Oleh: Nama : Crisanta Palendeng Nim : 17603051 Sem/Kelas : V/B
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS ILMU SOSIAL PROGRAM STUDI ILM ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus memiliki Rencana Strategi (Renstra-SKPD) yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Renstra-SKPD disusun untuk mewujudkan capaian visi dan misi serta tujuan setiap organisasi pemerintahan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD. Rencana Strategis (Renstra) SKPD adalah dokumen perencanaan teknis operasional SKPD yang merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) secara sistematis untuk kurun waktu 5 (lima) tahun. Dokumen Rencana Strategi (RENSTRA) SKPD memuat tentang visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, indikasi program/kegiatan,target indikator kinerja dan pagu dana indikatif serta sumber-sumber pembiayaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yang mengacu pada tugas pokok dan fungsinya. Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) sebagai penyelenggara pemerintah daerah yang mengemban tugas dan fungsi dalam perencanaan, penyusunan rencana strategis untuk perencanaan lima tahunan yang sepenuhnya mengarah pada pencapaian visi, misi dan program Kepala Daerah yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 20132018. Berdasarkan kondisi tersebut, kapasitas Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara sebagai lembaga perencanaan pembangunan perlu diperkuat agar dapat memastikan berjalannya proses pembangunan daerah secara baik. Antara lain dengan mengawal dan memperkuat sistem manajemen pembangunan yang solid. Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara harus semakin mampu menjadi fasilitator dalam mengarahkan proses pembangunan agar berjalan efektif dan efisien. Maksud penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018 adalah: 1. Memberikan arah dan pedoman bagi seluruh personil Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terkait perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan kegiatan 2. Memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan tentang Rencana Kerja (Renja) Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara dalam mengkoordinasikan dan mengintegrasikan perencanaan pembangunan didaerah. 3. Mempermudah pengendalian kegiatan serta pelaksanaan koordinasi dengan SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara terutama terkait monitoring, evaluasi, dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan. 4. Menjadi kerangka dasar dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah guna menunjang pencapaian target kinerja pembangunan daerah terutama pada penyusunan Rencana Kerja (Renja) yang bersifat tahunan. Tujuan umum dari penyusunan dokumen Rencana Strategi (Renstra) Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 20132018 adalah: 1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pelayanan masyarakat serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah. 2. Mengembangkan kerangka pemikiran kreatif dengan sikap dan tindakan proaktif yang berorientasi padakeberhasilan secara sistemik di masa depan. 3 3. Meningkatkan komunikasi antara para pemangku kepentingan/multi pihak dalam pelayanan terkait perencanaan pembangunan daerah. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sumberdaya SKPD 2.2.1. Sumber Daya Manusia Peran dan tugas Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) sebagai fasilitator dalam mengarahkan proses pembangunan dapat berjalan efektif dan efisien akan berjalan optimal apabila ditunjang oleh sumberdaya yang memadai. Salah satu sumber daya penentu adalah tersedianya sumber daya aparatur dengan latar belakang pendidikan yang memadai.Tabel II.4 memberikan gambaran tentang profil sumberdaya Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan golongan dan tingkat pendidikan. 2.2.2 Sarana dan Prasarana Ketersediaan peralatan dan mesin sebagai alat prasarana penunjang dalam mendukung pelaksanaan suatu pekerjaan sangat dibutuhkan. Sarana dan prasarana yang ada pada Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara yang diperoleh dari hasil pengadaan maupun pembelian sejak tahun 2011-2013 2.2. Kinerja Pelayanan SKPD 2.2.1. Kondisi Umum Pelayanan Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) sebagaimana Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) merupakan unsur perencana penyelengaraan pemerintah daerah, secara garis besar pelayanan yang diberikan yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidangperencanaan pembangunan daerah. Pelayanan di bidang perencanaan pembangunan daerah ditunjukkan melalui penyediaan dokumen perencanaan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mekanisme perencanaan pembangunan daerah ke depan dituntut untuk semakin mengedepankan pendekatan perencanaan pembangunan partisipatif (participatory planning). Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tersebut,sistem mencakup 5 (lima) pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu : 1) Politik; 2) Teknokratik; 3) Partisipatif; 4) Atas-bawah (top-down); dan 5) Bawah-atas (bottom-up). Perencanaan pembangunan daerah dimaksud, disusun oleh pemerintahan daerah sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA). Penyusunan perencanaan pembangunan daerah juga dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan pembangunan daerah terdiri dari 4 (empat) tahapan yakni; 1) Penyusunan rencana; 2) Penetapan rencana; 3) Pengendalian pelaksanaan rencana; dan 4) Evaluasi pelaksanaan rencana; Keempat tahapan ini diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap satu rencana untuk ditetapkan yang terdiri dari empat (4) langkah. Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur. Langkah kedua, masing- masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan. Langkah ketiga adalah melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan. Langkah keempat adalah penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. BAB II PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) untuk 5 (lima) tahun ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) 2013-2018 sangat ditentukan oleh kesiapan SKPD, ketatalaksanaan, SDM, dan sumber pendanaannya serta komitmen pimpinan dan staf Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) 2013-2018, setiap tahun akan dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) 2013-2018 termasuk indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) 2013-2018 yang mengacu pada RPJMD 20132018. Rencana Strategis (Renstra) Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) 2013-2018 harus dijadikan acuan kerja bagi bidang-bidang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua bidang dapat melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance) Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) dan kinerja pegawai.