Asuhan Neonatus Dalam Asuhan
Asuhan Neonatus Dalam Asuhan
ASUHAN KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada allah SWT yang dengan karunia-Nya telah memungkinkan
penulis menyelesaikan Makalah Asuhan Neonatus yang berjudul “Bayi dan Balita
dengan Bisulan”.Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini,maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Dian Furwasyih S,keb,Bd, selaku dosen pembimbing saya,yang
meberikan dorongan,masukan kepada penulis
2. Penghargaan yang khusus penulis sampaikan kepada orangtua yang selalu
mendo’akan serta memberikan segala bantuan baik dari segi moral maupun
materil sehingga dengan dukungan mereka penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
3. Teman-teman seangkatan di Khusus Akademi Kebidanan Mercubaktijaya
padang yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. 1
DAFTAR ISIError! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN.. 3
1.1 Latar Belakang. 3
1.2 Rumusan Masalah. 4
1.3 Tujuan. 4
1.4Manfaat. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 5
2.1 Definisi 5
2.2 Penyebab. 6
2.3 Gejala. 6
2.4Macam-macam bisul 7
2.5 Patofisiologi 7
2.6 Penatalaksanaan. 8
2.7 Pencegahan. 9
BAB III TINJAUAN KASUS. 11
BAB IV PEMBAHASAN.. 18
DAFTAR PUSTAKA.. 29
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering
mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang
kemerahan. Gangguan ini bisa timbul di seluruh tubuh bayi, entah itu di wajah,
badan, punggung, tangan, kaki, dan tempat-tempat lainnya. Kalangan awam
menyebut kondisi seperti ini dengan sebutan sarap.
Puncak terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat bayi berusia dua hari dan biasanya
dialami selama kurang lebih dua minggu.Bisul merupakan satu jangkitan kulit
yang biasa terjadi kepada anak-anak. Bisul sendiri dalam bahasa kedokteran
disebut furunkel, yakni radang atau infeksi yang disebabkan kuman atau bakteri
staphylococcus aureus. Bila ada gatal pada kulit, lalu digaruk sedangkan
kebersihan kurang dijaga, sehingga masuk bakteri dan terjadi infeksi, dan timbul
bisul.
Bisul mungkin saja muncul sejak bayi, bahkan pada bayi baru lahir. Ibu-ibu,
karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang
dewasa. terutama yang baru punya anak pertama, umumnya takut memandikan dan
mengeramasi bayinya. Padahal bayi juga sudah berkeringat. Terlebih kalau bayi
dibubuhi dengan segala macam minyak penghangat yang tentu jadi lahan subur
untuk berkembang biaknya kuman. Dan kondisi kulit yang seperti ini juga bisa
menjadi penyebab bisulan
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bisulan?
2. Apa faktor penyebab dari bisulan?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari bisulan?
4. Bagaimana patofisiologi dari bisulan?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari bisulan?
6. Bagaimana cara pencegahan terjadinya bisulan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari bisulan.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab dari bisulan.
3. Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala dari bisulan.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari bisulan.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari cara pencegahan terjadinya bisulan.
6. Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya bisulan.
1.4Manfaat
1. Bagi Mahasiswa Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Bisul adalah radang kecil bernanah dekat sekali dengan pemukaan kulit disebut
pustual. Kulit diatasnya sangat tipis. Hingga nanah didalamnya mudah keluar.
Bisul tempatnya lebih dalam dan biasanya mula-mula terjadi ditempat tumbuhnya
rambut. Bisul akan sembuh lebih cepat bila dibuka, tetapi jika tindakan ini
dilakukan sebelum nanah terbentuk tentu tidak ada gunanya. Jangan memijit bisul
karena akan mempercepat penyebaran infeksi.
Sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering mengalami bisul-bisul kecil
atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit kemerahan. Gangguan ini bisa
timbul diseluruh tubuh bayi, baik diwajah, badan, punggung, tangan, kaki, dan
tempat-tempat lainnya.
Kalangan awam menyebutkan kondisi ini dengan sebutan sarap. Puncak terjadinya
bisul-bisul ini saat bayi berusia dua hari dan biasanya dialami selama kurang lebih
dua minggu. Akibat adanya bisul-bisil ini, orang tua enggan memandikan bayinya
karena takut kondisinya akan memburuk. Padahal dengan begitu, justru bisa
mengundang infeksi kulit si kecil berdaki atau kotor akibat tidak dimandikan. Jadi
solusinya tetap mandikan bayi seperti biasanya. Walaupun demikian, tidak usah
terlalu khawatir karena gangguan yang dalam bahasa kerennya Erytheria Toxicum
ini akan hilang dengan sendrinya tanpa diobati.
Bisul sering dialami bayi dan balita, dan sering diduga akibat alergi. Penanganan
yang salah malah bisa meninggalkan parut dikulit. Dibandingkan kulit dewasa,
kulit bayi dan balita masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi, karena
kulitnya dalam tahap pekembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum
berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari
lingkungan.
2.2 Penyebab
Bisul, bisa disebabkan oleh tiga faktor: faktor dari dalam tubuh anak sendiri,faktor
lingkungan, dan faktor kebersihan tubuh faktor dari dalam tubuh anak minsalnya
alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang menyebabkan terjadinya alergi
harus dihindari agar tidak timbul bisul. Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan
lokasi bermain anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak terlalu
lembab. Teman-teman bermain anak juga harus diawasi. Jangan sampai anak
melalukan kontak fisik dengan anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul
bisa menempel pada kulit anak yang msih rentan, konta kulit bisa membuat anak
tertular bisul temannya.
Sedangkan kebersihan tubuh anak misalnya akibat pemilihan pakaian yang ketat
atau tebuat dari bahan yang kurang menyerap keringat. Ini akan menghambat
proses sirkulasi pada kulit anak.menyebabkan kulit lembab, dan memudahkan
berkembangbiaknya kuman. Beda juga memicu terjadinya bisul. Banyak ibu
beranggapan, Bedak dapat mengatasi biang keringat yang kerap timbul pada kulit
anak padahal bedak justru merupakan media yang baik untuk timbulnya bisul,
karena bedak menghambat keluarnya keringat.
2.3 Gejala
1. Nanah di bahagian tengah bisul.
2. Keputihan, lelehan mengandungi darah dari pada bisul tersebut
3. Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti
4. Biasanya di ikuti rasa teramat sakit apabila disentuh.
5. Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau
berbentuk kubah.
6. Dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman.
7. Apabila bisul sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya
nanah dan darah yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak
dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah
dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul
yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan
ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.
8. Pecahnya bisul yang besar kadang bisa mengakibatkan parut luka pada kulit.
Tapi pada bayi atau batita, bekas luka bisul yang parah sekalipun jarang
sekali meninggalkan bekas yang jelas. Selain itu, kulit bayi masih dalam
perkembangan. Luka bisul akan meninggalkan bekas jika terjadi pada anak
usia belasan tahun atau orang dewasa.
2.4Macam-macam bisul
1. Folikulitis yakni peradangan hanya pada umbi akar (folikel rambut). Dari
letak munculnya, jenis ini ada dua macam yakni superficial (hanya di
permukaan) dan profunda (letaknya lebih dalam).
2. Furunkel yakni peradangan pada umbi akar dan sekitarnya. Umumnya
berjumlah satu.
3. Furunkel losis yakni bisul jenis furunkel yang jumlahnya lebih dari satu.
4. Korbunkel yakni jika terdapat sekelompk furunkel.
5. Abses multiple yakni benjoan kelenjar keringat “tidak bermata” jumlahnya
banyak dan bergerombol di beberapa tempat seperti dada dan sebagainya.
Abses multiple ini banyak diderita anak-anak.
6. Hidra adinitis yakni bisul yang mengenai kelenjar apokrin biasanya muncul
di ketiak atau daerah genital.
7. Skrofulo derma yakni benjolan pada getah bening yang mirip bisul, namun
lebih disebabkan karena penyakit TBC.
2.5 Patofisiologi
Bisul biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan
yang tersa sakit dibawah kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah
dalam kulit. Puncak bisul yang disebut mata muncul ditengah-tengah bisul. Dari
mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah. Berdasarkan jumlah mata bisul yang
ada, Bisul dibedakan menjadi furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu
mata. Letak bisul bisa dibeberapa tempat tapi jarang-jaran. Jika furunkel satu mata
ini jumlah banyak dan letaknya menyebar disejumlah anggota tubuh, disebut
furunkulosis.
Apabila sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan
darah yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar,
besar kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul
pula. Sebab bakteri yang terdapat dapat dalam bisul yang pecah tadi bisa
menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan kebagian lain akibat
pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.
Pecahnya bisul yang besar kadang bisa mengakibatkan parut luka pada kulit. Tapi
pada bayi tau balita, bekas luka bisul yang parah sekalipun jarang sekali
meninggalkan bekas yang jelas. Selain itu, kulit bayi masih dalam perkembangan.
Luka bisul akan meninggalkan bekas jika terjadi pada anak usia belasan tahun atau
orang dewasa.
2.6 Penatalaksanaan
Lama waktu pecahnya bisul tergantung pada perawatan selama proses pematangan
bisul. Jika bisul tidak terlalu parah dan selalu dijaga kebersihannya. Maka dalam
waktu tiga har, nanah yang terdapat dalam bisul suah bia dikeluarkan atau bisulnya
pecah dengan sendirinya. “Tapi, bila bisulnya parah bahkan membentuk
furunkulosis atau karbunkel, nanah bisul baru bisa dikeluarkan atau pecah setelah
seminggu atau lebih.”
Pemecahan bisul secara paksa tanpa menunggu bisul matang justru akan
mengakibatkan trauma pada kulit. Apabila selama proses pemantangan bisul ini,
anak biarkan memegang bisulnya, infeksi pun makin parah dan bisa memicu
timbulnya bisul baru. Bahkan, infeksi pada bisul akan disertai jamur yang
menimbulkan rasa gatal yang justru mendorong anak untuk terus menggaruk
bisulnya. Jika bisul tersebut bisa terjadi, bisul akan semakin parah dan penanganan
serta penyembuhan pun semakin lama.
Perawatan bisul bisa dilakukan dirumah, namun harus dilakukan dengan bahan dan
alat yang higienis atau bersih. Bisul yang kecil dapat diatasi dengan kompres
hangat yang ditempelkan selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari. Ini akan membantu
bisul pecah dengan sendirinya. Jangan memeras nanah supaya keluar dari bisul
karena infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitarnya. Setelah bisul pecah,
tutupi dengan perban yang bersih untuk melindungi kulit dan menyerap nanah
yang masih keluar. Bersihkan area sekitar dengan sabun antibakteri. Orang yang
membantu membersihkan bisul juga mencuci tangan deangan sabun antibakteri
untuk mencegah penularan infeksi ke anggota kelurga yang lain.
Periksakan anak kedokter bila gejala bisul tidak berkurang atau tambah berat, atau
bila timbul demam. Bisul yang besar perlu ditangani dengan antibiotik. Umumnya,
dokter akan mengeluarkan nanah dengan sayatan kecil. Ini akan meredahkan sakit,
mempercepat penyembuhan, dan mencegah timbunya parut. Jika infeksi ini bisa
dikeluarkan semuanya, antibiotik tidak diperlukan. Jika infeksi itu dalam, dokter
akan menutup luka itu dengan perban steril untuk menjaga agar sayatan itu tetap
terbuka dan nanahnya tetap keluar. Pasien akan perlu kembali kedokter beberapa
kali untuk diganti perbannya dan untuk memastikan apakah nanahnya sudah keluar
semua. Sebagian besar bisul akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya
akan pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang muncul
di lipatan lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah pecah tergesek
baju maupun anggota badan lainnya.
Bila bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak
nyaman, sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. “Oleh dokter ia akan diberikan
krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotic oral, tergantung pada kondisi
bisulnya,” ujar Susi. Antibiotik itu bertujuan untuk mengendalikan dan mematikan
bakteri sehingga bisulnya akan kempes dan kering. Dokter pun akan memberikan
kompres yang berfungsi untuk mendinginkan, meredakan, dan mengurangi kuman
di daerah sekitar bisul.
Bila orang tua menemukan tanda-tanda infeksi atau lainnya pada kulit bayinya,
segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. R DENGAN FURUNKEL
I.Pengumpulan data
Data Subjektif
Identitas
Umur : 21 th Umur : 26 th
Data Subjektif
1. Keluhan : Ibu mengatakan sudah 3 hari bayinya rewel, dan terdapat benjolan
berwarna merah pada dahi dan lengan atas.
2. Riwayat Kehamilan
3. Pemeriksaan selama kehamilan
Trimester 1 : Frekuensi : 2 kali, oleh Bidan
2. Tanda-tanda vital
3. Heart rate : 136 x/menit, Teratur
4. Pernapasan : 54 x/menit, Teratur
5. Suhu : 36.50C
3. Pemeriksaan antropometri
4. Berat badan lahir : 3100 gram
Berat badan sekarang : 5200 gram
1. Panjang badan : 49 cm
2. Lingkar kepala : 34 cm
3. Lingkar dada : 35 cm
4. Lingkar perut : 35 cm
5. Lingkar lengan atas : 14 cm
5. Reflex
6. Reflex rooting : Positif, terlihat pada saat proses menyusui, bayi dapat
menghisap dengan baik.
7. Reflex suckling : Positif, terlihat pada saat bayi menelan asi.
8. Reflex tonick neck : Positif, ketika leher bayi disentuh bayi akan
menggerakkan lehernya
9. Reflex graphs : Positif, ketika telapak tangan disentuh bayi akan
menggenggam
10. Reflex morro : Positif, ketika bayi menarik popok, tangan dan kaki langsung
bergerak seperti hendak memeluk
11. Reflex stapping : Positif, saat kaki bayi menyentuh Permukaan yang datar,
bayi seperti ingin berjalan
12. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
Dasar Subjektif :
Infeksi
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, agar ibu dapat mengetahui keadaan
bayinya.
2. Beritahu ibu tentang penyebab bisulan, agar ibu mengetahui penyebabnya.
3. Anjurkan kepada ibu untuk tetap memberi ASI sesering mungkin, agar
kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
4. Anjurkan ibu untuk mengkompres didaerah sekitar bisul, agar mempercepat
keluar nanah.
5. Berikan obat kepada ibu, agar mencegah kuman- kuman menjalar dikulit
lainnya.
6. Dokumentasi hasil tindakan
1. Pelaksanaan
Tanggal 08 Maret 2014 Pukul : 09.25 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, meliputi suhu 36.50C, nadi 136
x/menit, pernapasan 54 x/menit, tugor kulitnya baik yang menandakan bayi
tidak mengalami dehidrasi.
2. Memberitahu ibu bahwa kemungkinan bisul pada bayinya dikarenakan
bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri yang lainnya
atau jamur. Dan juga karena alergi yang disebabkan oleh zat yang disebut
alergen yang biasanya terdapat dalam makanan tertentu antara lain telur,
susu, udang dan makanan lainnya. Untuk mengajari kejadian alergi
dianjurkan pertama menghindari makanan yang dapat mengakibatkan alergi
tersebut. Kedua, dapat juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
tersebut dalam jumlah sedikit demi sedikit, sehingga tubuh dapat
menyesuaikan
3. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin, yaitu setiap 2 jam
sekali atau sesuai dengan kebutuhan bayi, sehinnga kebutuhan nutrisi bayi
dapat terpenuhi dan untuk mengantikan cairan yang hilang.
4. Menganjurkan ibu untuk mengkompres dengan air hangat apabila kain sudah
dingin ulangi kompres, lakukan sampai beberapa kali. Dan setelah bisul
pecah cuci luka dengan obat dan tutupi dengan perban yang bersih untuk
melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar dan jangan sekali-
sekali memijat bisul karena akan dapat membantu kuman-kuman menjalar
kejaringan lannya.
5. Memberikan obat, yaitu penicillin dan berikan bubuk Kristal kalium
permanganate untuk mencuci luka, agar mencegah kuman-kuman menjalar
dikulit dan menyababkan timbulnya bisul baru
6. Mendokumentasikan hasil tindakan.
VII. Evaluasi
DATA SUBJEKTIF
1. Ibu
1).Umur
1. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karna usia Ny. A berumur
21 tahun dan tidak termasuk dalam resiko tinggi sehingga Ny. A melahirkan bayi
yang normal dan tidak ada komplikasi saat persalinan.
2).Agama
a.Tinjauan teori
Untuk m engetahui kepercayaan klien terhadap agama dan mengenali hal-hal yang
berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
b.Tinjauan kasus
c.Pembahasan
3). Pendidikan
1. Pembahasan
Dari kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada, karena
ibu dapat dengan mudah menerima informasi yang diberikan oleh penulis dengan
status pendidikan ibu yang SMA.
4). Pekerjaan
1. Tinjauan teori
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini
juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut, selain itu pekerjaan juga dapat
mempengaruhi tentang asuhan yang akan diberikan. (Ambarwati, 2009; h.130)
1. Tinjauan kasus
Pada kasus ini, pekerjaan Ny. A sebagai ibu rumah tangga dan suami sebagai
wirausaha..
1. Pembahasan
Pada tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena pada kasus Ny. A
pemenuhan gizi dalam kehidupan sehari- hari dapat dipenuhi oleh suami yang
bekerja sebagai wirausaha.
1. Riwayat Kehamilan
Pemeriksaan selama kehamilan
a.Tinjauan teori
Menurut WHO setiap ibu hamil wajib memeriksakan kehamilan setidaknya empat
kali selama hamil bertujuan untuk mengetahui komplikasi dan tanda bahaya yang
terjadi selama hamil.
b.Tinjauan kasus
c.Pembahasan
Pada kasus Ny. A selama masa kehamilan Ny. A tidak pernah menderita penyakit.
c.Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan karena Ny. A tidak pernah menderita penyakit apapun
yang dapat membahayakan bayinya sehingga bayinya lahir dengan normal tanpa
komplikasi.
Dilakukan pengkajian dari pola kebiasaan sehari-hari ibu baik dari sebelum hamil
dan selama hamil. Dikaji tentang bagaimana nutrisi ibu (frekuensi, jenis, porsi,
keluhan, pantangan). Pola eliminasi (frekuensi, warna, bau, konsistensi, keluhan).
Personal hygiene (mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian,Istirahat/tidur (tidur
siang, tidur malam, keluhan). Kebutuhan sexual (seminggu berapa kali, keluhan).
Pola aktivitas (aktivitas yang dilakukan sehari-hari) dan Kebiasaan yang
mengganggu kesehatan Apakah ibu mempunyai kebiasaan merokok, minum jamu
atau minum minuman beralkohol, minum obat-obatan
b.Tinjauan kasus
Pada Ny.A pola nutrisi selama hamil cukup, tidak ada menderita penyakit sebelum
dan selama hamil,tidak mengonsumsi obat atau jamur dan meminum minuman
keras.
1. Tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny. A lahir dengan usia kehamilan 39 minggu.
1. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada bayi Ny. A karena bayi Ny.
A lahir dengan usia cukup bulan dan lahir dalam keadaan normal.
1. Bayi
Bayi : Bayi. R
Umur Bayi : 2 bulan
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
2. Keadaan umum
3. Tinjauan teori
Yang perlu diperhatikan dalam kondisi umum ini adalah keadaan umum:
kesadaran dan keaktifan.
1. Tinjauan Kasus
Pada kasus ini keadaan umum bayi Ny. A dalam keadaan baik.
1. Pembahasan
Pada pengkajian kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan
tinjauan kasus karena keadaan umum bayi Ny. A dalam keadaan baik sehingga
tidak terjadi masalah pada bayi Ny. A
1. tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny A usia 2 bulan dengan furunkel
1. Pembahasan
Bedasarkan data tersebut maka penulis menyimpulkan diagnosa bayi mengalami
masalah dengan kulit.
1. tinjauan kasus
dalam kasus ini masalah potensial pada bayi Ny. A adalah infeksi.
1. pembahasan
Dalam hal ini menunjukkan masalah sehingga diagnosa potensial yang akan terjadi
adalah infeksi
1. Tinjauan kasus
Pada kasus bayi Ny.A memerlukan rujukan bila tidak ada penururan kondisi
malahan terjadi peningkatan furunkel
1. Pembahasan
Pada kasus ini terjadi masalah pada bayi Ny. A
1. Tinjauan kasus
pada kasus ini dilakukan asuhan segera pada bayi Ny. A yaitu:
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, agar ibu dapat mengetahui keadaan
bayinya.
2. Beritahu ibu tentang penyebab bisulan, agar ibu mengetahui penyebabnya.
3. Anjurkan kepada ibu untuk tetap memberi ASI sesering mungkin, agar
kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
4. Anjurkan ibu untuk mengkompres didaerah sekitar bisul, agar mempercepat
keluar nanah.
5. Berikan obat kepada ibu, agar mencegah kuman- kuman menjalar dikulit
lainnya.
6. Dokumentasi hasil tindakan
7. pembahasan
dari kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus pada bayi Ny. A
karena langsung dilakukan asuahan segera.
1. Pelaksanaan
2. Tinjauan teori
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman.
Pada langkah kenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan, sebagian lagi oleh klien atau anggota tim lainnya. ( Hani, dkk, 2010; h. 103)
1. Tinjauan kasus
Pelaksanaan yang diberikan pada bayi Ny. A adalah
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, meliputi suhu 36.50C, nadi 136
x/menit, pernapasan 54 x/menit, tugor kulitnya baik yang menandakan bayi
tidak mengalami dehidrasi.
2. Memberitahu ibu bahwa kemungkinan bisul pada bayinya dikarenakan
bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri yang lainnya
atau jamur. Dan juga karena alergi yang disebabkan oleh zat yang disebut
alergen yang biasanya terdapat dalam makanan tertentu antara lain telur,
susu, udang dan makanan lainnya. Untuk mengajari kejadian alergi
dianjurkan pertama menghindari makanan yang dapat mengakibatkan alergi
tersebut. Kedua, dapat juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
tersebut dalam jumlah sedikit demi sedikit, sehingga tubuh dapat
menyesuaikan
3. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin, yaitu setiap 2 jam
sekali atau sesuai dengan kebutuhan bayi, sehinnga kebutuhan nutrisi bayi
dapat terpenuhi dan untuk mengantikan cairan yang hilang.
4. Menganjurkan ibu untuk mengkompres dengan air hangat apabila kain sudah
dingin ulangi kompres, lakukan sampai beberapa kali. Dan setelah bisul
pecah cuci luka dengan obat dan tutupi dengan perban yang bersih untuk
melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar dan jangan sekali-
sekali memijat bisul karena akan dapat membantu kuman-kuman menjalar
kejaringan lannya.
5. Memberikan obat, yaitu penicillin dan berikan bubuk Kristal kalium
permanganate untuk mencuci luka, agar mencegah kuman-kuman menjalar
dikulit dan menyababkan timbulnya bisul baru
6. Mendokumentasikan hasil tindakan.
VII. Evaluasi
1. tinjauan teori
Evaluasi dilaksanakan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang
tidak efektif untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan atau
menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
1. Tinjauan kasus
Pada kasus ini Evaluasi yang dapat dilakukan adalah asuhan segera Pada bayi Ny.
A
KASUS
Bayi Ny. A dan Tn. S yang bernama An. R jenis kelamin laki – laki usia 2 bulan
dengan keluhan. Ibu mengatakan sudah 3 hari bayinya rewel, dan terdapat benjolan
berwarna merah pada dahi dan lengan atas. Hasil pemerikssaan KU : baik,
kesadaran : composmentis, S : 36,5°C, N : 136x/mnt, R : 54x/mnt, BB : 5200 kg.
ditegakkan diagnosa oleh tenaga kesehatan bahwa An. R mengalami Furunkel.
S : Subjektif
2. Tanda-tanda vital
3. Heart rate : 136 x/menit, Teratur
4. Pernapasan : 54 x/menit, Teratur
5. Suhu : 36.50C
5. Reflex
6. Reflex rooting : Positif, terlihat pada saat proses menyusui, bayi dapat
menghisap dengan baik.
7. Reflex suckling : Positif, terlihat pada saat bayi menelan asi.
8. Reflex tonick neck : Positif, ketika leher bayi disentuh bayi akan
menggerakkan lehernya
9. Reflex graphs : Positif, ketika telapak tangan disentuh bayi akan
menggenggam
10. Reflex morro : Positif, ketika bayi menarik popok, tangan dan kaki langsung
bergerak seperti hendak memeluk
11. Reflex stapping : Positif, saat kaki bayi menyentuh Permukaan yang datar,
bayi seperti ingin berjalan
12. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan
A : Assesment
Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang telah dilakukan maka
didapatkan diagnosa : bahwa pada dahi dan lengan atas terdapat bisul.
P : Penatalaksanaan
36. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, meliputi suhu 36.50C, nadi 136
x/menit, pernapasan 54 x/menit, tugor kulitnya baik yang menandakan bayi
tidak mengalami dehidrasi.
37. Memberitahu ibu bahwa kemungkinan bisul pada bayinya dikarenakan
bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri yang lainnya
atau jamur. Dan juga karena alergi yang disebabkan oleh zat yang disebut
alergen yang biasanya terdapat dalam makanan tertentu antara lain telur,
susu, udang dan makanan lainnya. Untuk mengajari kejadian alergi
dianjurkan pertama menghindari makanan yang dapat mengakibatkan alergi
tersebut. Kedua, dapat juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
tersebut dalam jumlah sedikit demi sedikit, sehingga tubuh dapat
menyesuaikan
38. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin, yaitu setiap 2 jam
sekali atau sesuai dengan kebutuhan bayi, sehinnga kebutuhan nutrisi bayi
dapat terpenuhi dan untuk mengantikan cairan yang hilang.
39. Menganjurkan ibu untuk mengkompres dengan air hangat apabila kain sudah
dingin ulangi kompres, lakukan sampai beberapa kali. Dan setelah bisul
pecah cuci luka dengan obat dan tutupi dengan perban yang bersih untuk
melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar dan jangan sekali-
sekali memijat bisul karena akan dapat membantu kuman-kuman menjalar
kejaringan lannya.
40. Memberikan obat, yaitu penicillin dan berikan bubuk Kristal kalium
permanganate untuk mencuci luka, agar mencegah kuman-kuman menjalar
dikulit dan menyababkan timbulnya bisul baru
41. Anjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau bila ada keluhan ibu boleh
datang untuk konsultasi
DAFTAR PUSTAKA
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama Anak : An. B
Umur : 17 Bulan
Nama ayah/ibu : Ny. A / Tn.O
Penghasilan : Rp. 2.000.000
Alamat lengkap :Kp. X RT/RW 01/08 Kel.Suka Maju Serang-Banten
B. ANAMNESA
Tanggal : 28-11-2012 Pukul : 14:30 Oleh : Bidan D
1. Alasan berkunjung
Ny. A Datang bersama anaknya yang bernama An. B berusia 17 bulan, dengan keluhan terdapat seperti bisul
yang terus menerus pada kulit kepala anaknya.
2. Riwayat kelahiran
Usia kehamilan : 40 minggu
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 25-06-2011
Keadaan lahir : Normal/ spontan
anak yang ke- : 1
BB waktu lahir : 2900 gram
PB waktu lahir : 48 cm
Kelainan : tidak ada
I. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : An.B usia 17 bulan dengan keadaan furuntel secara terus menerus di kepala
Data dasar : An. B umur 17 bulan dengan BB 10000 gram, lingkar kepala 44 cm, suhu 36,5°c, respirasi 40
X/menit, nadi 120X/ menit
II. DIAGNOSAPOTENSIAL
TIDAK ADA
III. TINDAKAN SEGERA
TIDAK ADA
IV. PERENCANAAN
- Lakukan inform consent
- Beritahu hasil pemeriksaan
- Berikan PenKes tentang: - Nutrisi/ gizi seimbang pada balita
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
- Kebersihan personal balita
- Pencegahan terjadinya bisulan kembali
- Anjurkan untuk kontrol ulang jika penyakit masih berlanjut
V. PELAKSANAAN
- Melakukan inform consent
- Memberitahu hasil pemeriksaan
- memberikan PenKes tentang: - Nutrisi/ gizi seimbang pada balita
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
- Kebersihan personal balita
- Pencegahan terjadinya bisulan kembali
- Menganjurkan untuk kontrol ulang jika penyakit masih berlanjut
SOAP PADA BAYI DENGAN BISUL USIA 17 BULAN
Tanggal pengkajian:28-11-2012
Waktu pengkajian:14.30
Identitas Anak
Nama Anak : An. B
Umur : 17 Bulan
Nama ayah/ibu : Ny. A / Tn.O
Penghasilan : Rp. 2.000.000
Alamat lengkap :Kp. X RT/RW 01/08 Kel.Suka Maju Serang-Banten
S: Ny. A mengatakan bahwa An. B berumur 17 bulan jenis kelamin perempuan mengalami bisul secara terus
menerus di kepalanya. Ny. A mengatakan An. B lahir pada tanggal 25 juni 2011 dengan usia kehamilan 40
minggu.
O: An. B umur 17 bulan dengan
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : compos mentis
- Suhu : 36.50 c
- Respirasi : 40X/Menit
- Nadi : 120X/Menit
- Tinggi badan : 80 cm
- Berat badan : 10000 gram
- Lingkar kepala : 44 cm
A: An.B umur 17 bulan dengan furuntel dikepalanya yang terjadi secara terus menerus
P: Tanggal: 28/11/2012 Pukul: 14.30
- Lakukan inform consent
- Beritahu hasil pemeriksaan
- Berikan PenKes tentang: - Nutrisi/ gizi seimbang pada balita
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
- Kebersihan personal balita
- Pencegahan terjadinya bisulan kembali
- Anjurkan untuk kontrol ulang jika penyakit masih berlanjut
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/bengkak,
disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada
jaringan subkutan. Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh
stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab
infeksi piogenik kulit yang paling seringmenyebabkan bisulan.
Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi
kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk
kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu
pecah.
3.2 Saran
Kepada masyarakat khususnya ibu yang memiliki anak balita, diharapkan menjaga
kebersihan personal pada anaknya, seperti kebersihan kuku yang menyimpan berbagai
macam kuman potensial untuk kesehatan anak.
Asuhan yang diberikan
Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera
dikeringkan
Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk
basah
Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika
terlalu banyak keringat yang keluar
Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak
lembab
Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak
menyerap keringat
Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
Pahami penanganannya