DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
PALANGKARAYA
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
PENGANTAR
Panduan clinical skill lab (CSL) Sistem Gastroenterohepatologi ini terdiri atas 5 (lima)
keterampilan utama, yaitu :
1. Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan Sistem Gastroenterohepatologi
dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik mengarah ke Sistem
Gastroenterohepatologi
2. Keterampilan pemeriksaan fisik dan keterampilan diagnostik. Diharapkan setelah
selesai mengikuti kegiatan keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan
anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik sehubungan sistem ini secara berurutan
serta mengetahui keadaan normal ataupun abnormal dari sistem ini.
3. Teknik pemasangan pipa nasogastrik
4. Pemeriksaan rektum (colok dubur)
5. Keterampilan cara membaca foto radiologi yang berkaitan dengan kelainan-kelainan
Sistem Gasteroenterohepatologi.
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan ketrampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik sebagai lembar
penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir serta membantu
dalam menilai kemajuan tingkat ketrampilan yang dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan
penyusunan buku panduan ini.
Pengertian
Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) adalah prosedur memasukkan pipa panjang
yang terbuat dari polyurethane atau silicone melalui hidung, esofagus sampai kedalam
lambung dengan indikasi tertentu. Sangat penting bagi mahasiswa kedokteran untuk
mengetahui cara pemasangan pipa NGT dan mengetahui pipa NGT tersebut sudah masuk
dengan benar pada tempatnya.
Indikasi
Ada 3 indikasi utama pemasangan NGT :
1. Dekompresi isi lambung
Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus paralitik
peritonitis dan pankreatitis akut.
Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas lambung
(mengeluarkan cairan lambung)
2. Memasukkan Cairan/Makanan ( Feeding, Lavage
Lambung) Pasien tidak dapat menelan oleh karena
berbagai sebab Lavage lambung pada kasus keracunan
3. Diagnostik
Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemasangan NGT meliputi:
1. Pasien dengan maxillofacial injury atau fraktur basis cranii fossa anterior.
Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT
melalui fossa cribiformis, menyebabkan penetrasi ke intrakranial
2. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
3. Pasien dengan tumor esofagus
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat pemasangan NGT:
1. Iritasi hidung, sinusitis, epistaksis, rhinorrhea, fistula
esophagotracheal akibat pemasangan NGT jangka lama.
2. Pneumonia Aspirasi.
3. Hypoxia, cyanosis, atau respiratory arrest akibat tracheal intubation
Tujuan
Pembelajaran:
Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa mampu melakukan pemasangan NGT secara
benar.
Tujuan Khusus:
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:
1. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemasangan NGT.
2. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pemasangan NGT
3. Melakukan pemasangan NGT sesuai dengan prosedur.
Metode pembelajaran :
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list / daftar tilik dengan sistem skor
Prosedur Tindakan
1. Melakukan Informed Consent kepada pasien:
a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi pasien
b. Prosedur pemasangan NGT.
c. Meminta persetujuan pasien.
2. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemasangan NGT.
KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2011
1. Identitas Pasien
adalah seorang janda, pada saat ini klien sudah tidak bekerja.
Tn. Ng, 55 tahun, pekerjaan swasta. Tn.Ng adalah anak dari Ny.
Mk.
a. Keluhan utama
Keluarga mengatakan dua hari yang lalu (21 April 2011) sekitar pukul
jatuh tidak
44
sadarkan diri, tidak ada muntah, tidak kejang, kemudian oleh
menolak untuk periksa. Setiap kali sakit klien hanya minum obat
yang dibeli di warung, obat yang biasa dibeli adalah obat sakit
45
makanan seperti daging kambing, sayuran dari bayam, daun
3 hari sebelum dirawat klien tidak mau makan karena klien tidak
Selama dirawat klien mendapat diit cair (susu) 200 cc/ 4 jam,
setiap kali klien disuapi susu cair atau air putih selalu keluar
sore hari.
Sebelum sakit klien minum 4-5 gelas sehari, pagi teh manis,
siang dan sore hari air putih biasa. Klien tidak mengkonsumsi
Keluarga menyuapi 2-3 sendok makan air putih tiap kali minum.
46
b. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien BAK 3-4 kali sehari dengan warna kuning,
sulit untuk tidur lagi. Di siang hari klien bisa tidur 1-2 jam.
penurunan kesadaran.
47
penurunan
48
penglihatan. Selama dirawat klien mengalami penurunan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pengkajian primer
1) Circulation
2) Airway
3) Breathing
4) Dissability
b. Pengkajian sekunder
49
5) Kepala : bentuk mesochepal, tidak terdapat
kanan/kiri
liter/menit
adanya lendir.
6) Paru-paru
sama
paru A : snoring
50
7) Jantung
51
Pe : pekak
8) Abdomen
I : supel, datar
A : bising usus
positif Pe : tympani
9) Genital
10) Ekstremitas
11) Kulit
52
5. Pemeriksaan Penunjang
Diff count
53
b. Radiologi tanggal 24 April 2011
IV
oral
54
B. Pathway Kasus
darah menurun
55
Pembentukan thrombus
meningkat aneurisma
Perdarahan serebral
korteks parietalis
sensorik
kerusakan/kelemahan primer
kontralateral penurunan
kesadaran
Hemiplegi
kontralateral
Gangguan Kelemahan pada
Gangguan
mobilitas fisik
perfusi jaringan
otak Nervus
Kranialis
56
B. Analisa Data
No DS dan DO Masalah Etiologi
1 DS – Gangguan perfusi Pendarahan
DO : klien gelisah jaringan otak intraserebral
penurunan kesadaran,
GCS = E3M5Vafasia,
hasil rongtent CT Scan
tanpa kontras
57
4. Ds : - Gangguan Hemipharese
Do : klien terlihat lemah, mobilitas
hemipharese separuh bagian fisik
tubuh sebelah kiri, penurunan
kesadaran dengan GCS
E3M5Vafasia, ADL dibantu, nilai
kekuatan otot tangan kanan 3,
tangan kiri 0, kaki kanan 3, kaki
kiri 0
5. DS:- Kerusaka Kerusakan
DO: Klien mengalami gangguan n sirkulasi serebral
komunika
si
58
komunikasi verbal. Klien verbal
mengalami penurunan
kesadaran dengan GCS E3 M5
VAfasia, hasil rongtent CT Scan
tanpa kontras terdapat
perdarahan intraserebral pada
lobus temporo parieto occipital
dextra dengan volume
perdarahan kurang lebih 100,82
cc
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
perdarahan intraserebral.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya
penumpukan sekret sekunder adanya penurunan reflek batuk
dan menelan.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan adanya kelemahan otot mengunyah dan menelan.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemipharese.
5. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan
sirkulasi serebral.
D. Intervensi
No Waktu Tujuan dan KH Intervens Rasiona
Dx i l
25/4/11 Setelah 1. Observasi TTV dan 1. Mengetahui tiap
16.00 dilakuka kelainan tekanan perubahan pada
WIB n tindakan intra kranial klien secara dini
keperawatan 1x24 dan untuk
jam perfusi jaringan penetapan
otak dapat tercapai tindakan yang
optimal dengan KH : tepat.
1. Klien tidak gelisah
2. Berikan posisi kepala 2. Mengurangi
2. Tidak ada
lebih tinggi 15-30 tekanan darah
keluhan seperti
derajat dengan letak arteri dengan
1. pusing mual dan
jantung meningkatkan
muntah
drainase vena dan
3. GCS= E4 V5 M6
memperbaiki
4. Pupil isokor
sirkulasi cerebral.
59
5. Reflek
3. Anjurkan bed rest total 3. Batuk dan
cahaya positif
mengejan
6. TTV normal
meningkatkan
tekanan
intrakrainal
dan potensial
terjadi pendarahan
ulang.
60
4. Kolaborasi dengan 4. Memproteksi otak
dokter pemberian dari kerusakan-
obat kerusakan yang
neuroprotector:Pirace lainnya.
ta m 3 gr/6 jam/IV
5. Kolaborasi dengan 5. Manitol berefek
dokter pemberian diuresis, menarik
obat osmotic oedem otak dan
diuretic perdarahan pada
: Manitol 125 cc/6 otak, berefek urin
jam/IV banyak dan TD
turun.
61
5. Kolaborasi dengan 5. Untuk
dokter untuk menguran
pemberian gi O2 konsumsion
vasodilator:
Isosorbit
Dinitrat 5 mg /8
62
jam/oral
4. Mempertahankan
kekuatan tonus
otot
63
5. 25/4/11 Setelah dilakukan 1. Kaji tipe atau 1. Membantu
16.00 tindakan derajat disfungsi menentukan
WIB keperawatan 1x24 daerah dan
jam kerusakan derajat kerusakan
sirkulasi serebral serebral yang
berkurang dengan terjadi dan
KH: kesulitan pasien
1. Tidak terjadi dalam beberapa
perdarahan atau seluruh
lebih lanjut 2. Monitor tanda- tahap proses
pada otak tanda vital komunikasi
2. Tekanan darah 2. TD harus selalu
dalam batas di monitor, jika
normal TD
3. Tidak terjadi tinggi diatas
muntah, normal resiko
kejang terjadinya
64
perdarahan ulang
3. Berikan posisi 3. Mengurangi
kepala elevasi 15- tekanan darah
300 arteri dengan
meningkatkan
drainase vena dan
memperbaiki
sirkulasi cerebral.
4. Kolaborasi dengan 4. Memproteksi
dokter pemberian otak dari
obat neuroprotektor: kerusakan-
piracetam 3 gr/6 kerusakan yang
jam/IV lainnya.
5. Kolaborasi dengan 5. Asam
dokter pemberian tranexamat
Asam Tranexamat 1 berfungsi
gr/8 sebagai anti
jam/IV perdarahan
E. Implementasi
No Waktu Tindaka Respon Klien Paraf
Dx n
1. 25/4/11 1. Memberikan 02 kanul S:
15.00 3 l/menit O: RR : 44x/menit, klien terlihat
sesek, menggunakan otot bantu
nafas, kepala ekstensi
65
kepala lebih tinggi 300
1,5 15.15 S:-
O: Letak kepala lebih tinggi 300,
untuk mengurangi tekanan
66
arteri, mengurangi perdarahan
intraserebral
2. 20.10 S:-
4. Menjaga kepatenan O: RR : 36 x/menit
jalan nafas Kepala sedikit
extensi
2. 20.10
5. Menjaga kepatenan 02 S:-
O: O2 3 l/menit, RR: 36 x/menit
2. 20.15
6. Mengkaji frekuensi S:-
pernapasan, O: Terdengar
auskultasi snoring , RR : 36
x/menit
Menggunakan otot bantu
1,5 22.00 nafas, napas cepat dan dalam
68
pada pukul
02.20
6. Melakukan perawatan
jenasah S:-
O: Klien meninggal dunia,
melepas pakaian, melepas
semua alat yang terpasang,
mengikat anggota gerak dan
kepala
7. Mengantar ke kamar
jenasah S:-
O: klien meninggal dunia
F. Evaluasi
No Waktu Evaluas Paraf
Dx i
1. 26/4/11 S:-
08.00 O: Klien gelisah, Capileri refil <3 detik, penurunan
WIB kesadaran, GCS 8 dengan E3M5Vafasia TD:
160/110 mmHg, S: 370 C, N: 78x/menit, RR:
40x/menit,
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV dan kelainan tekanan intra
kranial
2. Berikan posisi kepala lebih tinggi 15-30 derajat
dengan letak jantung
3. Anjurkan bed rest total
4. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat
Piracetam 3 gr/6 jam/IV, Manitol 125 cc/
jam/IV, Citicolin 500mg/12 jam/IV, Asam
Tranexamat 1 gr/8 jam/IV.
69
2. Ajarkan dan anjurkan keluarga klien
mengubah posisi klien tiap 2 jam
3. Kolaborasi dengan petugas fisioterapi
melakukan fisioterapi dada sesuai KU pasien
4. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian vasodilator (Isosorbit
Dinitrat 5 mg/8 jam/oral)
5. Berikan O2 adekuat
3. 26/4/11 S:-
08.20 O: Klien lemah, diit masuk ½ gelas (75 cc), tidak
WIB terdapat residu, terpasang infus RL 20 tpm,
A: Masalah belum
teratasi P: Lanjutan
intervensi.
1. Pemberian nutrisi adekuat, diit sesuai terapi
(200 cc/
4 jam/ parenteral)
2. Monitor terapi cairan inus RL 20 tpm
4. 26/4/11 S:-
12.00 O: Klien lemah, hemipharese separuh bagian tubuh
WIB sebelah kiri, nilai kekuatan otot tangan kanan 3,
tangan kiri 0, kaki kanan 3, kaki kiri 0. Sendi
masih sedikit kaku.
P: Lanjutan intervensi
1. Lakukan gerak pasif pada ekstremitas yang sakit
2. Ajarkan pada keluarga untuk melakukan alih
baring tiap dua jam pada klien
3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan
gerak pasif pada klien
5. 26/4/11 S:-
09.00 O: Klien mengalami afasia, klien mengalami
WIB penurunan kesadaran, KU lemah, TD: 160/110
mmHg, S: 370 C, N: 78x/menit, RR: 40x/menit.
Klien tidak mengalami muntah, tidak kejang
A: Masalah teratasi
sebagian P: Lanjutkan
intervensi
1. Berikan posisi kepala elevasi 15-300
2. Monitor tanda-tanda vital
3. Observasi adanya muntah dan kejang
2. 26/4/11 . S:-
22.00 O: KU klien lemah, tingkat kesadaran apatis, GCS:
WIB E3 M3 VAfasia, TD: 160/100 mmHg, S: 380C, RR:
34 x/menit, N: 78 x/menit. Klien sesek, terdengar
snoring, mata cekung, napas cepat dan dalam.
70
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Berikan O2 adekuat
2. Posisikan kepala ekstensi sedikit miring
3. Observasi pola dan frekuensi pernapasan
27/4/11 S:-
P:
I:
E:
2. RR tidak ada
1. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://med.unhas.ac.id/
kedokteran/wp-content/uploads/2018/01/Manual-CSL-5-Pemasangan-
NGT.pdf&ved=2ahUKEwjKzbP2xaTkAhVNaCsKHStqBnkQFjAAegQIAxAB&us
g=AOvVaw1cWvbm4jCCgolKCPCpcfQX
2. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unimus.ac.
id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-lusiratnan-6269-3-babiii-
u.pdf&ved=2ahUKEwjfm-
Pgw6TkAhVReH0KHfgrCP0QFjAJegQIAxAB&usg=AOvVaw2u14VYsKYFl08k
6QArwBtI