Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

SUBARAKHNOID HEMORAGIC (SAH)

DEFINISI
Subarakhnoid Hemoragic (SAH) adalah pendarahan yang terjadi di ruang subarachnoid di
antara yang berada di lapisan pelindung otak atau meningen, akibat pecahnya atau
rusaknya pembuhu darah (Harsono, 2016)

ETIOLOGI FAKTOR RESIKO

1. Ruptur aneuriesma (robekan 1. Lanjut usia

yang terjadi pada pembuluh 2. Jenis kelamin (laki-laki lebih

darah akibat pelebaran beresiko)

pembuluh darah abnormal di 3. Riwayat penyakit keluarga

otak) dengan SAH

2. Malformasi Arteriovenosa 4. Hipertensi

(MAV) (Kondisi adanya 5. Merokok

pertumbuhan abnormal pada (Mansjoer, 2011)

pembuluh darah di otak)


(Kowalak, 2011
KOMPLIKASI

1. Edema Serebri
MANIFESTASI KLINIS 2. Perdarahan berulang
1. Nyeri kepala yang hebat dan 3. Hidrosefalus
mendadak 4. Vasospasme serebri
2. Kejang 5. Pneumonia
3. Penurunan kesadaran 6. Hipovolemia
4. Fotofobia 7. Hiponatremia
5. Mual dan muntah (Satyanegara, 2013)
6. Tanda kaku kuduk (+)
(Corwin, 2016)
PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Bed rest total dengan posisi kepala head up 15-30º
b. Berikan terapi oksigen 2-3 L/menit dengan nasal kanul
c. Pasang infus IV sesuai kebutuhan
d. Monitor ketat kelainan-kelainan neurologis yang timbul
e. Mengatur dan monitor tekanan darah untuk mencegah risiko perdarahan ulang
2. Penatalaksaan Medis
a. Antifibrinolik, untuk mencegah perdarahan ulang seperti asam tranexamat
dengan dosis 250-500 mg dua kali perhari melalui IV
b. Diuretik/Anti edema, yang diberikan berupa Manitol 20% untuk mengurangi
TIK. Dosis yang diberikan melalui intravena selama 30-60 menit sebanyak
0,25-2 gram/kgBB dan furosemide untuk mengurangi cairan berlebih ditubuh
dan menurunkan tekanan darah dengan dosis 20-40 mg melalui IV
c. Nimodipine, untuk memperbaiki defisit neurologi akibat vasospasme. Dengan
dosis 1-2 mg/jam IV di hari ketiga setelah pemberian pertama atau melalui
karena tekanan hemodinamik
oral sebanyak pada
60 mg/6 jamdinding
hinggaarteri percabangan dan perlekukan.Saccular a
21 hari.
d. Antikonvulsan, yaitu fenitolin untuk mengatasi kejang dengan dosis 15-20
mg/kgBB/hari.
e. Tindakan operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi SAH yaitu tindakan
kranitomi berupa Coiling/Wrapping Aneurisma dan Clipping Aneurisma,
berfungsi meminimalisir perdarahan berulang setelah terjadinya rupture
aneurisma pada SAH
f. Terapi tambahan untuk pasien yang sangat gelisah, pemberian haloperidol
diberikan sebanyak 1-10 mg/6 jam melalui intramuscular.
(PERDOSSI, 2011; Satyanegara, 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G., et al. 2018. Nursing Intervention Classification (NIC): 7 th Edition St.
Louise, Misouri: Mosby, Inc

Corwin, J Elizabeth. 2016. Buku Patofisiologi: 3 th Edition. Jakarta: EGC

Harsono. 2016. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Herdman, T. H. 2018. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi &


Klasifikasi tahun 2018-2020. Edisi 11. Jakarta: EGC

Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Banjarmasin, 03 Desember 2019


Preceptor Klinik, Ners Muda,

(Rahima Fitri Hakim, S.kep., Ns) (Nadiyah, S.Kep)


PATHWAY

Kolestrol Arteri berhubungan langsung ke pembuluh


Hipertensi Merokok Alkohol
tinggi vena tanpa intervensi kapiler

Pelebaran abnormal High flow


pembuluh darah di otak

Malformasi Arterio Venosa (MAV)


Aneurisma pecah pecah

Perdarahan arakhnoid

Herniasi serebral

Penurunan kesadaran
Peningkatan tekanan intrakranial

Penekanan Penekanan saluran pernafasan Vasospasme arteri serebral


langsung
Ketidakefektifan pola nafas Iskemik/ Infark
Menekan
jaringan serebral Defisit Neurologis
Nyeri akut Hemisfer kiri Hemisfer kanan
hipoksemia
Hemiparase kanan Hemiparase kiri
Penurunan kesadaran

Gangguan perfusi jaringan Hambatan mobilitas fisik


serebral

Anda mungkin juga menyukai