Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT

KONTRASEPSI DALAM RAHIM BERDASARKANPENDIDIKAN


DAN USIA DI DESA TAUGI KECAMATAN MASAMA
KABUPATEN BANGGAI

Abdul Muin Kenta


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Luwuk

Abstract
This study aimed to describe the perception of housewives to the use of an intrauterine device (IUD).
The method used in this research is descriptive method. Population and sample are housewives who
use an IUD in the village Taugi Masama District of Banggai that totaled 15 people. Data collection
techniques obtained through a questionnaire to be further analyzed using the percentage calculation.
The results showed that the perception of housewives against IUD Based on education and age in the
village Taugi generally included in the category enough with the percentage of 44.99%. This shows
that the perception of housewives against IUD use by education and age in the village Taugi not been
successful in use, due to economic factors and low education levels housewife, reaching 51.99%.

Keywords : Perception, intrauterine device

A. PENDAHULUAN membentuk suatu program yang dikenal


Masalah kependudukan di Indonesia dengan program Keluarga Berencana (KB).
ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk Program keluarga berencana ini bertujuan
yang tinggi. Jumlah penduduk Indonesia untuk meningkatkan kesejateraan ibu dan anak
menempati urutan ke lima di dunia dalam serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
jajaran negara penduduk besar. Jumlah sejahtera melalui pengendalian laju
penduduk Indonesia terus akan meningkat, pertumbuhan penduduk. Alat kontrasepsi
apabila hal ini dibiarkan akan menimbulkan merupakan ujung tombak bagi pelayanan
masalah kependudukan yang sangat Keluarga Berencana, karena tujuan Keluarga
memprihatinkan. Pertumbuhan penduduk Berencana tidak akan tercapai tanpa
yang sangat cepat dan tidak seimbang akan penggunaan alat kontrasepsi (BKKBN, 1993).
mengakibatkan tekanan yang berat pada sektor
penyediaan sandang, pangan, perumahan, B. KAJIAN TEORITIS
lapangan kerja, fasilitas kesehatan, pendidikan Menurut Morgan dan Garison (1987)
dan sebagainya. mengatakan bahwa persepsi itu adalah suatu
Pertumbuhan penduduk yang cepat juga proses dimana data yang diterima melalui
dapat membahayakan perkembangan panca indera disampaikan diintegrasikan ke
penduduk untuk memperbaiki tingkat dalam otak yang kemudian memberikan arti
hidupnya baik lahir maupun batin. Peledakan dan tanggapan terhadap suatu stimulus. Proses
penduduk akhirnya juga akan menyulitkan yang dimaksud yaitu urutan kejadian dalam
pula pada pemerataan kemakmuran perkembangan sesuatu.
masyarakat itu sendiri (Mochtar, 1998). Menurut Poerwadarminto (1987)
Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun berpendapat bahwa persepsi adalah sebagai
semakin meningkat, meningkatnya jumlah tanggapan (penciptaan) dari suatu serapan.
penduduk tentunya akan mempengaruhi Dalam kaitannya dengan judul proposal ini,
kehidupan masyarakat itu sendiri. Pemerintah sehingga persepsi dapat diartikan sebagai
tentunya semakin sulit untuk menyediakan tanggapan atau pengamatan.
lapangan pekerjaan, jumlah pengangguran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
akan semakin bertambah dan akan Persepsi
menyebabkan terjadinya tindakan kriminal 1. Pendidikan
seperti pencurian, pemerkosaaan dan lain-lain. Kata "pendidikan" menurut kata
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah dasarnya yakni "didik" bermakna memelihara

Edisi April 2017 57


akhlak dan kecerdasan berfikir. Dan bila kata infeksi pada rahim. AKDR sebaiknya tidak
didik diberi imbuhan ‘pen’ dan akhiran ‘an’ digunakan bagi perempuan yang belum pernah
menjadi kata pendidikan berarti suatu proses memiliki anak. IUD/Spiral bisa dipakai
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau perempuan yang telah mempunyai anak atau
kelompok dalam usaha mendewasakan telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi
manusia melalui pengajaran (Ngalim, 1990). perempuan di atas 40 tahun jangan
Fakry (1987) mengungkapkan bahwa menggunakan kontrasepsi pil. Lebih baik,
pendidikan berarti mengembangkan semua gunakan AKDR.
bakat manusia dalam batas masing – masing b) Penyuluhan
sehingga manusia tersebut dapat menjadi Menurut Hadinoto (1985) penyuluhan
warga terhormat dalam kehidupan masyarakat. diartikan sebagai proses menolong orang agar
Dengan adanya pendidikan, maka dapat mengatasi persoalan-persoalannya dan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan menambah penyesuaian dirinya melalui
terus dikembangkan sehingga manusia dapat wawancara serta sikap hubungan yang baik
melaksanakan sekurang-kurangnya suatu antara sesama.
kegiatan dengan baik, sehingga mampu Menurut Muchrodji (1985) pengertian
meningkatkan kesejahteraan keluarganya. penyuluhan adalah merupakan suatu kegiatan
Pendidikan tidak mutlak di dapat di awal berupa pemberian informasi mengenai
bangku sekolah, namun pendidikan selalu masalah-masalah kesehatan serta usaha-usaha
dimulai dari lingkup keluarga. Keluarga mengatasinya dengan maksud untuk menolong
berperan penting dalam membentuk sikap dan agar masyarakat berkemauan untuk
mental sebagai dasar pendidikan bagi anggota berpartisipasi dalam melaksanakan usaha-
keluarga. Hal ini disebabkan karena : usaha kesejahteraan sosial dan pembangunan
1) Keluarga merupakan lingkungan pertama pada umumnya.
yang dikenal anak. Disinilah anak Penyuluhan dalam usaha kesehatan
menerima dan mendapatkan kesan merupakan gerak untuk menciptakan kondisi
pertama mengenai nilai-nilai budaya, yang baik guna terciptanya kondisi kesehatan
pengalaman yang nantinya merupakan masyarakat yang dinamis serta memungkinkan
fundamental dan sikap mental partisipasi masyarakat dalam usaha
selanjutnya. pelaksanaan Keluarga Berencana.
2) Mendapatkan kasih sayang secara 2. Kesadaran Masyarakat
kodrati, yang merupakan dasar dari Apabila masyarakat sadar akan
pendidikan, hingga orang tua tidak jemu pentingnya dan bermanfaatnya suatu program,
untuk mendidik anaknya. misalnya kesejateraan keluarga, masyarakat
3) Tanggung jawab pertama untuk mendidik maupun Negara maka dengan senang hati
anak adalah terletak pada keluarga mereka akan menerima gerakan keluarga
pembentuk sikap mental dalam sekolah berencana sebagai salah satu usaha untuk
dan masyarakat merupakan kelanjutan memenuhi kebutuhan (Depkes, 2001).
dari keluarga, sehingga harus ada
kesejajaran program (Anonim, 1981). Alat Kontrasepsi
Tingkat pendidikan masyarakat sebagai Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’
landasan utama dalam memahami masalah yang berarti mencegah/menghalangi dan
Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau
sangat menentukan keberhasilan program pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi
BKKBN. Pendidikan merupakan sarana utama kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara
dari suksesnya tujuan pelaksanaan KB (Fakry, untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai
1987). akibat pertemuan antara sel telur dengan
a) Umur sperma (BKKBN, 1989)
Pemilihan alat kontrasepsi perlu BKKBN (1993) beberapa jenis alat
disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20- kontrasepsi yang dipakai untuk menjarangkan
35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi kelahiran adalah : (1) Kondom, (2) Pil, (3)
pil atau kondom. Alat Kontrasepsi Dalam Suntikan,
Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan 1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
kedua untuk menghindari terjadinya risiko

Edisi April 2017 58


AKDR merupakan alat kontrasepsi yang Pengertian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
terbuat dari plastik yang halus berbentuk spiral (AKDR)
yang dipasang di dalam rahim yang memakai AKDR adalah suatu alat berukuran
alat khusus oleh dokter atau bidan yang sudah kecil, terbuat dari plastik yang dibalut dengan
terlatih. kawat halus tembaga dengan benang
2. Susuk Keluarga Berencana monofilamen pada ujung bawahnya
Susuk keluarga berencana merupakan (Djajadilaga, 1996). Sedangkan menurut
alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah BKKBN (1989) IUD adalah alat kecil terdiri
kulit. dari bahan yang lentur yang dimasukkan ke
BKKBN (1993) pada dasarnya dalam rongga rahim oleh dokter/bidan yang
pelayanan kontrasepsi mengenal beberapa terlatih.
efek dari pemakaian kontrasepsi, antara lain :
a) Kegagalan Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Kegagalan adalah suatu keadaan dimana (AKDR)
alat kontrasepsi tidak mampu mencegah Manuaba (1998) menggolongkan
terjadinya kehamilan, dan kehamilan tersebut AKDR menjadi 3 golongan :
berlanjut hingga bayi lahir. c) AKDR polos (Inert Device)
b) Komplikasi Misalnya : Lippes Loop, terdiri dari 4
Komplikasi adalah suatu keadaan yang jenis yang berbeda menurut panjang bagian
tak terduga pada pemakaian alat kontrasepsi. atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
Keadaan ini disebabkan kelainan pada peserta biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C
KB, kekurangan keterampilan tenaga berukuran 30 mm (benang kuning), tipe D
pelaksana atau kurang lengkapnya peralatan berukuran 30 mm (tebal, benang putih).
KB yang dipergunakan. d) AKDR yang mengandung tembaga
c) Efek samping (Copper bearing IUD)
Efek samping adalah suatu keadaan Misalnya : CuT 380 A, CuT 200 C dan
yang tak terduga dan dapat terjadi pada peserta Nova T
keluarga berencana sebagai akibat pemakaian e) AKDR yang mengandung obat
alat kontrasepsi. (Medicated IUD)
Kegagalan adalah hal yang tak dapat Misalnya : Alza–T (mengandung
dihindari sepenuhnya. Hal ini harus dijelaskan progesterone) dan LNG-20 (mengandung
pada calon peserta KB, sedangkan komplikasi Levororgestrel).
dapat dihindari bila pelaksanaan pelayanan
cukup terlatih dan cukup waspada. Mekanisme Kerja Alat Kontrasepsi Dalam
Penanggulangan komplikasi dan efek Rahim (AKDR)
samping harus dilakukan secepat mungkin. Saifuddin (2003) menyatakan bahwa
Jika bisa diatasi dengan pertolongan obat- sampai sekarang mekanisme kerja AKDR
obatan maka kontrasepsi dapat dipakai. Jika belum diketahui dengan pasti. Kini pendapat
dinilai bahwa situasi tersebut tidak dapat yang terbanyak adalah bahwa AKDR dalam
diatasi dengan pengobatan, dianjurkan agar kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan
kontrasepsi tersebut diganti dengan cara lain. endometrium yang disertai dengan serbukan
Dengan demikian bahwa pelayanan leukosit yang dapat menghancurkan
kontrasepsi merupakan ujung tombak blastokita/sperma. Pada pemeriksaan cairan
pelayanan di lapangan yang perlu uterus pada pemakai AKDR sering kali
mendapatkan perhatian, perhatian utama dan dijumpai pula sel-sel makrofag yang
kebijaksanaan yang mantap diharapkan mengandung spermatozoid. Penyelidik-
pelayanan kontrasepsi akan dapat lebih terarah penyelidik lain menemukan sering adanya
menuju pemakaian kontrasepsi yang sesuai, kontraksi uterus pada pemakai AKDR, yang
sehingga tercapai tujuan gerakan Keluarga dapat menghalangi ridasi. Diduga hal ini
Berencana bisa diwujudkan (BKKBN, 1993). disebabkan oleh meningkatnya kadar
prostaglandin dalam uterus pada wanita
tersebut.
Pada AKDR proaktif mekanisme
kerjanya selain menimbulkan peradangan

Edisi April 2017 59


seperti pada AKDR biasa, juga oleh karena ada 3. Gangguan pada suami
logam/bahan lain yang melarutkan dari AKDR Kadang-kadang suami dapat merasakan
mempunyai pengaruh terhadap sperma. adanya benang AKDR sewaktu bersanggama.
Menurut penyelidikan, ion logam yang paling Ini disebabkan oleh benang AKDR yang
efektif adalah ion logam tembaga (Cu), keluar dari porsio uteri terlalu pendek atau
pengaruh AKDR bioaktif dengan terlalu panjang. Untuk mengurangi atau
berkurangnya konsentrasi logam makin lama menghilangkan keluhan ini, benang AKDR
semakin berkurang. yang terlalu panjang dipotong sampai kira-kira
2-3 cm dari porsio, sedangkan jika benang
Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam AKDR terlalu pendek, sebaiknya alat
Rahim (AKDR) kontrasepsi dalam rahimnya diganti. Biasanya
Manuaba (1998) mengatakan bahwa dengan cara ini keluhan suami akan hilang.
Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima 4. Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan Ekspulsi AKDR dapat terjadi untuk
menempati urutan ke tiga dalam pemakaian. sebagian atau seluruhnya. Pengeluaran sendiri
Keuntungan AKDR adalah dapat diterima biasanya terjadi waktu haid dan dipengaruhi
masyarakat dengan baik, pemasangan tidak oleh :
memerlukan medis teknis yang sulit, lalu 1) Umur dan paritas, pada paritas yang
kontrol medisnya ringan, pulihnya kesuburan rendah, 1 atau 2, kemungkinan ekspulsi
setelah AKDR dicabut kembali. dua kali lebih besar daripada paritas 5
atau lebih, demikian juga pada wanita
Efek Samping Alat Kontrasepsi Dalam muda ekspulsi lebih sering terjadi dari
Rahim (AKDR) pada wanita yang umurnya lebih tua.
Saifuddin (2003) mengatakan bahwa 2) Lama pemakaian, ekspulsi paling sering
alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai efek terjadi pada tiga bulan pertama setelah
samping yaitu : pemasangan, setelah itu angka kejadian
1. Pendarahan akan menurun dengan panjang.
Umumnya setelah pemasangan AKDR, 3) Ekspulsi sebelumnya, pada wanita yang
terjadi pendarahan sedikit-sedikit yang cepat pernah mengalami ekspulsi, maka pada
berhenti. Kalau pemasangan dilakukan pemasangan kedua kalinya,
sewaktu haid, pendarahan yang sedikit-sediki kecenderungan terjadi ekspulsi lagi ialah
ini tidak akan diketahui oleh akseptor. kira-kira 50%. Jika terjadi ekspulsi,
Beberapa minggu setelah pemasangan AKDR, pasangkanlah AKDR dari jenis yang
dapat terjadi pendarahan dalam bentuk sama, tetapi dengan ukuran yang lebih
intermenstruasi atau spotting. Jika terjadi besar dari pada sebelumnya, dapat juga
pendarahan banyak yang tidak dapat diatasi, diganti dengan AKDR jenis lain.
sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti 4) Jenis dan ukuran, jenis dan ukuran yang
dengan AKDR yang mempunyai ukuran kecil. dipasang sangat mempengaruhi frekuensi
Jika pendarahan sedikit-sedikit, dapat ekspulsi. Pada Lippes loop, makin besar
diusahakan mengatasinya dengan pengobatan ukuran AKDR makin kecil kemungkinan
konservatif. Pada pendarahan yang tidak terjadi ekspulsi.
berhenti dengan tindakan-tindakan tersebut di 5) Faktor psikis, oleh karena motilitas uterus
atas, sebaiknya AKDR diangkat, dan dapat dipengaruhi oleh faktor psikis,
digunakan cara kontrasepsi lain. maka frekuensi ekspulsi lebih banyak
2. Rasa nyeri dan kejang di perut dijumpai pada wanita-wanita yang
Rasa nyeri atau kejang di perut dapat emosional dan ketakutan, yang psikis
terjadi setelah pemasangan AKDR biasanya labil. Kepada wanita-wanita seperti ini
rasa nyeri ini berangsur-angsur hilang dengan penting diberikan penjelasan yang cukup
sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangi atau sebelum pemasangan AKDR.
dihilangkan dengan cara memberi analgetika.
Jika keluhan berlangsung terus, sebaiknya
AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR
yang mempunyai ukuran yang lebih kecil.

Edisi April 2017 60


Komplikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim lebih dari 100 maka sampel diambil 10-15 %
(AKDR) atau 20-25 % atau lebih tergantung dari waktu,
Saifuddin (2003) mengatakan bahwa tenaga, dana dan kemampuan peneliti.
alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai
komplikasi yaitu : Teknik Pengumpulan Data
1. Infeksi Adapun teknik yang digunakan dalam
AKDR itu sendiri, atau benangnya mengumpulkan data dalam penelitian adalah:
yang berada di dalam vagina umumnya tidak 1. Tahap Persiapan
menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat Observasi di Desa Taugi Kecamatan
yang digunakan dibersihkan dahulu, yakni Masama yang akan digunakan tempat
tabung penyalur, pendorong AKDR. Jika penelitian, pengurusan izin, penyusunan
terjadi infeksi, hal ini disebabkan oleh karena instrument (angket) dan pelaksanaan seminar
sudah adanya infeksi yang menahan pada proposal.
traktus genitalis sebelum pemasangan AKDR. 2. Tahap Pelaksanaan
2. Perforasi
1) Teknik Angket
Umumnya perforasi terjadi sewaktu
pemasangan AKDR, biasa juga terjadi setelah Teknik angket adalah salah satu teknik
pemasangan AKDR. Pada permulaan hanya pengumpulan data melalui daftar pertanyaan
ujung AKDR yang menembus dinding uterus, tertulis dan responden diminta untuk memberi
tetapi lama kelamaan dengan adanya kontraksi jawaban. Untuk lebih mempermudah
uterus, AKDR terdorong lebih jauh menembus penyusunan ini, maka variabel persepsi ibu
uterus, sehingga akhirnya sampai ke rongga rumah tangga disusun indikatornya sebagai
perut. Jika ada kecurigaan kuat tentang berikut:
terjadinya perforasi, sebaiknya dibuat foto a. Pengetahuan dan penyuluhan AKDR
roentgen, dan jika tampak di foto AKDR Pengetahuan tentang AKDR ini terdiri
dalam rongga yang mempunyai ukuran besar, atas tujuh soal yaitu soal 1-7 dengan kategori
kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi Ya dan Tidak.
akan berkurang. Sebaliknya, ukuran yang lebih b. Pengetahuan dan manfaat AKDR
kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang Penggunaan dan manfaat AKDR terdiri
mengalami banyak pendarahan dan rasa sakit. atas 5 soal yaitu 8-12 dengan kategori Ya dan
Tidak.
c. Pengaruh penggunaan AKDR
C. METODE PENELITIAN Pengaruh penggunaan AKDR terdiri
Metode yang digunakan dalam atas 8 soal yaitu 13-20 dengan kategori Ya dan
penelitian ini adalah metode deskriptif. Tidak.
Metode deskriptif adalah metode untuk 2) Teknik Wawancara
memecahkan masalah-masalah yang aktual Dalam penelitian ini penulis
dengan jalan mengumpulkan data, menggunakan wawancara tertutup yaitu
menganalisis, menginterpretasikan dan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang
mendeskripsikan (Sudjana, 1989). langsung ditujukan kepada pihak-pihak yang
terkait.
Waktu dan Tempat Penelitian 3. Tahap Analisa Data
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tahap ini dilakukan dengan
Taugi Kecamatan Masama. menganalisis data dari daftar isian angket oleh
ibu rumah tangga di Desa Taugi Kecamatan
Populasi dan Sampel masama. Data hasil penelitian kemudian
Populasi dan sampel dalam penelitian diolah berdasarkan teknik analisa data yang
ini adalah semua ibu rumah tangga yang digunakan.
menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim di
Desa Taugi, Kecamatan Masama, Kabupaten Teknik Analisa Data
Banggai yang berjumlah 15 orang. Hal ini Penelitian ini menggunakan metode
berdasarkan dengan pendapat Arikunto (1999) deskritif. Teknik analisa data yang digunakan
yaitu bila subjek kurang dari 100 maka lebih dalam penelitian ini yaitu analisa data formula
baik sampel diambil semua dan jika subjek

Edisi April 2017 61


persentase menurut Subagyo (1998), dengan 2. Angka 76 – 94 baik
rumus : 3. Angka 57 – 75 cukup baik
F 4. Angka 38 – 56 cukup
P = N x 100 %
5. Angka 19 – 37 gagal
Dimana
P = Persentase untuk setiap kategori
D. HASIL PENELITIAN DAN
F = Jumlah sampel yang menjawab
PEMBAHASAN
n = Total sampel yang ada
Hasil Penelitian
(Subagyo, 1998) Dalam penelitian ini jumlah ibu rumah
tangga yang menggunakan AKDR sebanyak
Adapun kriteria angka-angka penelitian 15 orang, dan memiliki karakteristik
yang digunakan sebagai pedoman dalam responden berdasarkan pendidikan yang cukup
penelitian ini adalah menggunakan kriteria beragam. untuk lebih jelasnya dapat dilihat
penilaian menurut Arikunto (1999) yaitu : pada tabel 4.1 di bawah ini.
1. Angka 95 – 100 baik sekali
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. Tidak pernah sekolah - 0
2. Tidak tamat SD - 0
3. Tamat SD 1 6,66
4. Tidak tamat SLTP 1 6,66
5. Tamat SLTP 3 20
6. Tidak tamat SLTA 6 40
7. Tamat SLTA 2 13,33
8. Perguruan Tinggi/sederajat 2 13,33
Jumlah 15 100

4.1.3 Kreteria Responden Berdasarkan responden berdasarkan umur yang cukup


Umur beragam yaitu berkisar antar umur 18-30
Dalam penelitian ini jumlah ibu rumah tahun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tangga yang menggunakan AKDR sebanyak tabel 4.2 di bawah ini.
15 orang, dan memiliki karakteristik
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Kelompok Umur Jumlah Persentasse (%)
1 19 Tahun 3 20 %
2 20 Tahun 4 26,7 %
3 25 Tahun 3 20 %
4 28 Tahun 3 20 %
5 30 Tahun 2 13,3 %
Total 15 100

Pembahasan sebanyak 280 orang. Sedangkan ibu rumah


Berdasarkan data yang didapatkan tangga yang menggunakan AKDR sebanyak
dalam penelitian dapat diketahui bahwa 15 orang atau sebesar 5,36 %
jumlah keseluruhan ibu rumah tangga yang Berdasarkan dari indikator persepsi ibu
menggunakan alat kotrasepsi di Desa Taugi rumah tangga terhadap penggunaan AKDR

Edisi April 2017 62


(Gambar 4.24), dimana kriteria pertama yang Dari hasil wawancara dan angket yang
menyorot tentang pengetahuan dan disebarkan untuk indikator kedua yang
penyuluhan AKDR sebanyak 41,90 %. Hal ini menyorot tentang penggunaan dan manfaat
menunjukkan bahwa ibu rumah tangga yang AKDR (Gambar 4.24) berjumlah 33,33 %.
ada di Desa Taugi belum semuanya mengenal Hal ini menunjukkan bahwa ibu rumah tangga
AKDR, baik dari media masa maupun petugas belum mengetahui manfaat dari penggunaan
kesehatan. Meskipun sebagian dari mereka AKDR. Hal ini disebabkan oleh beberapa
sudah mengetahui cara penggunaannya, ibu faktor :
rumah tangga yang ada di Desa Taugi sangat 1. Faktor ekonomi
mengharapkan adanya penyuluhan yang Hampir keseluruhan penduduk Desa
berkaitan dengan alat kontrasepsi termasuk Taugi pekerjaannya adalah petani, selebihnya
AKDR, artinya masyarakat terutama ibu buruh dan pedagang. Di Desa tersebut hanya
rumah tangga masih banyak yang memerlukan sebagian kecil penduduk yang ekonominya
informasi tentang alat kontrasepsi dalam lebih baik, tetapi sebagian besar masih di
rahim. bawah garis kemiskinan. Kemampuan
Dengan melihat hasil angket dan ekonomi tidak mencukupi menyebabkan
wawancara (gambar 4.3) menurut ibu rumah pengaruh niat ibu rumah tangga untuk
tangga mereka kadang menerima penyuluhan menggunakan Pil KB sangat tinggi. Karena Pil
dari petugas kesehatan, hanya ibu rumah KB memiliki harga yang lebih murah
tangga sendiri yang tidak mau peduli dengan dibandingkan dengan AKDR.
penyuluhan tersebut. Untuk mengatasi hal 2. Faktor pendidikan
tersebut, ada beberapa hal yang dapat Menurut Syarif (2004) sekolah
dilakukan oleh petugas kesehatan, antara lain : merupakan suatu lembaga yang bergerak di
a. Komunikasi antar perorangan bidang pendidikan dan pengajaran pada
Antara petugas kesehatan harus lembaga pemerintah atau swasta untuk
mengadakan komunikasi perorangan dengan pelayanan masyarakat baik secara langsung
ibu RT, yang menggunakan alat kontrasepsi. maupun tidak langsung. Serta menurut
Hal ini akan memudahkan ibu RT untuk Depdikbud (1996) sekolah merupakan tempat
menerima informasi dan mempunyai penyelenggaraan proses belajar mengajar,
kesempatan bertanya kepada petugas menanamkan dan mengembangkan berbagai
kesehatan yang berkaitan dengan alat nilai, ilmu pengetahuan dan teknologi,
kontrasepsi yang mereka gunakan. keterampilan dan wawasan dalam rangka
b. Membantu ibu rumah tangga untuk tujuan pendidikan nasional.
memilih alat kontrasepsi yang paling Secara umum kesadaran ibu rumah
cocok tangga akan arti penting pendidikan bagi anak-
Memberikan informasi tentang alat anak sangat minim dikarenakan ibu rumah
kontrasepsi yang ada, dan menjelaskan tangga pun tidak mendapatkan pendidikan
mengenai cara yang dipilih tersebut, yang lebih tinggi, bahkan beberapa ibu rumah
bagaimana penggunaannya, keuntungan dan tangga tidak pernah mengenyam bangku
kerugian serta efek samping yang timbul pendidikan dibangku sekolah dasar. Terbukti
akibat menggunakan alat kontrasepsi. dari motivasi ibu rumah tangga untuk
c. Melibatkan para pimpinan masyarakat mendorong anak-anaknya sekolah masih
kurang. Apalagi untuk anak-anak perempuan,
setempat
anggapan bahwa walau bersekolah tinggi anak
Pimpinan masyarakat yang perempuan tetap kembali ke kodratnya.
pandangannya dihargai oleh seluruh Rendahnya tingkat pendidikan ibu rumah
masyarakat juga dapat membantu tangga menyebabkan tingkat pendidikan anak
menimbulkan kepercayaan terhadap program sangat rendah sehingga perkawinan anak di
KB. Sebagai anggota masyarakat yang usia yang sangat muda sering terjadi, hal ini
dihormati dan dipercaya, ucapan dan dapat terlihat pada ibu rumah tangga yang
dukungan mereka sangat berharga. menggunakan Pil KB hanya mengenyam
Keterlibatan dalam program KB dapat pendidikan sekolah dasar sedangkan yang
menciptakan suasana yang mendorong menggunakan AKDR mengenyam pendidikan
penerimaan alat kontrasepsi di Desa tersebut. sampai perguruan tinggi.

Edisi April 2017 63


Hal ini sesuai dengan pendapat yang pendidikan ibu rumah tangga yaitu
menyatakan bahwa pengetahuan seseorang mencapai 51,99 %.
merupakan sesuatu yang hadir dan terwujud 2. Ibu rumah tangga yang menggunakan
dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan AKDR berdasarkan usia sangat beragam
adanya reaksi, persentuhan dan hubungan yaitu berkisar antara 18-30 tahun. Ibu
dengan lingkungan dan alam sekitarnya dan rumah tangga yang berusia 19 tahun
yang paling berpengaruh penting untuk sebanyak 3 orang atau sebesar 20 %, 20
mendapatkan pengetahuan yang baik yaitu alat tahun sebanyak 4 orang atau sebesar 26,7
indra misalnya indra pendengaran dan %, 25 tahun sebanyak 3 orang sebesar 20
penglihatan yang merupakan sumber %, 28 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar
pengetahuan (Abdullah, 2008). 20 %, dan 30 tahun sebanyak 2 orang atau
Dalam pengamatan peneliti, tingkat sebesar 13,3 %.
kesadaran ibu rumah tangga yang begitu 3. Pemilihan alat kontrasepsi perlu
rendah diakibatkan rendahnya tingkat disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan
pendidikan ibu rumah tangga. Keterbatasan 20-35 tahun disarankan menggunakan
pendidikan ibu rumah tangga, dan juga kontrasepsi pil atau kondom. Alat
dihimpit persoalan ekonomi menyebabkan ibu Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau
rumah tangga tidak memberikan kesempatan Spiral adalah pilihan kedua untuk
kepada anak perempuan untuk mengenyam menghindari terjadinya risiko infeksi pada
pendidikan yang lebih tinggi atau lebih baik. rahim. AKDR sebaiknya tidak digunakan
Rendahnya pemahaman ibu rumah bagi perempuan yang belum pernah
tangga tentang pengaruh penggunaan AKDR, memiliki anak. IUD/Spiral bisa dipakai
merupakan indikator yang berada pada tingkat perempuan yang telah mempunyai anak
persentase yang tertinggi dari indikator yang atau telah berusia di atas 30 tahun.
ada (Gambar 4.24). Hal ini disebabkan karena Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun
keterbatasan pengetahuan ibu rumah tangga jangan menggunakan kontrasepsi pil. Lebih
mengenai pengaruh akibat penggunaan baik, gunakan AKDR.
AKDR, banyak ibu rumah tangga yang
mengalami dampak akibat penggunaan DAFTAR PUSTAKA
AKDR, dampak tersebut antara lain, rasa Abdullah, A. 2008. Definisi dan Jenis-Jenis
nyeri, pusing, penurunan berat badan dan lain- Pengetahuan. Diperoleh dari
lain. Redahnya tingkat pendidikan, serta http://referensiassyariabdullah.blogsp
kesadaran dari ibu rumah tangga dapat ot.com. (Diakses tanggal 16 Maret
menyebabkan ibu rumah tangga kurang 2010).
mengetahui dampak atau pengaruh akibat Admin. 2011. Papan Statistik. Taugi
menggunakan AKDR. Anonim. 1981. Pendidikan Kependudukan,
Dari hasil yang diperoleh terlihat Kumpulan Pokok Bahasan Untuk
persepsi ibu rumah tangga terhadap Mahasiswa IKIP, Fakultas Ilmu
penggunaan AKDR kurang baik dimana yang Pendidikan Dan Fakultas Keguruan.
menjawab Ya sebanyak 47,99 % dan yang Proyek Nasional Pendidikan
menjawab Tidak sebanyak 51,99 % (Gambar Kependudukan Depdikbud dan
4.25). Hal ini disebabkan karena kurangnya BKKBN, Jakarta.
pengetahuan ibu rumah tangga tentang AKDR. Arikunto S. 1999. Dasar – Dasar Evaluasi
Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
E. PENUTUP BKKBN. 1989. Pengayoman Medis Keluarga
Kesimpulan Berencana. Jakarta.
1. Persepsi ibu rumah tangga terhadap BKKBN. 1993. Pengayoman Medis Keluarga
penggunaan AKDR di desa Taugi sudah Berencana. Jakarta.
berhasil dalam hal pemakaian, hal ini Depdikbud. 1996. Bahan Penataran P-4 Bagi
terlihat dengan hasil yang dicapai 47,99 Siswa SLTP dan SLTA. Jakarta.
%. Namun keberhasilan tersebut dapat Depkes. 2001. Propil Kesehatan Indonesia.
mempengaruhi kesehatan, yang disebabkan Jakarta.
oleh faktor ekonomi dan rendahnya tingkat Djajadilaga, all dkk. 1996. Buku Acuan
Nasiona Pelayanan Keluarga

Edisi April 2017 64


Berencana. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Praworohardjo. Jakarta.
Fakry. 1987. Pencanangan Pendidikan; Teori
dan Metodologi. Deprteman
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Hadinoto. 1985. Dasar – Dasar Teori
Bimbingan dan Penyuluhan. Fakultas
Psykologi. UGM Yogyakarta.
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB Pendidikan
Bidan. Penerbit Buku kedokteran.
Jakarta.
Mochtar. 1998. Pertumbuhan Penduduk.
Kawan Pustaka. Yogyakarta
Morgan dan Garison, 1987. Media Persepsi.
Majalah Depdikbut. Bandung.
Muchrodji. 1985. Dasar – Dasar Teori
Bimbingan dan Penyuluhan. Fakultas
Psykologi. UGM Yogyakarta.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi
Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Poerwadarminto. 1987. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Saifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta.
Subagyo. 1998. Jurnal Penelitian Pendidikan
Dasar. Gadjah Mada Universitas.
Yogyakarta.
Sujana. 1989. Metode Penelitian. Tarsito.
Bandung.
Syarif. 2004. Keadilan dan
Kesetaraan Gender. BKKBN. Jakarta.

Edisi April 2017 65


Edisi April 2017 66

Anda mungkin juga menyukai