengan kriteria serologis; biopsi hati jarang
menetap seumur hidup. Infeksi akut didiagnosis dengan adanya IgM anti-HAV
terekskresi pada tinja dari 2 minggu sebelum sampai 1 minggu sesudah mulainya
penyakit. Kenaikan hampir secara universal ditemukan pada ALT, AST, bilirubin,
Pencegahan
antara lain 3:
Hampir semua infeksi HAV menyebar dengan rute fekal-oral, maka
kualitas tinggi untuk persediaan air publik dan pembuangan limbah saniter,
dan mencuci setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan,
4
yang terinfeksi sebelum dan sesudah penyakit klinis mereka menjadi
apparent.
Dalam bukunya, Wilson menambahkan pencegahan untuk hepatitis A, yaitu
dengan cara pemberian vaksin atau imunisasi. Ada dua jenis vaksin, yaitu :
Imunisasi pasif
Pasif (yaitu, antibodi) profilaksis untuk hepatitis A telah tersedia selama
hepatitis A dan orang yang diketahui telah makan makanan mentah yang
diolah atau ditangani oleh individu yang terinfeksi. Begitu muncul gejala
tingkat infeksi yang tinggi dapat menerima ISG sebelum keberangkatan dan
pada interval 3-4 bulan asalkan potensial paparan berat terus berlanjut, tetapi
Imunisasi aktif
Untuk hepatitis A, vaksin dilemahkan hidup telah dievaluasi tetapi telah
Penggunaan vaksin ini lebih baik daripada pasif profilaksis bagi mereka yang
Penatalaksanaan
parasetamol untuk penurun panas. Terapi harus mendukung dan bertujuan untuk
5
menjaga keseimbangan gizi yang cukup. Tidak ada bukti yang baik bahwa
susu dan mentega benar-benar dapat membantu memberikan asupan kalori yang
baik. Minuman mengandung alkohol tidak boleh dikonsumsi selama hepatitis akut
Prognosis
Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 99% dari pasien dengan hepatitis
Hepadnavirus dan berukuran sangat kecil (42 nm). Virus Hepatitis B merupakan
virus DNA dan sampai saat ini terdapat 8 genotip VHB yang telah teridentifikasi,
yaitu genotip A–H. VHB memiliki 3 jenis morfologi dan mampu mengkode 4 jenis
antigen, yaitu HBsAg, HBeAg, HBcAg, dan HBxAg. Virus Hepatitis B yang
bisa juga ditemukan pada bebek, marmut dan tupai tanah, namun virus tersebut
Manifestasi klinis
Banyak kasus infeksi HBV tidak bergejala, sebagai dibuktikan dengan angka
pengidap petanda serum yang tinggi pada orang yang tidak mempunyai riwayat
hepatitis akut. Episode bergejala akut yang biasa, serupa dengan infeksi HAV dan
hepatitis C (HCV) tetapi mungkin lebih berat dan lebih mungkin mencakup
keterlibatan kulit dan sendi. Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah kenaikan
ALT, yang mulai naik tepat sebelum perkembangan kelesuan (lethargi), anoreksia
6
dan malaise, sekitar 6-7 minggu sesudah pemajanan. Penyakitnya mungkin
didahului pada beberapa anak dengan prodrok seperti penyakit serum termasuk
atralgia atau lesi kulit, termasuk urtikaria, ruam purpura, macular atau
terjadi. Icterus yang terjadi pada 25% individu terinfeksi, biasanya mulai sekitar 8
sclera dan mukosa bawah lidah. Hati biasanya membesar dan nyeri pada palpasi.
Bila hati tidak dapat teraba dibawah tepi kosta, nyeri dapat diperagakan dengan
memukul iga dengan lembut di atas hati dengan tinja menggenggam. Sering ada
Diagnosis
pola serologi pada HBV adalah lebih kompleks dari pada untuk HAV dan
berbeda tergantung pada apakah penyakit akut, subklinis atau kronis. HBsAg
adalah pertanda serologis pertama infeksi yang muncul dan terdapat pada semua
HBeAg sering muncul pada fase akut dan menunjukkan status yang sangat
infeksius. Karena kadar HBsAg turun sebelum akhir gejala, antibody IgM
terhadap antigen core hepatitis B (IgM anti HBcAg) juga diperlukan karena ia
naik awal pasca infeksi dan menetap selama beberapa bulan sebelum diganti
dengan IgG anti-HBcAg, yang menetap sampai beberapa tahun. IgM anti-HBcAg
baisanya tidak ada pada infeksi HBV perinatal. Anti-HBcAg adalah satu pertanda
serologis infeksi HBV akut yang paling berharga karena ia muncul hampir seawal
HBsAg dan terus ada kemudian dalam perjalanan penyakit bila HBsAg telah
7
menghilang. Hanya anti-HBsAg yang ada pada orang-orang yang diimunisasi
Pencegahan
antara lain 3:
Pemberian vaksinasi Hepatitis B adalah perlindungan terbaik. Pemberian
vaksinasi secar rutin direkomendasikan untuk semua orang usia 0-18 tahun,
bagi orang-orang dari segala usia yang berada dalam kelompok berisiko
hepatitis B.
Setiap wanita hamil, dia harus dites untuk hepatitis B, bayi yang lahir dari ibu
Anda mungkin terinfeksi jika alat atau pewarna tersebut terkontaminasi virus
hepatitis B.
Jangan mendonorkan darah, organ, atau jaringan jika anda positif memiliki
HBV.
Jangan menggunakan narkoba suntik
penatalaksanaan
Menurut Wilson (2001), hepatitis B kronis adalah penyakit yang bisa diobati.
Interferon alfa, 5-10juta U tiga kali seminggu selama 4-6 bulan, memberikan
manfaat jangka panjang dalam minoritas (sampai 33%) dari pasien dengan infeksi
HBV DNA.4
Prognosis
dalam waktu 6 bulan, 0,1% adalah fatal karena nekrosis hati akut, dan sampai
10% berkembang pada hepatitis kronis. Dari jumlah tersebut, ≥ 10% akan
3. HEPATITIS C
genotip dan lebih dari 50 subtipe VHC yang berbeda telah ditemukan.1
Manifestasi Klinis
fulminan juga sangat kecil pada infeksi VHC. Walaupun begitu, sebagian kecil
penderita bisa saja mengalami gejala prodromal seperti pada infeksi virus pada
umumnya. Sebagian besar (80%) dari penderita yang mengalami Hepatitis C akut
ini akan berkembang menjadi Hepatitis C kronik yang umumnya juga bersifat
sirosis hati dalam waktu 20-30 tahun. Kerusakan hati ini bersifat progresif
lambat sehingga seringkali penderita yang terinfeksi VHC pada usia lanjut
Diagnosis
9
Baku emas diagnosis Hepatitis C adalah ditemukannya RNA VHC di serum
tidak akan memiliki antibodi anti- VHC di darahnya. Pemeriksaan RNA VHC
Hepatitis C kronik yang diterapi (untuk memantau respons terapi), dan penderita
dengan gangguan hati kronik dengan anti-VHC negatif yang tidak diketahui
Pemeriksaan genotip VHC juga wajib dilakukan pada semua penderita yang akan
menerima terapi antivirus untuk menilai lama pengobatan yang diperlukan dan
Pencegahan
- Pemeriksaan dan pengujian darah, plasma, organ, jaringan, dan air mani donor
- Sterilisasi yang memadai seperti bahan dapat digunakan kembali atau instrumen
bedah gigi
penatalaksanaan
peradangan hati dan mengurangi replikasi virus pada hepatitis C kronis dan
10
dianggap sebagai terapi baku untuk hepatitis C kronis. Saat ini, dianjurkan untuk
juta unit 3 kali seminggu selama 24 bulan. Pasien dengan aktivitas ALT dikurangi
atau tingkat HCV RNA dalam bulan pertama pengobatan lebih cenderung
memiliki respon yang berkelanjutan. Sekitar 50% dari pasien merespon interferon
dengan normalisasi ALT pada akhir terapi, tetapi setengahnya bisa kambuh dalam
waktu 6 bulan.3
minggu seharusnya menjadi terapi pilihan bagi pasien yang kambuh setelah
pengobatan interferon. Tingkat kekambuhan kurang dari 20% terjadi pada pasien
Transplantasi adalah suatu pilihan bagi pasien dengan sirosis yang nyata
secara klinis pada stadium akhir penyakit hati. Namun, setelah transplantasi, hati
donor hampir selalu menjadi terinfeksi, dan risiko pengembangan menjadi sirosis
muncul kembali.3
memiliki program akselerasi penyakit HCV. Oleh karena itu, meskipun tidak ada
terapi HCV secara khusus disetujui untuk pasien koinfeksi dengan HIV, pasien
Prognosis
11
Hepatitis C memiliki prognosis yang lebih buruk daripada, misalnya, hepatitis
4. Hepatitis D
pertama kali pada tahun 1977, berukuran 35-37 nm dan mempunyai antigen
internal yang khas yaitu antigen delta. Virus ini merupakan virus RNA dengan
defek, artinya virus ini tidak mampu bereplikasi secara sempurna tanpa batuan
virus lain, yaitu virus Hepatitis B. Hal ini dikarenakan VHD tidak mampu
mensintesis protein selubungnya sendiri dan bergantung ada protein yang disintesis
VHB, termasuk HBsAg. Maka dari itu, infeksi VHD hanya bisa terjadi pada
penderita yang juga terinfeksi VHB pada saat bersamaan atau sudah terinfeksi
kronik oleh VHB. Genom VHD terdiri dari 1.700 pasangan basa yang merupakan
Manifestasi klinis
diderita penderita bersifat akut dan lalu sembuh, VHD juga akan hilang
kehadiran virus ini terbukti mempercepat proses fibrosis pada hati, meningkatkan
risiko kanker hati, dan mempercepat dekompensasi pada keadaan sirosis hati.1
12
Diagnosis
RNA VHD. Penderita yang RNA VHD-nya positif saja yang dianjurkan untuk
menjalani terapi Hepatitis D. Perlu diingat bahwa karena infeksi VHD memiliki
cara penularan yang sama dengan VHB, VHC, dan HIV, maka pemeriksaan untuk
Penatalaksanaan
Mengingat infeksi VHD hanya bisa terjadi pada orang dengan Hepatitis B,
maka pencegahan infeksi VHD sama persis dengan pencegahan infeksi VHB.
5. Hepatitis E
Virus ini awalnya disebut sebagai penyebab enterically transmitted non-A non-B
Hepatitis (ET-NANB). Baru pada tahun 1983 virus ini berhasil diidentifikasi
VHE ditularkan melalui jalur fecal oral. Air minum yang tercemar tinja
merupakan media penularan yang paling umum. Penularan secara perkutan dan
13
menunjukkan kemungkinan transmisi secara zoonotic dari babi, rusa, dan hewan-
hewan pengerat.1
Manifestasi klinis
Masa inkubasi Hepatitis E berkisar antara 15-64 hari, dengan rata-rata masa
Infeksi Hepatitis E selalu bersifat akut dan gejala infeksi ini bervariasi dari
saat ini tercatat 0,5-3%. Kemungkinan ini terutama meningkat pada ibu hamil di
mana angka kematian mencapai 20%. Gejala yang mungkin muncul pada Hepatitis
E akut tidak berbeda dengan Hepatitis akut lainnya, yaitu lemas, penurunan nafsu
makan, demam, nyeri perut, mual, muntah, dan kuning. Bila dibandingkan dengan
Hepatitis A, Hepatitis E akut cenderung lebih parah secara klinis, dengan risiko
DNA VHE dapat ditemukan dalam tinja penderita sejak awal penyakit dan bisa
diagnosis
atau RNA VHE di serum atau feses penderita. Antibodi yang bisa dideteksi saat
Penatalaksanaan
14
peningkatan higiene lingkungan. Tindakan-tindakan yang bisa diambil kurang
Studi pada populasi telah menunjukkan bahwa orang- orang yang pernah
dan makan makanan yang bergizi), rawat inap hanya diperlukan bila penderita
Hasil Pemeriksaan
Interpretasi
Anti-HAV IgM HBsAg Anti-HBc
+ - - Infeksi Hepatitis A akut yang baru terjadi
- + - Infeksi Hepatitis B akut dini
Infeksi hepatitis B akut atau kronis/karier
- + + dengan gejala yang tidak ada hubungannya
dengan tipe B
Kemungkinan baru terinfeksi hepatitis B.
bila anti-HBs (+) infeksi hepatitis B
- - + yang lalu atau non-A non-B atau virus lain.
Bila anti-HBs (-) infeksi hepatitis B
akut baru terjadi
- - - Infeksi hepatitis non-A non-B atau virus lain
Hepatitis A baru terjadi dan infeksi hepatitis
+ + +
B kronis. Gambaran yang jarang terjadi.
Table.1
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/topics/hepatitis/
4. Price and Wilson. Patofisiologi: konsep klinis dasar-dasar penyakit, vol.2. Ed.
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : seger
Usia : 48 tahun
Agama : islam
Alamat : krueng itam
B. Anamnesis
Keluhan Umum : BAB Hitam
Riwayat Penyakit Sekarang :
16
Os rujukan RS nagan raya dengan keluhan BAB hitam sejak 2hari yang
lalu, nyeri ulu hati (+) , nyeri perut kanan atas (+) mual (+) muntah (-),
Endoskopi
Os pernah didiagnosa sakit kuning
Pernah mengalami kaki bengkak
Riwayat penggunaan obat :
Penggunaan antibiotik disangkal
Penggunaan jamu di sangkal
C. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Nadi : 92 kali/menit, regular
Pernapasan : 22 kali/menit, regular
Suhu : 36,3 0C
D. Status Generalis
Kepala : normochepali, rambut hitam lebat, distribusi rata, tidak
mudah dicabut
Mata : simetris, pupil isokor, sklera ikterik (-), konjungtiva
wheezing (-)
Abdomen :
17
Inspeksi : simetris, kulit tampak kuning, pergerakan peristaltik
Splenomegali (-)
Auskultasi : suara peristaltic normal
Ekstremitas : lengkap, sianosis (-), udem (-), telapak tangan dan kaki
kuning
- Kulit pada telapak tangan, kaki, kulit sekitar abdomen Tampak
kuning
F. Diagnosis kerja
- hepatitis
G. Tatalaksana awal
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj omeprazol 1amp/12 jam
- Inj ceftriaxon 1gram / 12 jam
- Curcuma 2x1
- Rawat inap
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap
FOLLOW UP
Hari pertama
RR : 24 x/i
T : 36,10 C
TD : 120/80 mmHg
Pemeriksaan Fisik :
dicabut
b. Mata : sklera ikterik (+), konjungtiva palpebra inf. anemis (-)
19
c. THTM : telinga (tidak dijumpai kelainan kongenital), hidung (lurus, tidak
detik
A : hepatitis
P : IVFD RL 20 gtt/i
- rencana usg
hari ke 2
RR : 20 x/i
T : 36,00 C
20
Pemeriksaan Fisik :
dicabut
b. Mata : sklera ikterik (+), konjungtiva palpebra inf. anemis (-)
c. THTM : telinga (tidak dijumpai kelainan kongenital), hidung (lurus, tidak
detik
A : hepatitis
P::
Hari ke 3
21
Kesadaran : kompos mentis
RR : 18 x/i
T : 36,00 C
TD : 110/80 mmhg
Pemeriksaan Fisik :
dicabut
b. Mata : sklera ikterik (+), konjungtiva palpebra inf. anemis (-)
c. THTM : telinga (tidak dijumpai kelainan kongenital), hidung (lurus, tidak
(+) 2 jari dibawah arcus costae (lobus kanan), konsistensi lunak, tepi rata,
detik
A : hepatitis
P:
22