Anda di halaman 1dari 35
& MODULI —> Etika & Karakter Pendidik PAUD MODUL UNTUK PELATIH Modul 9 Diterbitkan Oleh : Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan iv + 29 halaman ISBN Pengarah Dr. Abdoellah, M.Pd Penanggung Jawab Dr. Agus Rachman, M.Pd. Dr. Pujiarto, M.Pd. Dr. Paiman, MM Penyunting Ika Ridhayanti, M.M. Penulis Dra. Evita Adnan, M.Psi. Eli Tohonan Tua Pane, M.Pd. Tlustrator Rahman S. Mujiono Rizky Anggitya Putri Sekretariat Yandi Firliansyah, M.Si. Ryan Ermanda, S.Sos. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat 2018 Kata Penganlar Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya bahan acuan pembelajaran diklat berupa 9 modul, 10 buku pegangan guru, dan satu suplemen stimulasi anak usia 0 sd. 2 Tahun.untuk Pendidikan dan Pelatihan Guru Pendamping Muda (Diklat berjenjang tingkat dasar), Bahan acuan pembelajaran ini akan digunakan untuk membantu semua pihak yang terlibat pada diklat untuk dapat memahami materi secara mendalam. Diklat Guru Pendamping Muda adalah diklat bagi pendidik PAUD yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 dan memerlukan pelatihan agar dapat meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan Pendidikan di PAUD. Diklat ini juga dapat dimanfaatkan bagi pendidik PAUD yang berkualifikasi Strata S1 sd. S-3 namun belum linier dengan bidang PAUD. Diklat Guru Pendamping Muda merupakan pengembangan dari Diklat Berjenjang Tingkat Dasar yang capaian kompetensinya menyesuaikan dengan level III KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan sesuai dengan Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD. Adapun diklat Guru Pendamping Muda dapat diselenggarakan oleh Lembaga/ Institusi/Organisasi yang memiliki tugas dan fungsi untuk meningkatkan mutu PTK pada umumnya dan PTK PAUD pada khususnya, balk yang didukung oleh dana APBN, APBD, dan berbagai pembiayaan (sharing cost) antara pemerintah dan pihak lain maupun sumber dana lainnya yang tidak mengikat. Adanya berbagai penyelenggara diklat, sehingga diperlukan sumber materi atau bahan ajar yang menyatukan persepsi para panitia penyelenggara ataupun instruktur yang memberikan materi diklat. Bahan acuan pembelajaran diklat ini diharapkan juga dapat menyamakan persepsi tentang materi dan capaian kompetensi diklat Guru Pendamping Muda. Semoga melalui bahan acuan pembelajaran diklat ini, tujuan diklat dapat tercapai dan kompetensi pendidik PAUD dapat ditingkatkan. Terima kasin bagi semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun bahan acuan pembelajaran diklat Guru Pendamping Muda, yang tentu saja telah berkontribusi dalam memberikan manfaat bagi kemajuan Pendidikan anak bangsa. Jakarta, Desember 2018 Direktur Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas —flore~ Dr. Abdoellah, M.Pd NIP 19600820 198603 1 005 Daftar Ii Sambutan es ae ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN o1 A. Latar Belakang so : 01 B. Tujuan 02 C. Ruang Lingkup - . 02 D. Petunjuk Belajal......nnnssmnnnnnnimnnnnnniiinnnsnnnnnmnsnnns 02 BAB IT ETIKA DAN KARAKTER GURU PAUD. so 03 A. Kompetensi 03 B. Materi/Submateri 03 C. Strategi/Metode Penyajian 03 D. Sumber Belajar. E, Alat dan Bahan 04 F. Evaluasi G. Alokasi Waktu 05 H. Langkah ~ Langkah Penyajian Mate .....00:mssmssnnnnnnnnesenne so so 05 BAB III ETIKA DAN KARAKTER PENDIDIK PAUD 06 A. Etika Pendidik PAUD .... soon hoon soon B. Karakter Pendidik PAUD . . 10 BAB IV IMPLEMENTASI ETIKA & KARAKTER PENDIDIK PAUD.............. 18 A. Implementasi Etika Pendidik PAUD dalam menjalankan profesinya 18 B. Implementasi Karakter Pendidik PAUD dalam profesinya ......000 20 BAB V PENUTUP sn soon 22 DAFTAR PUSTAKA 23 Soal Latihan 24 Kunci Jawaban 25 Pendahuluan A LATAR BELAKANG Dalam Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Lampiran II dijabarkan tentang Kompetensi Guru PAUD, baik guru PAUD, guru pendamping maupun guru pendamping muda. Standar kompetensi guru pendamping muda meliputi kompetensi pedagogik, sosial, profesional, dan kepribadian. Pendidik atau guru merupakan sosok yang kerap “digugu dan ditiru” sehingga betapa pentingnya peran guru sebagai panutan. Tidak hanya panutan dalam hal akademis semata namun lebih dari itu, pendidik merupakan panutan anak dalam hal etika dan karakter. Pada anak usia dini dalam rentang usia 0 - 6 tahun berada dalam periode usia emas (golden age). Masa ini merupakan masa krusial dalam proses pendidikan, khususnya terkait penanaman nilai — nilai yang termanifestasi dalam etika dan karakter positif sehingga dalam pendidikan di satuan PAUD mutlak diperlukan pendidik yang berkompetensi baik, khususnya dalam hal kepribadian. Adapun standar kompetensi kepribadian sebagai guru pendamping muda (GPM) adalah sebagai berikut : 1. Menyayangi anak secara tulus Berperilaku sabar, tenang, ceria, penuh perhatian serta melindungi anak 2 3. Memiliki kepekaan dan responsif dalam menyikapi perilaku anak 4. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan bertanggung jawab 5 Berperilaku santun, menghargai dan hormat kepada orangtua dan anak GPM dapat mengembangkan karakter tersebut di atas untuk mendukung terbentuknya karakter positif pada diri anak serta mampu mencegah perilaku anak yang sulit melalui bimbingan yang positif. re TUJUAN MODUL INI Tujuan umum: sebagai salah satu sumber bahan belajar bagi Pelatih serta Guru dan Tenaga " Kependidikan Peserta Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) dalam memahami etika dan karakter guru PAUD dan bagaimana menerapkannya di satuan PAUD dan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan khusus: a. Peserta dapat menjelaskan tentang etika dan karakter (good character) yang harus dimiliki Guru PAUD. b. Peserta dapat mengimplementasikan etika dan karakter sebagai guru PAUD dalam menjalankan tugas profesinya C. RUANG LINGKUP Materi Etika dan Karakter Guru PAUD dengan bobot 4 JPL pada tahap Tatap Muka, ditujukan agar peserta diklat dapat memahami hal-hal tentang bagaimana etika dan karakter guru PAUD. Pada modul ini terdapat informasi yang dapat membantu peserta diklat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan antara lain sebagai berikut : 1. Bagaimana etika dan karakter guru PAUD? 2, Bagaimana peran Guru PAUD dalam menanamkan karakter pada Anak? 3. Etika dan karakter seperti apakah yang perlu dikembangkan oleh Guru PAUD? D. PETUNJUK BELAJAR Agar dapat memahami etika dan karakter guru PAUD secara tepat, utuh dan mendalam, peserta diklat diharapkan: 1. Membaca secara tuntas dan cermat seluruh materi yang ada dalam bahan ajar ini. 2. Mengikuti paparan atau penyajian materi ini secara fokus pada saat disampaikan dalam kegiatan diklat tahap tatap muka. 3. Melakukan analisis dan mendiskusikan setiap paparan yang disajikan baik dengan teman peserta diklat maupun dengan nara sumber. 4. Mengerjakan berbagai tugas yang diminta, baik yang disajikan dalam bahan ajar ini maupun yang diberikan oleh nara sumber pada saat mengikuti pelatihan. 5. Melaksanakan tugas mandiri terkait modul ini. Reneana Penyajian Mater: A. KOMPETENSI 1. Peserta dapat menjelaskan konsep etika dan karakter bagi pendidik PAUD 2. Peserta dapat mengimplementasikan etika dan karakter dalam proses belajar di satuan PAUD B. Materi/Submateri 1. Etika dan Karakter Pendidik PAUD 2. Implementasi Etika dan Karakter Pendidik PAUD C. Strategi/Metode Penyajian 1. Strategi dan Metode a. Ceramah . Tanya jawab . Diskusi |. Penugasan Analisis Film Pendek Simulasi permainan peran (role play) -eans 2. Tugas Individu/kelompok a. Tugas Individu 1. Peserta menyusun poin — poin etika dan karakter positif yang idealnya dimilki pendidik PAUD. 2. Peserta menuliskan contoh penerapan etika dan karakter sebagai pendidik PAUD yang telah dilakukan selama ini. b. Tugas Kelompok a) Peserta mendiskusikan analisis film pendek tentang etika dan karakter pendidik PAUD. b) _Peserta melakukan presentasi mengenai hasil analisis film pendek tentang etika dan karakter pendidik PAUD. ©) _Peserta mendiskusikan penyusunan skenario role play terkait penerapan etika dan karakter pendidik PAUD. d) _Peserta menyajikan role play penerapan etika dan katakter pendidik PAUD. D. SUMBER BELAJAR Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2. Pedoman Kurikulum 2013 PAUD, Direktorat Pembinaan PAUD — Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, 2016. 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter. 4. Bahan paparan atau bahan tayang 5, Bahan—bahan bacaan lainnya yang relevan E. ALAT DAN BAHAN 1. Kertas plano 2. Postit 3. ATK 4, Slide proyektor F. EVALUASI 1. Tes awal (Pre test) 2. Tes akhir (Post test) 3. Pengamatan 4, Tugas individu/kelompok G. ALOKASI WAKTU Alokasi waktu pembelajaran adalah 4 jam pelajaran, dengan 2 jam pelajaran untuk teori dan 2 jam pelajaran untuk praktek. H. LANGKAH - LANGKAH PENYAJIAN MATERI Pelatih atau fasilitator perlu menyusun dan mengembangkan langkah ~ langkah penyajian materi sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta pelatihan. Berikut adalah langkah —langkah penyajian materi yang dapat dikembangkan oleh fasilitator : fre] rests | sncieiiiie 1 Perkenalan Bf 2 Curah pendapat 10" 3 Ceramah*Etika dan Karakter Pendidik PAUD” 40" 4 Tanya jawab 10" 5 Penguatan dari pelatih 10" 6 — Pemutaran film pendek 10" 7 Diskusi kelompok analisis film 10" 8 Presentasi Kelompok 15" 9 Penguatan dari pelatih 10" 10 Diskusi role play kelompok 15° 11 Penyajian role play 30" 12. Penguatan dari pelatih 10" 13 Penutup 5 Total Waktu 180’ Flika dan Karakter Pendidik PAUD A. ETIKA PENDIDIK PAUD 1. Pengertian Etika Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos”, yang berarti “timbul dari kebiasaan”. Etika biasanya sering diasumsikan bersinonim atau memiliki kesamaan dengan moral. Moral atau moralitas biasanya dikaitkan dengan sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. a. Manfaat Etika Bagi Pendidik 1. Sebagai kesatuan tatanan normatif dalam masyarakat yang semakin pluralistik. 2. Sebagai panduan agar tidak kehilangan orientasi dalam masyarakat yang bertransformasi begitu cepat sehingga dapat membedakan antara yang hakiki dan apa yang boleh berubah dan dengan demikian tetap sanggup untuk mengambilsikap yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Sebagai bekal untuk menyikapi ideologi-ideologi baru dengan kritis dan objektif sehingga dapat bereaksi dengan lebih bijaksana. 4. Etika dalam agama untuk memantapkan pemeluknya dalam keyakinan dan keimanan Sebutir telur elang dieramkan dalam sarang ayam hutan. Telur menetas, dan elang kecil tumbuh dan menganggap dirinya adalah anak ayam hutan. Anak elang berperilaku sebagaimana anak ayam hutan. Ia mengais-ngais tanah untuk mencati makan. Ia berkotek dan berkokok, ia tidak pernah terbang lebih dari beberapa meter, karena seperti itulah tabiat ayam hutan. Suatu hari ia melihat burung elang sedang terbang dengan anggun dan agung di langit bebas. Ia bertanya kepada induk ayam hutan: 'Burung apakah yang cantik itu?" Induk ‘Ayam hutan menjawab: “Itu adalah seekor elang, ia burung yang terkenal, tetapi kamu tidak bisa terbang seperti dia karena kamu hanyalah seekor ayam hutan”. Anak elang percaya saja dengan cerita itu karena dianggapnya benar. Ia jalani hidupnya, dan mati sebagai seekor ayam hutan, dan kehilangan warisannya sebagai seekor elang, karena tidak mempunyai visi sendiri. Alangkah sia-sia. Ia dilahirkan untuk menang tetapi ia dikondisikan untuk kalah. (Qomari Anwar, diunduh dari hadipranaabadi.weebly.com) Bayangkan... andal induk ayam hutan adalah guru, dan sang elang kecil adalah anak 3. Kode Etik Guru Kode etik merupakan bagian dati perilaku dan pengetahuan yang sangat penting untuk diketahui, dipahami, dan diterapkan oleh pendidik. Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Sehingga dengan kata lain, kode etik profesi memberi panduan pada individu-individu dengan profesi terkait, dalam hal ini pendidik, mengenai apa yang boleh mereka laksanakan atau larangan yang sebaiknya mereka hindari. Seorang guru akan mengetahui tentang aturan-aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan profesinya sebagai seorang guru. Adapun kode etik guru Indonesia adalah: a) b) ©) dq) e) Guru berbakti membimbing anak pembangunan yang ber-Pancasila. seutuhnya untuk membentuk manusia Guru harus mengabdikan dirinya secara ikhlas untuk menuntun dan mengantarkan anak didik seutuhnya, baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental agar menjadi insan pembangunan yang menghayati dan mengamalkan serta melaksanakan berbagai aktivitasnya dengan mendasarkan pada sila-sila dalam Pancasila.. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing. Guru harus mampu mendesain program pengajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap diri anak didik dan menerapkan kurikulum secara benar, sesuai dengan kebutuhan anak didik. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan. Guru berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan anak didik untuk mengetahui keadaan dan karakteristik perkembangan serta kebutuhan anak didik untuk menciptakan pembelajaran yang optimal. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orangtua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah, pengaturan tata-ruang Kelas yang lebih kondusif untuk kepentingan anak didik dan menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan serta membina hubungan yang balk dengan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan anak didik. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. Sesuai dengan Tri Pusat pendidikan, masyarakat ikut bertanggungjawab atas pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu, guru juga harus membina hubungan baik dengan masyarakat, agar dapat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana dalam proses tumbuh kembang anak. f) Guru secara sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, guru harus selalu mengembangkan diri dan meningkatkan mutu baik secara individu maupun secara bersama- sama dengan rekan sejawat. Hal ini sangat penting, karena baik buruknya layanan akan mempengatuhi citra guru di tengah-tengah masyarakat. g) Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam lingkungan keseluruhan. Kerja sama dan pembinaan hubungan antar guru di lingkungan tempat kerja, merupakan upaya yang sangat penting. Sebab dengan pembinaan kerja sama antar guru di suatu lingkungan kerja akan dapat meningkatkan kelancaran mekanisme kerja, bahkan juga sebagai langkah-langkah peningkatan mutu profesi guru secara keseluruhan, termasuk guru-guru di luar lingkungan tempat kerja. h) Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya. Salah satu ciri profesi adalah dimilikinya organisasi profesional. Begitu juga guru sebagai tenaga profesional kependidikan, juga memiliki organisasi profesional. Di Indonesia, wadah atau organisasi profesional itu adalah PGRI, atau juga ISPI dan IGI. Untuk PAUD ada organisasi seperti HIMPAUDI dan IGTKI. i) Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. Guru adalah bagian warga negara dan warga masyarakat yang merupakan aparat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ataupun Kementerian Agama, atau aparat pemerintah di bidang pendidikan, Pemerintah c.q. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pengelola bidang pendidikan sudah pasti memiliki ketentuan-ketentuan yang merupakan policy, agar pelaksanaannya dapat terarah. B. Karakter Pendidik PAUD 1. Pengertian Karakter Karakter merupakan evaluasi dari kualitas diri individu. Konsep karakter terutama mengacu pada kumpulan kualitas diri yang membedakan satu orang dari yang lain. Menurut Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), karakter didefinisikan sebagai bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, temperamen, watak. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak, Karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Individu yang tidak jujur, kejam, rakus, dan berperilaku negatif akan digolongkan sebagai individu yang memiliki karakter buruk atau negatif. Sebaliknya, individu yang berperilaku sesuai kaidah moral digolongkan sebagai individu dengan karakter positif. Individu yang berkarakter baik atau positif adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya sendiri, sesama manusia, dan lingkungannya dengan mengoptimalkan potensi dirinya yang disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya). Karakter positif berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, jujur, pemaaf, menepati janji, dan kualitas positiflainnya. Karakter bukanlah sesuatu yang sepenuhnya bersifat genetik atau turunan sehingga untuk membentuk karakter harus melalui proses pembelajaran dan pembiasaan atau pelatihan secara terus menenerus. Terkait dengan karakter maka yang dilatih dan dibentuk adalah kebiasaan dalam berpikir, merasa, dan senantiasa berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja untuk membentuk karakter jujur pada individu maka sejak dini seseorang harus dibiasakan untuk berkata dan bertingkahlaku jujur dengan membiasakan diri tidak mencontek pekerjaan orang lain atau mengakui kesalahan yang dilakukan. 2. Faktor—Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Menjadi guru PAUD yang berkarakter merupakan hal yang penting. Karakter menunjukkan siapa kita sebenarnya dan menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan. Karakter juga menentukan sikap, perkataan, dan tindakan seseorang dalam menghadapi berbagai situasi. Pembentukan karakter individu pada umumnya melalui berbagai proses dimana banyak faktor yang berperan selama proses pembentukan karakter berlangsung. Karakter terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. \V. Campbell dan R. Obligasi (1982) menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang, yaitu : . Faktor keturunan so . Pengalaman masa kanak-kanak . Pemodelan oleh orang dewasa atau orang yang lebih tua 2 Pengaruh lingkungan sebaya 2 Lingkungan fisik dan sosial f. Subtansi materi di sekolah atau lembaga pendidikan lain g. Media massa Untuk mengembangkan karakter yang baik perlu, ada suatu penentuan dan pendefinisian kualitas karakter yang akan ditanamkan sehingga dapat dimengerti oleh semua orang antara lain dengan memberikan ilustrasi-ilustrasi atau aktivitas. Dalam proses pembentukan karakter yang baik perlu adanya kontrol internal dan kontrol sosial yang menuntut individu untuk memiliki karakter positif tertentu. Misalnya saja sebagai pendidik (guru) dalam suatu komunitas pendidikan, seperti PAUD, dibutuhkan karakter seperti jujur, perhatian, sabar, dan karakter positif lainnya sebab salah satu peran pendidik adalah sebagai teladan dan model bagi anak didiknya. Selain pendefinisian yang jelas mengenai kualitas karakter yang diinginkan serta adanya kontrol internal dan kontrol sosial, dalam pembentukan karakter, diperlukan reinforcement atau penguatan dari luar (eksternal) melalui bentuk-bentuk penghargaan terhadap karakter baik yang ditunjukkan. Penghargaan yang ditunjukkan dapat berupa pujian atau hadiah (reward) tertentu. Seorang pimpinan dalam PAUD misalnya, dapat memuji para guru PAUD yang mengajar di tempatnya atas karakter balk yang ditunjukkan seperti, “wah,saya perhatikan Ibu Yuni selalu tepat waktu datang ke sekolah. Bagus sekall itu. Pertahankan terus ya, Bu’. Pujian-pujian yang diberikan, terutama di depan publik, atau reward dalam bentuk lain walaupun sifatnya sederhana namun apabila diberikan terus-menerus akan membentuk pemahaman dan keyakinan pada individu mengenai karakter baik sehingga karakter tersebut akan terus dilakukan. Karakter merupakan salah satu hal penting yang menentukan keberhasilan seseorang. Temuan dari Universitas Harvard, 85% dari sebab-sebab kesuksesan, pencapaian sasaran, promosi jabatan, dan lain-lain, adalah karena karakter seseorang. Hanya 15% disebabkan oleh keahlian atau kompetensi teknis yang dimilikinya. Oleh sebab itu, terkait upaya membangun karakter positif, khususnya karakter dalam diri pendidik, disusunlah 16 pilar pembangun karakter : a. Kasih sayang Penghargaan Pemberian ruang untuk pengembangan diri Kepercayaan Kerjasama Saling berbagi |. Saling memotivasi . Saling mendengarkan |. Saling berinteraksi secara positif Fenmepaos |. Saling menanamkan nilai-nilai moral Saling mengingatkan dengan ketulusan hati |. Saling menularkan antusiasme a m.Saling menggali potensi diri 1. Saling mengajari dengan kerendahan hati o. Saling menginspirasi p. Saling menghormati perbedaan Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) mengkristalisasi seluruh pilar pembangunan karakter ke dalam 5 nilai utama pembangunan karakter, yaitu : religius, nasionalis, integritas, gotong royong, dan mandir. Pokok pemikiran PPK bertolak dar filosofi pendidikan karakter yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu karakter sebagai perpaduan dari olah raga (kinestetika), olah hati (etika), olah karsa (estetika), dan olah pikir (literasi). Dalam pelaksanaannya, PPK berpegang pada 3 prinsip utama, yaitu : a. berorientasi pada berkembangnya potensi Peserta Didik secara menyeluruh dan terpadu b. keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan c. berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehar-hati. i ‘ecb PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER 9 ——_————— Flinsch Pencitian estas Nia-Ni ater ‘Rigen ana snnaer crgee Teeter bl Gr wee se 3. Karakter dan Citra Diri Guru PAUD Pendidikan menjadi sarana untuk mentransfer nilai dan norma di dalam masyarakat. Setiap masyarakat mempunyai norma dan nilai, melalui pendidikan diusahakan agar individu menjadi pendukung norma kaidah dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan menjadi milik pribadi yang tercermin dalam kehidupannya sehati-hari, Pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi secara utuh, dimana proses pendidikan berlangsung secara sistematis dan sistemik. Sistematis berarti berlangsung bertahap dan berkesinambungan sedangkan sistemik berarti berlangsung pada semua situasi lingkungan dan sistem balk keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara yang melembaga. Seorang guru PAUD, menurut Megawangi (2005), perlu memiliki karakteristik pribadi sebagai berikut : a. Menanamkan Kebaikan Tanpa Pamrih Seorang pendidik walaupun telah berusaha menjadi pendidik yang ideal, tetapi belum menjamin akan berhasil dalam membantu perkembangan anak, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya pendidikan di rumah, pengaruh kawan, dan sebagainya. Namun dengan memberikan layanan pendidikan dan bimbingan yang penuh perhatian, kasih sayang, anak didik akan menjadi lebih baik. Lebih-lebih pada pendidikan anak usia dini, hasil pendidikan tidak akan segera nampak hasilnya. Ada sebuah teori yang disebut sleeper effect, yang menyatakan bahwa efek pendidikan, hasilnya baru terlihat beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu satu karakter penting untuk dimiliki pendidik adalah “mendidik (menanam kebaikan) tanpa pamrih” ‘Ada sebuah kisah tentang Johny Appleseed, semoga cerita ini dapat memberikan inspirasi pada semua pendidik untuk menebarkan benih kebajikan walapun tidak tahu bagaimana hasilnya nanti : Alkisah ada seorang bernama Johny yang senang berkelana. Ia selalu mengantongi segenggam biji apel dikantongnya. Kemanapun ia pergi, ia selalu menebar biji apel, sehingga ia terkenal dengan Johny Appleseed. Ia tidak berpikir apakah benih yang ditebarkan akan tumbuh dan ia juga tidak berniat menikmati buahnya, atau berteduh di bawahnya. Apa yang dilakukan Johny the Appleseed ternyata menumbuhkan beribu- ribu pohon apel yang mana Johny tidak bisa melihat hasilnya. b. Membangun Citra Diri Positif Anak Banyak perilaku guru yang dapat membunuh karakter anak, yaitu dengan membuat anak merasa rendah diri. Seorang guru yang tidak pernah memberi pujian atau kata-kata positif, kecuali cemoohan dan kata-kata negatif akan membuat anak didiknya menjadi tidak percaya dir Rasa tidak percaya diri yang telah terbentuk sejak anak usia dini akan terbawa sampai dewasa. Seorang guru perlu menampilkan etika dan karakter membangun citra positif anak melalui perilaku-perilaku : santun, tulus, mencintai anak, memberikan pujian dan menciptakan kesenangan anak dengan tidak member’ label atau memberi cap negatif anak. c. Guru sebagai Model/Tokoh Idola Anak Seorang filosof Yunani, Aesop, menulis didalam dongengnya sebuah kisah yang menarik, yakni seekor kepiting. Ceritanya sebagai berikut : Suatu hari seekor kepiting bertanya kepada anaknya “mengapa kamu berjalan menyamping seperti itu anakku? Seharusnya kamu berjalan lurus kedepan “ Anak kepiting menjawab ° tunjukkkan bagaiman dulu carannya bu..., nanti aku akan menirunya. Kepiting tua berusaha mencontohkan bagaimana berjalan lurus, tetapi tidak berhasil. Kisah di atas menggambarkan betapa seringnya kita sebagai pendidik mengkritik dan menyalahi perilaku anak kita padahal perilaku adalah hasil dari proses sosialisasi dan pendidikan yang diberikan dari lingkungannya, terutama dati orang tua atau pendidik. Seseorang telah menceritakan tentang pengalamannya dengan seorang guru, yang bernama Muhayaidden, bahwa ia telah meminta nasehat bagaimana mendidik anaknya agar menjadi anak yang baik dan beraklak mulia. Sang guru tidak memberikan jawaban yang panjang dan berteori, tetapi hanya dengan “perbaiki saja diri kamu dulu, nanti dengan sendirinya anak kamu akan menjadi baik °.Thomas Lickona mengatakan bahwa “values are caught", nilai-nilai yang ditangkap anak adalah_melalui contoh dari guru dan orang tuanya. Nilai-nilai adalah yang diterangkan langsung oleh gurunya. Menjadi guru PAUD tidak cukup hanya berbekal kurikulum, tetapi juga menyangkut bagaimana guru sebagai pendidik menjadi idola bagi anak didiknya. Seorang guru harus berusaha menumbuhkan rasa percaya diri anak didiknya dengan penuh perhatian dan kasih sayang sehingga dapat membuat anak didiknya _menyenangi gurunya. Guru atau orang tua harus pula menjadi sosok panutan dalam memengaruhi perilaku anak. Apabila kita ingin menjadikan diri sebagai tokoh panutan, maka diri kita sendiri harus diperbaiki dulu. d, Mendidik dengan Mencelupkan Dit Seorang guru yang berhasil adalah yang dapat mencelupkan dirinya secara menyeluruh, pikiran, dan perasaan, dapat membangun personal dengan anak didiknya, mempunyai kemampuan komunikasi secara efektif, mampu mengelola emosi dengan baik, mampu menghidupkan suasana yang menarik dan menyenangkan agar anak senang melakukan berbagai aktivitas. Mencelupkan diri secara total memang memerlukan sikap dan dedikasi dan kecintaan terhadap profesi yang sedang dijalani, Seorang guru yang dapat mencelupkan dirinya pada profesinya sebagai guru adalah seorang yang dapat berkontemplasi (merenungkan) perasaan, pikiran dan perilakunya secara rutin agar dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Seorang guru bukan berarti harus sempurna, tetapi diharapkan untuk memperbaiki dan mengontrol terus tindakannya agar tetap dijadikan model konkret bagi anak didiknya. Seringkali orang tidak mau menerima atau mengakui bahwa dirinya masih banyak kekurangan. Merasa dirinya sudah benar, tidak mungkin salah dan tidak ingin dikritik dan disalahkan. Menurut Carl G. Jung, setiap manusia mempunyai sisi gelap, kalau kita tidak menerima_keberadaan sisi gelap tersebut, maka sifat-sifat gelap akan menjadi kekuatan yang suatu saat akan keluar dan terlihat oleh orang lain, walaupun diri kita tidak menyadarinya. Inilah yang menyebabkan banyak manusia yang tidak konsisten antara kata dan tindakannya. Oleh karena itu, seorang guru sebagai pendidik anak usia dini hendaknya terus merenung untuk melihat kekurangan dan mengevaluasi diri dan berusaha untuk terus menerus memperbaiki segala kekurangan demi membentuk citra diri guru yang positif. Bagaimana Menerapkan Etika dan Karakter Guru PAUD Sewell Permendikbud Nomor 137 Tahun 201¢ di satuan PAUD? ‘Agar dapat menunjukkan integritas terhadap profesi kita sebagai guru PAUD, tentunya kita perlu menerapkan karakter-karakter tersebut dalam kegiatan sehari-hari di PAUD. Kita sesungguhnya memiliki banyak kesempatan untuk mencontohkan pilihan moral dan tindakan yang menunjukkan karakter yang baik agar dapat menjadi teladan bagi anak. Karakter-karakter tersebut biasanya tercermin dalam interaksi yang hangat dan penuh penghargaan terhadap anak. Misalnya : 2 3. Saat anak datang: a. Bercakap-cakap dengan ramah dengan anak (karakter : penuh perhatian) b. Merendahkan posisi tubuh supaya setinggi tubuh anak (karakter : peka & responsif dalam menyikapi perilaku anak) .Berkomunikasi secara positif dengan keluarga anak yang datang mengantar (karakter : menghargai & hormat kepada orangtua) Saat kegiatan kelompok: a. Menolong anak-anak yang pemalu yang ada di kelas untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan kelompok (karakter : peka & responsif dalam menyikapi perilaku anak) b. Menolong anak yang perkembangannya tertinggal, sehingga ia dapat berpartisipasi dalam kegiatan kelompok (karakter : bertanggung jawab) Saatistirahat : a. Memberikan kesempatan pada anak untuk memilih sendiri aktivitas yang diinginkannya (karakter : menghargai & menghormati anak) b. Bermain bersama anak (karakter : menyayangi anak secara tulus) Saat bermain di halaman: a. Berusaha bersabar & mengelola emosi ketika anak mendapatkan masalah (karakter : sabar dan tenang) b. Memberikan usulan tentang apa yang sebaiknya anak lakukan, bukan hanya memberikan larangan (karakter : peka & responsif dalam menyikapi perilaku anak) Saat merapikan barang : a. Melibatkan anak-anak dalam membersihkan ruang kelas (karakter : arif) b. Menolong anak yang memiliki kebutuhan khusus, sehingga ia dapat merapikan barang- barangnya (karakter : menyayangi anak secara tulus) 0 hi PEON nL Ue Lae RUC untuk terjadi pada diri anak-anak kita i Implementasi Elika & Karakber Pendidik PAUD A. Implementasi Etika Pendidik PAUD dalam menjalankan profesinya Sebagai pendidikPAUD, kita banyak berinteraksi dengan anak usia dini yang sedang berada dalam masa keemasan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, selain memperkaya keterampilan kita dalam memberikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan karakter positif anak usia dini, kita juga perlu mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi setiap anak. Lingkungan yang demikian akan menstimulasi minat anak terhadap proses pembelajaran, sehingga kemampuan anak untuk berkomunikasi dan mengekspresikan emosinya secara positif dapat berkembang. Hal ini tentu akan berujung pada pewujudan potensi maksimal yang ada dalam diri anak. Etika Umum Pendidik PAUD yang perlu dan dapat kita kembangkan antara lain : 1. Menghormati keberbedaan & keragaman Sebagai Pendidik PAUD, kita perlu mampu menghormati keberbedaan dan keragaman, terlebih keberbedaan dan keragaman di antara anak kita, termasuk kepada anak yang memiliki kebutuhan khusus. Etika ini dibangun di atas prinsip bahwa setiap anak memiliki hak untuk memperoleh pendidikan yang bebas dari gangguan atau hambatan. Untuk itu, kita perlu menghargai keunikan setiap anak dan mengenali budaya anak. Kita perlu berdir di atas prinsip bahwa setiap anak, termasuk anak yang memiliki kebutuhan khusus memiliki hak untuk menikmati pendidikan yang inklusif bersama dengan anak-anak lain yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Tentunya sejauh hal tersebut dimungkinkan. Untuk itu, program stimulasi untuk anak berkebutuhan khusus perlu kita sesuaikan dengan kebutuhannya. 2, Menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab terhadap anak dengan menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak untuk berkembang dalam berbagai aspek. Hal ini sangatlah penting karena kemampuan anak usia dini masih sangat terbatas sehingga mereka biasanya sangat bergantung kepada orang dewasa di sekitarnya. Dalam lingkungan PAUD, tentunya mereka akan sangat bergantung kepada kita, guru mereka. 3. Berusaha mengembangkan diri secara terus-menerus, di antaranya dengan mengikuti berbagai pelatihan bagi pendidik PAUD. Dengan demikian, etika dan keterampilan kita dapat terus berkembang, sehingga kita dapat terus membangun suasana belajar serta memberikan pengaruh positif bagi anak. 4. Membangun hubungan baik dengan orangtua melalui komunikasi yang positif dan penghargaan terhadap konteks spesifik anak, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara guru dan orangtua. Dalam situasi yang demikian, guru perlu melibatkan orangtua dalam proses pembelajaran anak, dan orangtua juga berperan aktif dalam memberikan masukan kepada guru. 5. Membangun dan menjaga hubungan serta kerjasama yang baik dengan rekan sejawat agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak. Bila ada perilaku rekan sejawat yang mengganggu, baik dari segi etika maupun kompetensi pendidik, sebaiknya hal tersebut kita selesaikan secara langsung dengan yang bersangkutan. Bila komunikasi langsung sudah dilakukan dan masih tidak ada perubahan yang positif, maka hal tersebut dapat kita sampaikan kepada pengelola PAUD. Memang tidaklah mudah untuk membangun etika dan karakter yang baik dalam diri kita. Hal tersebut akan menjadi perjalanan panjang bagi kita. Untuk mendukung agar dapat mengembangkan diri secara terus-menerus, ada baiknya secara berkala (minimal serninggu sekali, maksimal sebulan sekali), kita mengevaluasi perilaku dan interaksi kita dengan beberapa pertanyaan berikut : Sudahkah saya menjadi teladan etika moral & karakter yang baik? Apa tantangan yang saya hadapi dalam melakukan hal tersebut? Apa yang dapat saya coba lakukan untuk mengatasi tantangan itu? B. Implementasi Karakter Pendidik PAUD dalam profesinya Pendidik PAUD memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama dalam mengimplementasikan karakter dan menjadi sosok yang dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi anak. Karakter seorang guru umumnya akan sangat membekas dalam diri anak dan menjadi cermin bagi anak dalam berperilaku. Pendidik PAUD memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Implementasi karakter Pendidik PAUD ketika menjalankan profesinya dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan peran pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik tidak seharusnya menempatkan diti sebagai sosok yang hanya dilihat dan didengar oleh anak, melainkan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing, dan memfasilitasi dalam proses pembelajaran, sehingga anak dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya, 2. Mengintegrasikan materi pendidikan karakter ke dalam pembelajaran. Pendidik harus peduli, mau dan mampu mengaitkan konsep-konsep penanaman nilai pada materi-materi pembelajaran sebagaimana yang dituangkan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kita sebagai pendidik dituntut untuk terus menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penanaman nilai, yang dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran. 3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia. Pendidik perlu lebih menekankan kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual, dibandingkan kegiatan yang terkait pengembangan kemampuan afektif dan psikomotorik. 4, Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai pada anak. Lingkungan terbukti sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia (anak), baik lingkungan fisik, sosial, maupun lingkungan spiritual. Untuk itu, sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan penanaman nilai pada anak. 5. Menjalin kerjasama dengan orangtua peserta didik dan masyarakat dalam pengembangan penanaman nilai pada anak. Bentuk kerja sama yang dapat dilakukan, antara lain, menempatkan orang tua dan masyarakat sebagai fasilitator dan narasumber dalam kegiatan- kegiatan penanaman nilai yang dilaksanakan di sekolah. Menjadi sosok teladan bagi anak. Penerimaan anak terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, biasanya akan dipengaruhi oleh penerimaan anak tersebut terhadap pribadi pendidik. Hal ini sangat manusiawi, karena seseorang umumnya akan berusaha untuk meniru apa yang disenangi dari model/figurnya tersebut. Momen seperti ini sebenarnya merupakan kesempatan bagi pendidik, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk menanamkan karakter dalam diri anak, Dalam proses pembelajaran, nilai-nilai karakter tidak hanya dapat diintegrasikan ke dalam materi pelajaran, tetapi juga pada prosesnya. Pendidik PAUD memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menjalankan peran mereka selama proses pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan bagi anak didiknya. Oleh karena itu pendidik anak usia dini dalam melaksanakan tugasnya diharapkan memiliki kompetensi kepribadian yang terkait dengan etika dan karakter yang baik sehingga dapat menjadi teladan berperilaku bagi anak didiknya dan sekaligus menunjang berbagai tugas lain dalam kesehariannya. Etika dan karakter merupakan landasan moral yang penting diperhatikan oleh pendidik dalam membimbing dan melayani anak didik di satuan PAUD serta berinteraksi dengan orang tua agar tercapai perkembangan anak yang optimal dan berdampak positif dalam memberikan layanan PAUD yang berkualitas. COCs Sto CMU Tan Cc a “Tanamlah tindakan, kau akan menuai kebiasaan” \ Se EEE ae ESC UML cle) cam atte hel ae Ee ELE ea CUE) CUM nee (Bernard Shaw) Daftar Pugtaka Diaz, Carlos F. etal. Touch The Future Teach!. USA : Pearson Education, 2006 Djiwandono, Sri Esti. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gramedia, 2004 Idris, H. Zahara & H. Lisma Jamal. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: Grasindo, 1992 Megawangi, Ratna, Pendidikan Karakter : Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Indonesia Heritage Foundation, 2004 Ronnie M., Dani. Seni Mengajar dengan Hati. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2005, Tim Penyusun Naskah PLPG PGSD FIP UNJ. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta, 2011. Yunus, Firdaus M. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial. Yogyakarta : Logung Pustaka, 2004. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rl Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rl Pedoman Kurikulum 2013 PAUD, Direktorat Pembinaan PAUD — Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, 2016 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter Goal Latihan Jawablah pertanyaan di bawah ini 1. Aturan atau kaidah dari perilaku dan tindakan manusia adalah pengertian dari a. Etika c. Nilai b. Moral d. Norma 2. Berikut merupakan hal mendasar mengapa manusia harus beretika, kecuall a. Kita hidup dalam masyarakat yang majemuk b. Hidup dalam masa transformasi masyarakat yang lambat c. Kita hidup menghadapi ideologi-ideologi baru dengan kritis dan obyektif untuk membentuk penilaian d. Kita hidup beragama untuk memantapkan keyakinan 3. Menjunjung tinggi martabat profesi sebagai pendidik adalah tujuan dari a. Etika pendidik b. Kode etik pendidik c. Norma pendidik d. Karakter pendidik 4. Menciptakan suasana sekolah sebaiknya yang menunjang berhasilnya proses pembelajaran merupakan butir-butir a. Kode etik guru b. Etika guru cc. Fungsi guru d. Tugas guru 5. Salah satu sikap guru atau pendidik PAUD yang posit adalah a. Menggunakan kekerasan sebagai teknik disiplin b. Mengabaikan perbedaan peserta didik c. Memahami karakteristik tiap peserta didik d. Kurang melibatkan siswa 6. Faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang adalah a. Faktor keturunan b. Pengalaman masa kanak-kanak c. Pengaruh lingkungan sebaya d, Semua benar 7. Mendidik (menanam kebalkan) tanpa pamrih akan menjadisleeper effect”, artinya... a. efek pendidikan akan terlihat hasilnya seketika itu juga b. efek pendidikan baru terlihat hasilnya beberapa tahun kemudian c. Pendidikan tidak membawa efek atau efeknya tidur d. Pendidikan bisa punya efek dan bisa tidak 8. Karakter merupakan salah satu hal penting yang menentukan keberhasilan seseorang, menurut temuan dari Universitas Harvard diketahui bahwa... s Kesuksesan seseorang 85% karena karakter, dan 15 % disebabkan oleh keahlian atau kompetensi teknis s Kesuksesan seseorang 50% karena karakter, dan 50 % disebabkan oleh keahlian atau kompetensi teknis . Kesuksesan seseorang 15% karena karakter, dan 85 % disebabkan oleh keahlian atau kompetensi teknis 2 Karakter tidak ada hubungannya dengan kesuksesan seseorang. PCa Ir) A) 5.c ce) xe) Tugas Mandiri Untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan peserta diklat terkait materi Etika dan Karakter PAUD, peserta memiliki tugas setelah Tahap Tatap Muka, yaitu Tugas Mandiri, Bentuk tugas mandiri yang terkait dengan Modul Etika dan Karakter Pendidik PAUD ini berkaitan juga dengan Tugas Mandiri yang terkait dengan Modul Komunikasi dalam Pengasuhan, yaitu melakukan Interaksi Positif antara Guru dengan Anak dengan bobot 20 JPL atau lama waktu pelaksanaan maksimal 2 hari. Catatan: Tugas Man Mandiri Pilihan. A. Penjelasan Tentang Tugas Mandiri Interaksi Posi Guru dengan Anak Tugas mandiri dilakukan dengan membuat catatan kegiatan yang menunjukan interaksi guru dan Interaksi Positif Guru dengan Anak ini adalah bagian dari Tugas anak dengan cara: 1. Berbicara: Berbicara dengan nada suara rendah Menatap mata anak dengan tatapan bersahabat Menggunakan bahasa tubuh ramah anak. 2. Mencontohkan: a. Mencontohkan dengan jelas cara dan urutan kerja secara bertahap dan berulang b. Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sendiri, tanpa paksaan. B. Langkah-langkah yang Dapat Dilakukan 1. Buatlah kegiatan yang menunjukan interaksi guru dan anak dengan cara: a. Berbicara: Berbicara dengan nada suara rendah Menatap mata anak dengan tatapan bersahabat Menggunakan bahasa tubuh ramah anak. b. Mencontohkan: Mencontohkan dengan jelas cara dan urutan kerja secara bertahap dan berulang Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sendiri, tanpa paksaan. 2. Catatlah dalam format dengan contoh sebagai berikut: Contoh: Kegiatan Anak sedang makan bekal pada jam makan (Usia 4 tahun). 5 ee ee ke 1 Berebut ingin lebih dulu_—_Sosial emosional Mengingatkan anak untuk mengambil bersabar menunggu giliran “Sabar ya, Nak.... Silakan membuat antrean..” Kognitif Berlatih menentukan urutan, misalnya anak berbaris mengambil bekal sesuai urutan abjad berdasarkan huruf awal namanya atau berdasarkan urutan angka tanggal lahir. 2 Kesulitan membuka bekal Sosial emosional Mengatakan pada anak (tas, tutupbotol, tutup untuk mencoba membuka kotak makanan, bungkus sendiri. makanan). “Coba sekali lasi..” Bahasa - Meminta anak untuk meminta bantuan menggunakan_kalimat sederhana. “Bu Guru, tolong... saya tidak bisa membuka tutup botol ini.” - Memberikan petunjuk dengan bahasa tentang cara membuka. “silahkan dilihat tutup botol ini, coba diputar atau ditekan..” Kognitif - Memberikan pendam- pingan saat anak membuka bekal - Memberikan contoh cara membuka bekal, memahami aturan dan urutan kerja. Nilai Agama dan Moral ~ Berhasil membuka bekal, anak diajak mengucapkan termakasih kepada yang membantu dan bersyukur atas keberhasilannya. C. Blanko Isian (digandakan dan dimasukan ke dalam laporan tugas mandiri) Kegiatan Hari/Tanggal Tempat o Cee Reed en uu prac u Re an si | rr » moout 9 Etika & Karakter _Pendidik PAUD

Anda mungkin juga menyukai